Anda di halaman 1dari 21

ABSTRAK

Selama ini kita hidup selalu berdampingan dengan namanya logam terutama logam keras.
Dari kehidupan tersebut kita bertanya, bagaimana logam keras tersebut dapat dibentuk
sedemikian rupa ? . Proses pembentukan tersebut tidak bias lepas dari dua mesin yaitu mesin
bubut dan mesin frais. Di kedua mesin tersebut terdeapat perbedaan yang mencolok serta
kelengkapannya yang berbeda. Mesin frais yang memiliki 3 sumbu sedangkan mesin bubut
memiliki 2 sumbu saja. Pada makalah ini akan di bahas mengenai bagaimana proses pembuatan
roda gigi di mesin frais, membuat tirus di mesin bubut dan proses membuat ulir di mesin bubut,
serta menjelaskan kelengkapannya saat proses tersebut dilakukan

PENDAHULUAN

Saat ini Indonesia sedang memasuki tahap revolusi industry 4.0 di mana semua serba
menggunakan internet. Yang menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia adalah munculnya
teknologi teknologi canggih. Dari sana peran mesin mulai terancam, dan mulai digantikan
dengan teknolgi canggih tersebut. Jurusan teknik mesin khususnya mulai dituntut untuk mulai
mempelajari teknologi canggih tersebut. Namun setiap teknologi canggih tersebut awalnya
adalah teknolgi yang sangat sederhana yang mampu dikembangkan oleh manusia. Denagn
belajar teknologi dasarnya maka kitadapat mengetahui prinsip kerja teknologi canggih tersebut

Tujuan

Untuk mengetahui tentang dasar-dasar pemesinan khususnya pada mesin bubut dan frais,
juga pula untuk mengetahui beberapa pekerjaan yang dapat dilakukan dengan proses pemesinan
tersebut, beserta langkah kerjanya. Tujuan yang terakhir yaitu sebagai salah satu pemenuhan tugas
akhir dalam mata kuliah Teknologi Mekanik yang diampu oleh bapak Rusyanto, S.Pd, M.T.
Pengertian Mesin Bubut
Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan untuk proses pemotongan benda
kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada benda kerja dimana pahat digerakkan secara translasi
dan sejajar dengan sumbu dari benda kerja yang berputar.

Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang memiliki populasi terbesar di dunia ini dibandingkan mesin
perkakas lain seperti mesin freis, drill, sekrap dan mesin perkakas lainnya. 

Prinsip Kerja Mesin Bubut


Prinsip kerja mesin bubut ialah menghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu
dimana benda kerja diputar dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan
oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Gerakan putar dari
benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak makan (feeding).

Bagian-bagian Mesin Bubut


Pada dasarnya mesin bubut terdiri dari beberapa komponen utama antara lain:

1. Meja mesin
2. Headstock
3. Tailstock
4. Compound slide
5. Across slide
6. Toolpost
7. Leadscrew
8. dan lain-lain. 
Gambar berikut ini diperlihatkan nama-nama bagian atau komponen yang umum dari mesin bubut:
Fungsi masing-masing bagian mesin bubut ialah sebagai berikut: 

1. Tailstock untuk memegang atau menyangga benda kerja pada bagian ujung yang berseberangan
dengan chuck (pencekam) pada proses pemesinan di mesin bubut.  
2. Lead crew adalah poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar dengan bangku,
memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap
dan putarannya bisa dibalik. Dipasang ke pembawa (carriage) dan digunakan sebagai ulir
pengarah untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai. 
3. Feedrod terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk menyalurkan daya dari kotak
pengubah cepat (quick change box) untuk menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang
atau memanjang. 
4. Carriage terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron. Konstruksinya kuat karena harus
menyangga dan mengarahkan pahat pemotong. Dilengkapi dengan dua cross slide untuk
mengarahkan pahat dalam arah melintang. Spindle yang atas mengendalikan gerakan dudukan
pahat dan spindle atas untuk menggerakkan pembawa sepanjang landasan. 
5. Toolpost digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan menggunakan pemegang
pahat. 
6. Headstock adalah tempat terletaknya transmisi gerak pada mesin bubut yang mengatur putaran
yang dibutuhkan pada proses pembubutan.
Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan dengan mesin bubut

1. Pembubutan muka (facing), yaitu proses pembubutan yang dilakukan


pada tepi penampang atau gerak lurus terhadap sumbu benda kerja,
sehingga diperoleh permukaan yang halus dan rata.
2. Pembubutan rata (pembubutan silindris), yaitu pengerjaan benda yang
dilakukan sepanjang garis sumbu.
3. Pembubutan ulir (threading), yaitu pembubutan ulir dengan pahat ulir.
4. Pembubutan tirus (taper), yaitu proses pembubutan enda kerja berbentu
konis.
5. Pembubutan (drilling), yaitu pembubutan denganmenggunakan mata or,
sehingga akan diperoleh lubang pada benda kerja.
6. Perluasan lubang (boring), yaitu proses pembubutan yang bertujuan untuk
memperbesar lubang.
7. Knurling, yaitu proses pembubutan luar (pembubutan silindris) yang
bertujuan untuk membubut profil pada permukaan benda kerja.

PROSES PEMBUBUTAN ULIR

Proses pembuatan ulir segitiga pada mesin bubut

Pilihlah pahat yang akan digunakan ,  kemudian  dilakukan  setting  posisi  pahat  terhadap 
benda kerja. Setting ini dilakukan terutama untuk mengecek posisi ujung pahat bubut terhadap
sumbu  mesin  bubut/  sumbu  benda  kerja.  Setelah  itu  dicek   posisi  pahat  terhadap
permukaan benda kerja , supaya diperoleh sudut ulir yang simetris terhadap sumbu yang tegak
lurus terhadap sumbu benda kerja (Gambar 5).
Gambar 5. Setting pahat bubut untuk proses pembuatan ulir luar

Parameter  pemesinan  untuk  proses  bubut  ulir  berbeda  dengan  bubut  rata.  Hal
tersebut terjadi karena pada proses pembuatan ulir gerak makan (f) adalah kisar (pitch) ulir
tersebut, sehingga putaran spindel tidak terlalu tinggi (secara kasar sekitar setengah dari  putaran 
spindel  untuk  proses  bubut  rata). Perbandingan  harga  kecepatan  potong untuk proses bubut
rata (Stright turning) dan proses bubut ulit (threading) . Untuk RPM pada saat membuat
sepertiga dari RPM normal

 Langkah penyayatan ulir

Supaya  dihasilkan  ulir  yang  halus  permukaannya  perlu  dihindari  kedalaman potong 
yang  relatif  besar.  Walaupun  kedalaman  ulir   kecil  (misalnya  untuk  ulir M10x1,5 ,
dalamnya ulir 0,934 mm) proses penyayatan tidak dilakukan sekali potong, biasanya dilakukan
penyayatan antara 5 sampai 10 kali penyayatan ditambah sekitar 3 kali penyayatan kosong
(penyayatan pada diameter terdalam). Hal tersebut karena pahat ulir  melakukan  penyayatan 
berbentuk  V.   Agar  diperoleh  hasil  yang  presisi  dengan proses  yang  tidak  membahayakan 
operator  mesin,  maka  sebaiknya  pahat  hanya menyayat pada satu sisi saja (sisi potong pahat
sebelah kiri untuk ulir kanan, atau sisi potong  pahat  sebelah  kanan  untuk  ulir  kiri). Proses 
tersebut  dilakukan  dengan  cara memiringkan eretan atas dengan sudut 29o. (Gambar 6) untuk
ulir metris. Sedang untuk ulir Acme dan ulir cacing dengan sudut 29 o, eretan atas dimiringkan
14,5o.

Gambar 6. Eretan atas diatur menyudut terhadap sumbu tegak lurus benda kerja dan arah
pemakanan pahat bubut
Proses penambahan kedalaman potong (dept of cut) dilakukan oleh eretan atas .
Proses bubut ulir dilakukan dengan cara :
a. Memajukan pahat pada diameter luar ulir.
b. Setting ukuran pada eretan atas menjadi 0 mm.
c. Tarik  pahat  ke  luar  benda  kerja,  sehingga  pahat  di  luar  benda  kerja dengan  jarak
bebas sekitar 10 mm.
d. Atur handel kisar menurut tabel kisar yang ada di mesin bubut, geser handel gerakan
eretan bawah untuk pembuatan ulir.
e. Masukkan pahat dengan kedalaman potong sekitar 0,1 mm.
f. Jalankan mesin sampai panjang  ulir yang dibuat terdapat goresan pahat, kemudian
hentikan mesin dan tarik pahat keluar.
g. Periksa kisar ulir yang dibuat (Gambar 7) dengan menggunakan kaliber ulir (screw pitch 
gage).  Apabila  sudah  sesuai  maka proses  pembuatan  ulir dilanjutkan.  Kalau kisar
belum sesuai periksa posisi handel pilihan kisar pada mesin bubut.

Gambar  7. Pengecekan kisar ulir dengan kaliber ulir


h. Gerakkan  pahat  mundur  dengan  cara  memutar  spindel  arah  kebalikan, hentikan
setelah  posisi  pahat  di  depan  benda  kerja  (Gerakan  seperti gerakan  pahat  untuk
membuat poros lurus).
i. Majukan pahat untuk kedalaman potong berikutnya dengan memajukan eretan atas.
j. Langkah dilanjutkan seperti no 7) sampai kedalam ulir maksimal tercapai.
k. Pada kedalaman ulir maksimal proses penyayatan perlu dilakukan berulang-ulang agar
beram yang tersisa terpotong semuanya.
l. Setelah  selesai  proses  pembuatan  ulir,  hasil  yang  diperoleh  dicek  ukuranya
(Diameter mayor, kisar, diameter minor, sudut).

Proses pembuatan ulir segiempat


Proses pembubutan ulir segi empat tidak jauh berbeda dengan proses pembuatan ulir segitiga.
Yang membedakan hanya bentuknya saja. Untuk setting yang lainnya sama dengan proses .
pembuatan ulir segitiga.

Proses seting pahat ulir

a)Pasangkan pahat ulir segiempat lebar 2 mm

b)Tepatkan posisi pahat ulir tegak lurus sumbu benda kerja.

c)Gunakan Mal pahat ulir segiempat.

d)Pahat ulir segi empat

e)Mal pahat ulir segi empat

a) Setting kisar otomatis bubut ulir

Proses bubut ulir dilakukan dengan cara :


a. Memajukan pahat pada diameter luar ulir.
b. Setting ukuran pada eretan atas menjadi 0 mm.
c. Tarik  pahat  ke  luar  benda  kerja,  sehingga  pahat  di  luar  benda  kerja dengan  jarak
bebas sekitar 10 mm.
d. Atur handel kisar menurut tabel kisar yang ada di mesin bubut, geser handel gerakan
eretan bawah untuk pembuatan ulir.
e. Masukkan pahat dengan kedalaman potong sekitar 0,1 mm.
f. Jalankan mesin sampai panjang  ulir yang dibuat terdapat goresan pahat, kemudian
hentikan mesin dan tarik pahat keluar.
g. Periksa kisar ulir dengan jangka sorong
h. Gerakkan  pahat  mundur  dengan  cara  memutar  spindel  arah  kebalikan, hentikan
setelah  posisi  pahat  di  depan  benda  kerja  (Gerakan  seperti gerakan  pahat  untuk
membuat poros lurus).
i. Majukan pahat untuk kedalaman potong berikutnya dengan memajukan eretan atas.
j. Langkah dilanjutkan seperti no 7) sampai kedalam ulir maksimal tercapai.
k. Pada kedalaman ulir maksimal proses penyayatan perlu dilakukan berulang-ulang agar
beram yang tersisa terpotong semuanya.
l. Setelah  selesai  proses  pembuatan  ulir,  hasil  yang  diperoleh  dicek  ukuranya
(Diameter mayor, kisar, diameter minor, sudut).
PERHITUNGAN RODA GIGI PENGGANTI

Pembagian tidak langsung

Pembagian tidak langsung dilakukan bila pembagian langsung tidak dapat dilakukan. Pembagian
tidak langsung dilakukan dengan tangan pada waktu masuknya penggerak
cacing. Piringan pembagi d dipasangkan pada rangkanya.
Cacing (ulir) yang menggerakkan berulir tunggal (z1 = 1) dan roda cacing yang digerakkan
mempunyai 40 gigi, (z = 40) perpindahan Iv antar cacing dan roda-roda cacing ialah:

Iv :perbandingan perpindahan kepala pembagi


Z1 :jumlah ulir cacing
Z2 :jumlah gigi roda cacing

Gambar 95. Pembagian Tidak Langsung


Supaya benda kerja berputar satu kali, engkolnya
harus diputar 40 kali. Bila keliling benda kerja
harus dibagi ke dalam 8 bagian yang sama, maka
kita bagi putaran engkol
sebanyak 40, yang diperlukan untuk satu putaran
benda kerja itu, dengan 8. Maka jumlah putaran
engkol untuk tiap bagian ialah 40 : 8 = 5.
Pada umumnya berlaku
Ne : perbandingan perpindahan kepala pembagi
iv k : jumlah putaran engkol tiap bagian
Tk : jumlah bagian yang harus membagi keliling
engkol
Misalnya kita akan membuat roda gigi yang mempunyai gigi 97 maka perhitungan langsungnya
adalah:
Piring pembagi dengan jumlah lubang 97 tidak tersedia.Berarti kita harus
melakukan pembagian secara tidak langsung dengan menggunakan roda gigi-
roda gigi tambahan untuk memutarkan piring pembagi ke arah yang
berlawanan atau kearah yang searah dengan putaran engkol.
Perhitungan yang dilakukan sebagai berikut:
Dari perhitungan tersebut akan didapatkan angka-angka yang menunjukkan
jumlah gigi untuk roda gigi tambahan yang harus dipasang.
Pemasangan roda gigi tambahan tersebut dapat dilakukan sebagaimana terlihat
dalam Gambar 96 berikut:
Gambar 96. Pemasangan Roda Gigi Tambahan
Roda-roda gigi pada kepala pembagi sebagai roda-roda tukar mempunyai seri yang disajikan
pada Tabel 4. berikut:
Contoh :
Akan dibuat sebuah roda gigi
dengan mesin frais universal. Jika
roda gigi tersebut memiliki 97 buah
gigi
a. tentukan putaran engkol dan
pembaginya
b. tentukan jumlah gigi pada roda –
roda gigi tambahan
c. gambarkan pemasangan roda gigi
tersebut
Penyelesaian:
Dengan pembagian langsung didapatkan
Piring pembagi dengan jumlah lubang 97 tidak ada. Umpamakan gigi yang
akan dibuat adalah 9 0 maka putaran engkolnya adalah
Jadi engkol diputar 8 lubang atau
lubang ke 9 pada piring pembagi
dengan jumlah lubang 18
Dengan perumpamaan jumlah gigi 90 tersebut
berarti piring pembagi harus mundur 7 gigi untuk satu putaran benda kerja. Putaran piring
pembagi ini dapat terlaksana jika dipasang roda 94 roda gigi tambahan. Untuk menentukan
jumlah gigi pada roda gigi
tambahan dapat digunakan rumus:
Angka-angka 14, 9, 20 dan 10 di
atas menunjukkan jumlah roda gigi
tambahan yang harus dipasang.
Apabila dilihat pada persediaan jumlah roda-roda gigi ternyata roda gigi dengan jumlah tersebut
di atas tidak ada. Jadi harus dihitung lagi dengan mengalikan penyebut dan pembilang dengan
bilangan yang sama dan
seterusnya hingga didapat
angka-angka yang sama
dengan jumlah gigi roda-roda
tukar yang tersedia pada
perhitungan
Dengan demikian roda-roda
giogi tambahannya adalah:
Z1 : 56 gigi
Z2 : 36 gigi
Z3 : 48 gigi
Z4 : 24 gigi
Pemasangan roda–roda gigi tambahan tersebut dapat disajikan dalam diagram pada Gambar 97
berikut:
Gambar 97 Pemasangan Roda Gigi Pengganti
MEMBUBUT TIRUS

Menggeser atau memutar eretan atas

menggeser eretan atas

Seperti yang sudah dijelaskan di artikel bagian utama mesin bubut, eretan atas dapat diputar atau
digeser. Di eretan atas tercantum sudut-sudut untuk mempermudah operator menghitung
pergeseran eretan atas.

Untuk menghitung sudut pergeseran eretan atas dapat menggunakan rumus

rumus tirus

Keterangan

tan ⍺ = sudut pergeseran eretan atas

D = diameter besar
d = diameter kecil

L = panjang bagian benda kerja yang akan dibuat tirus

Ketika membubut tirus dengan langkah ini, benda kerja harus ditopang dengan bantuan kepala
lepas. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, posisi senter pada kepala lepas harus benar-
benar senter terhadap kepala tetap.

Berikut ini secara lebih detail panduan langkah kerja untuk melakukan teknik membubut tirus
dengan memutar eretan atas:

1. Mencermati gambar kerja, terutama pada bagian yang akan dikerjakan tirus.
2. Melakukan perhitungan besar sudut dengan menggunakan rumus di atas sesuai ukuran
benda kerja yang terdapat pada gambar kerja.
3. Menyetel posisi eretan atas sesuai dengan besar sudut hasil perhitungan tersebut.
4. Memasang pahat bubut setinggi senter benda kerja dengan prosedur yang sudah diajarkan
sebelumnya.
5. Memasang benda benda kerja pada cekam sebagaimana pencekaman pada proses
pembubutan lainnya. Pastikan pencekaman kuat, aman dan putaran sentris.
6. Memutar benda kerja serta mengatur titik nol penyayatan pahat terhadap benda kerja,
khususnya posisi eretan atas dan eretan lintang.
7. Melakukan penyayatan benda kerja dengan menggerakkan eretan atas.
8. Mengatur kedalaman penyayatan dengan menggunakan eretan lintang, yang sebelumnya
sudah diatur posisi titik nol-nya.
9. Mengulangi penyayatan sebagaimana langkah (7) dan (8) di atas sampai dengan tercapai
ukuran diameter dan panjang bagian tirus yang diinginkan sesuai gambar kerja.

Keuntungan membubut tirus dengan menggeser eretan atas, antara lain :

Dapat membuat sudut tirus yang besar sampai mendekati 90°.

Dapat membuat tirus pada bagian dalam benda kerja


Kekurangan membuat tirus dengan menggeser eretan atas, antara lain :

Tidak bisa menggunakan pemakanan otomatis. Karena eretan atas tidak terhubung dengan poros
pembawa. Sehingga dilakukan secara manual.

Tidak dapat membuat tirus yang panjang. Karena keterbatasan panjang eretan atas.

Menggeser kepala lepas

menggeser kepala lepas

Kepala lepas memiliki bagian yang dapat digeser untuk keperluan membubut tirus. Di bagian
bawah eretan kepala lepas terdapat garis-garis yang dapat digunakan operator untuk mengatur
pergeserannya.

Untuk menghitung sudut pergeseran kepala lepas dapat menggunakan rumus


rumus tirus2

D = diameter besar

d = diameter kecil

L = panjang total benda kerja

I = panjang tirus

x = besar pergeseran. Maksimal 2-3% L

Langkah Kerja Pada Mesin Bubut

PERSIAPAN CARA MEMBUBUT TIRUS

1. Mundurkan kepala lepas sampai pada posisi paling kanan di meja mesin.
2. Kendorkan baut pengikat antara bagian upper casting dan lower casting pada kepala
lepas.
3. Kemudian atur sedemikian rupa sehingga diperoleh pergeseran antara bagian upper
casting dan lower casting kepala lepas sebesar 2 mm sesuai hasil perhitungan di atas.
4. Kencangkan kembali baut pengikatnya.
5. Periksa dan pastikan ukuran bahan sesuai dengan kebutuhan pada gambar kerja.
6. Periksa dan pastikan peralatan bantu yang akan digunakan dalam kondisi siap pakai.
7. Pada saat pemasangan pahat bubut harus dipastikan setinggi center benda kerja.
8. Pasang benda kerja pada cekam mesin bubut dengan pencekaman yang kuat dan benar
sehingga putarannya centris.

 TINDAKAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Pastikan pencekaman benda kerja dengan benar dan kuat.


2. Tidak melakukan perubahan putaran mesin dalam kondisi mesin hidup.
3. Lepaskan segera kunci chuck setiap selesai mencekam benda kerja pada mesin bubut.
4. Pakailah alat pelindung mata selama melakukan pekerjaan pembubutan.
5. Tidak membersihkan tatal mesin (sisa pemotongan bahan) selama mesin masih hidup
(spindel berputar)
6. Biasakan meletakkan alat-alat ukur/alat kerja pada posisi yang aman dan tidak ditumpuk.
7. Gunakan semua peralatan praktik sesuai fungsinya.

 Proses Pengerjaan Cara Membubut Tirus

1. Atur putaran mesin (rpm) sesuai dengan diameter benda kerja yang sedang dikerjakan.
2. Atur dan posisikan pencekaman benda kerja sehingga dapat mengerjakan sisi bagian
sebelah kanan terlebih dahulu. Lakukan bubut facing sampai memperoleh permukaan yang halus
dan buat lubang center bor pada sisi tersebut.
3. Kemudian lakukan pembubutan rata sampai dengan memperoleh Ø 30 mm dengan
panjang lebih dari setengah ukuran panjang keseluruhan.
4. Balik posisi benda kerja untuk dapat mengerjakan ujung sisi sebelahnya.
5. Atur dan posisikan pencekaman benda kerja sehingga dapat mengerjakan sisi bagian
sebelah kiri. Lakukan bubut facing sampai memperoleh panjang keseluruhan benda kerja sebesar
100 mm dengan permukaan yang halus kemudian dibuat luang center bor.
6. Kemudian lakukan pembubutan rata untuk bagian ujung sehingga memperoleh Ø 30 mm
sepanjang benda kerja yang ada.
7. Kemudian lakukan pencekaman benda kerja dengan menggunakan dua center seperti
yang ditunjukkan pada gambar di atas. Pastikan pencekaman benda kerja kuat dan benar demi
alasan keamanan dan keselamatan kerja.
8. Lakukan proses pembubutan rata seperti biasa menggunakan eretan bawah, sampai
tercapai ukuran diameter bagian ujung kanan sebesar 25 mm.
9. Lepaskan benda kerja dan proses pembubutan selesai dilakukan.

Keuntungan membubut tirus dengan menggeser kepala lepas, antara lain :

Dapat membuat tirus yang panjang

Dapat menggunakan pemakanan otomatis. Karena pemakanannya menggunakan eretan alas yang
dapat dihubungkan dengan poros pembawa.

Kekurangan membubut tirus dengan menggeser kepala lepas, antara lain :

Pergeseran maksimal hanya 3% dari panjang benda kerja.

Membutuhkan peralatan tambahan (senter mati dan lathe dog).

Tidak dapat membuat tirus di bagian dalam.


Menggunakan peralatan tirus atau taper attachment

taper attachment

mikesworkshop.weebly.com

Untuk memudahkan operator membubut tirus, dapat juga menggunakan peralatan tambahan
seperti taper attachment. Alat ini dipasang pada meja mesin bubut di bagian atas.

Untuk menghitung besar sudut atau pergeseran dapat menggunakan rumus

rumus tirus

Keterangan

tan ⍺ = sudut pergeseran eretan atas

D = diameter besar
d = diameter kecil

L = panjang bagian benda kerja yang akan dibuat tirus

Cara menggunakan alat taper attachment, yaitu:

setting tapper attachment

mikesworkshop.weebly.com

Pasang dan ikatkan taper attachment pada meja mesin bubut. Pastikan batang pemandu sejajar
dengan meja mesin bubut.

Lepaskan feed screw pada eretan lintang. Karena pergerakan pahat akan memanfaatkan batang
pemandu pada taper attachment.

Atur sudut ketirusan pada taper attachment.

Pasang benda kerja dengan bantuan kepala lepas agar terpasang dengan kencang.

Lakukan pembubutan tirus dengan memanfaatkan eretan alas dan eretan atas untuk mengatur
besar pemakanan.

Keuntungan membubut tirus dengan taper attachment, antara lain :

Dapat membuat tirus di luar dan dalam.

Dapat menggunakan pemakanan otomatis karena menggunakan eretan alas yang dapat
dihubungkan dengan poros pembawa.

Kekurangan membubut tirus dengan taper attachment, antara lain :


Pemasangan dan pengaturan taper attachment yang membutuhkan waktu lama.

Tidak dapat membuat tirus yang panjang karena keterbatasan batang pemandu.

Sudut tirus maksimal kurang lebih 5°


http://bingkaisumberbelajar.blogspot.com/2016/04/proses-pembubutan-ulir.html

http://mprabowo19.blogspot.com/2013/02/soal-dan-pembahasan-mesin-frais.html

https://agungtamba.wordpress.com/2014/10/27/dividing-head-kepla-pembagi/

https://www.academia.edu/34964238/Langkah_Ulir_segiempat

http://hazismn.blogspot.com/2015/06/bagian-bagian-mesin-bubut.html

https://docplayer.info/30541324-Modul-pembelajaran-bidang-keahlian-teknik-mesin-program-
keahlian-teknik-mesin-perkakas-program-diklat-pekerjaan-permesinan-tingkat-ii-dua.html

http://cherikaziyasafira.blogspot.com/2019/01/fungsi-lonceng-ulir.html

https://teknikece.com/membubut-tirus/

https://achmadarifin.com/teknik-membubut-tirus-dengan-eretan-atas

http://achmadarifin.com/cara-membubut-tirus-menggeser-kepala-lepas

http://mesinnews.blogspot.com/2015/05/pengertian-mesin-bubut-lengkap.html
Pembuatan Roda Gigi Lurus

 Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat roda gigi lurus adalah sebagai berikut.
1.      Mesin bubut
2.      Pahat bubut
3.      Mesin frais horizontal
4.      Pisau frais modul
5.      Kunci pass
6.      Kikir rata halus
7.      Jangka sorong
8.      Penggaris siku
9.      Mata bor
10.  Bor senter
11.  Bahan : ST 41.ø 100 x 20 mm bahan pembuat roda gigi
12.  Bahan ST.41. 20 ø x 100 mm untuk pembuatan Mandrel

Anda mungkin juga menyukai