Anda di halaman 1dari 4

Nama : Elsa Isabel

NIM : 1907531173

UTS PENGAUDITAN I

1. Manfaat Ekonomis yang dapat diperoleh dari suatu audit atas laporan keuangan:
1) Meningkatkan kredibilitas perusahaan
Sumbangan auditor adalah memberikan keterpercayaan terhadap laporan keuangan atau
menjadikan laporan keuangan lebih handal sehingga dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan. laporan keuangan perusahaan itu akan lebih dipercaya oleh para pemakai
laporan keuangan dari pada laporan keuangan yang tidak diaudit Kredibilitas perusahaan
di mata pemakai laporan keuangan akan meningkat. Dengan demikian, para pemakai,
terutama para investor dan kreditor, akan memandang bahwa risiko investasi atas
perusahaan tersebut relatif rendah daripada perusahaan yang laporan keuangannya tidak
diaudit.
2) Meningkatkan efisiensi dan kejujuran
Bila karyawan mengetahui bahwa audit independen akan dilakukan, maka ia akan
berusaha menekan sekecil mungkin kesalahan dalam proses akunansi dan mengurangi
kesalahan penilaian aktiva.
3) Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan
Audit laporan keuangan yang dilakukan secara berfrekuensi teratur akan membawa
dampak positif bagi efisiensi dan kejujuran karyawan. Bila karyawan mengetahui bahwa
audit independen akan dilakukan, maka ia akan berusaha menekan sekecil mungkin
kesalahan dalam proses akuntansi dan mengurangi kesalahan penilaian aktiva. Di
samping itu, auditor independen, berdasar pengujiannya, dapat memberikan
rekomendasi-rekomendasi untuk memperbaiki pengendalian internal dan untuk
meningkatkan efisiensi operasional perusahaan klien.
4) Mendorong efisiensi pasar modal
Audit vang dilakukan secara efektif akan menghasilkan laporan keuangan auditan yang
berkualitas, relevan (berpaut) dan handal atau reliable. Dengan demikian, pasar modal,
yang menggunakan informasi yang dihasilkan laporan keuangan sebagai sumber
informasi utamanya, akan dapat berjalan secara efisien. Pasar modal yang efisien akan
menghasilkan alokasi sumber daya yang efisien pula sehingga perekonomian nasional
akan berjalan secara efisien.
2. Tanggal yang tepat untuk dicantumkan pada laporan audit adalah ketika auditor menyelesaikan
prosedur audit di lokasi pemeriksaan. Arti penting tanggal yang tertera pada laporan auditor
independen yaitu sebagai bukti yang menunjukkan hari terakhir dari tanggung jawab auditor
untuk mereview atas peristiwa-peristiwa penting yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan.
Kejadian setelah tanggal yang tertera setelah tanggal tersebut sudak tidak lagi menjadi tanggung
jawab auditor untuk memerikanya karena pada saat tanggal tersebut auditor telah menyelesaikan
prosedur auditnya.
3. Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan keterkaitan untuk menilai apakah saldo-saldo
akun atau data lain yang muncul telah disajikan secara wajar dibandingkan dengan perkiraan
auditor. Prosedur analitis termasuk analisis rasio dan analisis tren yang penting, di dalamnya
terdapat hasil investigasi atas fluktuasi dan hubungan yang tidak konsisten dengan informasi
relevan lainnya atau ada penyimpangan dari jumlah yang dapat diprediksikan. Menghitung trend
penjualan selama beberapa tahun sebelumnya, membandingkan laba bersih sebagai persentase
penjualan dalam tahun berjalan dengan persentase tahun sebelumnya, membandingkan current
ratio industri, serta membandingkan anggaran dengan hasil aktualnya.
4. “Tenaga ahli auditor” Standar Audit (SA 620.6) mendefinisikan seseorang atau suatu organisasi
yang memiliki keahlian (expertise) dalam suatu bidang di luar accounting atau auditing, yang
pekerjaannya dalam bidang tersebut digunakan auditor/KAP untuk membantunya memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat. Maka dapat dikatakan tenaga ahli dibutuhkan jika auditor tidak
mampu mendapatkan bukti yang cukup pada bidang yang diauditnya, tenaga ahli berguna untuk
membantu memperoleh bukti yang cukup untuk auditor karena memiliki kemampuan lebih di
luar bidang akuntansi dan audit. Ilustrasinya misalkan auditor sedang mengaudit suatu
perusahaan sedang mengaudit suatu perusahaan yang nilai gedung perusahaannya belum
diketahui. Dikarenakan auditor tersebut tidak memiliki kompetensi yang cukup untuk
memberikan penilain pada suatu objek, maka dibutuhkan bantuan dari seorang ahli penilai yang
telah memiliki kompetensi pada bidang tersebut.
5. Karakteristik Bukti Audit:
1) Ketepatan Bukti
Ketepatan bukti adalah ukuran kualitas bukti, yakni relevansi dan reliabilitasnya dalam
memenuhi tujuan audit atas golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang
bersangkutan.
2) Kecukupan Bukti
Kecukupan bukti adalah ukuran kuantitas bukti audit. Kuantitas bukti audit yang
diperlukan dipengaruhi oleh penilaian auditor tentang resiko kesalahan penyajian
material dan audit itu sendiri.
3) Hubungan Antara Risiko, Ketepatan, dan Kecukupan Bukti Audit
Tugas auditor adalah mengumpulkan atau mendapatkan bukti yang tepat dan cukup.
4) Sumber Bukti Audit
Auditor harus mendapatkan bukti yang tepat dan cukup sehingga kesalahan penyajian
material dapat diminimumkan.
5) Prosedur Untuk Memperoleh Bukti Audit
Dalam memutuskan prosedur audit mana yang akan digunakan, auditor dapat memilih
dari tujuh kategori bukti yang disebut tipe bukti, yaitu:
a) Inspeksi. Mencakup pemeriksaan atas catatan atau dokumen baik internal
maupun eksternal dalam bentuk kertas, elektronik, atau media lain, atau
pemeriksaan fisik atas suatu aset. Inspeksi merupakan tipe audit yang paling
sering diterapkan dalam audit atas persediaan dan kas, tetapi sering juga
digunakan dalam pemeriksaan atas sekuritas, piutang wesel, dan aset tetap
berwujud.
b) Observasi. Terdiri dari melihat langsung suatu proses atau prosedur yang
dilakukan oleh orang lain. Observasi memberikan bukti audit tentang
pelaksanaan suatu prosedur atau proses, namun hanya terbatas pada titik waktu
tertentu pada saat observasi itu dilaksanakan.
c) Konfirmasi eksternal. Konfirmasi eksternal merupakan bukti audit yang diperoleh
auditor sebagai respon langsing tertulis dari piak ketiga dalam bentuk kertas, atau
secara elektronik, atau media lain.
d) Perhitungan ulang. Meliputi pengecekan ulang atas suatu hasil perhitungan yang
telah dilakukan klien yang meliputi pengujian atas ketelitian perhitungan dan
mencakup prosedur.
e) Pelaksanaan kembali (Reperformance). Pelaksanaan kembali adalah pengujian
auditor secara indeoenden atas prosedur atau pengendalian akuntansi klien yang
sebelumnya telah dilakuakn sebagai bagian dari akuntansi klien dan sistem
pengendalian internal.
f) Prosedur analitis. Terdiri dari pengevaluasian atas informasi keuangan yang
dilakukan dengan menelaah hubungan yang dapat diterima antara data keuangan
dengan data nonkeuangan. Prosedur ini meliputi investigasi atas fluktuasi yang
telah diidentifikasi, hubungan yang tidak konsisten antara suatu informasi dengan
informasi lainnya, atau data keuangan yang menyimpang secara signifikan dari
jumlah yang telah dipresiksi sebelumnya.
g) Permintaan keterangan. Terdiri dari pencarian informasi atas orang yang memiliki
pengetahuan, baik keuangan maupun non keuangan di dalam atau luar entitas.
Permintaan keterangan dapat berupa permintaan keterangan secara isan
maupun tulisan.
6) Biaya Untuk Mendapatkan Bukti
Dua tipe bukti yang bukti yang paling mahal untuk mendapatkannya adalah pemeriksaan
fisik dan konfirmasi. Pemeriksaan fisik menjadi mahal karena membutuhkan kehadiran
auditor pada saat klien melakukan perhitungan aset yang seringkali dilakukan pada akhir
tahun buku. Inspeksi, prosedur analitis, dan pelaksanaan ulang tidak begitu mahal.
Tipe bukti yang murah biayanya adalah observasi, mengajukan pertanyaan kepada klien,
dan rekalkulasi. Observasi biasanya dilakukan secara bersamaan dengan prosedur lain.
Sedangkan rekalkulasi karena hanya menyangkut perhitungan sederhana dan
penelusurannya dapat dilakuakn dengan mudah pula.

Anda mungkin juga menyukai