Anda di halaman 1dari 5

Pada peralatan tegangan tinggi isolasi sangat diperlukan untuk memisahkan dua atau lebih penghantar

listrik yang bertegangan sehingga antara penghantar-penghantar tersebut tidak terjadi lompatan listrik
atau percikan.

Isolasi memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem tenaga listrik. Isolasi sangat diperlukan untuk
memisahkan dua atau lebih penghantar listrik yang bertegangan sehingga antara penghantarpenghantar
tersebut tidak terjadi lompatan listrik atau percikan. Bahan isolasi akan mengalami pelepasan muatan
yang merupakan bentuk kegagalan listrik apabila tegangan yang diterapkan melampaui kekuatan
isolasinya. Kegagalan yang terjadi pada saat peralatan sedang beroperasi bisa menyebabkan kerusakan
alat sehingga kontinuitas sistem terganggu. Udara merupakan bahan isolasi yang banyak digunakan
pada peralatan tegangan tinggi misalnya pada arrester sela batang yang terpasang di saluran transmisi,
selain itu udara juga digunakan sebagai media peredam busur api pada pemutus tenaga (CB = Circuit
Breaker). Sementara bahan isolasi cair banyak digunakan sebagai isolasi dan pendingin pada trafo
karena memiliki kekuatan isolasi lebih tinggi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai tegangan tembus
yang terjadi pada media isolasi udara dan minyak cenderung meningkat seiring pertambahan jarak sela.
Selain itu juga dilakukan pengujian pada minyak bekas dan minyak baru. Hasil pengujian menunjukkan
tegangan tembus pada minyak baru lebih tinggi daripada minyak bekas dan tegangan tembus isolasi
udara lebih kecil daripada tegangan tembus minyak.

mekanisme Kegagalan Isolasi Cair

Teori mengenai kegagalan dalam zat cair kurang banyak diketahui dibandingkan dengan teori kegagalan
gas atau zat padat. Hal tersebut disebabkan karena sampai saat ini belum didapatkan teori yang dapat
menjelaskan proses kegagalan dalam zat cair yang benar-benar sesuai antara keadaan secara teoritis
dengan keadaan sebenarnya. Teori kegagalan zat isolasi cair dapat dibagi menjadi empat jenis sebagai
berikut[3]:

a. Teori Kegagalan Elektronik Teori ini merupakan perluasan teori kegagalan dalam gas[3], artinya proses
kegagalan yang terjadi dalam zat cair dianggap serupa dengan yang terjadi dalam gas. Oleh karena itu
supaya terjadi kegagalan diperlukan elektron awal yang dimasukkan kedalam zat cair. Elektron awal
inilah yang akan memulai proses kegagalan.

b. Teori Kegagalan Gelembung Kegagalan gelembung atau kavitasi[3] merupakan bentuk kegagalan zat
cair yang disebabkan oleh adanya gelembung-gelembung gas di dalamnya.

c. Teori Kegagalan Bola Cair Jika suatu zat isolasi mengandung sebuah bola cair dari jenis cairan lain,
maka dapat terjadi kegagalan akibat ketakstabilan bola cair tersebut dalam medan listrik. Medan listrik
akan menyebabkan tetesan bola cair yang tertahan didalam minyak yang memanjang searah medan dan
pada medan yang kritis tetesan ini menjadi tidak stabil. Kanal kegagalan akan menjalar dari ujung
tetesan yang memanjang sehingga menghasilkan kegagalan total.

d. Teori Kegagalan Tak Murnian Padat Kegagalan tak murnian padat adalah jenis kegagalan yang
disebabkan oleh adanya butiran zat padat (partikel) didalam isolasi cair yang akan memulai terjadi
kegagalan

Dari semua teori yang membahas tentang kegagalan zat cair tidak memperhitungkan hubungan antara
panjang ruang celah (sela) dengan kekuatan peristiwa kegagalan. Semuanya hanya membahas tentang
kekuatan kegagalan maksimum yang dicapai. Namun dari semua teori diatas dapat ditarik suatu
persamaan baru yang berisi komponen panjang ruang celah dan komponen kekuatan peristiwa
kegagalan pada benda cair, yaitu

( Dikutip dari : Factur, Mochamad dan Abdul Syakur. 2005. Perbandingan Tegangan Tembus Media
Isolasi Udara dan Media Isolasi Minyak Trafo Menggunakan Elektroda Bidang-Bidang. Jurnal Teknik
Elektro Universitas Diponegoro, 10(2), 26-29.)

Isolator adalah alat listrik yang dipakai untuk menjalankan tugasnya mengisolasi di dalam rangkaian
listrik. Alat ini mempunyai sifat atau kemampuan untuk dapat memisahkan secara elektris dua buah
penghantar atau lebih yang berdekatan sehingga tidak terjadi kebocoran arus atau dalam gradien yang
tinggi tidak terjadi loncatan api (flashover). Dengan demikian bahan isolasi haruslah mempunyai
kekuatan dielektrik yang baik sehingga sifat hantarannya dapat ditiadakan. Media dielektrik yang paling
baik adalah ruangan vakum yang sifat hantarannya nol. Karena bahan isolator minyak bukan dielektrik
sempurna, maka molekul-molekul yang terdapat pada bahan tersebut tidak terikat erat tetapi masih
terdapat elektron-elektron yang dapat bergerak bebas atau dapat terlepas dari ikatan akibat menerima
beban tegangan dan menimbulkan aliran arus bocor (leakage current) atau arus yang mengalir melalui
media elektrik. Isolator minyak sebagian besar berasal dari minyak bumi atau minyak mentah yang
diolah secara khusus sehingga mempunyai sifat-sifat sebagai isolator dan juga sebagai pendingin.
Isolator minyak mineral mudah di dapat dan murah dibanding isolator minyak lain (non minyak bumi).
Isolator minyak sintetis seperti hidrokarbon sintetis, ester, hidrokarbon aromatik khlorinat, dan
sebagainya, proses pembuatannya Memakai reaksi kimia yang sangat mahal dan rumit juga tidak mudah
di dapat unsur kimianya. Kelebihan isolator minyak sintetis adalah isolator jenis ini sederhana dalam
pengoperasian peralatannya. Isolator minyak, dalam hal ini minyak transformator mempunyai unsur
atau senyawa utama yaitu hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon yang utama dari isolator minyak ini
adalah senyawa hidrokarbon parafinik, senyawa hidrokarbon naftenik, dan senyawa hidrokarbon
aromatik. Selain ketiga senyawa tersebut, isolator minyak masih mengandung senyawa yang disebut zat
aditif (tambahan) meskipun kandungannya sangat kecil. Minyak pelumas ini jika dibandingkan dengan
minyak transformator maka minyak pelumas jenis Mesran Super SAE 40 memiliki kekentalan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan minyak trafo, hal ini sangat memberi pengaruh pada kecepatan transfer
panas yang dimiliki, berdasarkan standar dari ASTM D-445 dan IEC 296A, besar kekentalan minyak atau
viskositas kinematik yang dianjurkan adalah 16 eSt pada suhu 400 C. Viskositas kinematik minyak trafo
10/85933 eSt. Untuk minyak trafo yang berada di pasaran viskositas kinematiknya bisa mencapai sekitar
110 eSt yakni minyak trafo produksi Shell (Diala Shell HFX).

Isolator Cair Isolasi cair memiliki dua fungsi yaitu sebagai pemisah antara bagian yang bertegangan dan
juga sebagai pendingin sehingga banyak digunakan pada peralatan seperti transformator, pemutus
tenaga, Switch gear. Minyak Trafo Kegunaan minyak trafo adalah selain untuk bahan isolasi juga sebagai
media pendingin antara kumparan kawat atau inti besi dengan sirip pendingin. Agar minyak trafo
berfungsi dengan baik, kualitas minyak harus sesuai dengan standar kebutuhan, ditunjukkan pada Tabel
dibawah ini :
Ada beberapa alasan mengapa isolasi cair digunakan, antara lain yang pertama adalah isolasi cair
memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan
dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum Paschen. Kedua isolasi cair akan mengisi celah atau ruang
yang akan diisolasi dan secara serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat
rugi energi. Ketiga isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika terjadi
pelepasan muatan (discharge). Namun kekurangan utama isolasi cair adalah mudah terkontaminasi.
Beberapa macam faktor yang diperkirakan mempengaruhi ketembusan minyak transformator seperti
luas daerah elektroda, jarak celah (gap spacing), pendinginan, perawatan sebelum pemakaian (elektroda
dan minyak), pengaruh kekuatan dielektrik dari minyak transformator yang diukur serta kondisi
pengujian atau minyak transformator itu sendiri juga mempengaruhi kekuatan dielektrik minyak
transformator. Ketembusan isolasi (insulation breakdown, insulation failure) disebabkan karena
beberapa hal antara lain isolasi tersebut sudah lama dipakai, berkurangnya kekuatan dielektrik dan
karena isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih. Pada prinsipnya tegangan pada isolator merupakan
suatu tarikan atau tekanan (stress) yang harus dilawan oleh gaya dalam isolator itu sendiri agar supaya
isolator tidak tembus. Dalam struktur molekul material isolasi, elektron-elektron terikat erat pada
molekulnya, dan ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang disebabkan oleh adanya
tegangan. Bila ikatan ini putus pada suatu tempat maka sifat isolasi pada tempat itu hilang. Bila pada
bahan isolasi tersebut diberikan tegangan akan terjadi perpindahan elektron-elektron dari suatu
molekul ke molekul lainnya sehingga timbul arus konduksi atau arus bocor. Karakteristik isolator akan
berubah bila material tersebut kemasukan suatu ketidakmurnian (impurity) seperti adanya arang atau
kelembaban dalam isolasi.

Sifat-sifat Listrik Cair Isolasi

Sifat-sifat listrik yang menentukan unjuk kerja cairan sebagai isolasi adalah:

a. Withstand Breakdown kemampuan untuk tidak mengalami ketembusan dalam kondisi tekanan listrik
(electric stress) yang tinggi.

b. Kapasitansi listrik per unit volume yang menentukan permitivitas relatifnya. Minyak petroleum
merupakan subtansi nonpolar yang efektif karena merupakan campuran cairan hidrokarbon. Minyak ini
memiliki permitivitas kira-kira 2 atau 2.5. Ketidak bergantungan permitivitas subtansi nonpolar pada
frekuensi membuat bahan ini lebih banyak dipakai dibandingkan dengan bahan yang bersifat polar.
Misalnya air memiliki permitivitas 78 untuk frekuensi 50 Hz, namun hanya memiliki permitivitas 5 untuk
gelombang mikro.
c. Faktor daya: Faktor dissipasi daya dari minyak di bawah tekanan bolak balik dan tinggi akan
menentukan unjuk kerjanya karena dalam kondisi berbeban terdapat sejumlah rugi rugi dielektrik.
Faktor dissipasi sebagai ukuran rugi rugi daya merupakan parameter yang penting bagi kabel dan
kapasitor. Minyak transformator murni memiliki factor dissipasi yang bervariasi antara 10-4 pada 20 o C
dan 10-3 pada 90 o C pada frekuensi 50 Hz.

d. Resistivitas: Suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi cair bila resistivitasnya lebih besar dari 109
W-m. Pada sistem tegangan tinggi resistivitasnya yang diperlukan untuk material isolasi adalah 1016 W-
m atau lebih (W=ohm).

Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh ASTM yakni dalam standar D-877 disebutkan bahwa suatu
bahan isolasi harus memiliki tegangan tembus sebesar kurang lebih 30 kV untuk lebar sela elektroda 1
mm, dengan kata lain kekuatan dielektrik bahan isolasi kurang lebih 30 kV/mm. Sedangkan menurut
standar ASTM D-1816 suatu bahan isolasi harus mampu menahan tegangan sebesar 1,2 mm. Standar ini
merupakan standar yang diterima secara internasional dan harus dipenuhi oleh suatu bahan yang
dikategorikan sebagai suatu bahan isolasi.

( Dikutip dari : Junaidi, Alfian. 2008. Pengaruh Perubahan Suhu Terhadap Tegangan Tembus Pada Bahan
Isolasi Cair. Jurnal Teknoin, 13(2), 1-5. )

Kekuatan dielektrik merupakan ukuran kemampuan suatu material untuk bisa menahan tegangan tinggi
tanpa berakibat terjadinya kegagalan dielektrik. Kekuatan dielektrik cair tergantung pada sifat atom dan
molekul cairan itu sendiri, material dari elektroda, suhu, jenis tegangan yang diberikan, gas yang
terdapat dalam cairan, dan sebagainya yang dapat merubah sifat molekul cairan. Dalam isolasi cair
kekuatan dielektriik setara dengan tegangan yang terjadi. Menurut hukum Paschen’s, kekuatan
dielektrik cair berkisar antara 107 V/cm. Dielektrik cair akan mengisi volume ruang yang harus diisolasi
dan secara simultan akan mendisipasikan panas yang timbul secara konveksi. Kelebihan lain dari
dielektrik cair murni yaitu mempunyai kemampuan untuk memperbaiki diri sendiri jika terjadi suatu
pelepasan muatan (discharge). Salah satu kekurangan dielektrik cair yaitu mudah terkontaminasi [15].
Pada dasarnya dielektrik cair harus memiliki sifat dielektrik yang baik, mempunyai karakteristik
perpindahan panas yang bagus dan memiliki struktur kimia yang stabil saat pengoperasian.

Sifat-Sifat Fisika Isolator Minyak

A. Massa Jenis (Spescific Mass) Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin tinggi pula massa setiap volumenya. Massa jenis
isolator minyak mineral ini lebih kecil dibanding air.

B. Kekentalan (Viscosity) Viskositas merupakan tahanan dari cairan untuk megalir secara kontinu dan
merata. Viskositas minyak diukur dari waktu mengalir minyak dengan volume tertentu dan pada kondisi
yang diatur. Sebagai media pendingin maka vikositas minyak merupakan faktor penting dalam aliran
konveksi untuk memindah panas. Semakin rendah nilai viskositas dari suatu minyak isolasi, maka
semakin bagus untuk menghantar panas sebagai media pendingin dalam transformator.
C. Titik Nyala (Flash Point) Titik nyala suatu minyak merupakan peryataan dimana minyak dapat
dipanaskan pada kondisi tertentu sebelum uap yang dihasilkan menjadi api. Semakin tinggi titik nyala
suatu minyak isolasi maka semakin baik minyak tersebut untuk dijadikan isolasi.

D. Titik Tuang (Pour Point) Titik tuang adalah temperatur dimana minyak baru saja mengalir ketika
didinginkan dibawah kecepatan perubahan suhu. Titik tuang juga berarti suhu terendah minyak masih
bisa mengalir. Semakin rendah nilai titik tuang suatu isolasi minyak maka semakin bagus kualitas minyak
tersebut untuk dijadikan sebagai isolator cair.

Sifat Kimia Isolator

Minyak Minyak transformator diperoleh dengan mengolah minyak bumi. Minyak bumi memiliki
komposisi kimia yang berbeda-beda sesuai dengan sumbernya sehingga minyak transformator juga akan
memiliki komposisi kimia yang berbeda-beda pula. Struktur kimia minyak transformator sangat
kompleks sehingga sangat sukar untuk mengetahui sifat dan jumlah unsur-unsur kimia yang terkandung
didalamnya. Pada umumnya minyak transformator tersusun atas senyawa-senyawa hidrokarbon dan
non hidrokarbon [7].

A. Kandungan Asam Kandungan asam (Bilangan asam) adalah jumlah miligram Potassium Hydroxide
(KOH) yang dibutuhkan untuk menitrasi semua unsurunsur asam yang ada pada 1 gram sampel minyak.
Proses oksidasi pada cairan minyak isolasi transformator akan menghasilkan produkproduk dari senyawa
asam. Pengukuran berkala keasaman memberikan sebuah cara untuk memonitoring perkembangan
oksidasi. Pembentukan endapan pada transformator yang merupakan hasil akhir dari proses oksidasi
sebelumnya didahului oleh penambahan jumlah kandungan asam.

B. Kandungan Gas Adanya gas terlarut pada minyak di dalam transformator sudah ada sejak minyak
masih baru, ada beberapa hal yang mempengaruhi volume gas di dalam minyak salah satunya terjadi
karena adanya perubahan suhu, pada temperatur tinggi di dalam minyak trafo, gasgas tersebut akan
mudah terbakar, pada suhu yang tinggi, akibat rugi-rugi yang terjadi didalam transformator. Akibat dari
kandungan gas di dalam minyak trafo meningkat sampai menyebabkan kegagalan isolasi.

C. Kandungan Air Adanya air dalam minyak transformator dapat membahayakan transformator.
Kandungan air dan oksigen yang tinggi akan mengakibatkan korosi, menghasilkan asam, endapan dan
cepat menurunkan usia transformator. Kandungan air dalam transformator dapat berasal dari udara
saat transformator dibuka untuk keperluan inspeksi dan apabila terjadi kebocoran maka uap air akan
masuk ke dalam transformator karena perbedaan tekanan parsial uap air.

( Dikutip dari : Kamerlisa, Rendy dan Fri Murdiya. 2017. Karakteristik Tegangan Tembus Arus Bolak Balik
Pada Minyak Jarak Pagar (Jatropha curcas) Sebagai Alternatif Isolasi Cair. Jurnal Teknik Elektro
Universitas Riau. 4(2), 1-11.)

Anda mungkin juga menyukai