Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS FRAMMING REALITAS KEHIDUPAN PENDERITA SYNDROM

AUTISME PADA FILM MY IDIOT BROTHER

Proposal Penelitian

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Komunikasi

Dosen Pengampu :

Dr. Retna Mahriani,M.Si

Oleh :

Tiara Azzahra 07031381823150

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Realitas secara bebas dapat diartikan sebagai bentuk segala kondisi yang di dalamnya
terdapat objek - objek yang ada dalam dunia kehidupan atau sering dilawankan dengan kata fiksi
atau fantasi yang hayalan dan halusinasi. Pemaknaan atas realitas itu sendiri, dapat dikatakan
sebagai segala sesuatu yang ada (eksis) pada lingkungan sekitar kehidupan manusia. Pemaknaan
ini memang sangatlah sederhana jika ditinjau dari aspek pandangan yang sederhana jika ditinjau
dari aspek pandangan yang sederhana pula. Namun setidaknya pemaknaan ini dapat mewakili
arti dari realitas itu sendiri.

Film adalah media komunikasi yang paling efektif untuk menyampaikan suatu pesan sosial
maupun moral kepada khalayak banyak dengan tujuan memberikan informasi, hiburan, dan ilmu
yang tentunya bermanfaat dan mendidik ketika dilihat dan didengar oleh khalayak banyak. Film
mempunyai seni tersendiri dalam memilih suatu peristiwa untuk dijadikan sebuah cerita. Film
juga merupakan ekspresi atau pernyataan dari sebuah kebudayaan. Film juga mencerminkan dan
menyatakan segi - segi yang kadang - kadang kurang jelas terlihat dalam masyarakat.

Pengertian film (sinema) secara harfiah adalah Cinemathographie yang berarti cinema
(gerak), tho atau phytos adalah cahaya, sedangkan graphie berarti tuliasan atau gambar. Jadi,
yang disebut cinemathographie adalah melukis gerak dengan cahaya. Ada juga istilah lain yang
berasal dari bahasa Inggris, yaitu movies berasal dari kata move, artinya gambar bergerak atau
gambar hidup. Film merupakan gambar hidup, salah satu media komunikasi bersifat audio
visual untuk menyampaikan sebuah pesan kepada sekelompok orang

Film dapat mencerminkan kebudayaan suatu bangsa dan mempengaruhi kebudayaan itu
sendiri. Film berfungsi sebagai sebuah proses sejarah atau proses budaya suatu masyarakat yang
disajikan dalam bentuk gambar hidup. Melalui film, masyarakat dapat melihat secara nyata apa
yang terjadi di tengah-tengah masyarakat tertentu pada masa tertentu. Film dapat terkandung
fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif.
Zaman sekarang ini, Film merupakan salah satu hiburan yang dapat diakses dengan mudah.
Masyarakat sudah tidak asing lagi menonton film, baik di televisi, bioskop, maupun melalui
media-media tradisional seperti layar tancap. Masyarakat dapat setiap hari menonton film lebih
dari satu judul film, karena kecanggihan teknologi yang semakin maju untuk mempermudah
masyarakat menonton film misalnya melalui internet dengan streaming saja atau mendownload
tanpa harus membeli CD. Kemampuan dan kekuatan film menjangkau banyak orang menjadi
potensi untuk mempengaruhi masyarakat yang menotonnya. Tema film yang menimbulkan
perhatian dan kecemasan di masyarakat saat ini adalah film dengan adegan-adegan kekerasan,
kriminalitas, dan sexual. Adegan-adegan tersebut sering dipertunjukkan dalam film secara
gambling sehingga tanpa sadar mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan isi pesan
dibaliknya.

Framming secara sederhana dapat di gambarkan sebagai analisis untuk mengetahui


bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja) dibingkai oleh media. Analisis
framming juga membuka peluang bagi implementasi konsep - konsep sosiologis, politik, dan
kultural untuk menganalisis fenomena komunikasi, sehingga suatu fenomena dapat diapresiasi
dan di analisis berdasarkan konteks sosiologis, politik, atau kultural yang meliputinya(Sudibyo,
1999 : 176).

Dalam mendefinisikan framming, Teori analisis framming Zhongdang Pan dan Gerald M.
Kosicki mendefinisikan Framming sebagai strategi konstruksi dan memproses berita. Perangkat
kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa dan dihubungkan
dengan rutinitas dan konvensi pembentukan berita. Perangkat framming atau struktur analisis
tersebut adalah sintaksis, skrip, tematik, retoris.

1. Struktur Sintaksis yaitu berhubungan dengan bagaimana penulis menyusun gagasan dalam
sebuah cerita. Bagian - bagian yang diamati adalah judul, latar, dan lainnya.

2. Struktur Skrip yaitu melihat bagaimana strategi melihat bagaimana strategi penulis cerita
mengisahkan atau menceritakan peristiwa sesuai dengan plotnya, dan berdasarkan nilai
konstruksi dramatik sebuah cerita dalam skenario.
3. Struktur Tematik berhubungan dengan cara penulis cerita mengungkapkan pandangannya
atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat, atau hubungan antar kalimat yang membentuk
teks secara keseluruhan.

4. Struktur Retoris berhubungan dengan bagaimana penulis cerita menekankan arti tertentu
ke dalam cerita. Struktur ini akan melihat bagaimana penulis cerita memakai pilihan kata,
idiom, bentuk citra yang di tampilkan sebagai penekankan arti tertentu kepada pembaca
atau penonton.

Gambar 1.1

Official Poster Film My Idiot Brother

Sumber :https://republika.co.id/berita/senggang/film/14/09/29/ncnzq7-adaptasi-novel-my-
idiot-brother-siap-tayang-2-oktober

Penayangan film My Idiot Brother salah satu film yang cukup sukses membuat banyak
perhatian masyarakat di Indonesia. Pada saat awal penyangannya di bioskop yaitu pada tanggal 2
Oktober 2014. Banyak pengunjung dari beberapa kalangan mulai dari kalangan tua ataupun
muda yang larut dalam setiap adegan yang berada dalam film ini, karena film ini banyak
mengandung pesan-pesan moral dimana setiap manusia harus saling menyayangi dan mencintai
terhadap sesama manusia terutama kepada keluarga sendiri sebelum kita menyesal jika mereka
pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya meskipun salah satu anggota tersebut mengalami
berkebutuhan khusus atau keterbelakangan mental. Banyak dari para penonton yang memberikan
respon positif dimana film ini berhasil mencapai jumlah penonton sebanyak 148.490 orang.

Film ini diadaptasi dari sebuah novel karya Agnes Davonar yang berjudul My Idiot
Brother yang sebelumnya juga menulis sebuah novel berjudul Surat Kecil Untuk Tuhan. Novel
ini berdasarkan kisah nyata yang mempunyai seorang kakak yang berkebutuhan khusus, lalu
sang adik merasa risih dan malu mempunyai kakak seperti itu, karena sang adik merasa
dikucilkan oleh teman-temannya disekolah.

Sutradara dari film ini adalah Alyandra yang biasa dikenal dengan sutradara video klip,
namun kali ini Alyandra menjadi sutradara film yang hasilnya pun cukup memuaskan dengan
menerima banyak pujian untuk mengubah sebuah novel menjadi sebuah film yang dibuat dengan
baik. Pemeran utama film My Idiot Brother adalah Adila Fitri yang memerankan sebagai Angel
memiliki seorang kakak yang terlahir dengan berkebutuhan khusus dan ia tidak bisa menerima
keadaan kakaknya, namun dengan berkebutuhan khusus sang kakak yang bernama Hendra
diperankan oleh Ali Mensan ia tetap menyayangi adiknya meskipun sang adik membencinya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana realitas kehidupan penderita syindrom autisme yang terdapat pada film My
Idiot Brother ?

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui realitas kehidupan penderita syndrom autisme yang terdapat pada film
My Idiot Brother ?

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan kajian


tentang media dan komunikasi massa, serta memberikan pandangan baru tentang analisis
framming sebagai sebuah metode penelitian dalam analisis teks media.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Konseptual

Realitas ialah kenyataan, yang mana realitas juga bisa di artikan sebagai suatu yang terlalu
besar bagi manusia sehingga mustahil ditangkap secara keseluruhannya secara langsubg dalam
satu waktu secara empirik menggunakan hanya peralatan dunia panca indera alias mustahil.
Realitas kehidupan

Realitas secara bebas dapat diartikan sebagai bentuk segala kondisi yang di dalamnya
terdapat objek - objek yang ada dalam dunia kehidupan atau sering dilawankan dengan kata fiksi
atau fantasi yang hayalan dan halusinasi. Pemaknaan atas realitas itu sendiri, dapat dikatakan
sebagai segala sesuatu yang ada (eksis) pada lingkungan sekitar kehidupan manusia. Pemaknaan
ini memang sangatlah sederhana jika ditinjau dari aspek pandangan yang sederhana jika ditinjau
dari aspek pandangan yang sederhana pula. Namun setidaknya pemaknaan ini dapat mewakili
arti dari realitas itu sendiri.

Menurut Yasraf Amir Pilliang (2010) realitas adalah ibarat sebuah peta geografis yang
dinamis, yang tampil dalam kekayaan kontur, permukaan, dataran, retakan atau keping - keping;
yang unsurnya selalu berganti, berubah, berpindah, atau bertransformasi. Sehingga menurutnya
lagi realitas itu selalu menampakkan wujudnya dalam cara yang berbeda. Terkadang ia hadir
seperti dugaan, namun sering juga tampil dalam keadaan yang tidak terduga. Kadang ia refleksi
dari sebuah hal yang rasional, namun sering pula ia menjadi sebuah refleksi yang berasal dari hal
yang irrasional.

Untuk itu memahami sebuah realitas memang memerlukan sebuah penalaran dan
penginderaan yang sangat kompleks. Sebab jika tidak seperti itu, maka pembacaan secara utuh
terhadapnya terkadang tidak tepat sasaran yang dituju dan dengan sendirinya akan menimbulkan
sebuah pandangan yang tidak realistis.

Dalam sejarah filsafat, tercatat bahwa pandangan tentang realitas adalah sesuatu yang
bersifat materi dan objektif, yang mana hanya dapat dikenali dan dipahami lewat mekanisme
intuisi dan indera yang membawa pada sebuah pandangan materialisme mengenai realitas.
Namun di lain pihak, penjajalan mengenai kemungkinan adanya realitas lain dibalik yang
materil, yang mana hanya dapat ditangkap memlalu kapasitas akal budi (ide, gagasan, Tuhan,
esensi), membawa pada sebuah pandangan idealisme mengenai realitas (Yasraf Amir Piliang,
2010: 5).

Gambar 2.1

Adegan Hendra yang mengidap penyakit syndrom autisme

Sumber :https://berbagaiteks.blogspot.com/2018/11/teks-ulasan-novel-my-idiot-brother.html

Autism spectrum disorder (ASD) atau yang lebih sering disebut autisme merupakan
gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi perkembangan bahasa dan kemampuan
seorang anak untuk berkomunikasi, berinteraksi, serta berperilaku.

Faktor-faktor yang jadi pemicu autisme adalah:

 Jenis kelamin. Anak laki-laki memiliki risiko hingga 4 kali lebih tinggi mengalami
autisme dibandingkan dengan anak perempuan.
 Faktor keturunan. Orang tua yang mengidap autisme berisiko memiliki anak dengan
kelainan yang sama.
 Penularan selama dalam kandungan. Contohnya, efek samping terhadap minuman
beralkohol atau obat-obatan (terutama obat epilepsi untuk ibu hamil) selama dalam
kandungan.
 Pengaruh gangguan lainnya, seperti sindrom Down, distrofi otot, neurofibromatosis,
sindrom Tourette, lumpuh otak (cerebral palsy) serta sindrom Rett.
 Kelahiran prematur, khususnya bayi yang lahir pada masa kehamilan 26 minggu atau
kurang.

2.2 Kerangka Teoritis

Analisis Framming merupakan versi terbaru dari pendekatan analisis wacana, khususnya
dala menganalisis teks media. Gagasan mengenai framming diawali oleh Beterson pada tahun
1995, awalnya frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang
mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana, serta yang menyediakan kategori -
kategori standar untuk mengapresiasikan realitas.

Framming adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas dibentuk dan dikonstruksi
oleh media. Proses pembentukan dan konstruksi realitas itu hasil akhirnya adalah adanya bagian
tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal.

Penonjolan yang dimaksud adalah mempertinggi probabilitas penerima akan informasi,


sehingga dapat melihat pesan tersebut dengan lebih tajam dan dapat tersimpan dalam ingatan
penerima pesan.

Media massa, khususnya film menghadirkan sebuah cerita dengan mengemas atau
membingkai (framming) cerita tersebut dari realitas suatu peristiwa. Karena media apapun tidak
terlepas dari bias - bias yang berkaitan dengan ideologi, politik, sosial , dan lain - lain. Analisis
framming berusaha menemukan kunci - kunci tema dalam sebuah teks dan menunjukkan bahwa
latar budaya membentuk pemahaman terhadap sebuah peristiwa.

Pada dasarnya framming merupakan metode untuk cara bercerita (story telling) media atau
peristiwa. Cara bersecerita itu tergambar pada “cara melihat” terhadap realitas yang dijadikan
berita atau cerita “cara melihat” ini berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi realitas.

Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki mendefinisikan Framming sebagai strategi


konstruksi dan memproses berita. Perangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi,
menafsirkan peristiwa dan dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi pembentukan berita.
Perangkat framming atau struktur analisis tersebut adalah sintaksis, skrip, tematik, retoris.

1. Struktur Sintaksis

Struktur sintaksis berhubungan dengan bagaimana penulis menyusun gagasan dalam


sebuah cerita. Bagian - bagian yang diamati adalah judul, latar, dan lainnya. Bagian ini
disusun dalam bentuk tetap dan teratur sehingga membentuk skema yang menjadi pedoman
bagaimana cerita hendak disusun.

Dalam sebuah plot (peristiwa - peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang
berdasarkan sebab akibat), hal yang sanagta esensial untuk diperhatikan adalah peristiwa,
konflik, dan kliamaks. Eksistensi plot itu sendiri sangat ditentukan oleh ketiga unsur
tersebut. Demikian pula dengan masalah kualitas dan kadar kemenarikan sebuah cerita fiksi.

Selain peristiwa dalam sebuah plot cerita dikenal juga adanya konflik. Konflik
menyarankan pada sesuatu yang bersifat tidak menyenangkan yang terjadi dan dialami oleh
tokoh. Bentuk konflik sebagai bentuk kejadian, dapat dibedakan dalam dua kategori. Konflik
eksternal (konflik fisik) dan konflik internal (konflik batin). Konflik eksternal (konflik fisik)
adalah konflik yang terjadi dengan sesuatu yang diluar dirinya, dengan lingkungan alam,
dengan lingkungan manusia. Sedangkan konflik internal (konflik batin) adalah konflik yang
terjadi dalam hati, jiwa seseorang tokoh - tokoh cerita.

Kemudian hal yang menentukan (arah) perkembangan plot adalah klimaks. Menurut
Stanton, klimaks adalah saat konflik telah mencapai tingkat intensitas tertinggi, dan saat itu
merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari kejadiannya. Artinya, berdasarkan tuntutan
dan kelogisan cerita, peristiwa dan saat itu memang harus terjadi tidak boleh tidak..

Struktur Sintaksi

Berhubungan dengan bagaimana penulis menyusun gagasan dalam sebuh cerita. Jika dilihat
dari film ini tersendiri diangkat dari novel kisah nyata, penulis melihat dari point-point
penting gagasan yang ingin disampaikan.
 Frame : Ketika Hendra lahir, yang seiring waktunya berjalan diketahui memiliki
kelainan. Pergolakan batin orantua Hendra pada saat itu. Kelahiran Angel. Kebiasan
Hendra memberi susu setiap hari ke kamar adiknya, masa remaja mereka. Dan lain-lain

2. Struktur Skrip

Struktur skrip melihat bagaimana strategi melihat bagaimana strategi penulis cerita
mengisahkan atau menceritakan peristiwa sesuai dengan plotnya, dan berdasarkan nilai
konstruksi dramatik sebuah cerita dalam skenario.

Dalam berita, wartawan menggunakan beberapa perangkat dalam struktur skrip yaitu
What (apa),When (kapan), Who (siapa), Where (dimana), Why (mengapa) dan How
(bagaimana). Begitu juga dengan penulis cerita tetap menggunakan unsur - unsur tersebut
dalam mengisahkan cerita, namun sudah dikemas dlam unsur- unsru skenario film.

Cerita adalah perjuangan protagonis dalam mengatasi problema tama dan untuk bisa
mencapai tujuan. Lintasan perjuangan tersebut berupa rangkain adegan, yakni adegan yang
merupakan pokok - pokok cerita, adegan - adegan yang indah dan memiliki nilai dramatik,
yakni yang mengandung konflik, suspense, ketakutan, dan sebagainya.

Struktur Skrip

Melihat bagaimana strategi penulis cerita dalam kontruksi dramatik, narasi dan scane.

 Frame : pada saat Hendra hilang di taman rekreasi dunia fantasi Angel “kenapa selalu
Angel yang salah, kakak itu memiliki duniannya sendiri.

3. Struktur Tematik

Struktur tematik berhubungan dengan cara penulis cerita mengungkapkan


pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat, atau hubungan antar kalimat yang
membentuk teks secara keseluruhan. Perangkat framming yang digunakan adalah detail,
koherensi, bentuk kalimat dan kata ganti. Melalui perangkat - perangkat ini membantu
melihat bagaimana pemahaman itu diwujudkan dalam bentuk yang lebih kecil.

Detail merupakan strategi komunikator mengekspresikan sikapnya dengan cara yang


implisit. Komunikator detail dalam mengemas pesan, mana yang dikembangkan dan mana
yang diceritakan dengan detail yang besar, akan menggambarkan bagaimana wacana yang
dikembangkan oleh media.

Kohorensi adalah jalinan antarkata, proporsisi, atau kalimat. Sehingga cerita yang tidak
berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seseorang menghubungkannya.
Koherensi memiliki beberapa macam kategori; Pertama, koherensi sebab - akibat yaitu
proporsisi atau kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari proporsisi lain. Kedua
koherensi penjelas yakni proporsisi atau satu kalimat sebagai penjelas proporsisi atau
kalimat satu dipandang menjadi kebaikan atau lawan dari proporsisi atau kalimat lain.

Adapun kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tinggal,
dan gagasan yang bersegi dinyatakan dalam kalimat majemuk.

Perangkat lain adalah proporsisi menurut Poesporprodjo proporsisi adalah suatu


peraturan yang utuh atau ungkapan keputusan dalam kata - kata atau juga manifestasi iluran
dari sebuah keputusan. Kata ganti adalah elemen untuk memanipulasi bahasa dengan
menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh
komunikator untuk menunjukkan dimana posisi seseorang dalam wacana.

Struktur Tematik

Berhubungan dengan cara penulis cerita mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke


dalam proposisi, kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara
keseluruhan.

 Frame : scane pada saat di sekolah.,Agnes “lihat tuh kakaknya Angel, agak aneh yah,
idiot”
4. Struktur Retoris

Retoris berhubungan dengan bagaimana penulis cerita menekankan arti tertentu ke


dalam cerita. Struktur ini akan melihat bagaimana penulis cerita memakai pilihan kata,
idiom, bentuk citra yang di tampilkan sebagai penekankan arti tertentu kepada pembaca atau
penonton.

Leksikon adalah pemilihan dan pemakaian kata - kata tertentu untuk menandai atau
menggambarkan peristiwa. Pilihan kata - kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi
tertentu. Sedangkan metafora, dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu dari suatu cerita.
Pemakaian metafora ini bisa menjadi petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks.
Penulis cerita menggunakan kepercayaan masyarakat, ungkapan sehari - hari, peribahasa,
pepatah, kata - kata kuno, atau bahkan mungkin ungkapan yang diambil dari ayat - ayat suci
untuk memperkuat pesan utama. Penggunaan metafora ini sebagai landasan berpikir atas
pendapat atau gagasan tertentu kepada publik.

Struktur retoris

Bagaimana penulis cerita menekankan arti tertentu ke dalam cerita/ kata idiom dan cerita.

 Frame : kutipan angel ‘Dunia fantasi dan dunia kakak adalah dunia terindah yang akan
selalu aku miliki, aku menyayangi keluargaku apa adanya’ dimana kutipan ini ditamplkan
di akhir cerita.
2.3 Bagan Kerangka Pemikiran

Pada penelitian ini kami mencoba menyajikan bagaimana cara kami menganalisis film my
idiot brother. Dalam hal ini kami mencoba meneliti isi skrip dari film my idiot brother dengan
menggunakan analisis framming serta pendekatan Zhongdang Pan dan Gerald M. Koscki.

ANALISIS FRAMMING PESAN MORAL


FILM MY IDIOT BROTHER

Teori Analisis framming

Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki

SKRIP Tematik
Sintaksis Retoris
Cara penulis Cara penulis
Cara penulis Cara penulis
mengisahkan mengeluarkan
menyusun cerita menekankan cerita
cerita pandangan cerita

Gambar 1. Kerangka Pikir


2.4 Penelitian Yang Terdahulu Yang Relevan

Nama Peneliti Judul Fokus Penelitian Teori Metode


Penelitian

Yayu Rulia Analisis Menggunakan jenis Teori Menggunakan


Syarof Framing Pesan penelitian Analisis pendekatan kualitatif,
Moral Film eksplanatif, yaitu Farming, memusatkan pada
“Get Married” bertujuan untuk Model Pan prinsip-prinsip umum
menjelaskan dan Kosicki yang mendasari
sebuah perwujudan sebuah
permasalahan yang makna dari gejala-
telah memiliki gejala sosial di
gambaran yang masyarakat.
jelas, dan
bermaksud
menggali secara
lebih dalam

Ayu Farahdisa Pengemasan Menggunakan jenis Teori Mengunakan


Pesan Moral penelitian Analisis pendekatan kualitatif.
Analisis eksplantif Framming, Pendekatan kualitatif
Framming kaitannya dengan Model dapat menunjukan pada
Film “Emak penelitian framing Zhongdang penelitian tentang
Ingin Naik model Zhongdang Pan dan kehidupan masyarakat,
Haji” Pan dan Gerald M, Gerald M. sejarah, tingkah laku,
Kosicki dalam Kosicki. atau hubungan
struktur sintaksis Model ini kekerabatan.
adalah untuk dibagi
mengetahui cara menjadi 4
penuli menyusun struktur
cerita, struktur meliputi
skrip untuk struktur
mengetahui cara sintaksis,
penulis skrip,
mengisahkan temetik, dan
cerita, struktur retoris.
tematik untuk
mengetahui cara
penulisan menulis
cerita, dan struktur
retoris untuk
mengetahui cara
penulis
menekankan cerita.

Rizwi Fariki FRAMMING Menggunakan Teori Menggunakan


Perdana Putra LEMBAR jenis penelitian analisis pendekatan Kualitatif
AGAMA Deskriptif. Dalam Framming, jenis deskriptif. Dalam
ISLAM DJKA hal ini peneliti model hal ini
LODANG melakukan studi Gamson menggambarkan,
(Analisis deskriptif kulitatif dan Rigid meringkaskan
Framing terhadap frame dan Teori berbagai kondisi,
William A. dari sebuah Agama situasi, atau fenomena
Gamson dan majalah, yakni Islam realitas sosial yang ada
Andre tulisan lembar di masyarakat yang
Modigliani agama pada menjadi objek
pada Lembar majalah Joko penelitian suatu ciri,
Agama Islam Lodang. karakter, sifat, model,
Majalah Djaka tanda atau gambaran
Lodang Edisi tentang kondisi,
Maret-Mei situasi, ataupun
2015 ) fenomena tertentu.

BAB III
Metode Penelitian

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pada


penelitian ini, kami lebih menekankan pesan moral berdasarkan pandangan informan yang
terperinci tentang suatu masalah. Penelitian kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip –
prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala – gejala social dan budaya
dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat bersangkutan untuk memperoleh gambaran
mengenai kategorisasi tertentu, dan penelitian ini bersifat kulaitatif karena dalam pelaksanaanya
lebih dititk beratkan pada pemaknaan teks, dari pada penjumlahan kategori. Analisis ini tidak
digunakan untuk mencari data frekuensi, akan tetapi untuk mengnalisis diri data yang tampak,
maka analisis ini digunakan untuk memahami fakta dan bukan untuk menjelaskan fakta tersebut.

3.2 Unit Analisis Penelitian

Subjek yang akan diteliti adalah film My Idiot Brother, sedangkan objek penelitiannya

Sendiri adalah pesan tekstual dalam scenario film My Idiot Brother.

3.3 Fokus Penelitian

Untuk membatasi ruang lingkup sebuah penelitian agar tidak melebar maka dibutuhkan
sebuah fokus dalam penelitian ini. Fokus dalam penelitian berfungsi untuk membatasi studi bagi
seorang peneliti dan menentukan sasaran penelitian sehingga dapat mengklasifikasikan data yang
akan dikumpulkan, diolah dan dianalisis dalam suatu penelitian (Meleong, 2002:7)

Penelitian ini membahas bagaimana media massa atau film mengkonstruksi pemberitaan
pesan moral dan realitas social kehiupan sndrom autism.dalam film tersebut.. Alasan mengapa
peneliti memfokuskan penelitan ini kepada pemberitaan pesan morl tersebut karena di adegan
setiap frame memiliki pesan oral yang mengajarkan tentang kehiduan si tokoh utama dan
keluarga untuk menghadapi ujian, keikhlasan, kesabaran akan kondisi pemeran utama tersebut.

3.4 Informan Penelitian


Informan penelitian dimana merupakan orang-orang yang memiliki informasi secara
menyeluruh tentang kondisi atau situasi . informan pada penelitian ini ialah orang – orang
terdekat yang telah menonton film My Idiot Brother

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh datanya, penulis melakukan document research artinya penulis hanya
meneliti dari dialog atau naskah yang terdapat pada film My Idiot Brother sebagai data primer
atau sasaran utama dalam analisis, tanpa melakukan wawancara .

Selain melakukan research pada script tersebut, document research juga sebagai teknik
pengumpulan data – data atau teori – teori melalui telaah dan mengkaji dari buku, internet dan
literatur – literature lainnya yang ada relevansi dengan materi penelitian ini.

3.6 Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis Framing Zhongdang Pan dan Gerald
M. Kosicki. Pan dan Kosicki membagi perangkat framing menjadi empat struktur besar yaitu:
Sintaksis, Skrip, Tematik, dan Retoris. Struktur Sintaksis berhubungan dengan bagaimana penulis
atau pembuat film/pesan menyusun peristiwa berupa pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas
peristiwa ke dalam bentuk susunan kisah berita. Dengan demikian, struktur sintaksis dapat
diamati dari skema cerita film. Struktur Skrip merupakan bagaimana strategi bercerita atau
bertutur yang dipakai penulis atau pembuat film dalam mengemas konflik. Struktur Tematik
berhubungan dengan cara penulis atau pembuat film mengungkapkan pandangannya atas ide
cerita film ke dalam proposisi, kalimat, atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks
secara keseluruhan. Struktur Retoris berhubungan dengan cara penulis atau pembuat film
menekankan arti yang dapat dilihat dari pemilihan pemakaian kata, idiom, grafik, dan gambar.

3.7 Teknik Keabsahan Data


Dengan mengacu pada Moleong (1994), untuk pembuktian validitas data ditentukan oleh
kredibilitas temuan dan interprestasinya dengan mengupayakan temuan dan penafsiran yang
dilakukan sesuai dengan kondisi yang senyatanya dan disetujui oleh subjek penelitian. Pada
penelitian ini, penelitian menggunkan cara triangulasi data sebagai teknik keabsahan data.

Menurut William Wiersma (dalam Sugiyono. 2007) pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara dan waktu, sehingga triagulasi dapat dikelompokan dalam 3 jenis, yakni:

1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data, ini dilakukan dengan berbagai sumber data seperti dokumen, hasil wawancara dan
hasil observasi dari pihak keluarga/ narasumber, mengenai perjalanan hidup si tokoh
Hendra (Andika), Angel (Adila Fitri) dan keluarga mereka.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik ini menguji keabsahan data dalam penelitian kualitatif
digunakan dengan Triangulasi Metode Observasi. Setelah penulis mendapatkan data
tentang perjalanan hidup si tokoh, selanjutnya peneliti menguji keabsahan data dengan
menggunakan triangulasi metode observasi. Selain itu dalam proses pengerjaan
penelitian, analisis data dan uji keabsahan data, peneliti juga melakukan konsultasi
dengan dosen pembimbing peneliti sebagai sumber sumbangsi ide dan korektor penulisan
penelitian skripsi ini.
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu merupakan data yang dikumpul dengan teknik wawancara,
observasi atau teknik lain dalam waktu dan situasi yang berbeda
Daftar Pustaka :

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18896/1/YAYU%20RULIA
%20SYAROF-FDK.pdf. Diakses pada tanggal 23 September 2020.

http://repository.unpas.ac.id/27546/. Diakses pada tanggal 23 September 2020.

http://repository.unpas.ac.id/27421/6/6.%20BAB%202.pdf. Diakses pada tanggal 29 September


2020.

http://digilib.uin-suka.ac.id/21266/2/11730065_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf.
Diakses pada tanggal 29 September 2020.

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5095/1/AYU%20FARAHDISA-
FDK.PDF. Diakses pada tanggal 29 September.

https://www.researchgate.net/publication/337413788_RELASI_BAHASA_PIKIRAN_DAN_RE
ALITAS_DALAM_KEHIDUPAN_MODERN. Diakses pada tanggal 11 September 2020.

Anda mungkin juga menyukai