Anda di halaman 1dari 5

Nama : Khelana Ramadhan

Kelas : XI IPS 1
No Absen : 17
TUGAS -2 KD 4

1. Dalam materi Ppt  ada tentang Perjanjian Internasional,


berikanlah 5 macam perjanjian internasional yang dilakukan
pemerintah Indonesia sekarang ini ( era pemerintahan Joko
widodo ) dan jelaskan bidang apa saja perjanjian tersebut
Jawab : 
1.kesepakatan antara Indonesia dan Vietnam ( 12 Oktober 2018.)

1. Kami sepakat dan apresiasi atas kerja sama mengatasi hambatan ekspor
otomotif Indonesia ke Vietnam.
2. Pemerintah Indonesia menyampaikan bahwa ada keinginan pengusaha
Indonesia untuk menjajaki peluang pasar baru di Vietnam untuk produk-
produk farmasi dan alat kesehatan.
3. Pemerintah Indonesia dan Vietnam sepakat untuk terus melakukan
pertemuan guna mencari solusi yang saling menguntungkan mengenai
negosiasi delimitasi zona ekonomi eksklusif (ZEE). Kedua negara sepakat
untuk mendorong tim perundung.
4. Pemerintah Indonesia mendorong Pemerintah Vietnam untuk segera
mempercepat implementasi Undang-Undang mengenai Perikanan (Fishing)
yang telah ditanda tangani sebelumnya.
5. Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Vietnam sepakat untuk terus
berkontribusi dalam pengembangan konsep kerja sama Indopasifik yang
mengedepankan negara-negara ASEAN sebagai pusatnya.

2. perjanjian kerja sama di bidang pembangunan perkotaan


berkelanjutan
antara  Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki
Hadimoeljono, dengan Menteri Industri, Digitalisasi dan Inovasi Perancis,
Christophe Sirugue.
3. persetujuan kerja sama riset ilmiah teknologi dan inovasi
antara Menteri Ristek Dikti Indonesia, Muhammad Nasir dengan Menteri
Industri, Digitalisasi dan Inovasi Perancis, Christophe Sirugue.

4. perjanjian pernyataan kehendak tentang peningkatan kerja sama


pertahanan
antara Menteri Pertahanan Indonesia, Ryamizard Ryacudu dengan Menteri
Pertahanan Perancis, Jean-Yves Le Drian.

5 kerja sama bidang pariwisata


antara Menteri Pariwisata, Arif Yahya dengan Menteri Industri, Digitalisasi
dan Inovasi Perancis, Christophe Sirugue.

2. Duta Besar diangkat dan diberhentikan oleh presidan atas


persetujuan DPR sesuai aturan UUD 1945 sebutkan isi  pasal
yang mengatur tentang penggangkatan Duta
Jawab : 
1. UURI No. 17 tahun 2014 Pasal 71 j :
DPR berwenang memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal
mengangkat duta besar dan menerima penempatan duta besar negara
lain;

2. UURI No. 17 tahun 2014 Pasal 187 ayat 1 dan 2


(1) Dalam hal pimpinan DPR menerima pemberitahuan dari Presiden
mengenai penempatan calon duta besar untuk negara lain, pimpinan DPR
menyampaikan pemberitahuan tersebut dalam rapat paripurna DPR.
(2) Rapat paripurna DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menugasi
alat kelengkapan DPR terkait untuk membahasnya secara rahasia.

3. UURI No. 17 tahun 2014 Pasal 188 ayat 1 dan 2


(1) Dalam hal pimpinan DPR menerima pemberitahuan dari Presiden
mengenai penempatan calon duta besar negara lain untuk Republik
Indonesia, pimpinan DPR menyampaikan pemberitahuan tersebut dalam
rapat paripurna DPR tanpa menyebut nama calon duta besar.
(2) Dalam hal permintaan pertimbangan terhadap calon duta besar negara
lain untuk Republik Indonesia disampaikan pada masa reses, permintaan
tersebut dibahas dalam pertemuan konsultasi antara pimpinan DPR,
pimpinan komisi terkait, dan pimpinan fraksi.
3. Pasal 13 UUD 1945 menyebutkan bahwa:
1. Presiden mengangkat duta dan konsul.
2. Dalam hal mengangkat duta; Presiden
memperhatikan pertimbangan DPR.
3. Presiden menerima penempatan duta negara lain
dengan memperhatikan pertimbangan DPR.

3. Deskripsikanlah proses pengangkatan Duta oleh presidan


dan proses penerimaan Duta dari negara lain
Jawab :
Dalam persoalan presiden dalam pengangkatan Duta Besar RI harus
mengikut sertakan DPR yang peran dan fungsi pengawasan sebagaimana
tertuang dalam Pasal 13 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 berbunyi: “Dalam
hal mengangkat Duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR”.
Menurut ketentuan-ketentuan disyaratkan bahwa dalam
pengangkatan duta tidak hanya merupakan hak progresif Presiden, namun
juga melibatkan peran DPR untuk memberikan persetujuan dan
pertimbangan. Hal ini dituangkan di dalam Pasal 12 Kepres RI Nomor : 108
Tahun 2003 tentang Kepegawaian Pengangkatan, Pemberhentian dan
Pendidikan yang berbunyi “Fomasi kepegawaian pada perwakilan
ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku”.
Pasal 13 berbunyi: “Duta Besar luar biasa dalam berkuasa penuh
dan wakil tetap RI pada perwakilan diplomatik dan Konsul Jenderal dan
Konsul pada perwakilan Konsulat diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden sesuai dengan ketentuan perundang- undangan yang berlaku”.
Adapun ketentuan perundang -undangan yang berlaku sebagaimana
dimaksud adalah UU No. 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri.
Peran DPR ditegaskan kembali didalam perundang-undangan ini
dalam Pasal 6 ayat (1) berbunyi: Kewenangan penyelenggaraan hubungan
luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pemerintah RI berada
ditangan Presiden. Sedangkan dalam hal menyatakan perang, membuat
perdamaian, dan peranjian dengan negara lain diperlukan persetujuan
DPR”. Dalam perundang-undangan yang berlaku adalah UUD 1945
setelah perubahan yaitu Pasal 13 ayat (2) dan pada UU No. 37 tahun 1999
tentang Hubungan Luar Negeri menjelaskan peran DPR RI yaitu pada
Pasal 6 ayat (1) yang merupakan dasar pengaturan dimaksud didalam
Pasal 12 dan 13 Kepres No. 108 tahun 2003 tentang Kepegawaian,
Pengangkatan, Pemberhentian dan Pendidikan sebagaimana yang sudah
dijabarkan Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 14/No. 2/Oktober 2017 234
diatas.
Sehingga peran DPR RI sangat diperlukan dalam hal pengangkatan
Duta Besar RI. Duta yang akan ditempatkan disalah satu negara oleh
pemerintah harus terlebih dahulu melalui tahapan dengan pendapat yang
dilakukan DPR. Hal ini kemudian menjadikan hubungan antara Presiden
dan DPR berkaitan dengan pencalonan duta melalui dipersoalkan oleh
sekian banyak kalangan, ketika keputasan DPR yang mempersoalkan
calon-calon duta yang diajukan pemerintah. Salah satu contohnya, pada
saat melakukan uji visi dan misi terhadap calon- calon duta yang masih
hangat-hangatnya dalam perubahan UUD 1945 yang ke 4 tepatnya tanggal
27 Juni 2002 pada Komisi I DPR yang membidangi hubungan Luar Negeri
tidak meloloskan sebagian dari calon duta yang diajukan oleh menteri Luar
Negeri.

4. Sebutkan Perwakilan Diplomatik menurut ketetapan


Kongres Wina tahun 1815 dan Kongres Aux La Chapella 1818
( kongres Achen)
Jawab :
1. Duta Besar (Ambassador)Duta Besar (Ambassador) adalah tingkat
tertinggi dalam perwakilan diplomatik yang mempunyai kekuasaan penuh
dan luar biasa. Ambassador ditempatkan pada negara yang menjalin
banyak hubungan timbal balik. Duta besar ini diakreditasikan kepada
kepala negara.

2. Duta (Gerzant)Duta (Gerzant)adalah wakil diplomatik yang pangkatnya


setingkat lebih rendah dari duta besar. Duta diakreditasikan kepada
menteri luar negeri. Dalam menyelesaikan segala persoalan kedua negara
dia harus berkonsultasi dengan pemerintahnya.

3. Menteri residenSeorang menteri residen dianggap bukan sebagai wakil


pribadi kepala negara. Dia hanya mengurus urusan negara. Mereka ini
pada dasarnya tidak berhak mengadakan pertemuan dengan kepala
negara tempat mereka bertugas.

4. Kuasa Usaha (Charge d’Affair)Kuasa usaha (Charge d’Affair) adalah


perwakilan tingkat rendah yang ditunjuk oleh menteri luar negeri dari
pegawai negeri lainnya. Kuasa usaha dibagi atas kuasa usaha tetap
(Charge d’affaires en pied) dan kuasa usaha sementara.

5. Pejabat PembantuAtase-atase adalah pejabat pembantu dari duta besar


berkuasa penuh, yang terdiri atas atase pertahanan (perwira militer) dan
atase teknis (PNS).

5. Sebutkan istilah jika seorang Duta yang mau ditempatkan


di negara lain di tolak oleh negara penerima
Jawab : 
Persona non grata
Persona non grata adalah sebuah istilah dalam bahasa Latin yang
dipakai dalam perkancahan politik dan diplomasi internasional. Makna
harafiahnya adalah orang yang tidak diinginkan. Orang-orang yang di-
persona non grata-kan biasanya tidak boleh hadir di suatu tempat atau
negara

Anda mungkin juga menyukai