Anda di halaman 1dari 18

Nama : Khelana Ramadhan

Kelas : XI IPS 1
No Absen : 17

1. Primordialisme
Source : https://news.detik.com/berita/d-3522440/kapolri-
sikap-primordialisme-bisa-ancam-nkri

Kapolri: Sikap Primordialisme Bisa


Ancam NKRI

Foto: Kapolri Jenderal Tito Karnavian. (Arif Syaefudin/detikcom)


Rembang - Kapolri Jenderal M Tito Karnavian menyebutkan sikap kecintaan terhadap
sesuatu yang berlebihan atau yang disebut primordialisme berpotensi untuk memecah
belah keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pasalnya, hal tersebut
bertentangan dengan ideologi Pancasila yang mengandung unsur kebinekaan.

Hal tersebut diungkapkannya saat berkunjung ke kediaman KH Ahmad Mustofa Bisri


(Gus Mus) di Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin Leteh Rembang, Selasa (6/6).

1
Dalam kunjungannya, ia menyebut sikap primordialisme di Indonesia saat ini mulai
muncul kembali.

"Dulu sikap primordialisme ada, setelah adanya pembacaan proklamasi secara


otomatis sikap tersebut hilang. Namun justru saat ini kami merasa primordialisme itu
muncul kembali," ujarnya.

Ia mencontohkan, sikap primordialisme saat ini mengarah pada Suku, Agama, Ras, dan
Antar golongan (SARA). Beberapa masalah yang saat ini melanda yakni perbedaan
pendapat mengarah pada prinsip latar belakang etnis yang ujungnya disangkut pautkan
dengan agama.

belakang keturunan. Sikap"Orang saat ini mulai kembali berbicara soal perbedaan
suku, agama dan latar seperti ini yang menyentuh hal sensitif, sehingga memicu
perpecahan NKRI. Bahkan ada kasus yang mempermasalahkan tanah, antara warga
pribumi dengan warga yang dianggap pendatang," imbuhnya.

Lebih lanjut Tito menjelaskan prinsip demokrasi yang dianut oleh negara Indonesia saat
ini juga sudah mulai disalahartikan. Kebebasan berdemokrasi mulai mengarah pada
tindakan liberalisme. Membuka ruang untuk kebebasan berserikat, kebebasan
berkumpul, hingga memicu kebebasan untuk menganut ideologi selain Pancasila yang
tidak tepat untuk diterapkan di Indonesia.

"Justru kebebasan itulah yang memicu perbedaan semakin mencuat. Kami butuh sosok
yang berpengaruh terhadap komunitas-komunitas agama untuk membekali diri
menjauhkan sikap primordialisme itu," tegasnya.

Dalam kunjungannya ke Rembang itulah ia berharap mendapatkan tausyiah dan


dukungan dari umat muslim untuk bersama-sama memerangi segala macam tindakan
yang mengarah pada perpecahan NKRI.

"Kami dari Polri dan TNI yang merupakan garda terdepan menjaga keutuhan NKRI
berharap masyarakat bisa saling bersatu menjaga keutuhan NKRI," ujarnya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo
menyebutkan isu perpecahan diperparah dengan ujaran kebencian yang membanjiri
media sosial. Dari media sosial, warga dapat terprovokasi yang secara tidak langsung
memicu sikap primordialisme.

"Di media sosial rame, di lapanganpun juga jadi makin memanas. Maka dari itu,
masyarakat harusnya bisa menggunakan media sosial secara bijak dan lebih
bermanfaat," ungkap Ganjar. (idh/idh)

2
Primordialisme
 Mengutamakan kepentingan kelompok sendiri.
Alasan saya memilih Artikel diatas ialah Artikel tersebut merupakan
bukti kuat bahwa masih adanya sikap Primodialisme terjadi di Indonesia
seperti yang tertera di Artikel diatas dalam kunjungannya di Pondok
Pesantren Raudlatul Thalibin PakTito Karnavian KAPOLRI pada masa itu,
menyebutkan sikap primordialisme di Indonesia saat ini mulai muncul
kembali.
"Orang saat ini mulai kembali berbicara soal perbedaan suku, agama
dan latar seperti ini yang menyentuh hal sensitif, sehingga memicu
perpecahan NKRI. Bahkan ada kasus yang mempermasalahkan tanah,
antara warga pribumi dengan warga yang dianggap pendatang," imbuhnya.
Dan dalam artikel diatas juga ada contoh kasus lain yakni Gubernur
Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyebutkan isu perpecahan diperparah
dengan ujaran kebencian yang membanjiri media sosial. Dari media sosial,
warga dapat terprovokasi yang secara tidak langsung memicu sikap
primordialisme.
"Di media sosial rame, di lapanganpun juga jadi makin memanas.
Maka dari itu, masyarakat harusnya bisa menggunakan media sosial
secara bijak dan lebih bermanfaat," ungkap Ganjar
Sebenarnya menurut saya tujuan Pancasila dan ideologi bangsa
Indonesia dirumuskan ialah unuk menghindari hal – hal seperti ini, dan ini
merupakan salah satu tantangan terbesar bagi bangsa Indonesia, ditengah
keanekaragaman ini kita seharusnya bisa membuat suatu perbedaan itu
menjadi suatu kekuatan bukannya malah menjadi perselisihan yang
memperpecah belah.

2. Etnosentrisme
Source : https://dosensosiologi.com/contoh-etnosentrisme/

3
Contoh Etnosentrisme
Adapun untuk contoh etnosentrisme di masyarakat Indonesia yang secara umumnya
terjadi, antara lain adalah sebagai berikut;

1. DPR sebagai orang-orang terpilih yang mewakili suara rakyat, pada


kenyataannya dipenuhi dengan oknum yang mengutamakan kepentingan pribadi
dan parpolnya ketimbang kepentingan rakyat, serta dilakukan secara implisit dan
eksplisit.
2. Mahasiswa yang berasal dari Medan (suku Batak) akan selalu bersikeras pada
pendirian dan sikap yang menyebut dirinya sebagai orang yang tegas,
berpendirian, dan kasar (kasar dalam artian tegas). Sedangkan Melayu
dikatakan pemalu, relijius, dan merasa lebih bisa diterima di mana pun berada.
Sedangkan Jawa, akibat pengaruh orde baru sebagai pusat pemerintahan,
menganggap dirinya paling maju dari daerah lainnya di Indonesia.
3. Tragedi Sampit, antar suku Madura dan Dayak, dimana terdapat kecemburuan
ekonomi antar Madura sebagai pendatang dan Dayak sebagai penduduk asli.
Tragedi Pos, Ambon, dan Perang adat di Papua.
4. Tahun 2001 terdapat perang adat antara suku Asmat dan Dani masing-masing
suku merasa sukunyalah yang paling benar dan harus dihormati. Perang adat
berlangsung bertahun-tahun. Karena sebelum adanya salah satu pihak yang
kalah atau semkain kuat danmelebihi pihak yang lain, maka perang pun tidak
akan pernah berakhir.
5. Melakukan bullying, mengejek atau menjauhi temannya yang berasal dari Papua
hanya karena kulit mereka yang hitam serta rambutnya yang ikal atau keriting.
6. Pemakaian koteka yang dilakukan oleh masyarakat papua pedalaman, jika
dilihat oleh masyarakat yang bukan berasal dari Papua pedalaman, memakai
koteka adalah hal yang memalukan. Sebaliknya, bagi warga pedalaman papua,
menggunakan koteka adalah kewajaran, bahkan suatu kebanggaan tersendiri.
7. Kasus yang sering terjadi di Indonesia ialah penghancuran rumah ibadah secara
sepihak yang dilakukan oleh oknum-oknum konservatif yang fanatik dan berlaku
main hakim sendiri.
8. Munculnya berbagai macam aliran politik berbau keagamaan atau keyakinan
tertentu.
9. Masih ada karakter masyarakat Indonesia yang memaknai perbedaan dengan
membandingkan kepercayaan mana yang paling benar, perbedaan pendapat
suatu masalah dapat berujung pada persoalah ketuhanan, mengurangi
keobjektifan ilmu pengetahuan.
10. Pada masa-masa pemilihan pemimpin daerah ataupun pemimpin negara, masih
ada masyarakat Indonesia yang memiliki pola pikir yang hanya melihat pemimpin
dari suku, ras yang sama, tanpa menimbang, menilai, dan memerhatikan visi,
misi, serta program yang para pemimpinnya tawarkan.
11. Perilaku carok di Madura. Carok adalah sebuah upaya pembunuhan yang
dilakukan oleh laki-laki Madura ketika merasa harga dirinya terusik oleh orang
lain. Bagi masyarakat luar yang melihat fenomena ini, mungkin akan

4
menganggap perilaku ini sangat brutal, namun nyatanya bagi masyarakat
Madura perilaku tersebut dianggap sangat sakral.
12. Pandangan sebagian masyarakat Indonesia terhadap keturunan ras Tionghoa
yang sampai saat ini masih dipandang sebelah mata dalam segala lini kehidupan
bermasyarakat.
13. Masyarakat Bali sampai saat ini masih berpegang teguh pada tradisi
Warna/Kasta yang mengotak-ngotakan masyarakat dalam kedudukan sosial
tertentu.
14. Pernikahan di Desa Adat Panglipuran Bali hanya bisa dilksanakan oleh antar
sesama warga. Adanya kepercayaan akan adat, kebiasaan, dan keyakinan yang
sama antar keturunan, melanggengkan aturan ini. Apabila dilanggar, individu
yang bersangkutan tidak akan dianggap lagi sebagai warga Desa Penglipuran.
15. Jabatan Abdi Dalem Keraton Yogyakarta hanya bisa dipercayakan kepada orang
asli Yogyakarta yang dianggap sebagai bentuk pengabdian diri total ada Keraton
Yogyakarta.
16. Adanya salah salah satu organisasi sosial yang bergerak pada kesukuan,
misalnya saja dalam hal ini ialah Lampung Say yang mewadahi anggota
masyarakat khusus asli Lampung yang bisa bergabung.

Etnosentrisme
 Memandang budaya miliknya lebih baik daripada budaya
masyarakat lain
Alasan saya memilih artikel diatas ialah karena artikel diatas memuat
berbagai contoh perilaku Etnhosentrisme yang benar- benar terjadi di
Indonesia, saya akan ambil salah satu contoh sikap Enthosentrisme dari
artikel diatas no. 17. Mahasiswa yang berasal dari Medan (suku Batak) akan
selalu bersikeras pada pendirian dan sikap yang menyebut dirinya sebagai
orang yang tegas, berpendirian, dan kasar (kasar dalam artian tegas).
Sedangkan Melayu dikatakan pemalu, relijius, dan merasa lebih bisa diterima
di mana pun berada. Sedangkan Jawa, akibat pengaruh orde baru sebagai
pusat pemerintahan, menganggap dirinya paling maju dari daerah lainnya di
Indonesia.
Menurut saya Sikap Etnosentrisme sangat berbahaya karena dengan
menggaanggap budayanya paling baik secara tidak langsung secara sadar
maupun tidak sadar menyerang, meremehkan, merendahkan kebudyaan
yang lain, menggagap bahwa kebudyaan kita baik masih hal wajar tetapi
kalau sudah menyerang kebudayaan lain itu bahaya seperti contoh kasus no
3.Tragedi Sampit, antar suku Madura dan Dayak, dimana terdapat
kecemburuan ekonomi antar Madura sebagai pendatang dan Dayak sebagai
penduduk asli. Tragedi Pos, Ambon, dan Perang adat di Papua. Yang
memakan korban jiwa hanya karena akibat dari sikap intoleransi dan
Etnosentrisme
5
3. Chauvinisme
Source:
https://www.kompasiana.com/widyalaras/552a1045f17e61005
3d623c6/sikap-chauvinisme-supporter-bola-indonesia

Sikap Chauvinisme Supporter Bola Indonesia


Kita semua tentunya masih ingat dengan Laga pertandingan kualifikasi
Piala AFC kemarin, yaitu pertandingan antara Timnas Indonesia U-19
dengan Timnas asal negeri Ginseng, Korea Selatan pada Sabtu (12/10)
dengan skor 3-2 atas kemenangan Indonesia. Pertandingan yang diwarnai
dengan turunnya hujan membuat kedua kubu ini harus bermain dengan
“becek-becek”an. Euphoria kemenangan masih terasa sampai sekarang.
Banyak sekali masyarakat Indonesia yang bangga dengan kemenangan
yang diperoleh oleh Evan Dimas cs ini.

Hebohnya pertandingan antara kedua negara ini sudah banyak sekali


diliput di berbagai media baik cetak maupun online dan juga melalui social
media seperti Twitter dan Facebook. Apalagi ketika pertandingan
berlangsung Timeline Twitter dipenuhi oleh berbagai respons masyarakat
mengenai pertandingan tersebut. Rata-rata respons yang diberikan berupa
respons negatif mengenai negara tamu, yaitu Korea Selatan, apalagi yang
dibahas adalah boyband dari Korea Selatan. Lalu apa hubungannya
pertandingan bola dengan boyband?

Hallyu atau gelombang Korea memang sedang merajai pasar dunia, tidak
hanya Indonesia. Negara-negara di Benua Eropa serta Amerika pun saat
ini tengah menggandrungi K-Pop. Jika diperhatikan memang rata-rata
remaja Indonesia khususnya yang putri saat ini tengah menggandrungi hal-
hal yang berbau Korea. Sehingga tidak salah jika momen pertandingan
melawan Korea Selatan ini sepertinya memang sesuatu yang telah
ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia, terutama masyarakat yang
6
menentang atau tidak menyukai adanya Korean Wave. Apalagi seringnya
artis-artis korea menggelar konser di Indonesia membuat sebagian
masyarakat beranggapan bahwa mereka hanyalah perusak budaya
Indonesia. Jadi, begitu terdengar nama Korea, berbagai statement
langsung keluar seperti: Oplas, Cowok kok cantik, banci, dan lain
sebagainya.

Jadi tidak mengherankan apabila selama pertandingan kemarin yang


dibahas bukanlah atlit sepak bolanya melainkan boyband Korea-nya.
Berbagai statement muncul di timeleine Twitter (saya tidak mencantumkan
nama akun) seperti:

“Korea itu menang boyband doang, gak pantes maen-maen bola”

“Pantes aja korea kalah, orang maennya aja sambil goyang-goyang gitu”

“ Eh, kok banci maen bola sih?”

“Korea kalah tuh, masih doyan sama KPOP?”

Karena sikap supporter yang seperti ini, banyak sekali para pecinta K-pop
di Indonesia yang merasa sakit hati karena tidak sepantasnya para
supporter bola berkata seperti itu. Inilah beberapa respons para pecinta K-
Pop:

“I LOVE TIMNAS U-19 and INDONESIA, tapi gak perlu sampe bersikap
Chauvinisme kan?

“Ini kan pertandingan bola, kenapa boyband-nya dibawa-bawa. Atlit bola


sama boyband itu beda”

7
“Gini nih malesnya kalo Indonesia maen lawan Korea, pasti ujung-ujungnya
K-POP yang dibawa-bawa”

“Supporter bola gak nyadar kali ye, jelek-jelekin korea tapi nge-tweetnya
pake Samsung -__-“

Selama laga kemarin banyak sekali supporter Indonesia yang


menggembar-gemborkan sikap nasionalisme. Tapi yang muncul bukanlah
sikap nasionalisme melainkan sikap chauvinisme. Kata "nasionalisme"
hanyalah “kedok” untuk menutupi bahwa sebagian dari mereka
menunjukkan sikap chauvinisme yang membangga-banggakan Tanah Air
dengan merendahkan bangsa lain. Bahkan sebagian dari supporter
tersebut tidak berkaca pada diri sendiri, ketika Indonesia menang mereka
merasa bangga dengan sepak bola Indonesia, tapi giliran kalah respons
mereka biasa-biasa saja bahkan sepak bola Indonesia dicaci-maki.

Sikap nasionalisme yang hanya penuh dengan kepura-puraan ini juga


muncul ketika adanya club sepak bola asal Inggris yang bermain di
Indonesia. Kita ambil saja contoh kunjungan Arsenal atau Liverpool ke
Indonesia. Mayoritas supporter Indonesia mendukung club-club asal
Inggris tersebut tanpa memperhatikan timnas kebanggaan negara sendiri.
Itukah yang namanya nasionalisme?

Saya di sini tidak bermaksud memojokkan supporter Indonesia, tetapi


marilah kita berkaca pada diri sendiri, apakah kita ini sudah baik? Lalu,
hargailah bangsa sendiri dan bangsa orang lain. Kalau ada pertandingan
antarbangsa seperti ini sangat tidak pantas apabila kita bersikap
memojokkan dan merendahkan bangsa lain. Apalagi kita semua tahu
negara tersebut jauh lebih maju dibandingkan negara kita. So, keep calm
and just support the competition.
 Chauvinisme
Mengaggungkan bangsa /negara sendiri dan memandang rendah
bangsa /negara lain.
Mengapa saya memilih artikel tersebut ialah sebagai contoh
chauvinisme. Memang sudah tidak asing lagI rasanya kalau ada supporter
8
bola yang fanatic bahkan sampai menghina – hina negara lain dengan
bersorak – sorak dan mereka secara tidak sadar sudah menerapkan sikap
Chauvinisme terhadap diri mereka,
memandang rendah negara lain dan merasa negara sendiri paling
agung merupakan sifat yang paling berbahaya, karena dari situlah awalnya
terjadi perang dunia dan terbentuknya kelompok seperti NAZI
Sikap Chauvinisme sudah banyak merugikan dan membunuh
banyak jiwa di masa lalu, maka dari itu tragedi tersebut jangan sampai
terulang lagi. Hanya karena intoleransi Akibat perbedaan sosial.

4. Nepotisme
Source : https://www.wartaekonomi.co.id/read299432/gibran-
bobby-maju-pilkada-amien-rais-nepotisme-jokowi-memalukan
Gibran-Bobby Maju Pilkada, Amien Rais: Nepotisme Jokowi
Memalukan
Jum'at, 14 Agustus 2020, 07:47 WIB

Foto: Sufri Yuliardi

WE Online, Jakarta -
Mantan Ketua MPR Amien Rais mengkritik majunya Gibran Rakabuming
Raka dan Bobby Nasution di pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020.
Menurutnya, ada andil besar Presiden Joko Widodo (Jokowi) sehingga
banyak partai mendukung keduanya.

9
"Nepotisme yang dilakukan oleh Jokowi untuk mendongkrak anak sulungnya
di Solo dan menantunya di Medan cukup memalukan," ujar Amien di Restoran
Pulau Dua, Jakarta, Kamis (13/8/2020).

Majunya Gibran dan Bobby, kata Amien, memang tak melanggar konstitusi.
Tetapi, ada moral dan etika sebagai pemimpin negara dalam menjaga hal
tersebut.

"Tetapi menabrak etika sejatinya lebih parah dan buruk. Karena menyangkut
moral atau akhlak dan umumnya berakhir dengan kegagalan," ujar Amien.

Jokowi juga dinilainya menerapkan sikap otoriter dengan majunya Gibran dan
Bobby. Pasalnya, hal tersebut akan memunculkan dinasti politik di sejumlah
daerah.

"Anak dan menantunya dibantu terang-terangan agar keduanya harus


menang. Langkah Jokowi itu menimbulkan sinisme dan cemooh yang sangat
luas dari masyarakat," ujar Amien.

Diketahui, rekomendasi PDIP atas kandidat pasangan untuk Pilkada Solo


pada Gibran-Achmad Purnomo. Ia berpotensi melawan kotak kosong karena
PKS tak kunjung mendapatkan dukungan dari partai lain.

PDIP juga memberikan rekomendasi kepada Bobby Nasution dan Aulia


Rachman dalam Pilwakot Medan. Peresmian pemberian dukungan itu
menegaskan koalisi PDIP-Gerindra di Medan.

 Nepotisme

Paham yang lebih mengutamakan kepentingan kerbat/keluarga


sendiri

Saya memilih Artikel ini karena ini jelas berhubungan dengan sikap
Nepotisme dan juga ini merupakan topik yang masih hangat, dimana
presiden republik Indonesia Jokowi dodo diduga melakukan sikap
Nepotisme yang mana dugaan itu didasarkan dengan Gibran(putra
sulung Jokowi dodo) dan Bobby(Menantu Jokowi dodo) yang
mencalonkan diri sebagai kepala daerah.

10
Berbagai Pihak seperti Amin Rais(mantan ketua MPR) bahkan
membuat statement seperti yang tertera diatas, Tetapi ada berbagai
pihak yang membela Jokowi dengan alas an (”Setiap negara bebas
mencalonkan diri, mungkin kebetulan saja beliau kerabat presiden,
tidak ada yang salah dengan itu”)
Menurut saya Sebenarnya Sikap Nepotisme akan selalu ada dan
menjadi lingkaran kejahatan Contohnya ada opini yang bilang :bisa
benar bisa tidak, “saat pendaftaran POLRI/TNI akan lebih mudah
jika ada anggota keluarga yang juga anggota instansi tersebut”,
Nepotisme akan bisa dihapuskan hanya dengan menggunakan sistim
dan akhlak dari diri sendiri, masalahnya sudah insting setiap mahluk
hidup untuk melindungi, membela dan mengedepankan keluarganya.
Menurut saya Nepotisme merupakan masalah yang rumit dan belum
ditemukan formulannya.

5. Separatisme
Source : https://news.detik.com/berita/d-
5327745/separatisme-papua-dukungan-gereja-dan-kepala-
daerah-bermuka-dua

Separatisme Papua, Dukungan Gereja


dan Kepala Daerah Bermuka Dua
Jakarta - 
punya jalur ke gereja di luar negeri membantu gerakan separatisme di Irian
(Papua dan Papua Barat). Salah satu tindakan yang dilakukan antara lain
memanipulasi masyarakat untuk kampanye seolah telah terbentuk kekuatan cukup
besar di sana.

11
"Jadi, masyarakat diundang seolah akan melakukan kegiatan keagamaan tapi
kemudian dibagikan seragam lalu difoto-foto, dibuat video," kata Hendropriyono
dalam Blak-blakan yang tayang di detikcom, Rabu (6/1/2021).
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara itu menyebut ada dua model perjuangan untuk
berpisah dari NKRI. Di Papua melalui aksi-aksi kekerasan oleh Kelompok Kriminal
Bersenjata (KKB) yang mendapat perlindungan dari politik luar negeri negara tertentu.
Juga gerakan politik oleh kelompok Negara Federasi Papua Barat (NFPB) di Papua
Barat. Kelompok ini memanfaatkan jejaring politik di luar negeri dan menggalang opini
di kampus-kampus luar negeri.

"NFPB ini banyak memanfaatkan isu pelanggaran HAM oleh aparat kita. Tapi
kekejaman terhadap tenaga medis, puluhan pekerja Trans Papua mereka tak peduli,"
kata Hendropriyono.

Pada 2021 ini, dia melanjutkan, kedua kelompok tersebut diperkirakan akan bersinergi
untuk berpisah dari NKRI. Sebab, apa yang mereka lakukan selama ini ternyata tak
dianggap sebagai tindakan terorisme tapi cuma sebatas aksi kriminal biasa.

Di sisi lain, penulis buku 'Filsafat Intelijen dan Operasi Sandi Yudha' itu mensinyalir ada
beberapa oknum kepala daerah di Provinsi Papua dan Papua Barat yang menjalankan
loyalitas ganda. Di satu sisi mereka menginginkan kucuran dana otonomi khusus yang
besar, tapi di sisi lain tak berani menghadapi gerakan-gerakan untuk memisahkan diri
dari NKRI.

"Kalau begitu kan artinya mereka bermuka dua, bermain dua kaki. Seolah mendukung
NKRI agar dapat dana otonomi khusus tapi juga main mata dengan para pemberontak
itu," paparnya.
Indikasi lain, dia melanjutkan, para oknum kepala daerah itu tak pernah mendapatkan
gangguan dari kelompok kriminal bersenjata.

Dia berharap pemerintah melakukan evaluasi ketat terhadap pelaksanaan otonomi


khusus selama ini. Sebab, dana otonomi khusus yang begitu besar digelontorkan
ternyata banyak yang tak sampai kepada masyarakat. Pembangunan infrastruktur di
sana pun selama era Presiden Jokowi lebih banyak dilakukan langsung oleh
pemerintah pusat.

 Separatisme
Paham yang bertujuan memisahkan diri dari daerah tempat tinggalnya
Alasan saya memilih artikel yang ada diatas ialah karena masalah
tentang Papua yang ingin memisahkan diri tidak pernah selesai sepertinya.
Separatisme di Indonesia kerap terjadi contohnya seperti artikel diatas, isu
tentang Papua yang selalu ingin memisahkan diri dari Indonesia sering
terjadi, bahkan kita ambil contoh yang lain seperti Timor Leste yang sudah

12
resmi memisahkan diri dari Indonesia, biar bagaimanapun alasanya, sikap
Separatisme tidak bisa di toleransi karena akan merusak kesatuan dan
persatuan NKRI, kita bisa merdeka karena bersama lalu apa arti dari
SEMBOYAN BHINEKA TUNGGAL IKA?
Menurut saya sangat tidak masuk akal jika negara Kesatuan seperti
Indonesia memiliki sikap Separatisme di berbagai wilayahnnya, dan jika
diduga adanya oknum pelaku serta provokotor seperti artikel diatas, harus
dihukum berat atas pelanggaran mengenai Separatisme.

6. Rasisme
Source : https://www.bbc.com/indonesia/dunia-52918490

Kematian George Floyd: Pertanyaan


sederhana yang mengungkap rasisme di
Amerika Serikat
5 Juni 2020

Jane Elliott dikenal akan kampanyenya melawan rasisme.


Amerika Serikat terbakar, dan pemicunya adalah masalah yang tidak dapat
diselesaikan negara selama berabad-abad: rasisme.

13
Puluhan ribu orang telah berdemonstrasi di lebih dari 75 kota di AS untuk memprotes
kematian George Floyd, seorang pria keturunan Afrika yang meninggal pada 25 Mei di
Minneapolis ketika seorang polisi berkulit putih terus berlutut di lehernya, bahkan
setelah dia memohon karena dia tidak bisa bernapas.
Protes kini telah menyebar lebih jauh ke kota-kota di seluruh dunia termasuk London,
Berlin dan Auckland dan media sosial dipenuhi dengan kotak-kotak hitam dan pesan
dukungan pada 2 Juni, sehari dijuluki #BlackoutTuesday.
Protes saat ini adalah hasil dari "situasi yang kami warga kulit putih ciptakan, kami
menghadapi konsekuensi dari perilaku kami," kata juru kampanye 87 tahun Jane Elliott
kepada BBC, "Anda tidak dapat menyalahgunakan sekelompok orang pintar selama
300 tahun dan mengharapkan mereka untuk menanggungnya tanpa batas tertentu."

 Dakwaan baru bagi empat polisi yang terlibat dalam pembunuhan George Floyd,
ancaman hukuman hingga 40 tahun penjara
 Presiden AS ancam akan kerahkan militer untuk memadamkan kerusuhan
 George Floyd: Bermula dari laporan dugaan pemalsuan uang, apa saja yang
terjadi dalam 30 menit momen terakhir hidupnya?

Kerusuhan yang menyertai beberapa protes telah meningkat ke titik di mana kejadian
itu dibandingkan dengan 4 April 1968, ketika pemimpin kampanye hak-hak sipil AS
Martin Luther King Jr dibunuh.
Itu adalah titik balik bagi Elliott muda saat itu: menggunakan latihan praktis untuk
membuat orang menghadapi prasangka mereka sendiri dan mengekspos perilaku rasis
yang tidak sengaja, dia segera menjadi pendidik dan juru kampanye antirasisme yang
terkenal di dunia.
Mata biru, mata coklat

Di beberapa kota di AS, unjuk rasa berakhir ricuh.

14
Elliott ingin orang-orang memahami bagaimana rasisme telah dinormalisasi di
masyarakat.
Ketika Martin Luther King Jr dibunuh, Elliott adalah seorang guru muda di sebuah
sekolah menengah negeri di pedesaan Iowa. Keesokan harinya, dia pergi bekerja dan
mengajar murid-muridnya tentang apa itu rasisme dan bahayanya.
Dia menyusun latihan yang disebutnya "Mata Biru, Mata Cokelat" - cukup sederhana
sehingga anak-anak kecil akan memahami secara langsung masalah yang
ditimbulkannya ketika seseorang merasa lebih unggul daripada orang lain hanya karena
warna kulit mereka.
Elliott membagi kelas menjadi dua kelompok: satu diberi selendang cokelat dan diberi
tahu bahwa mereka mewakili tim "Mata Cokelat"; yang lain diberi syal biru untuk
mewakili tim "Mata Biru".
Dia kemudian memberi tahu seluruh kelas bahwa tim "Mata Cokelat" lebih pintar dan
lebih bersih, dan memberi mereka hak istimewa seperti waktu bermain tambahan.
Elliott juga mengatakan bahwa anak-anak bermata biru merusak segalanya, jadi jika
mereka ingin minum dari air mancur yang sama dengan anak-anak bermata cokelat,
mereka harus menggunakan gelas sekali pakai agar tidak menginfeksi mereka.
Elliott mengatakan perubahan perilaku itu instan: anak-anak "Mata Cokelat" lebih
percaya diri, merendahkan dan bersikap tidak baik terhadap anak-anak bermata biru.

Seorang pengunjuk rasa menunjukkan papan bertuliskan: 'Kulitku bukan senjata'


Senin berikutnya, Elliott mengulangi latihan, tetapi kali ini dia menukar peran.
Di akhir percobaan, ia meminta anak-anak untuk mengomentari pengalaman itu.
"Mereka yang bermata cokelat mendiskriminasi mereka yang bermata biru," kata
seorang gadis bernama Debbie Hughes, yang kesaksiannya diterbitkan di situs
Smithsonian Institution, "Saya memiliki mata cokelat, dan saya merasa seperti saya
bisa memukul mereka jika saya mau. "
Banyak teman Debbie setuju dengannya.
Tapi "ketika kita berganti peran, aku merasa ingin keluar dari sekolah. Aku marah. Ini
rasanya ketika mereka mendiskriminasikanmu".
Elliott menyebut latihan ini "suntikan virus rasisme".
Latihan "Mata Biru, Mata Cokelat" segera menjadi populer di dunia, dan selama
bertahun-tahun, ribuan orang di negara-negara di seluruh dunia telah
mempraktikkannya.
Pada 2016, Elliott dimasukkan dalam acara 100 Women BBC, yang meneliti peran
wanita di Abad ke-21.
Tetapi latihan tersebut menimbulkan kontroversi, dengan beberapa menyebutnya
sebagai eksperimen "Orwellian" (setelah deskripsi George Orwell tentang ide-ide yang
merusak kesejahteraan masyarakat yang bebas dan terbuka) yang mengajarkan
"membenci diri sendiri", dan kolumnis Denver menyebutnya " jahat".
Sebuah pertanyaan sederhana

15
SUMBER GAMBAR,GETTY
Kematian George Floyd memicu kembali perdebatan tentang rasisme di AS.
Tetapi Elliott telah melakukan banyak latihan dengan orang dewasa juga.
Salah satu contoh terbaik dari kuliah Elliott dicatat dalam film dokumenter "Mata Biru,"
tahun 1996 yang mengambil namanya dari latihan yang baru saja disebutkan.
Elliott bertanya auditorium yang penuh dengan orang-orang "Saya ingin setiap orang
kulit putih di ruangan ini berdiri jika Anda akan senang diperlakukan dengan cara
yang sama dengan bagaimana masyarakat ini, secara umum, memperlakukan
warga kulit hitam".
Keheningan canggung mengikuti, ketika penonton memandang Elliott dari kursi mereka.
"Apakah Anda tidak mengerti saya?" Elliott bersikeras. "Jika Anda ingin diperlakukan
dengan cara yang sama dengan orang kulit hitam diperlakukan dalam masyarakat ini,
silakan berdiri".

SUMBER GAMBAR,GETTY
Kematian George Floyd memicu unjuk rasa di lebih dari 75 kota di AS.
"Tidak ada yang berdiri," kata Elliott datar setelah beberapa detik.

16
"Ini jelas menunjukkan bahwa Anda sadar akan apa yang terjadi, dan bahwa Anda
sadar tidak ingin itu terjadi pada Anda. Jadi, mengapa Anda mau membiarkan hal itu
terjadi pada orang lain?" dia bertanya.
Elliott mengatakan kepada BBC bahwa dia percaya orang kulit putih tidak berani
bertindak melawan rasisme "karena jika mereka melakukannya, mereka takut mereka
akan diperlakukan dengan cara yang sama seperti orang kulit berwarna diperlakukan di
negara ini".
"Orang kulit putih tahu itu adalah sesuatu yang tidak perlu mereka khawatirkan akan
terjadi pada mereka. Mereka tidak ingin berdiri, atau itu akan terjadi pada mereka."
Hanya soal melanin
Elliott mengatakan latihannya dirancang untuk menunjukkan sesuatu yang sederhana:
rasisme adalah sesuatu yang ditanamkan sejak kecil.
"Setiap orang kulit putih yang lahir dan besar di AS yang tidak rasis, adalah keajaiban,"
katanya.
"Rasisme adalah perilaku yang dipelajari. Tidak seorang pun dilahirkan dengan
perasaan superior. Keunggulan diajarkan, dan itulah yang kami ajarkan di negara ini,"
kata Elliott.

SUMBER GAMBAR,GETTY
Seorang pengunjuk rasa menuliskan "Diamnya orang kulit putih = kekerasan" di punggungnya.
Menurutnya, sistem pendidikan AS telah dirancang untuk "mempertahankan mitos-
mitos supremasi kulit putih".
Tetapi dengan cara yang sama, sama seperti rasisme adalah sesuatu yang dibangun,
itu juga dapat dihancurkan: "Orang dapat diajari untuk berhenti menjadi rasis," kata
Elliot.
"Mata dan warna kulit orang semuanya turun ke satu bahan kimia yang sama: melanin.
Tidak masuk akal untuk menilai orang berdasarkan jumlah bahan kimia di kulit mereka,"
katanya

17
 Rasisme
Paham yang menganggap rendah perbedaan ciri fisik kelompok
tertentu
Kali ini saya mencoba memilih artikel yang berasal dari luar negeri.
Alasan saya memilih artikel diatas ialah karena Kematian George Floyd
yang merupakan isu Rasisme paling terkenal diseluruh dunia, George
Floyd pria berkulit hitam asal Amerika serikat terbunuh akibat ulah dari
Empat oknum polisi berkulit putih, sebelum kasus George pun memang di
amerika sudah memanas isu tentang rasisme antara kulit hitam dan putih,
ras kulit hitam seringkali ditindas karena pada sejarahnya amerika, ras kulit
hitam ialah sering dikaitkan dengan ras budak dan pekerja berbeda dengan
ras kulit putih yang notabane nya bangsawan pada masa itu, tetapi seiring
berjalannya zaman pandangan itu sudah tidak ada setiap manusia memiliki
HAM dan hak untuk hidup yang sama, seperti yang disepakati oleh
peraturan Internasional.
Dan Seperti yang kita tahu Amerika merupakan termasuk negara
Liberal, salah satu negara yang paling bebas yang membebaskan
penduduknya berpendapat dan melakukan hal-hal lain, tetapi hal itu tetap
tidak mencegah adanya sikap Rasisme di negara tersebut
Menurut saya pemberian hukuman yang berat dan tegas bagi pelaku
Rasisme Merupakan jalan satu-satunya, karena Rasisme tidak bisa
dianggap sepele. Isu rasisme selalu dianggap sepele dan seolah hanya
bercandaan. akan banyak korban-korban seperti George jika sikap
Rasisme dibiarkan begitu saja.

Manusia memang pada dasarnya sulit menerima perbedaan oleh sebab itu
butuh waktu lama bagi manusia untuk bisa hidup berdampingan seperti saat ini,
tidak ada yang salah dengan perbedaan. Yang bermasalah adalah sikap kita
dalam memandang perbedaan.

18

Anda mungkin juga menyukai