Anda di halaman 1dari 8

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS LOW BACK PAIN (LBP)

A. Identitas Umum Pasien


Nama : Tn. S
Usia : 46 tahun
JenisKelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Dusun Papi, Enrekang

B. Anamnesis Khusus
 Keluhan utama : nyeri punggung bawah menjalar ke tungkai.
 Lokasi keluhan : tungkai sebelah kiri.
 Lama keluhan : 3 bulan yang lalu
 Sifat keluhan : tertusuk-tusuk dan menjalar
 Penyebab : HNP
 RPP : keluhan dirasakan sejak 3 bulan yang lalu sebelum masuk ke
rumah sakit. Nyeri dirasakan muncul tanpa pencetus. Nyeri berkurang saat posisi tidur
miring ke kanan dan mengonsumsi obat penghilang nyeri. Nyeri dirasakan seperti
tertusuk-tusuk, terasa menjalar ke kedua tungkai utamanya tungkai sebelah kiri. Pada
bulan Januari, pasien keluar masuk rumah sakit sebanyak 3 kali dengan keluhan yang
sama. Sesaat setelah keluar dari rumah sakit, pasien melakukan kontrol ke poli, tapi
saat obat habis, keluhan muncul kembali dan akhirnya pasien memutuskan untuk
kembali ke rumah sakit lagi.
 Posisi yang memperberat : fleksi lumbal
 Posisi yang memperingan : tidur miring kearah kanan
 Riwayat Trauma : ada (pasien pernah jatuh terpeleset di sawah)
 Riwayat mengangkat berat : ada
 Riwayat penyakit penyerta : tidak ada
C. Pemeriksaan Vital Sign
 Tekanan Darah : 110/70 mmHg
 Denyut Nadi : 92 kali/menit
 Pernapasan : 24 kali/menit
 Temperature : 36°C

D. Inspeksi/Observasi
a. Statis
- Mimik wajah pasien terlihat kurang semangat dan cemas.
- Pasien dalam posisi tidur miring ke kanan.
b. Dinamis
- Pasien merasakan nyeri menjalar saat melakukan gerakan fleksi lumbal
- Pasien merasakan nyeri menjalar saat mengangkat paha sebelah kiri.
- Pasien merasakan nyeri saat berdiri lama dan berjalan jauh.
- Pasien mampu merubah posisi dari tidur terlentang ke posisi tidur miring.

E. Pemeriksaan Spesifik dan Pengukuran Fisioterapi


1) Tes Kognitif : pasien diajak berbicara dengan memberikan beberapa pertanyaan.
Hasil : pasien merespon dan menjawab setiap pertanyaan yang diberikan dengan
baik
2) Tes Tonus Otot : fisioterapis melakukan gerakan pasif pada tungkai pasien dan
merasakan tonus otot pasien.
Hasil : normal, tidak ada peningkatan tonus
3) Tes Sensorik : fisioterapis mencubit, menekan dan menggores pada tungkai sebelah kiri
dan kanan pasien.
Hasil : terjadi penurunan sensasi pada tungkai kiri
4) Tes refleks patologis dan fisiologis :
- Refleks Bicep : normal
- Refleks Tricep : normal
- Refleks Knee : hiporefleks
- Refleks Ankle : hiporefleks
- Refleks hofman :-
- Refleks babynski : -
- Chaddock :-
- Gordon :-
5) Pengukuran Nyeri (VAS) : fisioterapis menanyakan intensitas nyeri yang diasakan oleh
pasien.
Hasil : 5 (nyeri sedang)
6) MMT
Otot Tungkai kanan Tungkai kiri
Fleksor hip 4 3
Ekstensor hip 4 3
Abductor hip 4 3
Adduktor hip 4 3
Abdominal hip 4 3
Trunk 4 3

7) Palpasi otot erector spine : fisioterapis meraba dan menekan otot pasien.
Hasil : - Terjadi spasme pada otot erector spine.
- Nyeri tekan dan menjalar pada otot piriformis
8) Straight Leg Raising (SLR) : fisioterapis mengangkat lurus tungkai kiri pasien 30°-70°.
Positif bila timbul nyeri menjalar pada pasien.
Hasil : nyeri menjalar saat tungkai diangkat 60°
9) Tes patrick : tungkai kiri pasien dalam posisi fleksi pada sendi lutut sementara tumit
diletakkan pada lutut sebelah kanan. Kemudian lutut pada tungkai kiri ditekan kebawah
Hasil : pasien merasakan nyeri.
10) Anti patrick : posisi fleksi pada salah satu sendi lutut dan sendi panggul, kemudian lutut
di dorong ke arah medial.
Hasil : pasien tidak meraskan nyeri.
11) Squat and bouncing : pasien dalam posisi berdiri dengan kedua kaki menjinjit, kemudian
jongkok lalu berdiri kembali.
Hasil : pasien tidak mampu melakukannya.
12) Gangguan ADL (Index barthel modifikasi)
No Jenis AKS Kriteria
1. Saya dapat mengendalikan BAB 0 = tidak dapat
1 = kadang – kadang
2 = selalu
2. Saya dapat mengendalikan BAK 0 = tidak dapat
1 = kadang – kadang
2 = selalu
3. Saya dapat memlihara diri : (muka, 0 = tidak dapat
rambut, gigi, cukur) 1 = selalu
4. Saya dapat menggunakan toilet 0 = sepenuhnya dibantu
1 = bantu jika perlu
2 = bisa
5. Makan 0 = bergantung orang
lain
1 = bantu jika perlu
2 = bisa
6. Merubah sikap dari berbaring ke 0 = bergantung orang
duduk lain
1 = perlu banyak
bantuan untuk bisa
duduk (2 orang)
2 = perlu sedikit bantuan
3 = bebas
7. Berpindah/Jalan 0 = bergantung orang
lain
1 = tidak dapat, tapi bisa
menjalankan kursi roda
sendiri
2 = dapat, tetapi
dibantu orang lain
3 = bebas penuh
8. Berpakaian 0 = bergantung orang
lain
1 = kadang – kadang
dibantu
2 = bebas termasuk
pakai sepatu

9. Naik turun tangga 0 = tidak mampu


1 = perlu bantuan
2 = bebas
10. Mandi 0 = bergantung orang
lain
1 = bebas, termasuk
keluar dan masuk kamar
mandi
Jumlah 13

Interpretasi : nilai 13 (cacat sedang)


- 0–4 : cacat sangat berat
- 5–9 : cacat berat
- 10 – 14 : cacat sedang
- 15 – 19 : cacat ringan
- >20 : bebas dan fungsi penuh

13) Pemeriksaan Penunjang (MRI) pada tanggal 01 Maret 2018


Kesan :
- Spondylolisthesis CV L5 terhadap S1 yang menyempitkan diskus intervertebralis
aspek posterior pada level tersebut.
- Bulging disc pada level L3-L4 yang menekan thecal sac dan neural foramen kiri.
- Extrusio disc pada level L4-L5 yang menekan thecal sac dan neural foramen bilateral
- Degenerative disc disease.
F. Diagnosa dan Problematik Fisioterapi
1. Diagnosa ICF : Gangguan motor function akibat LBP + Ischialgia sinistra et causa
Suspek Hernia Nucleus Pulposus
2. Problematik Fisioterapi
a) Impairment (body structure and function)
- Nyeri punggung menjalar ke tungkai kiri
- Spasme otot erector spine
- Keterbatasan ROM
- Gangguan ADL

b) Functional Limitation
- Kesulitan untuk aktivitas berdiri dan berjalan.
- Kesulitan untuk aktivitas membungkuk seperti sholat.
c) Pasrticipation Restriction
- Terganggunya aktivitas sosial.
- Kesulitan untuk beribadah.
- Kesulitan untuk bekerja.

G. Rencana Intervensi Fisioterapi


1) Tujuan jangka pendek
- Menurunkan nyeri
- Mengurangi spasme otot erector spine.
- Meningkatkan ROM lumbal
- Memperbaiki koordinasi
- Memperbaiki ADL berdiri dan berjalan
2) Tujuan jangka panjang
Meningkatkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pasien yang sudah ada

H. Program Intervensi Fisioterapi


1. Komunikasi Terapeutik
- Tujuan : untuk menghilangkan rasa khawatir dan kecemasan mengenai penyakit
yang dialami pasien.
- Teknik : memberikan motivasi dan penjelasan mengenai pengobatan yang bisa
diberikan untuk penyembuhan pasien.
- Dosis : setiap hari selama 3 menit.
2. Neuromucular Techniq
- Tujuan : untuk menstimulasi otot dan menurunkan rasa nyeri.
- Teknik : kedua ibu jari fisoterapis melakukan penekanan secara memutar pada
otot yang mengalami nyeri.
- Dosis : setiap hari selama 3 menit.
3. Strengthening Exercise
- Tujuan : untuk meningkatkan kekuatan otothip.
- Teknik : dalam posisi tidur telentang. Hip fleksi 90°. Kemudian fisioterapis
menggerakkanhip pasien kearah ekstensi dan perintahkan pasien untuk memberikan
tahanan.
- Dosis : dilakukan setiap hari (6 kali repetisi)
4. Massage eufflurrage
- Tujuan : untuk mengurangi spasme otot erector spine
- Teknik : kedua telapak tangan fisioterapis mengusap bagian otot yang mengalami
spasme kearah jantung sacara lembut.
- Dosis : setiap hari selama 3 menit.
5. Passive ROM exercise
- Tujuan : untuk menjaga mobilitas sendi.
- Teknik : fisioterapis menggerakkan hip pasien kearah fleksi, ekstensi, abduksi,
dan adduksi.
- Dosis : setiap hari (6 kali repetisi)

I. Evaluasi Hasil Terapi


- Intensitas nyeri sedikit berkurang dari 5 menjadi 4.
- Spasme otot belum berkurang.
- Kekuatan otot tidak meningkat.
- Pasien mampu untuk berjalan ke toilet sendiri tanpa bantuan orang lain.

J. Edukasi
- Perhatikan posisi tubuh pada saat bekerja dan jangan terlalu lama berada pada posisi
yang sama.
- Berhati-hati terhadap gerakan yang dapat membebani vertebra/gerakan membungkuk
(misalnya : mengangkat beban, posisi kerja, dll)
- Duduk dengan posisi punggung tegak.

Anda mungkin juga menyukai