Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA KELOMPOK RENTAN DENGAN TBC


Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas Semester IV

Disusun Oleh :

Devinta Wahyu Kusuma (P17250194051)

DOSEN PEMBIMBING :
HERU WIRATMOKO S.Kep. M.Kep

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


Prodi Diploma III Keperawatan Kampus VI Ponorogo
Tahun Akademik 2020/2021
Jalan Dr. Ciptomangunkusumo No.82A Ponorogo
A. Konsep Masalah Kesehatan TB Paru
1. Pengertian TB Paru
TBC atau TB Paru adalah penyakit infeksi menular dan menahun yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis, kuman tersebut biasanya masuk
kedalam tubuh manusia melalui udara (pernafasan) kedalam paru-paru, kemudian kuman
tersebut menyebar dari paru-paru ke organ tubuh yang lain melalui penyebaran darah,
kelenjar limfe, saluran pernafasan, penyebaran langsung ke organ tubuh lain (Sylvia
Anderson 2000: 753)
2. Etiologi
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam
sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali
ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang
jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-
paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

3. Tanda dan Gejala


a. Batuk-batuk dengan atau tanpa dahak lebih dari 3 minggu.
b. Demam ringan, tetapi kadang-kadang dapat mencapai 40 410C.
c. Sesak nafas
d. Nyeri dada
e. Batuk darah
f. Badan terasa lemas
g. Kehilangan nafsu makan
h. Berat badan turun
i. Rasa kurang enak badan (malaise)
j. Berkeringat malam padahal tidak ada kegiatan.
k. Penatalaksanaan
4. Cara Penularan

Droplet Nucles yang merupakan partikel 1-10 mikron, dikeluarkan oleh


penderita penyakit TBC dengan cara batuk-batuk, bersin, bicara, penderita meludah ke
tanah kemudian kuman tersebar ke udara. Oleh karena itu penyakit ini disebut “Airbone
Infection”. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam saluran
pernafasan. Penularan tuberculosis paru terjadi karena penderita TBC membuang ludah
dan dahaknya sembarangan dengan cara dibatukkan atau dibersinkan keluar. Dalam
dahak dan ludah ada basil TBC-nya , sehingga basil ini mengering lalu diterbangkan
angin kemana-mana. Kuman terbawa angin dan jatuh ketanah maupun lantai rumah
yang kemudian terhirup oleh manusia melalui paru-paru dan bersarang serta
berkembangbiak di paru-paru.  

B. Asuhan Keperawatan pada Kelompok dengan penyakit TB Paru


a. Aplikasi Kasus

Jumlah penduduk di daerah RT 1/ RW 7 Kelurahan Tanjung Pinang, Surabaya,


adalah 529 jiwa, yang berjenis kelamin laki-laki adalah 271 jiwa, yang berjenis kelamin
prempuan adalah 258 jiwa. Jumlah wrga usia produktif sebanyak 348 jiwa, Anak-anak
60 orang, remaja 69 orang. Sebagian besar warga di kelurahan Tanjung Pinang
menganut agama agama islam, tetapi ada juga yang beragama lain. Jarak antar rumah
berdekatan , tidak ada halaman, tidak ada pepohonan di depan rumah. Tipe rumah di
daerah tersebut adalah perumahan permanen dari tembok, sudah berlantai. Sumber air
yang digunakan sebagian besar dari PDAM. Warga di desa RT 1/ RW 7 kelurahan
Tanjung Pinang banyak warga yang menderita sakit TB Paru, kebanyakan terjadi pada
kelompok usia produktif, karena kebanyakan penduduk di daerah Tanjung Pinang
memiliki kebiasaan yang kuruang baik seperti meludah sembarangan, dan lingkungan
rumah yang kurang pencahayaan, lembab dan berdempetan.
b. PENGKAJIAN

a) DATA INTI
Di desa Tanjung Pinang RT 1/ RW 7, kelurahan Tanjung Pinang, kecamatan
Kemayoran, Surabaya. Luas wilayah kurang lebih 300 meter persegi. Batas wilayah
sebelah utara adalah RT 8, sebelah selatan adalah RW 8, sebelah barat adalah RT 10,
sebelah timur adalah RW 1. Semua lahan di daerah tersebut dimanfaatkan sebagai
pemukiman. Jumlah penduduk di Tanjung Pinang adalah 529 jiwa, yang berjenis
kelamin laki-laki 271 jiwa, sedangkan jumlah penduduk prempuan 258 jiwa.
 Berdasarkan kelompok usia Rentan
 Bayi / balita                       :  19 orang
 Anak – anak                      :  60 orang
 Lansia                                :  38 orang
 Berdasarkan agama
 Islam                                 :  465 orang
 Kristen                              :  35 orang
 Katolik                              :  29 orang
 Berdasarkan suku bangsa
 Jawa                                  :   357 orang
 Madura                              :  147 orang
 Lain-lain                            :  25 orang
 Kesehatan ibu dan anak
   Jumlah ibu hamil                     : 3 orang
 Pemeriksaan kehamilan
Teratur                         :3 orang (100%)
Tidak teratur               : -  orang  (0%)
 

 Kesehatan lansia
 Jumlah penduduk lansia     38 orang   (2,07 %)
 Keadaan kesehatan lansia
Ada masalah      17orang  (44,7%)
Tidak ada masalah  21orang    (55,26%)
DS :  
Masyarakat yang menderita TB Paru tidak memeriksakan / mengontrol kesehatannya ke
puskesmas. Dan bahkan mereka tidak rutin mengambil obat TB ke Puskesmas sehingga
sebagian warga banyak yang mengalami putus obat dan kambuh akibat pengobatan
yang tidak tuntas atau juga karena bosan/ lupa tidak minum obat TB akibat kesibukan
kerja. Mayoritas masyarakat tidak tahu tentang perawatan TB Paru sehingga mereka
kadang-kadang meludah/ berdahak di sembarang tempat (kadang di got, di jalan umum)

DO:
Warga yang memilki pengetahuan tentang TB paru sebanyak   23%
Warga yang tidak memilki cukup pengetahuan TB paru sebanyak  57%

b) DATA  SUBSISTEM
 Lingkungan Fisik
 Sumber air dan air minum adalah
 PDAM sebanyak 99,3% 136 KK,
 sumur sebanyak 0,7% 1 KK.
 Pengelolaaan air minum selalu dimasak sebanyak 118 KK,
 kadang dimasak 14 KK,
 dan yang tidak pernah dimasak sebanyak 5 KK.
 Kebiasaan membuang sampah adalah
 diangkut oleh petugas pembuang sampah.
 Saluran pembuangan air/sampah limbah warga yaitu ke got dan keadaannya lancar.
Kebanyakan warga di daerah Tanjung Pinang tidak memiliki ternak hanya 7 KK yang
mempunyai kandang ternak dan letaknya di luar rumah.
 Semua warga memiliki jamban, keadaannya sebagian besar bersih.
 Perumahan dan lingkungan: antar rumah berdekatan,
 tipe rumah permanen dari tembok,
 Kebanyakan adalah rumah milik pribadi.
 Lantai rumah sudah bertegel atau dari semen.
 Rumah yang berventilasi 65% (90 KK)

 dan yang tidak berventilasi adalah 35% (47KK).


 Ekonomi
Yang bekerja sebagai PNS/ABRI sebanyak 9 orang, pegawai swasta 28 jiwa, wiraswasta
sebanyak 162 jiwa, buruh tani/pabrik sebanyak 17 jiwa, yang sudah pensiun sebanyak 2
orang.
 Keamanan Dan Transportasi
Di daerah Tanjung Pinang tidak ada pos kampling atau pos jaga nya. Fasilitas jalan yang
digunakan adalah jalan raya, dan sebagian jalan setapak.Alat transportasi yang digunakan
adalah kendaraan bermotor, sepeda, sebagian ada yang jalan kaki, dan ada yang memiliki
mobil.
ANALISA DATA

No Data Subyektif Data Obyektif Etiologi Masalah


1.  Masyarakat  Mayoritas Kurang Resiko terjadi
mengatakan tidak masyarakat tidak pengetahuan peningkatan
tahu tentang tahu tentang masyarakat prevalensi
penyakit TB Paru perawatan TB Paru tentang penularan
 Masyarakat meng- sehingga mereka penyakit TB penyakit TB
atakan banyak kadang-kadang Paru Paru 
yang mengalami meludah/ berdahak
putus obat dan di sembarang tempat
kambuh akibat (kadang di got, di
pengobatan yang jalan umum )
tidak tuntas, karena  Jumlah penderita TB
malas, bosan atau Paru TB Paru
lupa tidak minum sebanyak 23 orang
obat TB akibat (43,5%), 
kesibukan kerja,  Warga yang memilki
dan harus pengetahuan tentang
meminum obat TB paru sebanyak
dalam jangka 23%, warga yang
waktu yang lama. tidak memilki cukup
 Dari hasil pengetahuan TB
wawancara dengan paru sebanyak   57%.
warga bahwa  Penerangan rumah
masyarakat yang oleh matahari yang
menderita TB Paru kurang
tidak : 32% rumah warga
memeriksakan / kurang pencahayaan
mengontrol sehingga tampak
kesehatannya ke gelap.
puskesmas  Sebanyak 60 % dari
warga  yang memiliki
ventilasi, tidak
pernah membuka
jendelanya

2.  Warga masyarakat  Fasilitas pelayanan Kurangnya Kurang


mengatakan belum kesehatan di daerah peranan pengetahuan
pernah tersebut hanya pelayanan masyarakat
mendapatkan terdapat 1 buah fasilitas tentang
informasi tentang puskesmas pembantu kesehatan penyakit TB
penyakit TB paru  Pada daerah tersebut
baik dari tenaga belum pernah
kesehatan maupun diadakan penyuluhan
melalui leaflet. kesehatan tentang
 Masyarakat penyakit TB Paru
mengatakan  Warga yang tidak
kurangnya memilki cukup
pengawasan dalam pengetahuanTB
minum obat oleh paru sebanyak  57%,
pelayanan warga yang memilki
kesehatan pengetahuan tentang
TB paru sebanyak 
23%
a. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko terjadi peningkatan prevalensi penularan penyakit TB Paru di RT 1 RW 7
Kelurahan Tanjung Pinang Surabaya sehubungan dengan Kurang pengetahuan
tentang penyakit TB paru, 
2. Kurang pengetahuan tentang perawatan TB paru di RT 1 RW 7 Kelurahan Tanjung
Pinang Surabaya sehubungan dengan Kurangnya peranan fasilitas pelayanan
kesehatan.
C. Pencegahan TB
b. Pencegahan Primer
1. Promosi kesehatan penyuluhan dengan melibatkan pasien & masyarakat dalam
kampanye advokasi, penyuluhan rencana pengendalian infeksi, Koleksi dahak
Aman,
2. penyuluhan Etika batuk dan batuk yang higienis,
3. penyuluhan pasien TB triase dilakukan untuk saluran cepat atau pemisahan,
4. penyuluhan mendiagnosis TB yang cepat dan pengobatan,
5. Meningkatkan ventilasi udara kamar, Melindungi pekerja perawat kesehatan,
Pengembangan kapasitas dan Memonitor praktek pengendalian infeksi (WHO)
6. Vaksinasi BCG secara signifikan yang bisa mengurangi risiko TB
7. penggunaan alat pelindung diri di tempat yang berisiko terkena TB,
c. pencegahan sekunder
pencegahan ini dilakukan dengan pengobatan tepat. Pengobatan untuk penyakit TB yaitu
mengonsumsi obat kombinasi pada orang dengan TB aktif, dengan jadwal dosis pada
anak-anak dan remaja dengan TB aktif yang tepat, jadwal dosis pada orang dewasa
dengan TB aktif yang tepat, Lama pengobatan pada orang dewasa dengan TB paru aktif
yang benar, Lama pengobatan pada anak-anak dan remaja dengan TB paru aktif dengan
benar, Lama pengobatan pada penderita TB paru aktif dengan benar.
d. Pencegahan Tersier
1. Pencegahan ketidakmampuan Penggunaan kortikosteroid tambahan pada pengobatan
TB aktif,
2. Penggunaan operasi tambahan pada orang dengan TB aktif serta
3. Pengobatan TB aktif pada orang dengan penyakit penyerta atau kondisi co-ada
4. Rehabilitasi Pasien paru BTA positif dengan pengobatan ulang kategori 2, bila masih
positif TB maka hentikan pengobatan dan rujuk ke layanan tbc yang lebih memadai

Anda mungkin juga menyukai