Anda di halaman 1dari 3

Author dan Nama jurnal dan Hasil penelitian Analis mahasiswa Resume

judul penelitian tahhun terbit


ditemukan bentuk Penyebab : pihak Rs masyarakat yang
diskriminasi dalam lebih menggunakan BPJS
hal obat yang dapat mengedepankan menggeluhkan
ditunjukan dengan klien yang tidak adanya perlakuaan
pemberian obat menggunakan BPJS tidak adil.
yang dibatasi dan Masyarakat
juga persedian obat Solusi : adanya cenderung
sering kosong, aturan tegas dan mendapatkan
sedangkan jika sangsi kepada pihak layanan yang kurang
tidak menggunakan RS apabila memadai , obat yang
BPJS pasien bebas mengabaikan dan minim dan rentang
mendapatkan obat tetap bbersikap tunggu yang lama .
deskriminatif seharusnya
pemerintah lebih
tegas dengan
memberikan sangsi
kepada pihak RS
apabila ditemukan
unsur deskriminatif
Tri Rini Puji Pelayanan Rumah Hasil penelitian Penyebab : pihak Rs Masyarakat miskin
Lestari Sakit bagi memperlihatkan lebih seharusnya
Masyarakat Miskin pasien miskin di mengedepankan mendapatkan
(Studi Kasus di rumah sakit klien yang tidak perlakuan yang sama
Enam Wilayah pemerintah dan menggunakan BPJS, namun faktanya
Indonesia) 2010 rumah sakit swasta, terlebih lagi BPJS masyarakat miskin
umumnya memiliki hanya dapat selalu mendapat
tingkat kepuasan diuunakan pada perbedaan pelayanan
yang kurang rumahsakit milik obat dan rentang
memadai, antara daerah bukan swasta penanganan . Perlu
lain pada pelayanan pengaturan yang jelas
administrasi yang tentang pembagian
Solusi : adanya
dinilai rumit, tanggung jawab
aturan tegas dan
berbelit, kurang negara dan pengelola
informasi, petugas sangsi kepada pihak sarana pelayanan
yang kurang ramah, RS apabila kesehatan agar rumah
tidak diberikan resep mengabaikan dan sakit memberi
obat generik, dan tetap bersikap tidak perlindungan kepada
pelayanan yang adil pasien, masyarakat,
memakan waktu dan sumber daya
cukup lama manusia di rumah
sakit, serta
memelihara dan
meningkatkan mutu
pelayanan.
Sedikitnya perawat
Laki laki pada
ruang maternitas
dikarenakan
eengganan
perawat laki-laki
untuk bekerja di
area kebidanan
berkaitan dengan
pengalaman
pembelajaran saat
masih menempuh
pendidikan untuk
menjadi perawat.
Mahasiswamerasa
tidak nyaman
karena semua
perawat atau bidan
yang bekerja di
ruang
kebidananadalah
perempuan.
Ketidaknyamanan
yang dirasakan
mahasiswa
menghambat
mereka untuk
melakukan
tindakan
keperawatan.
Selain itu,
terdapatbidan/pera
wat yang
melarang
mahasiswa
melakukan
tindakan tertentu
seperti menolong
persalinan,
perawatan
payudara dan
perineal hygiene,
padahal tindakan
tersebutadalah
kompetensi yang
harus dicapai
untuk
menentukan
kelulusan.
Kenyataan
bahwa mahasisw

Anda mungkin juga menyukai