Anda di halaman 1dari 5

َ‫ضلِ ْل فَال‬ ْ ُ‫ض ّل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫ات أ َْعمالِنَا من يه ِد ِه اهلل فَالَ م‬

ُ ُ َْ ْ َ َ
ِ ‫اهلل ِمن ُشرو ِر أَْن ُف ِسنَا وسيئ‬
َّ َ َ ِ ِ ِ ِ ِِ
ْ ُ ْ ‫إ ّن احْلَ ْم َد للَّه حَنْ َم ُدهُ َونَ ْستَعْينُهُ َونَ ْسَت ْغفُرهُ َو َنعُ ْوذُ ب‬
ِ
ِ
ُ‫ي لَهُ أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلهَ إِالّ اهللُ َوأَ ْش َه ُد أَ ّن حُمَ ّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُه‬
َ ‫َهاد‬
.‫ان إِىَل َي ْوِم ال ّديْن‬ ٍ ‫اَللهم صل وسلّم على حُمَم ٍد وعلى آلِِه ِوأَصحابِِه ومن تَبِعهم بِِإحس‬
َ ْ ْ َُ ْ َ َ َ ْ ََ ّ َ ْ َ َ َّ ُّ
ِ ِ ِ
‫يَاأ َّي َها الّ َذيْ َن َآمُن ْوا اّت ُقوا اهللَ َح ّق ُت َقاته َوالَ مَتُْوتُ ّن إِالّ َوأَْنتُ ْم ُم ْسل ُم ْو َن‬
‫ث ِمْن ُه َما ِر َجاالً َكثِْيًرا َونِ َساءً َواّت ُقوا اهللَ الَ ِذي‬ ّ َ‫اح َد ٍة َو َخلَ َق ِمْن َها َز ْو َج َها َوب‬ ِ‫سو‬ ِ ِ
َ ٍ ‫اس اّت ُق ْوا َربّ ُك ُم الّذي َخلَ َق ُك ْم م ْن َن ْف‬ ُ َ‫يَاأ َّي َها الن‬
‫تَ َساءَلُْو َن بِِه َواْأل َْر َح َام إِ ّن اهللَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِْيبًا‬
‫صلِ ْح لَ ُك ْم أ َْع َمالَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْرلَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع اهللَ َو َر ُس ْولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا‬ ِ ِ
ْ ُ‫يَاأ َّي َها الّذيْ َن َآمُن ْوا اّت ُقوا اهللَ َو ُق ْولُْوا َق ْوالً َسديْ ًدا ي‬
… ‫ أ َّما َب ْع ُد‬،‫َع ِظْي ًما‬
‫ َو ُك ّل حُمْ َدثٍَة بِ ْد َعةٌ َو ُك ّل‬،‫ َو َشّر اْأل ُُم ْو ِر حُمْ َدثَا ُت َها‬،‫صلّى اهلل َعلَْي ِه َو َسلّ َم‬ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ى حُمَ ّمد‬ ُ ‫ َو َخْيَر اهْلَْدى َه ْد‬،‫اب اهلل‬ ُ َ‫َص َد َق احْلَديْث كت‬ ْ ‫فَأ ّن أ‬
.‫ضالَلَِة يِف النّا ِر‬
َ ‫ َو ُك ّل‬،ً‫ضالَلَة‬
ٍ
َ ‫بِ ْد َعة‬
Ibadallah,
Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Takwa dengan menaati Allah
berdasarkan petunjuk dari Allah dengan berharap pahala dari-Nya. Meninggalkan perbuatan
maksiat berdasarkan petunjuk dari Allah dengan rasa takut akan adzab Allah.
Ayyuhal mukminun,
Sesungguhnya di antara prinsip agung dalam agama ini adalah berprasangka baik kepada
Allah Jalla fi Ulah. Karena Allah Azza wa Jalla itu tergantung persangkaan hamba-Nya. Allah
tidak menyia-nyiakan harapan orang-orang yang berharap. Dia juga tidak menyia-nyiakan
amalan orang-orang yang beramal. Dia akan memberikan balasan dengan sebaik-baik
balasan.
Ayyuhal mukminun,
Banyak sekali dalil-dali yang menjelaskan akan agungnya sikap berprasangka baik kepada
allah Jalla fi Ulah. Dijelaskan pula tentang pengaruh hal ini dalam kehidupan dunia dan akhirat
seseorang. Diriwayatkan dari al-Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya dari Abu
Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ أَنَا ِع ْن َد ظَنِّ َع ْب ِدي بِي‬:‫يَقُو ُل هَّللا ُ تَ َعالَى‬


“Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku tergantung persangkaan hamba-Ku kepada-Ku’.”
Diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya dari Watsilah bin Asqa’ radhiallahu
‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ أَنَا ِع ْن َد ظَنِّ َع ْب ِدي بِي ؛ فَ ْليَظُنَّ بِي َما شَا َء‬: ‫قَا َل هَّللا ُ َع َّز َو َج َّل‬
Allah Azza wa Jalla berfirman, “Aku tergantung persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Silahkan
dia bersangka keapdaku dengan apa yang ia inginkan.”
Hadits ini dijelaskan lagi oleh sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu
‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ َّ‫ َوإِنْ ظَن‬، ُ‫ أَنَا ِع ْن َد ظَنِّ َع ْب ِدي بِي ؛ إِنْ ظَنَّ بِي َخ ْي ًرا فَلَه‬: ‫قَا َل هَّللا َ َع َّز َو َج َّل‬
ُ‫ًًّرا فَلَه‬./ ‫ش‬
Allah Azza wa Jalla berfirman, “Aku tergantung persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Kalau ia
bersangka baik kepadaku, untuknya kebaikan. Kalau ia bersangka buruk, untuknya
keburukan’.”
Jadi, bagi seseorang mendapatkan apa yang ia persangkakan kepada Rabnya Jalla fi Ulah.
Apabila ia bersangka kepada Allah bahwa Allah akan meringakan bebannya, mengampuninya
ketergelincirannya, menerima tabatnya, mengangkat derajatnya, dan memuliakannya, hal
itulah yang akan ia dapatkan. Siapa yang memiliki persangkaan yang kebalikan dari itu, hal itu
pula yang akan ia dapatkan. Seorang hamba akan mendapatkan apa yang ia sangkakan.
Kalau ia bersangka baik, ia mendapat kebaikan. Kalau ia bersangka buruk, ia mendapat
kebukuran.
Ayyuhal mukminun,
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya dari Jabir radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
“Tiga hari sebelum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, aku mendengar beliau
bersabda,

ِ ‫اَل يَ ُموتَنَّ أَ َح ُد ُك ْم إِاَّل َو ُه َو يُ ْح‬


َّ‫سنُ بِاهللِ الظَّن‬
“Janganlah salah seorang dari kalian wafat melainkan ia bersangka baik kepada Allah.”
Ada tambahan dalam riwayat Imam Ahmad:

ُ ‫فَإِنَّ قَ ْو ًما قَ ْد أَ ْر َدا ُه ْم‬


‫سو ُء ظَنِّ ِه ْم بِاهَّلل ِ َع َّز َو َج َّل‬
“Sesunguhnya ada suatu kaum yang binasa karena persangkaan buruk mereka kepada Allah
Azza wa Jalla.”
Kemudian beliau membaca ayat:

‫ين‬
َ ‫اس ِر‬ ْ َ ‫َو َذلِ ُك ْم ظَنُّ ُك ْم الَّ ِذي ظَنَ ْنتُ ْم بِ َربِّ ُك ْم أَ ْر َدا ُك ْم فَأ‬
ِ ‫صبَ ْحتُ ْم ِمنْ ا ْل َخ‬
“Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka kepada Tuhanmu, Dia
telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” [Quran
Fussilat: 23].
Ayyuhal mukminun,
Sesungguhnya persangkaan baik kepada Allah merupakan sifat yang mulia. Diriwayatkan oleh
Imam Ahmad dan Ibnu Abi Dunya, dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, ia berkata,

‫ َوالَّ ِذي اَل‬، ‫س ِن الظَّنِّ ِباهَّلل ِ َع َّز َو َج َّل‬ ْ ‫ش ْيئًا َخ ْي ًرا ِمنْ ُح‬ َ ٌ‫ْط َي َع ْب ٌد ُم ْؤ ِمن‬ ِ ‫َوالَّ ِذي اَل إِلَهَ َغ ْي ُرهُ َما أُع‬
‫سنُ َع ْب ٌد بِاهَّلل ِ َع َّز َو َج َّل الظَّنَّ إِاَّل أَ ْعطَاهُ هَّللا ُ َع َّز َو َج َّل ظَنُّهُ ؛ َذلِكَ بِأَنَّ ا ْل َخ ْي َر فِي‬
ِ ‫إِلَهَ َغ ْي ُرهُ اَل يُ ْح‬
‫يَ ِد ِه‬
“Demi Dzat yang tidak ada sesembahan yang benar kecuali Dia, tidaklah seorang hamba
mukmin diberikan sesuatu yang lebih baik daripada sifat bersangka baik kepada Allah Azza
wa Jalla. Demi Dzat yang tidak ada sesembahan yang benar kecuali Dia, tidaklah seseorang
hamba bersangka baik kepada Allah Azza wa Jalla pasti Allah akan memberinya sesuai
dengan persangkaan tersebut. Karena kebaikan itu berada di tangan Allah.”
Oleh karena itu, wajib bagi seorang hamba untuk berbaik sangka kepada Allah Jalla wa ‘Ala.
Jangan sampai ia merasa dosanya begitu berat dan besar sehingga menghalanginya dari
taubat. Tidak ada dosa yang besar bagi Allah Azza wa Jalla apabila seorang bertaubat. Tidak
ada yang memberatkan bagi Allah untuk memenuhi kebutuhan seseorang apabila ia
memohon kepada Allah. Dia akan memberi siapa yang meminta kepada-Nya. Untuk memberi
dan mencegah sesuatu terjadi, Dia hanya mengucapkan satu kalimat saja.
ُ‫ش ْيئًا أَنْ يَقُو َل لَهُ ُكنْ فَيَ ُكون‬
َ ‫إِنَّ َما أَ ْم ُرهُ إِ َذا أَ َرا َد‬
“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.” [Quran Yasin: 82]
Ayyuhal mukminun,
Berbaik sangka kepada Allah dibangun berdasarkan pengenalan kepada Allah. Mengenal dan
mengetahui nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Mengetahui keagungan-Nya. Mengetahui
kesempurnaan dan kuasa-Nya. Mengetahui betapa luas rahmat Allah Jalla fi Ula. Betapa
merata karunia-Nya. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang mampu
mengalahkan-Nya. Setiap perkara Dialah yang mengatur. Setiap ciptaan Dialah yang
mencipta. Semua berada di tangan-Nya. Semakin seorang mukmin menghadirkan hal ini di
hatinya, semakin ia akan bersangka baik kepada Allah. Karena hal itu bersandar kepada
pengetahuannya kepada Allah Jalla wa ‘Ala. Dialah yang maha luas ampunan, karunia, dan
pemberian-Nya. Seluruh kebaikan ada di tangan-Nya. Dan Dia Jalla wa ‘Ala Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
Ayyuhal mukminun,
Hal yang perlu diperhatikan dalam kesempatan ini adalah, bahkan seharusnya ditekankan,
bahwa bersangka baik kepada Allah itu dibangun dari bagusnya amalan. Karena apabila
amalan seseorang itu buruk -wal ‘iyadzubillah-, maka hal itu akan menjadi penghalang antara
dirinya dengan bersangka baik kepada Allah. Sebagaimana kata al-Hasan al-Bashri
rahimahullah,

ِ‫بِاهللِ فَأَ َسا َء ْال َع َمل‬ َ َ‫اج َر أ‬


ِّ‫سا َء الظَّن‬ َ ‫سنُ الظَّنِّ بِاهللِ فَأ َ ْح‬
ِ َ‫ َوإِنَّ ْالف‬، ‫سنُ ْال َع َم ِل‬ َ ‫إِنَّ ا ْل ُم ْؤ ِم َن أَ ْح‬
“Sesungguhnya seorang mukmin, bersangka baik kepada Allah. Baguslah amalannya. Dan
orang yang fajir bersangka buruk kepada Allah. Buruklah amalannya.”
Bagaimana seseorang bisa berbaik sangka kepada Allah kalau ia sendiri lari menjauh dari
Allah, Tuhannya sendiri. Ia berpaling dari rahmat dan ampunan-Nya Jalla fi Ulah. Barangsiapa
yang keadaannya seperti ini, maka ia telah tertipu oleh angan-angannya yang sama sekali
tidak bermanfaat untuknya. Allah Ta’ala berfirman,

‫سو ًءا يُ ْج َز بِ ِه‬ ِ ‫س بِأ َ َمانِيِّ ُك ْم َواَل أَ َمانِ ِّي أَه ِْل ا ْل ِكتَا‬
ُ ‫ب َمنْ يَ ْع َم ْل‬ َ ‫لَ ْي‬
“(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula)
menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan
diberi pembalasan dengan kejahatan itu.” [Quran An-Nisa: 123]
Oleh karena itu, sebagaimana seorang mukmin mengenal Rabnya Jalla wa ‘Ala Maha Luas
ampunan-Nya, bersamaan dengan itu ia juga harus sadar bahwa allah Azza wa Jalla itu
sangat keras siksa-Nya.

‫اب اأْل َلِي ُم‬


ُ ‫) َوأَنَّ َع َذابِي ه َُو ا ْل َع َذ‬49( ‫نَبِّ ْئ ِعبَا ِدي أَنِّي أَنَا ا ْل َغفُو ُر ال َّر ِحي ُم‬
“Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang
sangat pedih.” [Quran Al-Hijr: 50].
Ayyuhal mukminun,
Seharunya seorang hamba menasihati dirinya sendiri. Bersungguh-sungguh untuk
memperbaiki diri. Memperbaiki amalannya sehingga berbuah bersangka baik kepada Allah.
‫ين‬ ِ ‫سبُلَنَا َوإِنَّ هَّللا َ لَ َم َع ا ْل ُم ْح‬
َ ِ ‫سن‬ َ ‫َوالَّ ِذ‬
ُ ‫ين َجا َهدُوا فِينَا لَنَ ْه ِديَنَّ ُه ْم‬
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat baik.” [Quran Al-Ankabut: 69].
Ibadallah,
Pintu untuk memasuki amalan yang mulia ini adalah bertaubat dengan penuh kejujuran
kepada Allah Jalla wa ‘Ala.

َ ُ‫َوتُوبُوا إِلَى هَّللا ِ َج ِمي ًعا أَيُّهَ ا ْل ُم ْؤ ِمن‬


َ ‫ون لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُح‬
‫ون‬
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung.”[Quran Nur: 31].
Tubat nasuha adalah taubat yang terlahir dari hati. Berharap rahmat Allah dan ampunan dari-
Nya. Karena keberhasilan dan kebahagiaan Anda berasal dari taubat Anda kepada Allah Jalla
fi Ulah.
Kita memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar Dia memberi kita semua taufik untuk
bertaubat, memperbaiki amal, dan bersangka baik kepada-Nya. Kita memohon ampun dari
segala dosa dan kesalahan kita. Mudah-mudahan Dia menunjuki kita ke jalan yang lurus.
Memperbaiki semua keadaan kita. Dan tidak menyerahkan kita kepada diri kita sendiri
walaupun hanya sekejap mata.
ُ‫ستَ ْغفِ ُر ْوهُ يَ ْغفِ ْر لَ ُك ْم إِنَّه‬ ٍ ‫سلِ ِم ْي َن ِمنْ ُك ِّل َذ ْن‬
ْ ‫ب فَا‬ ْ َ‫ َوأ‬.،‫أَقُ ْو ُل َه َذا القَ ْو َل‬
َ ِ‫ستَ ْغفِ ُر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم َول‬
ْ ‫سائِ ِر ال ُم‬
.‫ه َُو ال َغفُ ْو ُر ال َر ِح ْي ُم‬
Khutbah Kedua:

‫ش َه ُد أَنْ اَل إِلَهَ إِاَّل هللاُ َو ْح َدهُ اَل‬


ْ َ‫ َوأ‬،‫ان‬
ِ َ‫اال ْمتِن‬ ْ َ‫الج ْو ِد َوالف‬
ِ ‫ض ِل َو‬ ُ ‫اس ِع‬ ِ ‫ َو‬،‫سا ِن‬ ِ ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َع ِظ ْي ِم‬
َ ‫اإل ْح‬
.‫ص ْحبِ ِه أَ ْج َم ِع ْي َن‬
َ ‫سلَّ َم َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو‬َ ‫صلَّى هللاُ َو‬ ُ ‫ش َه ُد أَنَّ ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َر‬
َ ‫س ْولُهُ؛‬ ْ َ‫ َوأ‬،ُ‫ش ِر ْي َك لَه‬ َ
.‫ اَتَّقُ ْوا هللاَ تَ َعالَى‬:ِ‫أَ َّما بَ ْع ُد ِعبَا َد هللا‬
Ibadallah,
Sesungguhnya di antara dosa yang paling besar keburukan dan mudharatnya terhadap
kehidupan dunia dan akhiratnya adalah ketika seseorang berburuk sangka kepada Allah Jalla
fi Ulah. Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla tidak menyebutkan hukuman yang semisal
dengannya. Allah Jalla wa ‘Ala menyebutkan tentang dosa berburuk sangka kepada-Nya
dengan firman-Nya:

ُ‫س ْو ِء َعلَ ْي ِه ْم َدائِ َرة‬ َ ِّ‫ت الظَّان‬


َّ ‫ين بِاهَّلل ِ ظَنَّ ال‬ ِ ‫ش ِر َكا‬ْ ‫ين َوا ْل ُم‬َ ‫ش ِر ِك‬ ْ ‫ت َوا ْل ُم‬ِ ‫ين َوا ْل ُمنَافِقَا‬ َ ‫َويُ َع ِّذ‬
َ ِ‫ب ا ْل ُمنَافِق‬
‫صي ًرا‬ ِ ‫سا َءتْ َم‬ َ ‫ب هَّللا ُ َعلَ ْي ِه ْم َولَ َعنَ ُه ْم َوأَ َع َّد لَ ُه ْم َج َهنَّ َم َو‬
َ ‫ض‬ِ ‫س ْو ِء َو َغ‬ َّ ‫ال‬
“dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang
musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka
akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk
mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah
sejahat-jahat tempat kembali.” [Quran Fath: 6]
Berburuk sangka kepada Allah adalah sesuatu yang mendatangkan kebinasaan di dunia dan
akhirat. Allah Ta’ala berfirman,
‫صبِ ُروا فَالنَّا ُر َم ْث ًوى‬
ْ َ‫) فَإِنْ ي‬23( ‫ين‬ ْ َ ‫َو َذلِ ُك ْم ظَنُّ ُك ُم الَّ ِذي ظَنَ ْنتُ ْم بِ َربِّ ُك ْم أَ ْر َدا ُك ْم فَأ‬
ِ ‫صبَ ْحتُ ْم ِم َن ا ْل َخ‬
َ ‫اس ِر‬
َ ِ‫ستَ ْعتِبُوا فَ َما ُه ْم ِم َن ا ْل ُم ْعتَب‬
‫ين‬ ْ َ‫لَ ُه ْم َوإِنْ ي‬
“Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka kepada Tuhanmu, Dia
telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Jika
mereka bersabar (menderita azab) maka nerakalah tempat diam mereka dan jika mereka
mengemukakan alasan-alasan, maka tidaklah mereka termasuk orang-orang yang diterima
alasannya.” [Quran Fushshilat: 24].
Ayyuhal mukminun ibadallah,
Hendaknya kita menghadapkan diri kepada Allah Jalla wa ‘Ala dengan bertaubat kepada-Nya.
Menyesali perbuatan kita yang telah melampaui batas karena menjauh dari taat pada-Nya.
Sekarang kita beralih. Kita menaati-Nya. Bertawakkal dan memohon rahmat-Nya. Mengharap
ampunan dan takut akan adzab-Nya. Dan di dalam hal inilah terdapat kebahagiaan dunia dan
akhirat.

َّ‫ون َع َذابَهُ إِن‬


َ ُ‫ون َر ْح َمتَهُ َويَ َخاف‬ ُ ‫سيلَةَ أَيُّ ُه ْم أَ ْق َر‬
َ ‫ب َويَ ْر ُج‬ ِ ‫ون إِلَى َربِّ ِه ُم ا ْل َو‬
َ ‫ُون يَ ْبتَ ُغ‬ َ ‫أُولَئِكَ الَّ ِذ‬
َ ‫ين يَ ْدع‬
‫ان َم ْح ُذو ًرا‬
َ ‫اب َربِّكَ َك‬ َ ‫َع َذ‬
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka
siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan
takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.”
[Quran Al-Isra: 57].
Orang yang cerdas adalah mereka yang mampu menundukkan jiwanya untuk beramal
mempersiapkan bekal hidup setelah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah mereka
yang mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah sebuah angan-angan semata.

ً‫صلُّوا َعلَْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِيما‬َ ‫آمنُوا‬ َ ‫ين‬


ِ َّ ِ
َ ‫صلُّو َن َعلَى النَّب ِّي يَا أ َُّي َها الذ‬
ِ
َ ُ‫إِ َّن اللَّهَ َو َماَل ئ َكتَهُ ي‬
.‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ َ َّ‫ إِن‬،‫آل إِ ْب َر ِاه ْي َم‬
ِ ‫ت َعلَى إِ ْبر ِاه ْيم و َعلَى‬
ََ َ َ ‫صلَّْي‬ ٍ
َ ‫آل ُم َح َّمد َك َما‬ ِ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد و َعلَى‬
َ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
.‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ َ َّ‫ إِن‬،‫آل إِ ْب َر ِاه ْي َم‬
ِ ‫ت َعلَى إِ ْبر ِاه ْيم و َعلَى‬
ََ َ َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َار ْك‬
ِ ‫وبَا ِر ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد و َعلَى‬
َ َ
ِ ٌ ‫ك ر ُؤ‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ‫ر َّبنَا ا ْغ ِفر لَنَا وإِلِ ْخوانِنَا الَّ ِذين سب ُقونَا بِاإْل‬
‫يم‬
ٌ ‫وف َّرح‬ َ َ َّ‫آمنُوا َر َّبنَا إِن‬ َ ‫ين‬ َ ‫يمان َواَل تَ ْج َع ْل في ُقلُوبنَا غاّل ً لِّلَّذ‬ َ ََ َ َ َ ْ َ
.‫اللهم افتح بيننا وبين قومنا بالحق وأنت خير الفاتحين‬
‫اللهم إنا نسألك علما نافعا ورزقا طيبا وعمال متقبال‬
‫اب النَّا ِر‬ ِ ِ ِ ِ ُّ ‫َر َّبنَا آتِنَا فِي‬
َ ‫سنَةً َوقنَا َع َذ‬
َ ‫سنَةً َوفي اآْل خ َرة َح‬ َ ‫الد ْنيَا َح‬
.‫ان إِلَى َي ْوِم ال ّديْن‬
ٍ ‫وصلى اهلل على نبينا محمد وعلى آله وصحبه و َمن تَبِع ُهم بِِإ ْحس‬
َ ْ َ َْ
‫ب ال َْعالَ ِم ْي َن‬
ِّ ‫ْح ْم ُد هلل َر‬ ِ ِ
َ ‫َوآخ ُر َد ْع َوانَا أَن ال‬

Anda mungkin juga menyukai