DISUSUN OLEH :
DOSEN MATAKULIAH :
Daftar Isi............................................................................................................................. i
Pengantar........................................................................................................................... ii
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang karena atas perkenaan dan tuntunan-
Nya telah memberikan hikmat serta kekuatan-Nya kepada kami sehingga saya berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya Tanpa pertolongan-Nya mungkin saya tidak
dapat menyelasaikannya dengan baik.
Dengan membuat tugas ini kami harapkan mampu untuk lebih memahami tentang
manajemen yang efisien dan efektifitas dalam perusahaan manufaktur PT Dirgantara
Indonesia
Akhir kata saya sampaikan terima kasih dan saya harap adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesian negara dengan mayoritas umat islam yang cukup banyak yaitu sebesar
202.867.000jiwa (88,2 % dari total penduduk). Melihat hal tersebut, Indonesia merupakan potensi
pasar yang besar bagi perbankan syariah.kehadiran bank syariah di indoesia masih relatif baru yaitu
pada awal tahun 1990-an,bank syariah di indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan MUI, yaitu
dengan di bentuknya PT bank Muamalat indoesia (BMI) yang akte pendiriannya di tandatangani
tanggal 1 november 1991.
Bank syari’ah merupakan lembaga keuangan syari’ah yang berorientasi pada laba
(profit), laba bukan hanya untuk kepentingan pemilik atau pendiri, tetapi juga sangat penting
untuk mengembangkan usaha bank syari’ah. Laba bank syari’ah terutama diperoleh dari
selisih antara pendapatan atas penanaman danadan biaya-biaya yang dikeluarkan selama
periode tertentu.
Untuk dapat memperoleh hasil yang optimal, bank syari’ah dituntut untuk melakukan
pengelolaan dananya secara efisien dan efektif, baik atas dana-dana yang dikumpulkan dari
masyarakat (dana pihak ketiga) , serta dana modal pemilik/pendiri bank syari’ah maupun atas
pemanfaatan atau penanaman dana tersebut.
1.3 TUJUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
A. BANK SYARIAH
1.1 Pengertian
Bank Syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam dan
dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga
kepada nasabah. Imbalan bank syariah yang diterima maupun yang dibayarkan
pada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian yang dilakukan oleh pihak
nasabah dan pihak bank. Perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah harus
tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana diatur dalam syariat islam.
Schaik
Menurut Scahik, pengertian bank syariah adalah suatu bentuk dari bank modern
yang berlandaskan hukum-hukum agama islam, yang dikembangkan pada abad
pertengahan islam dengan jalan menggunakan konsep bagi hasil dan bagi resiko
sebagai sistem utama dan menghapuskan sistem keuangan yang dilandasi
dengan anggapan kepastian keuntungan yang telah ditentukan sebelumnya.
Sudarsono
Perwataatmadja
Menurut Perwataatmadja, pengertian bank syariah adalah bank yang beroperasi
dengan mengikuti prinsip-prinsip syariah ataupun islami yang tata cara
pelaksanaannya didasarkan pada ketentuan Al – Qur’an dan Hadist.
1.2 Karakteristik Bank Syariah
Universal. Memandang bahwa Bank Syariah berlaku untuk setiap orang tanpa
memandang perbedaan kemampuan ekonomi maupun perbedaan agama.
Adil. Memberikan sesuatu hanya kepada yang berhak serta memperlakukan
sesuatu sesuai dengan posisinya dan melaran adanya unsur maysir (unsur
spekulasi atau untung-untungan), gharar (ketidakjelasan), haram, riba,
Transparan. Dalam kegiatannya bank syariah sangat terbuka bagi seluruh
lapisan masyarakat.
Seimbang. Mengembangkan sektor keuangan melalui akitfitas perbankan
syariah yang mencangkup pengembangan sektor riil dan UMKM (Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah)
Maslahat. Bermanfaat dan membawa kebaikan bagi seluruh aspek kehidupan
Variatif. Produk bervariasi mulai dari tabungan haji dan umrah, tabungan
umum, giro, deposito, pembiayaan yang berbasis bagi hasil, jual-beli dan
Bank Syariah
Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman
pada kemungkinan untung dan rugi
Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh
Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang dijalankan. Jika proyek itu
tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama oleh
kedua belah pihak.
Bank Konvensional
Sistem bunga:
Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu
untung untuk pihak Bank
Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan
Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu
untung untuk pihak Bank
Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah keuntungan
berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik
Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk agama
Islam
Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk agama
Islam
Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan proyek
yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi
STUDI KASUS
Diketahui BJBS diduga merugikan negara karena memberikan kredit kepada perusahaan
swasta yang berujung pada macetnya pengembalian pinjaman. Dalam kasus ini, Plt Dirut
BJBS berinisial YG ditetapkan sebagai tersangka dua tahun silam.
Aher menjelaskan Pemprov Jawa Barat memang merupakan pemegang saham di BJB.
Pemprov Jawa Barat hanya tahu kegiatan BJB, meski BJB juga merupakan pemegang saham
diBJBS.
Pada 2017, Bareskrim menyelidiki kasus dugaan korupsi pemberian kredit BJBS kepada PT
Hastuka Sarana Karya (HSK) pada periode 2014-2016 dalam proyek Garut Super Block.
Polisi telah menggeledah kantor pusat BJBS di Bandung dan kediaman Plt Dirut BJBS.
Dugaan korupsi ini terkait pemberian kredit untuk proyek Garut Super Block kepada PT HSK
sebesar Rp 566,45 miliar. Pihak debitur tidak memberikan agunan sama sekali kepada Bank
BJB, malah sertifikat tanah induk pokok diagunkan ke bank lain.
Untuk meyakinkan pihak bank, PT HSK mengajukan 161 pihak yang katanya akan membeli
ruko di area pusat perbelanjaan di Garut itu. Namun pembayaran oleh 161 debitur itu macet.