Anda di halaman 1dari 10

MENEJEMEN BANK SYARIAH INDONESIA

DISUSUN OLEH :

DESTYA PUTRI RAHMADANI

DOSEN MATAKULIAH :

Prof. Dr. Ir. M.Noor Salim, SE, MM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
BEKASI
DAFTAR ISI

Daftar Isi............................................................................................................................. i
Pengantar........................................................................................................................... ii

Bab I pendahuluan ...........................................................................................................


1.2 Latar belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan penelitian .......................................................................................................... 3

Bab II Landasan teori.......................................................................................................

1. Pengertian bank syariah............................................................................... 4


2. Fungsi fungsi bank syariah ......................................................................... 5
3. Prisip prinsip bank syariah........................................................................... 6
4. Tujuan bank syariah..................................................................................... 7
5. Keunggulan bank syariah............................................................................ 8
Bab III Kasus ..........................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang karena atas perkenaan dan tuntunan-
Nya telah memberikan hikmat serta kekuatan-Nya kepada kami sehingga saya berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya Tanpa pertolongan-Nya mungkin saya tidak
dapat menyelasaikannya dengan baik.
Dengan membuat tugas ini kami harapkan mampu untuk lebih memahami tentang
manajemen yang efisien dan efektifitas dalam perusahaan manufaktur PT Dirgantara
Indonesia
Akhir kata saya sampaikan terima kasih dan saya harap adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Amin.

Bekasi, 09 Mei 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesian negara dengan mayoritas umat islam yang cukup banyak yaitu sebesar
202.867.000jiwa  (88,2 % dari total penduduk). Melihat hal tersebut, Indonesia merupakan potensi
pasar yang besar bagi perbankan syariah.kehadiran bank syariah di indoesia masih relatif baru yaitu
pada awal tahun 1990-an,bank syariah di indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan MUI, yaitu
dengan di bentuknya PT bank Muamalat indoesia (BMI) yang akte pendiriannya di tandatangani
tanggal 1 november 1991.
 Bank syari’ah merupakan lembaga keuangan syari’ah yang berorientasi pada laba
(profit), laba bukan hanya untuk kepentingan pemilik atau pendiri, tetapi juga sangat penting
untuk mengembangkan usaha bank syari’ah. Laba bank syari’ah terutama diperoleh dari
selisih antara pendapatan atas penanaman danadan biaya-biaya yang dikeluarkan selama
periode tertentu.
 Untuk dapat memperoleh hasil yang optimal, bank syari’ah dituntut untuk melakukan
pengelolaan dananya secara efisien dan efektif, baik atas dana-dana yang dikumpulkan dari
masyarakat (dana pihak ketiga) , serta dana modal pemilik/pendiri bank syari’ah maupun atas
pemanfaatan atau penanaman dana tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

 Apa pengertian bank syariah?


1.3 TUJUAN
BAB II

LANDASAN TEORI

A. BANK SYARIAH
1.1 Pengertian
Bank Syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam dan
dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga
kepada nasabah. Imbalan bank syariah yang diterima maupun yang dibayarkan
pada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian yang dilakukan oleh pihak
nasabah dan pihak bank. Perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah harus
tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana diatur dalam syariat islam.

Pengertian Bank Syariah Menurut Para Ahli


 Siamat Dahlam

Menurut Siamat Dahlam, bank syariah merupakan bank yang menjalankan


usaha perbankan dengan berdasar ataupun memperhatikan prinsip – prinsip
syariah yang tertuang di dalam Al-Qur’an dan Hadist.

 Schaik
Menurut Scahik, pengertian bank syariah adalah suatu bentuk dari bank modern
yang berlandaskan hukum-hukum agama islam, yang dikembangkan pada abad
pertengahan islam dengan jalan menggunakan konsep bagi hasil dan bagi resiko
sebagai sistem utama dan menghapuskan sistem keuangan yang dilandasi
dengan anggapan kepastian keuntungan yang telah ditentukan sebelumnya.
 Sudarsono

Menurut Sudarsono, bank syariah merupakan salah satu lembaga keuangan


negara yang memberikan kredit dan jasa-jasa perbankan lainnya di dalam lalu
lintas pembayaran dan peredaran uang yang beroperasi dengan berdasarkan
prinsip-prinsip agama islam atau pun prinsip syariah.

 Perwataatmadja
Menurut Perwataatmadja, pengertian bank syariah adalah bank yang beroperasi
dengan mengikuti prinsip-prinsip syariah ataupun islami yang tata cara
pelaksanaannya didasarkan pada ketentuan Al – Qur’an dan Hadist.
1.2 Karakteristik Bank Syariah
 Universal. Memandang bahwa Bank Syariah berlaku untuk setiap orang tanpa
memandang perbedaan kemampuan ekonomi maupun perbedaan agama.
 Adil. Memberikan sesuatu hanya kepada yang berhak serta memperlakukan
sesuatu sesuai dengan posisinya dan melaran adanya unsur maysir (unsur
spekulasi atau untung-untungan), gharar (ketidakjelasan), haram, riba,
 Transparan. Dalam kegiatannya bank syariah sangat terbuka bagi seluruh
lapisan masyarakat.
 Seimbang. Mengembangkan sektor keuangan melalui akitfitas perbankan
syariah yang mencangkup pengembangan sektor riil dan UMKM (Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah)
 Maslahat. Bermanfaat dan membawa kebaikan bagi seluruh aspek kehidupan
Variatif. Produk bervariasi mulai dari tabungan haji dan umrah, tabungan
umum, giro, deposito, pembiayaan yang berbasis bagi hasil, jual-beli dan

1.3 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Bank Syariah

 slam memandang harta yang dimiliki oleh manusia adalah titipan/amanah


Allah SWT sehingga cara memperoleh, mengelola, dan memanfaatkannya
harus sesuai ajaran Islam
 Bank syariah mendorong nasabah untuk mengupayakan pengelolaan harta
nasabah (simpanan) sesuai ajaran Islam
 Bank syariah menempatkan karakter/sikap baik nasabah maupun pengelola
bank pada posisi yang sangat penting dan menempatkan sikap akhlakul
karimah sebagai sikap dasar hubungan antara nasabah dan bank
 Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat didasarkan prinsip keadilan,
prinsip kesederajatan dan prinsip ketentraman antara Pemegang Saham,
Pengelola Bank dan Nasabah atas jalannya usaha bank syariah

Prinsip bagi hasil:

Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman
pada kemungkinan untung dan rugi
Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh

Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah


pendapatan

Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil

Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang dijalankan. Jika proyek itu
tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama oleh
kedua belah pihak.

Bank Konvensional

 Pada bank konvensional, kepentingan pemilik dana (deposan) adalah


memperoleh imbalan berupa bunga simpanan yang tinggi, sedang kepentingan
pemegang saham adalah diantaranya memperoleh spread yang optimal antara suku
bunga simpanan dan suku bunga pinjaman (mengoptimalkan interest difference).
Dilain pihak kepentingan pemakai dana (debitor) adalah memperoleh tingkat bunga
yang rendah (biaya murah). Dengan demikian terhadap ketiga kepentingan dari tiga
pihak tersebut terjadi antagonisme yang sulit diharmoniskan. Dalam hal ini bank
konvensional berfungsi sebagai lembaga perantara saja
 Tidak adanya ikatan emosional yang kuat antara Pemegang Saham, Pengelola
Bank dan Nasabah karena masing-masing pihak mempunyai keinginan yang
bertolak belakang 

Sistem bunga: 

 Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu
untung untuk pihak Bank 
 Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan
Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu
untung untuk pihak Bank 
 Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah keuntungan
berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik 
 Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk agama
Islam 
 Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk agama
Islam 
 Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan proyek
yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi

1.4 Dasar Hukum Perbankan Syariah Menurut Perundang – undangan


Bank Syariah secara yuridis formal di Indonesia memiliki dasar diantaranya:
• Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan
• Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
7 tahun 1992 tentang Perbankan
• Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia
• Undang-Undang Nomor 3 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia
• Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentangPeradilan Agama
• Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7
tahun 1989 tentangPeradilan Agama
• Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
3.2 Pengertian Bank Syariah Menurut Perundang – undangan
Hukum Perbankan Syariah terdiri dari tiga suku kata, yaitu “Hukum”, “Perba“Syariah”
dan tidak lepas dari kata “Bank” itu sendiri.
Syariah merupakan ketentuan hukum Islam yang mengatur aktivitas umat manusia
yang berisi perintah dan larangan, baik yang menyangkut hubungan interaksi vertikal
dengan Tuhan maupun interaksi horizontal dengan sesama makhluk. Prinsip syariah
yang berlaku umum dalam kegiatan muamalah (transaksi syariah) mengikat secara
hukum bagi semua pelaku dan stakebolder entitas yang melakukan transaksi syariah.
Akhlak merupakan norma dan etika yang berisi nilai-nilai moral dalam interaksi sesama
makhluk agar hubungan tersebut menjaadi saling menguntungkan, strategis dan
harmonis.
1.5 Apa Prinsip, tujuan, fungsi bank syariah
 Prinsip Perbankan Syariah
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan
pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau
kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.
 Beberapa prinsip/ hukum yang dianut oleh sistem perbankan syariah antara lain :
 Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman dengan
nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.
 Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil usaha
institusi yang meminjam dana.
 Islam tidak memperbolehkan “menghasilkan uang dari uang”. Uang hanya merupakan
media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai intrinsik.
 Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah pihak
harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah transaksi.
 Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan dalam
islam. Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh perbankan syariah.
 Tujuan
Bank syariah adalah bank yang aktivitasnya meninggalkan masalah riba. Dengan
demikian, penghindaran bunga yang dianggap riba merupakan salah satu tantangan
yang dihadapi dunia Islam dewasa ini. Suatu hal yang sangat menggembirakan bahwa
belakangan ini para ekonom Muslim telah mencurahkan perhatian besar, guna
menemukan cara untuk menggantikan sistem bunga dalam transaksi perbankan dan
membangun model teori ekonomi yang bebas dan pengujiannya terhadap
pertumbuhan ekonomi, alokasi dan distribusi pendapatan. Oleh karena itu, maka
mekanisme perbankan bebas bunga yang biasa disebut dengan bank syariah didirikan.
Tujuan perbankan syariah didirikan dikarenakan pengambilan riba dalam transaksi
keuangan maupun non keuangan Dalam sistem bunga, bank tidak akan tertarik dalam
kemitraan usaha kecuali bila ada jaminan kepastian pengembalian modal dan
pendapatan bunga 
 Fungsi Bank Syariah
 Intermediary agent (sama seperti bank konvensional)
 Fund atau investment manager
 Penyedia jasa perbankan pada umumnya (sama seperti bank konvensional)
Sepanjang tidak melanggarsyariah
 Pengelola fungsi sosial
 Alat transmisi kebijakan moneter (sama seperti bank Konvensional)
BAB III

STUDI KASUS

Kasus korupsi bank bjb syariah

Diketahui BJBS diduga merugikan negara karena memberikan kredit kepada perusahaan
swasta yang berujung pada macetnya pengembalian pinjaman. Dalam kasus ini, Plt Dirut
BJBS berinisial YG ditetapkan sebagai tersangka dua tahun silam.
Aher menjelaskan Pemprov Jawa Barat memang merupakan pemegang saham di BJB.
Pemprov Jawa Barat hanya tahu kegiatan BJB, meski BJB juga merupakan pemegang saham
diBJBS.

Pada 2017, Bareskrim menyelidiki kasus dugaan korupsi pemberian kredit BJBS kepada PT
Hastuka Sarana Karya (HSK) pada periode 2014-2016 dalam proyek Garut Super Block.
Polisi telah menggeledah kantor pusat BJBS di Bandung dan kediaman Plt Dirut BJBS.
Dugaan korupsi ini terkait pemberian kredit untuk proyek Garut Super Block kepada PT HSK
sebesar Rp 566,45 miliar. Pihak debitur tidak memberikan agunan sama sekali kepada Bank
BJB, malah sertifikat tanah induk pokok diagunkan ke bank lain.
Untuk meyakinkan pihak bank, PT HSK mengajukan 161 pihak yang katanya akan membeli
ruko di area pusat perbelanjaan di Garut itu. Namun pembayaran oleh 161 debitur itu macet.

Anda mungkin juga menyukai