Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

http://journal.trunojoyo.ac.id/agriekonomila
Agriekonomika Volume 6, Nomor 1, 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEBUTUHAN PANGAN DI INDONESIA

Supardi Rusdiana, 2Aries Maesya


1

1
Balai Penelitian Ternak Ciawi-Bogor
2
Fakultas Mipa Universitas Pakuan Bogor

Received: 28 September 2016; Accepted: 04 April 2017; Published: 06 April 2017


DOI: http://dx.doi.org/10.21107/agriekonomika.v6i1.1795

ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap kebutuhan pangan, sesuai dengan
pertambahan jumah penduduk. Kebutuhan pangan di Indonesia hampir dapat dipenuhi
semua, dari potensi domestik, kecuali untuk komoditas pangan asal daging impor dan
kedelai yang masih mengalami defisit, sedangkan untuk beras, jagung, kacang maupun
ubi, telor, daging ayam, dan susu mengalami surplus yang tinggi. Tujuan tulisan ini untuk
mengetahui petumbuhan ekonomi dan kebutuhan pangan di Indonesia. Pemerintah
dapat mempertahankan dan berupaya terus memacu pembangunan ketahanan pangan,
melalui program yang benar-benar mampu memperkokoh untuk ketahanan pangan,
sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tingkat pendapatan rumah
tangga dapat mencerminkan menjadi salah satu ukuran kemampuan dalam mengakses
konsumsi pangan yang dibutuhkan beserta keragamannya. Pertumbuhan komoditi
pangan yang paling tinggi setiap tahun adalah komoditi beras, sedangkan kontribusi
daging sapi dalam memenuhi kebutuhan protein hewani menduduki urutan yang kedua
setelah daging unggas.

Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Pangan di Indonesia

ECONOMIC GROWTH AND IN INDONESIA NEEDS FOOD

ABSTRACT
Growth effect economic on food requirements, accordance with increasing the sheer
the number residents. Food needs can be met in Indonesia, almost all, of the domestic
potential, except for the origin of food commodities imported meat and soybeans are still
in deficit, while for rice, corn, beans and potatoes, eggs, chicken, and milk have a surplus
high. The purpose of this article to find out of economic and food needs in Indonesia, so
it can be overcome by the provision of agricultural origin and livestuc food as needed.
Government may seek to retain and continue to spur the development of food security,
through a program that is really able to strengthen food security, as well as to improve
the welfare of the community. Household income levels can be one measure reflects the
ability to access food consumption is required along with diversity. The growth of most
food commodities are higher every year is rice, while the contribution of beef in meeting
the needs of animal protein ranks second after the poultry. The achievement of food
security needs to be focused on the realization of food security and food technology
development, is expected to facilitate the program of post-harvest and agro-processing,
effectively, and to support government policy, more attention to the problem Indonesia of
food in security.
Keywords: Economic Growth, Food in Indonesia

Corresponding author : © 2017 Universitas Trunojoyo Madura
Address : Jl. Raya Pajajaran Kav E-59 Bogor
p-ISSN 2301-9948 | e-ISSN 2407-6260
Email : s.rusdiana20@gmail.com
Phone : 081282010532
Agriekonomika, 6(1) 2017: 12-25 | 13

PENDAHULUAN pendapatnya banyak orang dewasa tidak


Indonesia sebenarnya memiliki potensi pernah mencapai potensi yang dimilikinya,
ketersediaan anekaragam pangan yang dan banyak Negara yang stagnan dalam
sangat besar. Sehingga pengembangan proses pembangunan untuk mengangkat
sumber pangan lokal harus didasarkan kesejahteraan rakyatnya. Fenomena dun-
pada sumber karbohidrat seperti, ubi jalar, ia tentang kerawawanan pangan juga dic-
padi, jagung, dan ubikayu yang mem- erminkan oleh kondisi di Indonesia, kesuli-
punyai potensi produktivitas yang tinggi. tan mengenai kekurangan pangan ini dan
Pangan mempunyai potensi diversifikasi persoalannya bukan terletak pada penca-
produk yang cukup beragam hasil olahan- paian produksi pangan saja tetapi cara pe-
nya dan memiliki kandungan zat gizi yang nyimpanan gudang yang baik. Kemiskinan
beragam. Pangan memiliki potensi per- terjadi di masyarakat pedesaan yang jauh
mintaan pasar baik lokal, regional, maupun dari jangkauan kota, diakibatkan oleh ting-
ekspor yang terus meningkat. Pertumbu- kat pendapatan masyarakat di bawah rata-
han ekonomi dapat berpengaruh terhadap rata.
kebutuhan pangan, sesuai dengan per- Naiknya harga pangan yang diaki-
tambahan jumah penduduk, per kapita batkan terjadinya iklim di Indonesia yang
dan nilai ekonomi di masyarakt yang men- tidak dapat diprediksi, sementara ini harga
ingkat. Kebutuhan pangan di Indonesia pangan setiap tahunnya selalu meningkat
hampir dapat dipenuhi semua dari potensi mengakibatkan kemerosotan perekono-
domestik, kecuali untuk komoditas pangan mian dimasyarakat meningkat. Banyak
asal daging impor dan kedelai yang masih masyarakt yang mengeluh karena naiknya
mengalami defisit. harga pangan yang tidak untuk dikonsumsi
Kecukupan pangan yang berasal dan naiknya bahan bakar minyak, gas dan
dari hasil pertanian dan peternakan seba- listrik, mengakibatkan masyarakat diplosok
gai tolak ukur perkembangan perekono- pedesaan mengeluh dan jatuh miskin, un-
mian di Indnesia, sehingga sangat penting tuk itu pemerintah harus cepat tanggap,
untuk membangunnya, karena pangan se- agar hal tersebut tidak menjadi beban
bagai i salah satu bagian pembangnunan pemerintah. Menurut Rosganda (2007),
bangsa Indonesia. Komoditas seperti ke- bahwa sesuai dengan perkembangan era
delai, jagung dan daging menurut FAO and globalisasi dan liberalisasi perdagangan
IPAD (2004), bahwa krisis pangan terjadi bebas, beberapa komoditas pangan telah
karena komoditas pangan tidak terkelola menjadi komoditas yang semakin strat-
dengan baik, setiap negara diharapkan da- egis. Dinamika ketidak pastian dan ketidak
pat mengupayakan penyelamatan sendiri, stabilan produksi pangan secara nasional
negara yang dikenal pengekspor hasil dan senantiasa banyak mengandalkan
pertanian seperti beras dari Thailand dan pada ketersediaan pangan di pasar impor
Vietnam, ternak sapi dari Australia mulai dunia.
mengamankan terlebih dahulu kebutuhan Kontribusi daging sapi untuk me-
dalam negeri. Menurut Adawiyah dan Rus- menuhi kebutuhan protein hewani men-
diana (2012), bahwa akhir-akhir ini isu ket- duduki urutan yang kedua setelah daging
ahanan pangan kembali menyeruak ketika unggas. Pertumbuhan komoditi sal pan-
dilanda bencana alam yang berkepanjan- gan hewani dan nabati yang paling tinggi
gan seperti musim kemarau krisis air dan setiap tahun adalah komoditi beras disusul
musim hujan banjir, sehingga akan terjadi komoditas kedelai dan daging sapi. Ke-
kerawanan pangan tetapi kehawatiran bijakan pemerintah untuk pembangunan
tersbeut cukup aman dan terkendali. pertanian dengan rangka mewujudkan ke-
Namun, selain jumlah yang rawan daulatan pangan hewani dan nabati, salah
pangan maih besar, juga banyak anak- satunya dapat diarahkan pada peningka-
anak yang meninggal sebelum mencapai tan produksi pangan asal daging sapi dan
usia dewasa. Menurut Suryana (2004), tanamanm pangan beras. Kontribusi dag-
14 | Supardi Rusdiana dan Aries Maesya, Pertumbuhan Ekonomi & Kebutuhan Pangan Indonesia

ing sapi dalam memenuhi kebutuhan pro- kesejahteraan masyarakat. Menurut Hu-
tein hewani menduduki urutan yang kedua sodo (2001), bahwa untuk itu setidaknya
setelah daging unggas. Berdasarkan data ada lima masalah mendasar yang men-
dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan He- jadi alasan penting menentukan arah pem-
wan tahun (2008), bahwa Indonesia hanya bangunan ketahanan pangan 2013, yaitu:
mampu memproduksi 70% dari kebutuhan pertama, pangan adalah bagian dari basik
daging sapi nasional, dimana 30% kebutu- human need yang tidak ada substitusinya,
han lainnya dipenuhi melalui impor dalam kedua jumlah penduduk yang masih tinggi,
bentuk sapi bakalan untuk penggemukan, disadari atau tidak, mendorong terjadinya
daging beku, jeroan, yang didominasi oleh peningkatan kebutuhan terhadap pangan
hati dan jantung beku. (growing demand).
Menurut Rusono (2015), ke depan Keberhasilan pembangunan ke-
konsumsi daging sapi akan terus mening- tahanan pangan sangat ditentukan tidak
kat karena pertumbuhan jumlah penduduk, hanya oleh performa salah satu sek-
kenaikan pendapatan riil per kapita/tahun. tor saja tetapi juga oleh sektor lainnya.
Berdasarkan hasil proyeksi Bappenas ter- Tingkat pendapatan rumah tangga dapat
hadap permintaan dan penawaran sapi/ mencerminkan menjadi salah satu ukuran
kerbau di indoensia tahun 2013-2020 kemampuan dalam mengakses konsumsi
pemerintah perlu meningkatkan populasi pangan yang dibutuhkan beserta ker-
dasar sapi indukan dalam negeri dengan agamannya. Menurut Haryono dan Isral
melakukan impor sapi indukan sejak tahun (2011), bahwa diperlukan strategi peman-
2015-2017 sebanyak 500 ribu ekor/tahun tapan ketahanan pangan yang berkaitan
dan tahun 2018-2020 sebanyak sejuta erat dengan upaya peningkatan pendapa-
ekor/tahun sehingga diharapkan pada ta- tan rumah tangga, urplus produksi beras
hun 2020 tingkat swasembada daging sapi sebanyak 10 juta ton tahun 2014 dihara-
dapat meningkat menjadi 95%. Peningka- pkan dapat tercapai. Pemerintah harus
tan produksi daging sapi terkendala oleh mendorong masyarakat untuk memahami
lambatnya pertumbuhan populasi sapi po- dan memaknai, pentingnya ketahanan
tong sebagai akibat dari usaha pembiakan pangan dalam pembangunan ekonomi na-
sapi yang dinilai kurang menguntungkan sional, meskipun pemerintah kerap meng-
secara komersial. Makin sempitnya pa- klaim Indonesia telah berhasil mencapai
dang peggembalaan yang menjadi anda- swasembada pada beberapa komoditas
lan usaha pembiakan diwilayah timur Indo- pangan tertentu, namun harus diakui pen-
nesia dan semakin sulitnya pengendalian capaian swasembada belum mantap ka-
pemotongan sapi betina produktif. rena amat riskan digoyang krisis ekonomi
Untuk mewujudkan peningkatan (Fariz, 2012).
produksi daging sapi pada 2015 dengan Menurut Swastika (2004), bahwa
anggrana APBN-P pemerintah melakukan ketahanan pangan harus ditempatkan se-
penambahan anggaran sebesar 1.500 mil- bagai aktor utama pembangunan pertanian
yar pada Direktorat Jenderal Peternakan yang akan menyelamatkan dari krisis pan-
dan Kesehatan Hewan yang dalokasikan gan di masa mendatang. Menggaris bawa-
untuk Gerakan Birahi, Inseminasi Buatan hi, bahwa untuk mewujudkan ketahanan
(IB) dan Transfer Embrio serta penamba- pangan dilakukan pengembangan sumber
han sapi indukan dan sapi bibit dengan daya manusia yang meliputi pendidikan,
jumlah sapi sebanyak 30.000 ekor dan pelatihan di bidang pangan, penyebar-
sapi bibit sebanyak 1.200 ekor (Rusmono luasan ilmu pengetahuan dan teknologi di
2015). Pemerintah dapat mempertahan bidang pangan dan penyuluhan pangan
dan berupaya terus memacu pembangu- (Fagi, dkk., 2002).Tujuan tulisan ini adalah
nan ketahanan pangan, melalui program untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi
yang dapat memperkokoh ketahanan dan kebutuhan pangan di Indonesia, yang
pangan dan sekaligus meningkatkan setiap tahunnya selalu meningkat.
Agriekonomika, 6(1) 2017: 12-25 | 15

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEBU- akan terjadi lebih banyak. Diperkirakan


TUHAN PANGAN DI INDONESIA kemiskinan pangan di Indonesia tahun
Peluang Pengembangan Sumber Daya 2013 sekitar 45% dan tahun 2045 sekitar
Alam 50% (BPS, 2014).
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat Pengembangan agroindustri di
berpengaruh nyata terhadap kebutuhan perdesaan merupakan salah satu stra-
pangan, permintaan pangan sesuai dengan tegi dalam mendorong berkembangnya
peningkatakn pendapatan masyarakat. In- perekonomian masyarakat desa. Hal ini
donesia mempunyai potensi sumber daya terkait dengan aspek konsumsi (diversi-
alam yang beragam, dan mempunyai berb- fikasi pangan). Kepentingan yang terkait
agai peluang untuk mencapai kemandirian aspek produksi yang erat kaitannya den-
pangan yang berkelanjutan. Sumber daya gan kepentingan petani dalam usaha tani.
alam dan keanekaragaman hayati yang Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa
besar dapat dimanfaatkan melalui peman- kepentingan berskala makro (nasional)
faatan dan pengembangan pangan sum- dapat berjalan seiring dengan kepentin-
ber karbohidrat non beras, sumber protein gan berskala mikro (petani). Agroindustri
dan gizi mikro di masing-masing daerah komoditas pangan non beras tersebut se-
dan penepan teknologi yang pesat dalam baiknya dibangun di perdesaan, dengan
berbagai aspek. Produksi, pasca panen harapan dapat membuka kesempatan ker-
dan pengolahan, distribusi, pemasaran ja bagi masyarakat desa. Pada tahapan
untuk meningkatkan kapasitas produksi berikutnya, strategi ini dapat meningkatkan
pangan, produktivitas dan efisiensi, se- kualitas hidup dan mutu gizi masyarakat.
hingga dapat meningkatkan keuntungan Makin meningkat daya beli masyarakat
agribisnis pangan, dan dapat memenuhi akan berpengaruh terhadap ekmampuan
ketahanan pangan. daya beli masyarakat yang cukup tinggi.
Perubahan lingkungan dan pem-
bangunan ekonomi kearah desentralisasi Kehawatiran Pangan di Indoensia
dan partisipasi masyarakat, sehingga Perekonomian di Indonesia setiaknya
memudahkan pencapaian ketahanan pan- mengalami peningkatan sesuai dengan
gan. Untuk mencapai ketahanan pangan, bertambahnya jumlah penduduk, keha-
maka sub bidang pertanian dan sub bid- watiran semakin parahnya krisis pangan
nag peternakan harus mengupayakan menghantui sebagian besar negara-ne-
program jangka pendek, menengah dan gara di dunia termasuk Indonesia, Organ-
panjang, tentunya dengan memperhitung- isasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB
kan resiko dan dampak akan terjadi peru- mengingatkan krisis pangan seperti yang
bahan ekonomi serta dala kecukupan pan- terjadi pada 2007/2008 bisa berulang
gan secara nasional. Diupayakan dengan pada tahun 2013 untuk mencegah krisis
cermat, agar target kecukupan pangan pangan di Indonesia, ketahanan pangan
dapat terpenuhi dengan baik. Kemandirian mutlak diperkuat, Husodo (2001). Pen-
pangan dengan terkendali, serta dapat ingkatan jumlah (the middle class) yang
memperhatikan sumber daya alam, den- bergilir pada peningkatan konsumsi pan-
gan didukungan kelembagaan, budaya gan yang lebih banyak. Ketiga, kerusakan
lokal dengan mengarah kepada pemban- lingkungan yang diakibatkan antara lain
gunan ekonomi. Hasil prosuksi pangan oleh climate change yang sudah meng-
dihasilkan oleh petani di setiap wilayah di ganggu produksi dan produktivitas pangan
Indonesia, petani sebagai ujung tombak nasional, keempat, kompetisi antara sum-
kemajuan bangsa, apabila petani tidak ber energi (bio fuel) dan sumber pangan
melakukan usahanya dan lahan pertanian yang dapat mengganggu suplai pangan,
yang produktif semakin berkurang, maka Kelima, pentingnya kemandirian pangan
kemajuan bangsa Indonesia akan semaki berkelanjutan serta masih adanya keren-
terprosok, sehingga kemiskinan pangan tanan dan kerawanan (baca krisis) pangan
16 | Supardi Rusdiana dan Aries Maesya, Pertumbuhan Ekonomi & Kebutuhan Pangan Indonesia

di berbagai daerah. yang ada, sehingga sebagian produk pe-


Hal ini sebagai tantangan semua ternakan masih harus diimpor (Soedjana,
lembaga dan elit politik, agar persoalan 2007).
kehawatiran kekurangan pangan di Indo- Menurut Mewa (2004), bahwa pan-
nesia tidak sampai terjadi, oleh karenan- gan merupakan komoditas penting dan
ya Indonesia selalu dijuluki sebagai lum- strategis bagi bangsa Indonesia mengin-
bung pangan bagi masyarakat ASEAN. gat pangan adalah kebutuhan dasar ma-
Julukan tersebut memang bener adanya, nusia yang harus dipenuhi oleh pemerintah
karena Idonesia sebagai Negara agraris dan masyarakat secara bersama-sama,
yang penduduknya sebagai besar adalah pemerintah menyelenggarakan pengatu-
petani, namun lain dengan di lapangan, ran, pembinaan, pengendalian dan pen-
banyak lahan pertanian yang sudah beru- gawasan, sementara penyediaan prouksi,
bah menjadi pemukiman dan pembangu- perdagangan, distribusi serta berperan
nan perushaan. Penetapan Indonesia se- sebagai konsumen yang berhak memper-
bagai lumbung pangan ASEAN, liberalisasi oleh pangan yang cukup dalam jumlah dan
sektor pangan di Indonesia belum mampu mutu, aman, bergizi, beragam, merata,
membuka peluang kerja, peluang usaha dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.
dan mendorong masyarakat miskin beru- Ketersediaan pangan ke seluruh wilayah
saha di bidang pangan karena pada keny- dilakukan distribusi pangan melalui upaya
ataannya jumlah angka kemiskinan dan pengembangan sistem distribusi pangan
penggangguaran relatif tidak berkurang secara efisien, dapat mempertahankan
dari tahun-ke tahun. Hal yang sangat men- keamanan, mutu dan gizi pangan serta
dasar mengindikasikan pentingnya sin- menjamin keamanan distribusi pangan.
ergi antara pemerintah pusat daerah dan Untuk meningkatkan ketahanan pangan
pelaku usaha untuk peningkatan produksi dilakukan diversifikasi pangan dengan
komoditas pangan dalam rangka pemban- memperhatikan sumberdaya.
gunan ekonomidan penyediaan pangan Proses peningkatan ketahanan
secara nasional (Faizal, 2000). pangan akan berjalan dengan efisien 
Mengembangkan tanaman pangan dengan adanya partisipasi masyarakat
dan menjamin ketahanan pangan di masa dan fasilitasi pemerintah pusat maupun
depan membutuhkan biaya besar, harus daerah. Partisipasi masyarakat (petani,
diperhitungkan sebelumnya. Kondisi lahan nelayan dll) dimulai dari proses produksi,
pertanian, termasuk persawahan, selama pengolahan, distribusi dan pemasaran ser-
ini sangat mengkhawatirkan, karena terus ta jasa pelayanan di bidang pangan. Fasili-
dikonversi atau beralih fungsi menjadi non tasi pemerintah diimplementasikan dalam
pertanian, seperti permukiman, perdagan- bentuk kebijakan ekonomi makro dan mik-
gan, industri, dan jalan. Sistem ketahanan ro di bidang perdagangan, pelayanan dan
pangan dan gizi tidak hanya menyangkut pengaturan serta intervensi untuk men-
soal produksi, distribusi, dan penyediaan dorong terciptanya kemandirian pangan.
pangan ditingkat makro (nasional dan re- Ketersediaan pangan dalam jumlah yang
gional), tetapi juga menyangkut aspek cukup, merta aman dan bergizi untuk se-
mikro, yaitu akses pangan di tingkat ru- mua orang dalam suatu negara baik yang
mah tangga dan individu serta status gizi berasal dari produksi sendiri, impor, ca-
anggota rumah tangga. Agar aspek mikro dangan pangan maupun bantuan pangan.
tidak terabaikan, maka starategi dalam
upaya pemenuhan kebutuhan pangan Ketersediaan Pangan dari Beberapa
ditingkat nasional terpenuhi dengan baik. Sub Sistem
Bidang peternakan masalah dalam men- Ketahanan pangan terdiri dari tiga sub sis-
gatasi kondisi gizi adalah masalah tingkat tem utama yaitu ketersediaan, akses, dan
produksi dan produktivitas ternak yang be- penyerapan pangan, sedangkan status
lum mampu memenuhi tingkat permintaan gizi merupakan outcome dari ketahanan
Agriekonomika, 6(1) 2017: 12-25 | 17

pangan. Ketersediaan, akses, dan peny- paian dan pengembangan diversifikasi dan
erapan pangan merupakan sub sistem kemandirian pangan diperlukan: strategi
yang harus dipenuhi secara utuh, salah penyediaan teknologi dan informasi yang
satu subsistem tersebut tidak dipenuhi sesuai, perangkat kebijakan operasional
maka suatu negara belum dapat dikata- yang memadai, dan berfungsinya berbagai
kan mempunyai ketahanan pangan yang lembaga pendukung, seperti penelitian,
baik, walaupun pangan tersedia cukup di penyuluhan, dan pemasaran. Disamping
tingkat nasional dan regional, tetapi jika itu, Hal penting lainnya yang diperlukan
akses individu untuk memenuhi kebutuhan adalah terjalinnya koordinasi antar instansi
pangannya tidak merata, maka ketahanan terkait, karena secara konstitusional bu-
pangan masih dikatakan rapuh. Menurut kan hanya tugas Kementerian Pertanian.
Handewi, dkk., (2010), bahwa program Hal ini mengindikasikan bahwa implemen-
ketahanan pangan dalam perkembangan tasi strategi operasional pencapaian dan
pada dasarnya terdapat empat pilar yaitu, pengembangan diversifikasi pangan men-
aspek ketersediaan (food availibility), as- yangkut deregulasi terkait selain pertanian,
pek stabilitas ketersediaan atau pasokan yaitu industri/perdagangan, investasi di bi-
(access of supplies), dan aspek keterjang- dang sarana/prasana, dan lain-lain (Eliza-
kauan (access to utilization), keempat pilar beth, 2011).
tersebut mengindikasikan bahwa pangan Kebutuhan masyarakat dikarena-
harus tersedia dalam jumlah yang cukup, kan daya beli yang rendah, dapat mem-
baik di musim panen maupun paceklik. pengaruhi tidak terpenuhinya status gizi
Menurut Elizabeth (2007), pen- masyarakat, berdampak pada tingkat
dukung utama terlaksananya strategi produktivitas masyarakat Indonesia yang
dalam pencapaian diversifikasi dan ke- rendah. Namun, selain jumlah yang rawan
mandirian pangan diperlukan pula perang- pangan maih besar, juga banyak anak-
kat kebijakan yang memadai, teknologi dan anak yang meninggal sebelum mencapai
informasi yang dibutuhkan, difungsikannya usia dewasa. Suryana (2004), penda-
lembaga pendukung lainnya seperti peny- patnya banyak orang dewasa tidak per-
uluhan dan pemasaran. Sistem ketahanan nah mencapai potensi yang dimilikinya,
pangan juga merupakan satu kesatuan dan banyak Negara yang stagnan dalam
dapat mendukung oleh adanya berbagai proses pembangunan untuk mengangkat
input sumberdaya alam, kelembagaan, kesejahteraan rakyatnya. Untuk itu segera
budaya, dan teknologi. Proses hasil dan dibentuk beberapa program utama dalam
berjalan dengan efisien adanya partisipasi membangun ketahan pangan di antaranya
masyarakat dan fasilitasi pemerintah atau adalah untuk meningkatkan komoditas
lembaga, penyuluh dalam mendukung pangan unggulan, mutu, jumlah dan diver-
kebutuhan pangan. Kegiatan diversifika- sifikasi tanaman pangan. Program keta-
si ditujukan untuk meningkatkan produksi hanan pangan yang sangat dihawatirkan
pangan pokok alternatif selain beras, pe- kekurangan pangan terjadi bagi penduduk
nurunan konsumsi beras dan peningkatan Indonesia yang semakin meningkat, dan
konsumsi pangan pokok alternatif yang pelaksanaan program harus jelas dan tepat
berimbang dan bergizi serta berbasis pada sasaran. Namun demikian apabila diamati
pangan lokal. tetapi mengubah pola kon- dari indikator makro kesejahteraan rakyat,
sumsi, sehingga masyarakat akan meng- masih menunjukkan masalah pangan atau
onsumsi lebih banyak jenis pangan deng- gizi kurang dan menjadi momok bagi seba-
an gizi yang cukup, berimbang, dan aman. gian besar masyarakat, khususnya yang
Diversifikasi pangan akan berjalan berpenghasilan rendah (Suryana, 2004).
lancar bila dipadukan dengan pengem-
bangan agroindustri berbahan produk has-
il pertanian domestik (lokal) yang dibangun
di perdesaan. Lebih mempercepat penca-
18 | Supardi Rusdiana dan Aries Maesya, Pertumbuhan Ekonomi & Kebutuhan Pangan Indonesia

PERMASALAHAN KETERSEDIAAN taranya: tingkat pengetahuan masyarakat


PANGAN DI INODNESIA tersebut terhadap bahan pangan atau ma-
Peningkatan Permintaan kanan yang dikonsumsi dan pendapatan
Permasalahan ketersediaan bahan pan- masyarakat.
gan bagi penduduk Indonesia semakin Pendapatan masyarakat san-
terbatas akibat kesenjangan yang terjadi gat berpengaruh di dalam menentukan
antara produksi dan permintaan, tetapi per- pola konsumsi masyarakat, berdasarkan
masalahan dapat diatasi dengan impor ba- data dari BPS (2010), mengenai hubun-
han pangan, namun sampai kapan bangsa gan antara skor pola pangan harapan
Indonesia mengimpor bahan pangan dari (PPH) suatu masyarakat dengan tingkat
luar sebagai contoh pada saat ini hasil pengeluaran per kapita per bulan. Kebu-
pertanian dan peternakan daging sapi dan tuhan masyarakat dikarenan daya beli
kedele yang mendapat sorotan elit politik masyarakat yang rendah mempengaruhi
sebagai media informasi yang lengkap. tidak terpenuhinya status gizi masyarakat,
Bahwa kedele langka di pasaran dan mel- tidak terpenuhinya status gizi masyarakat
ambungnya harga kedele menjadi peng- berdampak pada tingkat produktivi-
guna berhenti untuk memproduksi sebagai tas masyarakat Indonesia yang rendah.
bahan tempe, hal ini dapat mengancam Kemiskinan yang dikaitkan dengan tingkat
kestabilitas ketahanan pangan di Indone- perekonomian dari tahun ke tahun dalam
sia dan juga mengancam produk dalam perubahan yang signifikan, sehingga daya
negeri akan tersisihkan dengan produk beli, dan pendapatan masyarakat pada
luar. Peningkatan permintaan terhadap umumnya sangat rendah dan berpengaruh
produk pertanian yang bermutu tinggi tidak terhadap stabilitas ketahanan pangan di
hanya menyangkut peningkatan mutu dari Indonesia, dari berbagai aspek permasala-
setiap jenis produk tetapi juga komposisi han di atas, sebenarnya ada beberapa
dari produk pertanian (Faisal, 2007). solusi yang dapat dilakukan oleh bangsa
Terdapat hubungan positif dian- kita agar memiliki ketahanan pangan yang
ta keduanya, yakni semakin tinggi ting- cukup baik.
kat pengeluaran per kapita per bulan di
masyarakat, maka semakin tinggi pula PENYEDIAAN PRODUKSI PANGAN DI
pola pangan, yang sangat dipengaruhi oleh INDONESIA
aspek kemiskinan, hal ini dikaitkan den- Meningkatkan Ketersediaan Pangan
gan tingkat pendapatan masyarakat yang Guna meningkatkan ketersediaan pangan
dibawah rata-rata yang tidak mampu untuk dari sumber protein hewani, maka perlu
memenuhi kebutuhan pangan terendiri. adanya upaya yang harus dikembangkan
Permasalahan yang sering terjadi adalah dengan malakukan tanaman pangan dan
mengenai aspek konsumsi diawali den- peternakan, dan industri sebagai pen-
gan suatu keadaan dimana masyarakat dukung dalam melakukan proses produk-
Indonesia memiliki tingkat konsumsi yang si. Perlunya memanfaatkan sumberdaya
cukup tinggi terhadap bahan pangan be- lokal yang ada untuk mengembangkan
ras, daging, telur san susu. Berdasarkan industri pertanian dan peternakan, secara
data tingkat konsumsi masyarakat Indone- bertahap agar dapat mengurangi sifatnya
sia terhadap beras sekitar 134 kg per kap- yang foot loose terhadap lingkungan yang
ita, walaupun kita menyadari bahwa beras sudah ada. Oleh karena itu strategi ke-
merupakan bahan pangan pokok utama tahanan pangan sub bidang peternakan
masyarakat Indonesia, keadaan ini dapat dan sub bidang pertanian merupakan ba-
mengancam ketahanan pangan secara gian dari pencapaian visi pembangunan
nasional (Statistik Pertanian, 2011). Menu- produksi peternakan ke depan dapat ter-
rut Sudjana (2005), bahwa pola konsumsi wujudkan menjadi masyarakat yang sehat,
masyarakat terhadap suatu bahan pangan cerdas dan produktif serta kreatif dalam
sangat dipengaruhi oleh dua faktor, dian- menentukan sikap yang jelas dan tegas.
Agriekonomika, 6(1) 2017: 12-25 | 19

Ketahanan  pangan diartikan dapat terpe- membantu meningkatkan income petani


nuhi kebutuhan masyarakat asal pangan, di pedesaan, (Jabal, dkk., 2009). Penye-
baik hasil pangan hasil pertanian maupun diaan sarana produksi yang belum sepe-
pangan hasil  peternakan, dengan  keter- nuhnya terjamin oleh pemerintah sulitnya
sediaan  yang cukup dan dapat di butuh- mencapai tingkat efisiensi yang tinggi
kan seriap saat oleh semua masyarakat produksi pangan, karena besarnya jumlah
di Indonesia dengan mudah di dapat dan petani sekitar 21 juta rumah tangga petani
murah terjangkau harganya serta aman dengan lahan produksi yang semakin sem-
dikonsumi. pit (laju 0,5%/tahun), tidak adanya jaminan
Program untuk meningkatkan ke- dan pengaturan harga produk pangan.
tahanana pangan ditingkat nasional, se- Terbatasnya devisa untuk impor
cara  luas diharapkan dapat mencukupi pangan sebagai alternatif terakhir bagi
kebutuhan pangan bagi masyarakat, penyediaan pangan. Kebiasaan makan
melalui pembangunan produksi pertanian pada sebagian daerah dan etnis sehingga
dan peternakan serta memfasilitasi usaha tidak mendukung terciptanya pola konsum-
peternakan rakyat. Dengan visi dan misi si pangan dan gizi seimbang serta pemer-
tersebut maka pembangunan produksi pe- ataan konsumsi pangan yang bergizi bagi
ternakan menjadi tidak terlepas dari upaya- anggota rumah tangga (Winarso, 2010).
upaya untuk peningkatan ketahanan pan- Diversifikasi pangan adalah suatu proses
gan nasional. Kecukupan harus diartikan pemanfaatan dan pengembangan suatu
sebagai tingkat ketersediaan dalam jum- bahan pangan sehingga penyediaannya
lah dan harga yang memadai yang men- semakin beragam. Pengupayaan diversi-
cakup sumber karbohidrat, protein dan zat fikasi pangan adalah melihat potensi ne-
gizi mikro. Sedangkan misi pembangunan gara kita yang sangat besar dalam sumber
produksi pertanian dan peternakan ada- daya hayati Indonesia memiliki berbagai
lah penyediaan pangan asal ternak yang macam sumber bahan pangan hayati teru-
cukup, baik kuantitas maupun kualitasnya. tama yang berbasis karbohidrat, di setiap
Menurut Sparingga (2007), bahwa tersedi- daerah di Indonesia memiliki karakteristik
anya pangan bagi setiap orang merupakan bahan pangan lokal yang sangat berbeda
hak azasi manusia, dan dapat dipenuhi dengan daerah lainnya. Selain itu penera-
dengan baik, bahwa pangan asal ternak pan teknologi pascapanen untuk mengem-
merupakan faktor penting dalam pemenu- bangkan model agroindustri bertujuan
han gizi. Secara singkat dapat disimpulkan juga untuk memperluas kesempatan kerja,
bahwa sebenarnya tidak diketahui tingkat meningkatkan penghasilan dan memacu
keamanan hewani di Indonesia. pembangunan ekonomi pedesaan (Sury-
ana, 2007).
Penyediaan Produksi Pangan Peningkatan produksi pertanian
Penyediaan hasil pertanian dan hasil pe- belum dikatakan berhasil apabila tidak
ternakan harus mempunyai potensi yang diikuti dengan penyelamatan hasil panen
sangat baik, agar dapat dipergunakan se- dan peningkatan nilai tambah melalui pen-
bagai bahan pangan yang bermutu. Poten- erapan teknologi pascapanen. Menurut
si komoditas non-pangan yang diusahakan Achmad (2007), mengindikasikan bahwa
petani di Indonesia menunjukkan kinerja pada masyarakat Indonesia yang ber-
yang relatif tinggi pula. Hal ini menunjuk- penghasilan rendah, pangsa pengeluaran
kan potensi pertanian di pedesaan sangat rumah tangganya sebagian besar (lebih
besar dan merupakan sumber income bagi dari 50%) masih didominasi oleh penge-
sebagian besar masyarakat di pedesaan. luaran pangan, terutama beras sebagai
Dukungan penyediaan infrastruktur per- makanan pokok. Diversifikasi pangan juga
tanian kewilayahan untuk memperlancar merupakan solusi untuk mengatasi keter-
sistem distribusi dan pemasaran hasil per- gantungan masyarakat Indonesia terhadap
tanian dan peternakan, sehingga dapat satu jenis bahan pangan yakni beras dan
20 | Supardi Rusdiana dan Aries Maesya, Pertumbuhan Ekonomi & Kebutuhan Pangan Indonesia

daging, ketahanan pangan sangat men- mun jumlahnya cenderung selalu menurun,
dukung secara nyata kegiatan peningka- terkecuali di wilayah berbasis perkebunan
tan pendapatan in situ (income generating kelapa sawit dan tebu tingkat konsumsi be-
activity in situ), peningkatan pendapatan ras cenderung meningkat. Meningkatnya
in situ bertujuan meningkatan pendapa- konsumsi beras di wilayah basis tebu dii-
tan masyarakat melalui kegiatan pertanian kuti dengan menurunnya konsumsi jag-
berbasis sumber daya lokal, sehingga keg- ung yang diduga kerena tergesernya pola
iatan peningkatan pendapatan ini dipusat- makan beras+jagung ke beras, konsumsi
kan pada daerah asal dengan memanfaat- energi dan protein cenderung menurun.
kan sumber daya lokal setempat. Secara agregat pola konsumsi pangan ru-
mahtangga contoh cenderung menurun,
Pengeluaran Pangan Untuk Konsumsi yang ditunjukkan tidak tercapainya ke-
Menurut Susilowati, dkk., (2012), bahwa cukupan energi dan rendahnya skor PPH
selama periode 2009-2012 pengeluaran (masih lebih rendah dibanding rata-rata
total rumah tangga secara nominal men- wilayah perdesaan secara nasional).
ingkat 50%, sedangkan secara riil setara Konsumsi protein per kapita se-
kg beras rata-rata hanya meningkat 17%. hari untuk daging pada tahun 2011 sebe-
Secara agregat pangsa pengeluaran pan- sar 2,75 gram, meningkat sebesar 7,84%
gan cenderung menurun, namun masih dibandingkan konsumsi tahun 2010 sebe-
tergolong cukup tinggi, (rataan sebesar sar 2,55 gram. Konsumsi protein per kapita
60% total pengeluaran). Pangsa pengelu- sehari untuk telur dan susu sebesar 3,25
aran karbohidrat cenderung menurun yang gram, atau menurun sebesar 0,61 persen
diimbangi dengan meningkatnya pangsa dibandingkan konsumsi tahun 2010 sebe-
pengeluaran untuk protein hewani. Peran sar 3,27 gram. Konsumsi kalori dan pro-
dan fungsi lembaga pangan seperti kelom- tein per kapita per hari dipengaruhi oleh
pok tani, UKM, koperasi perlu direvital- pengeluaran per kapita, pengeluaran per
isasi dan restrukturisasi untuk mendukung kapita sebulan untuk konsumsi pada ta-
pembangunan kemandirian pangan, kemi- hun 2011 sebesar Rp 593.664, yang digu-
traan antara lembaga perlu didorong untuk nakan untuk konsumsi makanan sebesar
tumbuhnya usaha dalam bidang pangan. Rp 293.556 (49,45%) dan konsumsi bukan
Pangsa pengeluaran untuk tembakau makanan sebesar Rp 300.108 (50,55%).
juga cenderung meningkat. Sedangkan Dari pengeluaran untuk makanan sebe-
pangsa pengeluaran non pangan terbesar sar Rp 293.556 tersebut, pengeluaran un-
untuk pendidikan dan nilainya cenderung tuk konsumsi daging sebesar Rp 10.972
meningkat. Pengembangan sumber daya (3,74%). Sementara pengeluaran un-
manusia (SDM), melalui pemebrdayaan tuk konsumsi telur dan susu sebesar Rp
kelompok petnai melalui usaha industri, 17.106 (5,83%) (Statistik Pertanian, 2013).
sehingga kebutuhan pangan secara na-
sional akan terpebuhi dengan baik. Meningkatkan Produksi Melalui Divers-
Untuk meningkatkan efektifitas dan fikasi
efisiensi industrialisasi dan model kelom- Diversifikasi ditujukan untuk meningkat-
pok industri meliputi serangkaian program kan produksi pangan pokok alternatif se-
yang dapat diimplementasikan ke seluruh lain beras, penurunan konsumsi beras dan
stok holder yang berkepentingan, dapat peningkatan konsumsi pangan pokok al-
digunakan terjadap kepentingan bersama. ternatif yang berimbang dan bergizi serta
Konsumsi pangan pokok masih bertumpu berbasis pada pangan lokal. Wahyuni dan
pada beras, beras merupakan pangan Indraningsih (2003), berpendapat bahwa
pokok utama masyarakat Indonesia se- diversifikasi dilakukan dengan memperce-
hingga pemerintah selalu menempatkan pat implementasi teknologi pasca panen
beras sebagai komoditas yang selalu ter- dan pengolahan pangan lokal yang telah
sedia dan cukup (Syahril, dkk., 2015). Na- diteliti ke dalam industry, baik industri hasil
Agriekonomika, 6(1) 2017: 12-25 | 21

pertanian maupun industri hasil peterna- diharapkan dapat bermanfaat untuk mem-
kan yang bersama-sama dapat meningkat- perkuat ketahanan pangan dalam waktu
kan kecukupan pangan untuk kebutuhan jangka panjang, diantaranya: (a) mening-
masyarakat secara nasional Revitalisasi/ katkan nilai tambah dari komoditi lokal; (b)
restrukturisasi industri pasca panen dan menyediakan komoditi lokal yang memiliki
pengolahan pangan diarahkan pada pene- potensi secara komersial; (c) mendorong
kanan kehilangan hasil dan penurunan pengembangan desa melalui kegiatan
mutu karena teknologi penanganan pas- peningkatan pendapatan berdasar padap-
ca panen yang kurang baik, pencegahan ertanian lokal; (d) mendukung ketahanan
bahan dari kerusakan dan 3) pengolahan pangan dalam jangka panjang; (e) mem-
bahan baku menjadi bahan setengah jadi berikan solusi terhadap permasalahan
dan produk pangan. pengangguran dan kemiskinan terutama
Permodelan kerjasama dimana pada masyarakat pedesaan.
dalam penerapannya memerlukan inte- Pengembangan teknologi dari ska-
grasi dari berbagai pihak, diantaranya la industri, diperlukan adanya kerjasama
melibatkan sejumlah besar kelompok dengan industri pangan, kerjasama dapat
petani di beberapa wilayah sekaligus mer- memberikan manfaat kepada pihak petani.
ancang untuk penambahan hasil produksi Petani dapat meningkatkan pendapatan
pertanian. Kegiatan yang dilakukan oleh melalui produk yang dihasilkan sehingga
lembaga penyuluhan yang menangani dapat dijual kepada puhak konmsumen
pemberdayaan petani di pedesaan seka- atau industri yang dapat mengolah bahan,
ligus melibatkan integrasi proses hulu-hilir melalui kegiatan bersama dapat menin-
rantai produksi makanan dari hasil perta- gkatkan kesejahteraan petani (Sutrisno
nian (Yusdja, 2004). Teknologi berperan dan Edris, 2008). Penanaman tanaman
penting di dalam penginovasian produk lokal berdasar pada sistem bercocok tan-
sehingga dapat memiliki nilai tambah un- am yang baik (good agriculture practices),
tuk kebutuhan pertanian dan peternakan mengusahakan lahan kosong untuk di-
serta dapat meningkatkan efektifitas dan gunakan pagar dapat menghasilkan ko-
efisiensi usaha permodalan. Beberapa moditas lokal sehingga dapat memenuhi
hasil produk pangan dapat di proses se- standar kualitas yang baik, mengkoordi-
cara komersial, dapat dijual ke pasaran, nasi fasilitas dan program inventarisasi
dengan memperhitungkan semua biaya yang berotasi kepada tanaman dan super-
produksi sampai hasil, keamanan produk visi petani, pentingnya bekerjasama den-
pangan yang dihasilkan oleh para petani. gan pihak akademisi untuk meningkatkan
Melalui diversifikasi pangan dan kegiatan produktivitas, untuk meningkatkan kontri-
peningkatan peningkatan pendapatan ber- busi petani di dalam program pengemban-
basis sumberdaya lokal diharapkan dapat gan industri.
memperkuat ketahanan pangan di Indone-
sia dalam waktu jangka panjang PERSIAPAN PEMENUHAN PANGAN
Kebutuhan konsumen pangan ter- Usaha Tanaman Pangan dan Ternak Ru-
penuhi, tentunya harus memenuhi kualitas minansia
dan standar yang diterapkan oleh industri Salah suatu cara untuk mendapatkan keun-
serta pengembangan dan penerapan ope- tungan yang berlipat, diantaranya adalah
rasi prosedur standar dari pabrik, lembaga usaha ternak ruminansia besar dan kecil
akademisi (a) memfasilitasi pengemban- yang dipadukan dengan tanaman pangan,
gan dari teknologi penanaman dan produk sehingga akan mendapatkan hasil produk-
berbasis lokal yang memiliki potensi si yang optimal, disamping keuntungan
pasar; (b) merekomendasikan pemeca- petani. Menurut Sudjana (2005), bahwa
han masalah di dalam pengembangan in- peningkatan populasi ternak ruminansia
dustri. Kegiatan peningkatan pendapatan dan perbanyakan lahan pertanian disamp-
melalui pengembangan kelompok industri ing dapat menciptakan lapanagan kerja
22 | Supardi Rusdiana dan Aries Maesya, Pertumbuhan Ekonomi & Kebutuhan Pangan Indonesia

Tabel 1
Komoditas Tanaman Pangandan Produksi Pada Tahun 2011 Di Indonesia
No. Jenis tanaman Luas panen (ha) Produktivitas (ha) Produksi ton
1 Padi 12.883.576 49.99 64.398.890
2. Jagung 4 160 659  42,37  17 629 748 
3. Kedelai 722 791  13,48  974 512 
4 Kacang Tanah 622 616  12,49  777 888 
5 Kacang Hijau 288 206  10,91  314 486 
6 Ubi Kayu 1 175 666  187,46  22 039 145 
7 Ubi Jalar 183 874  111,92  2 057 913 
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 dalam Rosganda 2012
bagi petani dipedesaan, dan terpenuhinya menunjukkan trend meningkat dalam ku-
kebutuhan masyarakat akan pangan. Hal run waktu satu tahun, dapat dilihat dengan
ini tidak menghernkan dalam beberapa da- menggunakan rata-rata komoditi konsumsi
sawarsa terkahir populasi ternak ruminan- dan hasil produksi oleh petani di pedesaan.
sia dan luas lahan cenderung sedikit atau Indonesia setiap tahun mempunyai
berkurang, yang terkait dengan kenyataan dua musim yaitu musim hujan dan kema-
bahwa ,petani ternak memiliki ternak han- rau di mana hasil pertanian tersebut selalu
ya sebagai usaha sampingan, dan lahan mengalami hasil produksi berfluktuasi atau
pertanian banyak digunakan sebagai pe- tidak signifikan. Rata-rata pertumbuhan
mukiman. Untuk itu usaha ternak ruminan- komoditi pangan, paling tinggi selama satu
sia segera didorong kearah usaha bersifat tahun terakhir ini adalah komoditi padi, di-
komersial, kemduan penggunaan lahan susul oleh komoditi jagung (Wahyuni dan
pertanian dimanfaatkan secara efektif dan Indraningsih, 2003). Komoditi tersebut
efisien. mengalami pertumbuhan produksi tidak
tepat dikarenakan agrosistem di Indone-
Hasil Tanaman Pangan sia tidak stabil, sedangkan komoditi yang
Persiapan dalam pemenuhan kebutuhan pertumbuhannya paling rendah dalam ku-
panagn di Indonesia, dengan menyedia- run waktu yang sama adalah komoditi ubi
kan pangan asal hewani dan asal nabati, jalar, komoditi dan produksi dari tanaman
untuk kepentingan masyarakat. Keterse- pangan di Indonesia terlihat pada Tabel 1.
diaan pangan terutama beras, jagung,
daging, telur dan susu, merupakan salah Hasil Ternak Ruminansia
satu indikator terpenting dari ketahanan Beberapa tahun terakhir ini, ternak rumi-
pangan, suatu wilayah dimana jumlah nansia besar dan kecil menunjukkan ada
penduduk padat, merupakan salah satu perkembangan yang cukup signifikan, art-
proporsi yang berperan sangat vital dalam inya populasi ternak ruminansia sedikit da-
menjaga ketersediaan pangan nasional. pat memenuhi pangan ahasl hewani, dan
Kondisi dapat terlihat dari tingkat produk- cukup menggembirakan, salah satunya
tivitas masing-masing komoditi, cenderung adalah ternak domba setiap tahun ber-

Tabel 2
Populasi Ternak Ruminansia 5 (Lima) Tahun Terakhir Tahun 2013

Jenis Ternak 2009 2010 2011 2012 2013


Sapi potong 12.256.604 12.759.838 13.581.570 14.824.373 16.034.336
Sapi perah 361.351 369.008 374.067 457.577 486.991
Kerbau 1.930.716 1.932.927 1.999.604 1.305.078 1.378.153
Domba 9.605.339 10.198.766 10.725.488 11.790.612 12.768.241
Kambing 15.147.432 16.620.000 16.946.190 17.433.000 17.905.860
Sumber: Data Statistik Pertanian Jakarta, 2013
Agriekonomika, 6(1) 2017: 12-25 | 23

Tabel 3
Pangsa Produksi Daging Utama di Indonesia
Tahun Sapi dan kerbau Kambing dan Unggas Babi
domba
ribu ton (%) ribu ton (%) ribu ton (%) ribu ton (%)
2007 381,3 18,4 120,5 5,8 1.340,3 64,8 225,9 10,9
2008 431,5 20,2 113,0 5,3 1.380,5 64,6 209,8 9,8
2009 443,9 20,1 128,1 5,8 1.430,4 64,9 200,1 9,1
2010 472,4 20,0 113,7 4,8 1.565,6 66,2 212,0 9,0
Sumber: Ditjen PKH, 2011
tambah, sekitar 12,7 juta ekor. Pada tahun moditas tertentu setiap tahunnya men-
2009-2013 ternak domba ada oeningkatan galami kenaikan dan ada juga yang men-
yang sigifikan, diperkirakan pada tahun galami penurunan Tabel 3.
2013 sedikit menurun sekitar 12,6 juta
ekor, turun sekiar 0,4%, (Statistik Perta- SIMPULAN
nian, 2013). Populasi ternak domba di In- Kebijakan pembangunan nasional dalam
donesia sekitar 12.768.241 ekor, populasi rangka mewujudkan kedaulatan pangan
ternak ruminansia terlihat pada Tabel 2. dapat diarahkan pada peningkatan produk-
Tabel 1, menujukkan bahwa popu- si pangan asal daging sapi dan tanamanm
lasi domba pada tahun 2010-2012 men- pangan beras. Tingkat pendapatan rumah
galami peningkatan sekitar 2.1%, cukup tangga dapat mencerminkan salah satu
signifikan (Statistik Pertanian, 2013), ukuran kemampuan masyarakat dalam
peningkatan populasi ternak damba, konsumsi pangan yang dibutuhkan beser-
terhadap kebutuhan daging agar dapat ta keragamannya. Pertumbuhan komoditi
terpenuhi, maka peternak melakukan pangan yang paling tinggi setiap tahun
usahanya dengan cara penggemukkan. adalah komoditi beras disusul komoditas
Menurut Ilham (2006), bahwa kebutu- jagung. Kontribusi daging sapi dalam me-
han daging yang setipa tahun mening- menuhi kebutuhan protein hewani men-
kat, diharapkan dengan adanya program duduki urutan yang kedua setelah daging
swasembada daging sapi dan kerbau, unggas. Kondisi dapat terlihat dari tingkat
dapat terpenuhi dengan diversifikasi usa- produktivitas masing-masing komoditi,
ha tanaman pangan dan ternak. Menurut cenderung menunjukkan trend mening-
Rusdiana dkk. (2014) bahwa, produk hasil kat dalam kurun waktu satu tahun, dapat
dalam negeri dan berasal dari hasil perta- dilihat dengan menggunakan rata-rata ko-
nian maupun hasil peternakan dapat ber- moditi konsumsi dan hasil produksi oleh
saing dengan produk luar inegeri, impor, petani di pedesaan.
baik kulitas, kuntitas dan produktivitasnya.
Berdasarkan data bahwa populasi ternak DAFTAR PUSTAKA
ruminansia bear dan kecil setiap tahunya Achmad, S. 2007. Dukungan Teknologi
mengalami peningkatakns sekitar 5%,, Penyediaan Produk Pangan Peter-
hal tersebut dapat memacu peningkatan nakan Bermutu, Utama dan Halal.
populasi ternak ruminansia terhadap ke- Prosiding Seminar Nasional Hari
butuhan daging. Menurut Sudjana (2011) Pangan Sedunia XXVII. Badan Pe-
bahwa, berdasarkan data secara nasion- nelitian dan Pengembangan Perta-
al, bahwa baik dalam ketersediaan distri- nian, Departemen Pertanian: 32-40.
busi dan konsumsi daging kambing dapat
memenuhi tujuan dari ketahanan pangan Adawiyah, C dan S. Rusdiana. 2012.
secara nasional, selanjutnya dapat di- Strategi dalam Menangani Kerawa-
uraikan lebih jauh bahwa produksi dag- nan Pangan di Indonesia. Prosiding
ing utama (sapi-kerbau, kambing-domba, Seminar Nasional Ketahanan Pan-
unggas dan babi), beberapa daging ko- gan Fakultas Pertanian Universitas
24 | Supardi Rusdiana dan Aries Maesya, Pertumbuhan Ekonomi & Kebutuhan Pangan Indonesia

Pertanian Malang: 99-106 . Husodo, S. Yudo. 2001. Kemandirian di


Bidang Pangan Kebutuhan Negara
Badan Pusat Statistik Pertanian 2010.
Kita. Prosiding Seminar Nasional
Kebutuhan Pangan dalam Negeri
Teknologi Pangan, Semarang.
Berserta Impor dan Eksor Pangan.
Departemen Pertanian Republik In- Haryono & Irsal Laras. 2011. Strategi Miti-
donesia Jakarta dalam Angka 2010. gasi dan Adaptasi Pertanian Ter-
hadap Dampak Perubahan Iklim
Direktorat Jenderal Peternakan. 2008.
Global. Prosiding Seminar Nasional,
Kecukupan Pangan Asal Hewani
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Melalui Populasi Ternak Ruminansia
Pertanian: 1-10.
Besar dan Kecil. Depertemen Per-
tanaian Jakarta. Mewa, A. 2004. Analisis Keterkaitan dan
Konsumsi Pangan Hewani. Mon-
Elizabeth, R. 2007. Penguatan dan Pem-
ograp Series No. 24 Pusat Penelitian
berdayaan Kelembagaan Petani
dan Pengembangan Sosial Ekonomi
Mendukung Pengembangan Agribis-
Pertanian Bogor: 67-83.
nis Kedelai. Prosiding Seminar Na-
sional.. Pusat Sosial Ekonomi dan Rusdiana, S., Praharani, L., & Adiati, U.
Kebijakan Pertanian (PSE-KP) Bo- 2014. Prospek dan Strategi Perda-
gor: 77-82. gangan Ternak Kambing dalam Mer-
ebut Peluang Pasar Dunia. Agrieko-
Elizabeth, R. 2011. Strategi Pencapaian
nomika 3(2): 204-223.
Diversifikasi dan Kemandirian Pan-
gan Dalam Rangka Mewujudkan Rusono, N. 2015. Arah Kebijakan Pem-
Ketahanan Pangan: Antara Harapan bangunan Nasional Mewujudkan Ke-
dan Kenyataan. Buku Puslitbang daulatan Pangan Hewani. Prosiding
Tanaman Pangan. Bogor. Badan Lit- Seminar Nasional Teknologi Peter-
bang Pertanian. Kementrian Perta- nakan dan Veteriner.
nian: 55-59.
Swastika. D.K.S. 2004. Developing Maize
Fagi, A.M., S. Partoharjono dan E.E. Aman- for Imporving Poor Farmers Income
to. 2002. Strategi Pemenuhan Kabu- in Indonesia. CGPRT Flash 2(4): 45-
tuhan Pangan Beras 2010. Prosding 53.
Seminar Nsional Tanaman Pangan,
Suryana, A. 2004. Hari Pangan Sedu-
Pusat Penelitian dan Pengemban-
nia, Banyak Negara Stagnan dalam
gan Tanaman Pangan Bogor: 45-52.
Proses Pengembangan. Kemandi-
Faizal, Kasryno. 2000. Sumber Daya Ma- rian Pangan Menuju Ketahanan Pan-
nusia dan Pengelolaan Lahan Perta- gan Berkelanjutan. LISPI. Jakarta.
nian di Pedesaan Indonesia. Forum
Sparingga. 2007. Keamanan Produk Pan-
Agroekonomi (FAE) 18(1): 25-51.
gan Hewani di Indonesia. Prosiding
FAO & IFAD. 2004. procesing of the Vali- Nasional Hari Pangan Sedunia XX-
dation Forum on the Global Cassva VII. Bogor: 55-67.
Development Strategi vol.6. Glob-
Sutrisno & I. M. Edris. 2008. Reaktualisasi
al Cassva Market Study Business
Diversifikasi Pangan Berbasis Sum-
Oportunites for the Use of Cassva.
berdaya Lokal. Majalah Pangan Bu-
FAO. Roma.
log 17 (56): 45-48.
Ilham, N. 2006. Analisis Sosial Ekonomi
Sudjana, T.D. 2011. Peningkatan Konsum-
dan Strategi Pencapaian Swasem-
si Daging Ruminanisa Kecil dalam
bada Daging 2010. Jurnal Analisis
Rangka Diversifikasi Pangan Daging
Kebijakan Pertanian 4(2): 131-145.
Mendukung PSDSK 2014. Prosid-
Agriekonomika, 6(1) 2017: 12-25 | 25

ing Workshop Nasional Diversivikasi


Pangan Daging Ruminansia Kecil.
Jakarta: 17-26.
Adha Taridala, S., & Bahari, d. 2015. Pref-
erensi Konsumsi Beras Berlabel. Ag-
riekonomika 4(1): 10-21.
Susilowati, Sri Hery, Tri Bastuti Purwantini,
Deri Hidayat, Mohamad Maulana,
Ahmad Makky Ar-Rozi, Rangga Di-
tya Yofa, Supriyati, Wahyuning Ku-
suma Sejati. 2012. Panel Petani Na-
sional (Patanas): Dinamika Indikator
Pembangunan Pertanian dan Per-
desaan di Wilayah Agroekosistem
Lahan Kering Berbasis Perkebunan.
Laporan Akhir Pnelitian Tahun Pusat
Sosial Ekonomi dan ,Kebijakan Per-
tanian. 2012.
Wahyuni, K.S. & K. S. Indraningsih. 2003.
Dinamika Program dan Kebijakan
Peningkatan Produksi Padi. Forum
Agro Ekonomi, Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian 21(2): 143-159.
Winarso. B. 2010. Prospek dan Kendala
Pengembangan Agribisnis Ternak
Kambing dan Domba di Indonesia.
Prosiding Seminar Nasional. Penin-
gakatan Daya Saing Agribisnis Bero-
rientasi Kesejahteraan Petani: 246-
264.
Yusdja.Y.2004. Prospek Usaha Peterna-
kan Kambing Menuju Tahun 2020.
Prosiding Lokakarya Nasional
Kambing Potong, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Peternakan Bo-
gor: 21-27.

Anda mungkin juga menyukai