Anda di halaman 1dari 26

ARSITEKTUR HIJAU

INDEKS GREENSHIP BUILDING BLORA CITY MALL

Disusun :

Alwi Imam Fajriyansyah (I0218010)

Nadilla Fatimatuzzahra Almahandis (I0219062)

Naufal Alif Fadillah Akbar (I0219063)

Nazneen Iva Florina (I0219064)

Dosen Pembimbing :

Dr. Ir. Wiwik Setyaningsih, M.T.

Tri Yuni Iswati, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
TABEL DAFTAR PENYUSUN

No Kategori Assesor Nama NIM Kelas


1 Object Assesment 1 Alwi Imam F. I0218010 A
2 Kategori 1 : ASD 1 Alwi Imam F. I0218010 A
Appropriate Site
Development
3 Kategori 2 : EEC Energy 2 Nazneen Iva I0219064 A
Efficiency and Florina
Conservation
4 Kategori 3 : WAC Water 3 Nadilla I0219062 A
Conservation Fatimatuzzahra
A.
5 Kategori 4 : MRC Material 4 Naufal Alif F. A. I0219063 A
Resource and Cycle
6 Kategori 5 : IHC Indoor 1&2 Alwi & Nadilla I0218010 / A
Health and Comfort I0219062
7 Kategori 6 : BEM Building 3&4 Naufal & Nazneen I0219063/ A
Environment and I0219064
Management

2
DAFTAR ISI

TABEL DAFTAR PENYUSUN ......................................................................................................................2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................3
BAB I .........................................................................................................................................................4
A. Latar Belakang .............................................................................................................................4
BAB II ........................................................................................................................................................5
A. Esensei Judul ................................................................................................................................5
B. Latar Belakang .............................................................................................................................5
C. Konsep Perencanaan dan Perancangan ......................................................................................5
BAB III .....................................................................................................................................................17
A. Tepat Guna Lahan ( Appropriate Site Development / ASD) ......................................................17
B. Efisiensi dan Konservasi Energi ( Energy Efficiency and Conservation / EEC ) ..........................18
C. Penilaian Konservasi Air ( Water Conservation / WAC )............................................................19
D. Penilaian Sumber dan Siklus Material ( Material Resources and Cycle / MR ) .........................21
E. Penilaian Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort / IHC ) ......22
F. Penilaian Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management / BEM) ...23
BAB IV.....................................................................................................................................................25
KESIMPULAN ..........................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................26

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Green building merupakan gedung yang menggabungkan konsep tata letak lahan
yang baik, energi listrik yang efisien, penggunaan air yang hemat, kondisi ruangan yang
nyaman, material gedung yang ramah lingkungan, serta sikap dalam membangun dan
mengoperasikan gedung secara green. Bangunan yang dikonsepkan green building, harus
sudah dimulai sejak perencanaan, pembangunan dalam masa konstruksi. Selain itu, green
building termasuk mengenai waktu pengoperasian dan pemeliharaan selama masa
pemanfaatannya yang menggunakan sumber daya alam seminimal mungkin, pemanfaatan
lahan dengan bijak, mengurangi dampak lingkungan serta menciptakan kualitas udara di
dalam ruangan yang sehat dan nyaman.

Konsep green building akan mengurangi konsumsi energi secara signifikan melalui
beberapa metode desain pasif dan desain aktif. Menggunakan konsep green building tidak
perlu mengorbankan kenyamanan dan produktivitas akibat penghematan energi. Green
building tidak hanya hemat energi tapi juga hemat air, melestarikan sumberdaya alam, dan
meningkatkan kualitas udara serta pengelolaan sampah yang baik. Dalam mengantisipasi
krisis air bersih, dikembangkan konsep pengurangan pemakaian air (reduce) dengan produksi
alat saniter yang hemat air, penggunaan kembali air untuk berbagai keperluan
sekaligus (reuse), mendaur ulang buangan air bersih (recycle), dan pemanfaatan air hujan
yang jatuh di atap bangunan (rain water harvesting).

Pada tugas mata kuliah Arsitektur Hijau ini akan menghitung indeks Greenship for
New Building oleh Green Building Council Indonesia (GBCI) pada sebuah bangunan pusat
perbelanjaan yaitu “ Blora City Mall” yang berada Kab. Blora, Jawa Tengah. Penilaian indeks
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsep green building pada bangunan tersebut
melalui indeks rating yang tertera pada tolok ukur Greenship for New Building.

4
BAB II
TINJAUAN DATA
A. Esensi Judul
Judul konsep Studio Perancangan Arsitektur yang dipilih adalah “Blora City Mall”

• Blora: Kabupaten Blora adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang letaknya paling
timur. Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Grobogan, sebelah utara
berbatasan dengan Kabupaten Pati dan kabupaten Rembang, sebelah selatan
berbatasan dengan Kabupaten Ngawi Provinisi Jawa Timur, sebelah timur berbatasan
dengan kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur, dengan
luas wilayah sebesar 195.582.074 km²
• City: Kota
• Mall: Merupakan salah satu ruang publik dan fungsinya sebagai pusat perbelanjaan yang
berintikan satu atau beberaa department store besar sebagai daya Tarik dari retail –
retail kecil dan rumah makan dengan tipologi bangunan seperti toko yang menghadap
koridor utama mall atau pedestrian yang merupakan unsur utama dari sebuah pusat
perbelanjaan, dengan fungsi sebagai sirkulasi dan ruang komunal bagi
terselenggaranya interaksi antar pengunjung dan pedagang (Galih, 2011).

Berdasarkan uraian kata diatas, maka judul Blora City Mall merupakan perancangan pusat
perbelanjaan berskala kota di Kabupaten Blora

B. Latar Belakang
Sebagai kabupaten yang memiliki potensi sumber daya alam dan sektor perdagangan
yang cukup baik, Blora dinilai masih kurang dalam memngembangkan aspek perekonomian
dalam bidang bisnis properti seperti pusat perbelanjaan, disamping itu pada wilayah kota
Blora jarang sekali ditemui fasilitas-fasilitas publik untuk sarana hiburan maupun
rekreasi/refreshing bagi masyarakat Blora maupun wisatawan yang datang.

Untuk mengatasi masalah tersebut, pembangunan pusat perbelanjaan (Mall)


diharapkan dapat membuka peluang investasi yang ada dan juga karena selama ini Blora
belum memiliki mall serta dapat memfasilitasi masyarakat sebagai sarana rekreasi.

C. Konsep Perencanaan dan Perancangan


1. Konsep Tapak
Bangunan Blora City Mall menempati lahan seluas 1,45 Ha (14.500 m2). Untuk
bangunan 60% dan untuk open space 40 %.

5
Jl. Raya Blora-Purwodadi

SITE

a. Pencapaian dan sirkulasi


Main entrance berada pada sisi Utara tapak dan terdapat side entrance disebelah
Barat. Untuk kendaraan dan pejalan kaki dapat masuk melalui main entrance dan
untuk pengelola maupun drop off barang dapat melalui side entrance

Jl. Raya Blora-Purwodadi

Keterangan :
SITE : in

: out

b. Zoning
Bagian terluar dari tapak digunakan untuk ruang - ruang yang bersifat publik,
bagian tengan tapak digunakan untuk ruang - ruang yang bersifat semi publik dan
bagian terdalam digunakan untuk ruang - ruang yang bersifat privat.

Jl. Raya Blora-Purwodadi

Publik

Semi publik
privat

c. Orientasi bangunan
Karena view menarik berada pada sisi Utara tapak dan juga terdapat perempatan
dan pertigaan di kedua sisi tapak maka orientasi bangunan menghadap ketiga arah
tersebut.

6
Jl. Raya Blora-Purwodadi

d. Vegetasi
Konsep vegetasi yang diterapkan adalah untuk mengisolasi bangunan terhadap
kebisingan, penemaran udara dan sebagai pendukung citra bangunan sehingga
tercipta kesegaran dan kenyamana pada kawasan ini. Area vegetasi ditempatkan pada
area open space dan area GSB.

Jl. Raya Blora-Purwodadi

2. Konsep Tampilan dan Massa Bangunan


a. Gubahan massa
Bentuk massa yang dipilih yaitu massa tunggal dengan bentuk memanjang
mengikuti bentuk tapaknya yang terdiri dari beberapa unit massa yang digubah
susunannya dan digabung menjadi satu massa.

b. Fasade
Fasade diolah dengan sedemikian rupa dengan pertimbangan sebagai berikut :
- Konteks dengan orientasi bangunan.
- Dapat memenuhi fungsinya yaitu sebagai bangunan komersial.
- Bersifat komunikatif dan terlihat menarik.

7
Pada fasade bangunan didesain dengan bentuk yang atraktif dengan pemilihan warna
yang menarik perhatian seperti perpaduan warna monochrome yang cocok untuk
bangunan modern. Penggunaan material kaca dan ACT(aluminium composite panel)
pada fasade akan sesuai dengan image pusat perbelanjaan sebagai bangunan komersial.

3. Konsep Sistem Struktur


Sistem struktur utama yang dipilih adalah sistem rigid frame dengan penyusun
struktur sebagai berikut :
a. Pondasi
Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang sebagai struktur utama
dan pondasi foot plate sebagi struktur penunjang. Dasar pertimbangannya adalah
sebagai berikut :
- Kekuatan atau daya dukung terhadap beban terpakai.
- Kemudahan pelaksanaan.
- Fleksibilitas peda pengembangan bangunan.
- Tahan gempa.
b. Kolom dan balok
Melihat konfigurasi massa bangunan terutama bangunan perbelanjaan, maka
digunakan struktur system rangka dengan kombinasi dinding pemikul. Untuk kolom
digunakan beton bertulang hanya pada bentang tertentu digunakan baja profil untuk
kebutuhan ruang bentang lebar.
c. Lantai
Pada bangunan utama digunakan lantai dengan plat beton bertulang
dengan penutup lantai granit dan keramik. Sedangkan penutup lantai di bagian
luar bangunan digunakan rabat beton dan paving block.
d. Atap
Struktur utama atap digunakan struktur dari bahan baja dengan truss
system untuk mendapatkan ruang yang lebar terutama pada ruang promosi.

8
4. Konsep Utilitas
a. Sistem penyediaan air bersih
Menggunakan system vertical yaitu cara pendistribuannya dengan menampung
lebih dulu air dari sumber sumur ataupun PDAM pada tangki air (ground reservoir)
dengan kapasitas sesuai dengan kebutuhan air pada bangunan, kemudian air dialirkan
dengan menggunakan pompa untuk langsung ke titik - titik kran yang diperlukan.

b. Sistem pembuangan air kotor


Untuk pembuangan air kotor menggunakan pipa plumbing yang terlebih dulu
melalui perangkap lemak kemudian dialirkan menuju sumur peresap. Pembuangan

9
limbah kotoran dialirkan dengan pipa plumbing menuju bak kontrol kemudian menuju
septic tank.
c. Jaringan listrik
Digunakan sumber tenaga listrik dari dua sumber, yaitu PLN dan generator set
dengan penggantian daya menggunakan auto switch.

d. Sistem pencahayaan
Pencahayaan Alami,digunakan pada siang hari untuk sky light pada atrium,
sumber dari pencahayaan alami di dapat dari terang langit pada siang hari dengan
memanfaatkan bukaan-bukaan pada bangunan.
Pencahayaan Buatan, digunakan untuk outlet,koridor dan ruangan lain di dalam
mall ini, sedangkan area luar dapat menggunakan lampu taman sebagai sumber
cahaya.
e. Penghawaan
Digunakan penghawaan buatan, dalam hal ini Air Conditioner (AC) dengan system
sentral, juga terdapat penghawaan alami pada beberapa ruang melalui bukaan pada
dinding.
f. Sirkulasi vertikal
Untuk sirkulasi vertical menggunakan :
a. Elevator/lift, untuk sirkulasi ruang.
b. Ram, untuk sirkulasi mobil dan juga untuk disabilitas
c. Tangga : Tangga darurat, digunakan pada saat darurat missal kebakaran.
Perletakaan tangga berada di sisi luar bangunan.
g. Penangkal petir
Menggunakan sistem penangkal petir Faraday untuk manggulangi bahaya petir
ketika cuaca buruk.
h. Pemadam kebakaran
Pencegahan kebakaran dapat dilakukan dengan pemakaian struktur dari bahan
bangunan yang tahan api misalnya beton. Sedangkan untuk penanggulangan
menggunakan tindakan pendeteksian awal,pemadaman api,pengendalian asap,dan
penyelamatan pengunjung melalui prosedur evakuasi. Untuk sarana deteksi dan

10
alarm kebakaran menggunakan heat and smoke detector. Sedangkan sistem
pemadaman api menggunakan hydrant dan sprinkler.
- Hydrant terbagi menjadi Hydrant di dalam gedung dan di luar gedung,untuk di
luar gedung dilengkapi dengan Siamese connection.
- Sprinkler diletakkan pada koridor mall serta basement parkir,dan ruang-ruangan
lainnya di dalam bangunan.
i. Sistem keamanan
Sistem keamanan di dalam bangunan maupun di luar bangunan mall
menggunakan CCTV(Closed Circuit Television) yang dapat mengamati seluruh kondisi
luar maupun dalam bangunan shopping mall ini.Diletakkan di tempat-tempat tertentu
yang dipadati oleh banyak pengunjung,CCTV ini dapat diamati dari ruang pengawas
dan dilengkapi dengan alarm jika ada yang merusak sistem ini.
j. Sistem pembuangan sampah
Pembuangan sampah dibuang secara manual dimana disediakan bak
penampungan sampah di tiap unit retail pertokoan maupun di bagian tertentu di
dalam mall tersebut yang kemudian diambil oleh staff bagian kebersihan untuk
dibuang menjadi satu pada bak penampungan sampah utama yang ukurannya lebih
besar,selanjutnya sampah tersebut akan dialihkan ke luar tapak oleh Dinas
Kebersihan Kota untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir.
D. Gambar Kerja

Gambar 1 Situasi

11
Gambar 2 Siteplan

Gambar 3 Denah Basement

12
Gambar 4 Denah Ground Floor

Gambar 5 Denah Lt.1

Gambar 6 Denah Lt.2

13
Gambar 7 Denah Lt.3

Gambar 9 Denah Lt.4

Gambar 8 Denah Rooftop

14
Gambar 10 Potongan

Gambar 12 Tmapak Depan & Belakang

Gambar 11 Tampak Kanan & Kiri

15
Gambar 13 Tampilan Eksterior

16
BAB III
PENILAIAN GREENSHIP BUILDING

A. Tepat Guna Lahan ( Appropriate Site Development / ASD)

KATEGORI DAN KRITERIA Nilai Nilai Nilai keterangan


kriteria kredit bonus
maks
Kategori 1 : Tepat Guna Lahan ( Appropriate Site Development – ASD )
ASD P Area Dasar Hijau (Basic P p Terdapat area lansekap berupa
Green Area) vegetasi (softscape) yang bebas dari
struktur bangunan dan struktur
sederhana bangunan taman
(hardscape) di atas permukaan
tanah atau di bawah tanah. dan luas
areanya memenuhi minimal 10%
dari luas total lahan
ASD 1 Pemilihan Tapak (Site 2 2 Bangunan berada di daerah dengan
Selection) ketentuan KLB : 3,2 untuk kategori
bangunan perdagangan dan jasa.
Bangunan dibangun dilahan bekas
pasar yang sudah tidak difungsikan
ASD 2 Aksesibilitas Komunitas 2 2 Membuka lantai dasar gedung
(Community selama minimum 10 jam sehari,
Accesibility) karena memang bangunan adalah
pusat perbelanjaan
ASD 3 Transportasi Umum 2 2 Terdapat halte bus mini yang
(Public Transportation) berjarak sekitar 100m dari tapak dan
terdapat jalur pedestrian pada setiap
sisi tapak
ASD 4 Fasilitas Pengguna 2 - Tidak terdapat fasilitas untuk
Sepeda (Bicycle Facility) pengguna sepeda
ASD 5 Lansekap pada Lahan 3 0,5 Terdapat lansekap berupa vegetasi
(Site Landscaping) (softscape) yang bebas dari
bangunan taman (hardscape) yang
terletak di atas permukaan tanah
seluas 30% dari luas total lahan
ASD 6 Iklim Mikro (Micro 3 1 Terdapat vegetasi disekitar sirkulasi
Climate) pejalan kaki untuk meredakan panas
ASD 7 Manajemen Air 3 1 Adanya penanganan pengurangan
Limpasan Hujan beban banjir yaitu pada penggunaan
(Stormwater con-block dan area vegetasi untuk
Management) meningkatkan daya serap tanah
terhadap air hujan
Total Nilai Kategori ASD 17 8,5 11 %

17
B. Efisiensi dan Konservasi Energi ( Energy Efficiency and Conservation / EEC )

Nilai
Nilai Nilai
KATEGORI DAN KRITERIA Kriteria Keterangan
Kredit Bonus
Maks

Kategori 2 : Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and Conservation-EEC)

EEC
Pemasangan Sub-Meter Objek assessment
P P P
(Electrical Sub Metering) sudahdipasangi sub-meter
1

EEC Pada pembangunan objek


Perhitungan OTTV (OTTV
P P P assessmet, telah dilakukan
Calculation)
2 penghitungan OTTV

Langkah Penghematan Menggunakan lampu dengan


EEC 1 Energi (Energy Efficiency 20 1 daya pencahayaan sebesar
Measures) 30%

Pada objek assessment,


terdapat bukaan bukaan pada
Pencahayaan Alami
EEC 2 4 2 desain bangunan yang
(Natural Lighting)
diperuntukkan untuk
pencahayaan alami..

Pengondisian atau peletakan


AC pada object assessment
EEC 3 Ventilasi (Ventilation) 1 0
masih diletakkan di area toilet
dan koridor.

Tidak memenuhi kriteria


karena sumber energi object
Pengaruh Perubahan Iklim
EEC 4 1 0 assessment tidak ada yang
(Climate Change Impact)
berasal dari sumber energi
terbarukan.

Energi Terbarukan Dalam


Tidak terdapat energi
EEC 5 Tapak (On Site Renewable 5 0
terbarukan dalam tapak.
Energy) (Bonus)

Total Nilai Kategori EEC 34 % 3 3.9 %

18
C. Penilaian Konservasi Air ( Water Conservation / WAC )

Nilai Kriteria Nilai Nilai


KATEGORI DAN KRITERIA Keterangan
Maks Kredit Bonus

Kategori 3 : Water Conservation (WAC)

WAC P1 Water Metering P

WAC P2 Water Calculation P

Penggunaan air pada bangunan tidak


dibatasi sehingga belum memenuhi tolok
ukur penggunaan air bersih sebesar
maksimal 80% dari sumber primer.
WAC 1 Water Use Reduction 8 0
Saran: penggunaan air sebaiknya di batasi
semaksimal mungkin tanpa mengurangi
jumlah kebutuhan air primer, jadi air
digunakan secukupnya saja.

Water Fixtures Pada bangunan tidak menggunakan water


fixtures yang berfungsi. untuk membatasi
penggunaan air sesuai dengan kebutuhan.
WAC 2 3 0
Saran: sebaiknya system pengolahan air di
dalam mall menggunakan water fixtures
agar pengeluaran air tidak berlebihan.

Pada bangunan tidak disediakan sistem daur


ulang pada air yang telah digunakan
sebelumnya karena pembuangan limbah
kotoran dialirkan dengan pipa plumbing
WAC 3 Water Recycling 3 0 menuju bak control kemudian menuju septic
tank.

Saran: seharusnya mall memiliki system daur


ulang limbah air agar limbah air tidak
mencemari lingkungan.

Pada bangunan tidak menggunakan sumber


airalternative untuk diolah kembali menjadi
sumber air bersih utama. Bangunan
Alternative Water
WAC 4 2 0 menggunakan sumber air bersih dari PDAM/
Resource
Sumur.

Saran: sebaiknya mall menggunakan sumber


air alternative agar kedepannya tidak hanya

19
mengandalkan sumber air dari PDAM/sumur
saja.

Bangunan tidak menggunakan air bekas


hujan untuk diolah kembal menjadi sumber
air bersih, bangunan juga tidak menyediakan
WAC 5 Rainwater Harvesting 3 0 instalasi penampungan khusus air hujan.

Saran: mall sebaiknya dapat mengolah


kembali air bekas yang sudah tidak terpakai
agar dapat dipakai kembali.

Water Efficiency seluruh bangunan menggunakan sumber air


Landscaping utama dari PDAM/sumur sehingga tidak
WAC 6 2 0
memenuhi persyaratan Water Efficiency
Landscaping.

Total Nilai Kategori WAC 27 % 0 0%

20
D. Penilaian Sumber dan Siklus Material ( Material Resources and Cycle / MRC )

KATEGORI DAN KRITERIA Nilai Kriteria Nilai Nilai Keterangan


Maks Kredit Bonus

Kategori 4 : Material Resource and Cycle ( Material Resource and Cycle – MRC )

MRC P Refrigeran Fundamental P Pada Object Asessment, masih


(Fundamental Refrigerant) menggunakan CFC, tetapi tidak
menggunakan APAR (Halon), hanya
menggunakan hydrant & Sprinkle

MRC 1 Penggunaan Gedungdan Kriteria ini merupakan Kriteria Final


Material Bekas (Building Assessment, bukan Design
and Material Reuse) Recognition

MRC 2 Material Ramah Kriteria ini merupakan Kriteria Final


Lingkungan Assessment, bukan Design
Recognition
(Environmentally Friendly
Material)

MRC 3 Penggunaan Refrigeran 2 1 Karena dalam system pemadam


tanpa ODP (Non ODS kebakaran tidak menggunakan apar
Usage) (berisi halon). Hanya AC Central
sebagai perusak ozon.

MRC 4 Kayu Bersertifikat Kriteria ini merupakan Kriteria Final


(Certified Wood) Assessment, bukan Design
Recognition

MRC 5 Material Prafabrikasi Kriteria ini merupakan Kriteria Final


(Prefab Material) Assessment, bukan Design
Recognition

MRC 6 Material Regional Kriteria ini merupakan Kriteria Final


(Regional Material) Assessment, bukan Design
Recognition

Total Nilai Kategori MRC 3% 1 1,5 %

21
E. Penilaian Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort /
IHC )

Nilai Kriteria Nilai Nilai


KATEGORI DAN KRITERIA Keterangan
Maks Kredit Bonus

Kategori 5 : Indoor Health and Comfort (IHC)

Outdoor Air
IHC P1 P
Introduction

Pada bangunan tidak dilengkapi dengan


instalasi sensor gas karbon dioksida (CO2)
yang memiliki mekanisme untuk
IHC 1 CO2 Monitoring 1 0
mengatur jumlah ventilasi udara luar
sehingga konsentrasi C02 di dalam
ruangan tidak lebih dari 1.000 ppm.

Pada bangunan tidak menyediakan area


Environmental
merokok, namun juga tidak memasang
IHC 2 Tobacco Smoke 2 1
tanda, “dilarang merokok di seluruh area
Control bangunan”.

Chemical Pollutants Kriteria ini merupakan Kriteria Final


IHC 3 -
Assessment, bukan Design Recognition

75% dari net lettable area (NLA)


menghadap sudah langsung ke
pemandangan luar yang dibatasi bukaan
IHC 4 Outside View 1 1
transparan berupa kaca yang merupakan
dinding utama bangunan bila ditarik suatu
garis lurus.

Kriteria ini merupakan Kriteria Final


IHC 5 Visual Comfort -
Assessment, bukan Design Recognition

Sebagian besar ruangan telah


menggunakan AC jadi suhu dan
IHC 6 Thermal Comfort 1 1
kelembaban dapat diatur dan memenuhi
kriteria

Acoustic Level Kriteria ini merupakan Kriteria Final


IHC 7 -
Assessment, bukan Design Recognition

Total Nilai Kategori IHC 6% 3 3,6 %

22
F. Penilaian Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management /
BEM)

KATEGORI DAN KRITERIA Nilai Kriteria Nilai Nilai Keterangan


Maks Kredit Bonus

Kategori 6: Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management-BEM)

BEM P Dasar Pengelolaan Sampah P Pembuangan sampah dilakukan


tanpa memilah dan dijadikan
(Basic Waste Management) satu

BEM 1 GP Sebagai Anggota Tim Proyek 1 0 Dalam Object Asessment,


Konsep Perencanaan Bangunan
(GP as a Member of Project Team)
Mall Blora tidak disebutkan
bekerja sama dengan Greenship
Professional sebagai acuan
standard bangunan hijau. Oleh
karena itu Kriteria BEM 1 tidak
dapat terpenuhi sehingga tidak
mendapatkan skor sama sekali.

Saran: Pada awal penyusunan


konsep sebaiknya disertakan
pemikiran konsep bangunan
yang berlandaskan bangunan
hijau, sehingga adanya standard
ketentuan yang dapat diperoleh
dengan adanya Greenship
Professional dalam tim.

BEM 2 Polusi dari Aktivitas Konstruksi Kriteria ini merupakan Kriteria


Final Assessment, bukan Design
(Pollution of Construction Activity)
Recognition

BEM 3 Pengelolaan Sampah Tingkat Lanjut 2 0 Pengolahan limbah dalam object


assessment tidak dipilah, hanya
(Advanced Waste Management)
disatukan dalam sebuah
penampungan limbah besar
sebelum di kirim Ke TPA

BEM 4 Sistem Komisioning yang Baik dan 3 0 Tidak terdapat prosedur


Benar commissioning pada object
assessment
(Proper Commisioning)

BEM 5 Penyerahan Data Green Building Kriteria ini merupakan Kriteria


Final Assessment, bukan Design
(Green Building Submission Data)
Recognition

23
BEM 6 Kesepakatan dalam Melakukan Kriteria ini merupakan Kriteria
Aktivitas Fit Out Final Assessment, bukan Design
Recognition
(Fit Out Agreement)

BEM 7 Survei Pengguna Gedung Kriteria ini merupakan Kriteria


Final Assessment, bukan Design
(Occupant Survey)
Recognition

Total Nilai Kategori BEM 8% 0 0%

24
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan Evaluasi Greenship Design Recognition (DR) pada Bab III, Object
Asessment memiliki persentase dan poin sebagai berikut.
1. Appropriate Site Development mendapatkan poin 8,5 dari 17 dengan persentase 11
% dari total 22 %
2. Energy Efficiency and Conservation mendapatkan 2 poin dari 26 poin dengan
persentase 3,9 % dari 34 %
3. Water Conservation mendapatkan 0 poin dari 21 poin dengan persentase 0 % dari 27
%
4. Material Resources and Cycle mendapatkan 1 poin dari 2 poin dengan persentase 1,5
% dari 3 %
5. Indoor Health and Comfort mendapatkan 3 poin dari 5 poin dengan persentase 3,6 %
dari 6 %
6. Building and Environment Management mendapatkan 0 poin dari 6 poin dengan
persentase 0 % dari 8 %
Object Asessment hanya memiliki 15,5 poin dengan persentase 20 %. Hasil ini
membuktikan bahwa object asessement belum memenuhi syarat sebagai Greenship Building
berdasarkan evaluasi standard greenship dari GBCI. Tentunya Proyek Object asessement perlu
mempunyai solusi kedepan untuk mencapai standard, setidaknya standard bronze. Saran per
kriteria menjadi solusi untuk meningkatkan skor tiap kriteria. Nantinya diharapkan bangunan
akan menjadi lebih baik dalam skor greenship di Final Assessment.

B. Saran
Ditinjau dari Object Assessment, perbaikan yang dapat dilakukan pada Object Assessment
untuk memenuhi syarat sebagai Greenship Building antara lain:
- Memperluas area vegetasi
- Menambah fasilitas untuk pengguna sepeda
- Menggunakan sumber energi yang terbarukan
- Menggunakan sumber air alternatif dan membatasi penggunaan air
- Menggunakan sistem air conditioning yang bebas CFC
- Menggunakan bahan material bekas atau renewable
- Menggunakan sistem pengelolaan sampah dengan pemilahan sebelum dibuang

25
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gbcindonesia.org/greenship/rating-tools/download/cat_view/4-
greenship/5-greenship-new-building

26

Anda mungkin juga menyukai