Disusun :
Dosen Pembimbing :
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Green building merupakan gedung yang menggabungkan konsep tata letak lahan
yang baik, energi listrik yang efisien, penggunaan air yang hemat, kondisi ruangan yang
nyaman, material gedung yang ramah lingkungan, serta sikap dalam membangun dan
mengoperasikan gedung secara green. Bangunan yang dikonsepkan green building, harus
sudah dimulai sejak perencanaan, pembangunan dalam masa konstruksi. Selain itu, green
building termasuk mengenai waktu pengoperasian dan pemeliharaan selama masa
pemanfaatannya yang menggunakan sumber daya alam seminimal mungkin, pemanfaatan
lahan dengan bijak, mengurangi dampak lingkungan serta menciptakan kualitas udara di
dalam ruangan yang sehat dan nyaman.
Konsep green building akan mengurangi konsumsi energi secara signifikan melalui
beberapa metode desain pasif dan desain aktif. Menggunakan konsep green building tidak
perlu mengorbankan kenyamanan dan produktivitas akibat penghematan energi. Green
building tidak hanya hemat energi tapi juga hemat air, melestarikan sumberdaya alam, dan
meningkatkan kualitas udara serta pengelolaan sampah yang baik. Dalam mengantisipasi
krisis air bersih, dikembangkan konsep pengurangan pemakaian air (reduce) dengan produksi
alat saniter yang hemat air, penggunaan kembali air untuk berbagai keperluan
sekaligus (reuse), mendaur ulang buangan air bersih (recycle), dan pemanfaatan air hujan
yang jatuh di atap bangunan (rain water harvesting).
Pada tugas mata kuliah Arsitektur Hijau ini akan menghitung indeks Greenship for
New Building oleh Green Building Council Indonesia (GBCI) pada sebuah bangunan pusat
perbelanjaan yaitu “ Blora City Mall” yang berada Kab. Blora, Jawa Tengah. Penilaian indeks
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsep green building pada bangunan tersebut
melalui indeks rating yang tertera pada tolok ukur Greenship for New Building.
4
BAB II
TINJAUAN DATA
A. Esensi Judul
Judul konsep Studio Perancangan Arsitektur yang dipilih adalah “Blora City Mall”
• Blora: Kabupaten Blora adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang letaknya paling
timur. Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Grobogan, sebelah utara
berbatasan dengan Kabupaten Pati dan kabupaten Rembang, sebelah selatan
berbatasan dengan Kabupaten Ngawi Provinisi Jawa Timur, sebelah timur berbatasan
dengan kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur, dengan
luas wilayah sebesar 195.582.074 km²
• City: Kota
• Mall: Merupakan salah satu ruang publik dan fungsinya sebagai pusat perbelanjaan yang
berintikan satu atau beberaa department store besar sebagai daya Tarik dari retail –
retail kecil dan rumah makan dengan tipologi bangunan seperti toko yang menghadap
koridor utama mall atau pedestrian yang merupakan unsur utama dari sebuah pusat
perbelanjaan, dengan fungsi sebagai sirkulasi dan ruang komunal bagi
terselenggaranya interaksi antar pengunjung dan pedagang (Galih, 2011).
Berdasarkan uraian kata diatas, maka judul Blora City Mall merupakan perancangan pusat
perbelanjaan berskala kota di Kabupaten Blora
B. Latar Belakang
Sebagai kabupaten yang memiliki potensi sumber daya alam dan sektor perdagangan
yang cukup baik, Blora dinilai masih kurang dalam memngembangkan aspek perekonomian
dalam bidang bisnis properti seperti pusat perbelanjaan, disamping itu pada wilayah kota
Blora jarang sekali ditemui fasilitas-fasilitas publik untuk sarana hiburan maupun
rekreasi/refreshing bagi masyarakat Blora maupun wisatawan yang datang.
5
Jl. Raya Blora-Purwodadi
SITE
Keterangan :
SITE : in
: out
b. Zoning
Bagian terluar dari tapak digunakan untuk ruang - ruang yang bersifat publik,
bagian tengan tapak digunakan untuk ruang - ruang yang bersifat semi publik dan
bagian terdalam digunakan untuk ruang - ruang yang bersifat privat.
Publik
Semi publik
privat
c. Orientasi bangunan
Karena view menarik berada pada sisi Utara tapak dan juga terdapat perempatan
dan pertigaan di kedua sisi tapak maka orientasi bangunan menghadap ketiga arah
tersebut.
6
Jl. Raya Blora-Purwodadi
d. Vegetasi
Konsep vegetasi yang diterapkan adalah untuk mengisolasi bangunan terhadap
kebisingan, penemaran udara dan sebagai pendukung citra bangunan sehingga
tercipta kesegaran dan kenyamana pada kawasan ini. Area vegetasi ditempatkan pada
area open space dan area GSB.
b. Fasade
Fasade diolah dengan sedemikian rupa dengan pertimbangan sebagai berikut :
- Konteks dengan orientasi bangunan.
- Dapat memenuhi fungsinya yaitu sebagai bangunan komersial.
- Bersifat komunikatif dan terlihat menarik.
7
Pada fasade bangunan didesain dengan bentuk yang atraktif dengan pemilihan warna
yang menarik perhatian seperti perpaduan warna monochrome yang cocok untuk
bangunan modern. Penggunaan material kaca dan ACT(aluminium composite panel)
pada fasade akan sesuai dengan image pusat perbelanjaan sebagai bangunan komersial.
8
4. Konsep Utilitas
a. Sistem penyediaan air bersih
Menggunakan system vertical yaitu cara pendistribuannya dengan menampung
lebih dulu air dari sumber sumur ataupun PDAM pada tangki air (ground reservoir)
dengan kapasitas sesuai dengan kebutuhan air pada bangunan, kemudian air dialirkan
dengan menggunakan pompa untuk langsung ke titik - titik kran yang diperlukan.
9
limbah kotoran dialirkan dengan pipa plumbing menuju bak kontrol kemudian menuju
septic tank.
c. Jaringan listrik
Digunakan sumber tenaga listrik dari dua sumber, yaitu PLN dan generator set
dengan penggantian daya menggunakan auto switch.
d. Sistem pencahayaan
Pencahayaan Alami,digunakan pada siang hari untuk sky light pada atrium,
sumber dari pencahayaan alami di dapat dari terang langit pada siang hari dengan
memanfaatkan bukaan-bukaan pada bangunan.
Pencahayaan Buatan, digunakan untuk outlet,koridor dan ruangan lain di dalam
mall ini, sedangkan area luar dapat menggunakan lampu taman sebagai sumber
cahaya.
e. Penghawaan
Digunakan penghawaan buatan, dalam hal ini Air Conditioner (AC) dengan system
sentral, juga terdapat penghawaan alami pada beberapa ruang melalui bukaan pada
dinding.
f. Sirkulasi vertikal
Untuk sirkulasi vertical menggunakan :
a. Elevator/lift, untuk sirkulasi ruang.
b. Ram, untuk sirkulasi mobil dan juga untuk disabilitas
c. Tangga : Tangga darurat, digunakan pada saat darurat missal kebakaran.
Perletakaan tangga berada di sisi luar bangunan.
g. Penangkal petir
Menggunakan sistem penangkal petir Faraday untuk manggulangi bahaya petir
ketika cuaca buruk.
h. Pemadam kebakaran
Pencegahan kebakaran dapat dilakukan dengan pemakaian struktur dari bahan
bangunan yang tahan api misalnya beton. Sedangkan untuk penanggulangan
menggunakan tindakan pendeteksian awal,pemadaman api,pengendalian asap,dan
penyelamatan pengunjung melalui prosedur evakuasi. Untuk sarana deteksi dan
10
alarm kebakaran menggunakan heat and smoke detector. Sedangkan sistem
pemadaman api menggunakan hydrant dan sprinkler.
- Hydrant terbagi menjadi Hydrant di dalam gedung dan di luar gedung,untuk di
luar gedung dilengkapi dengan Siamese connection.
- Sprinkler diletakkan pada koridor mall serta basement parkir,dan ruang-ruangan
lainnya di dalam bangunan.
i. Sistem keamanan
Sistem keamanan di dalam bangunan maupun di luar bangunan mall
menggunakan CCTV(Closed Circuit Television) yang dapat mengamati seluruh kondisi
luar maupun dalam bangunan shopping mall ini.Diletakkan di tempat-tempat tertentu
yang dipadati oleh banyak pengunjung,CCTV ini dapat diamati dari ruang pengawas
dan dilengkapi dengan alarm jika ada yang merusak sistem ini.
j. Sistem pembuangan sampah
Pembuangan sampah dibuang secara manual dimana disediakan bak
penampungan sampah di tiap unit retail pertokoan maupun di bagian tertentu di
dalam mall tersebut yang kemudian diambil oleh staff bagian kebersihan untuk
dibuang menjadi satu pada bak penampungan sampah utama yang ukurannya lebih
besar,selanjutnya sampah tersebut akan dialihkan ke luar tapak oleh Dinas
Kebersihan Kota untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir.
D. Gambar Kerja
Gambar 1 Situasi
11
Gambar 2 Siteplan
12
Gambar 4 Denah Ground Floor
13
Gambar 7 Denah Lt.3
14
Gambar 10 Potongan
15
Gambar 13 Tampilan Eksterior
16
BAB III
PENILAIAN GREENSHIP BUILDING
17
B. Efisiensi dan Konservasi Energi ( Energy Efficiency and Conservation / EEC )
Nilai
Nilai Nilai
KATEGORI DAN KRITERIA Kriteria Keterangan
Kredit Bonus
Maks
EEC
Pemasangan Sub-Meter Objek assessment
P P P
(Electrical Sub Metering) sudahdipasangi sub-meter
1
18
C. Penilaian Konservasi Air ( Water Conservation / WAC )
19
mengandalkan sumber air dari PDAM/sumur
saja.
20
D. Penilaian Sumber dan Siklus Material ( Material Resources and Cycle / MRC )
Kategori 4 : Material Resource and Cycle ( Material Resource and Cycle – MRC )
21
E. Penilaian Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort /
IHC )
Outdoor Air
IHC P1 P
Introduction
22
F. Penilaian Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management /
BEM)
23
BEM 6 Kesepakatan dalam Melakukan Kriteria ini merupakan Kriteria
Aktivitas Fit Out Final Assessment, bukan Design
Recognition
(Fit Out Agreement)
24
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan Evaluasi Greenship Design Recognition (DR) pada Bab III, Object
Asessment memiliki persentase dan poin sebagai berikut.
1. Appropriate Site Development mendapatkan poin 8,5 dari 17 dengan persentase 11
% dari total 22 %
2. Energy Efficiency and Conservation mendapatkan 2 poin dari 26 poin dengan
persentase 3,9 % dari 34 %
3. Water Conservation mendapatkan 0 poin dari 21 poin dengan persentase 0 % dari 27
%
4. Material Resources and Cycle mendapatkan 1 poin dari 2 poin dengan persentase 1,5
% dari 3 %
5. Indoor Health and Comfort mendapatkan 3 poin dari 5 poin dengan persentase 3,6 %
dari 6 %
6. Building and Environment Management mendapatkan 0 poin dari 6 poin dengan
persentase 0 % dari 8 %
Object Asessment hanya memiliki 15,5 poin dengan persentase 20 %. Hasil ini
membuktikan bahwa object asessement belum memenuhi syarat sebagai Greenship Building
berdasarkan evaluasi standard greenship dari GBCI. Tentunya Proyek Object asessement perlu
mempunyai solusi kedepan untuk mencapai standard, setidaknya standard bronze. Saran per
kriteria menjadi solusi untuk meningkatkan skor tiap kriteria. Nantinya diharapkan bangunan
akan menjadi lebih baik dalam skor greenship di Final Assessment.
B. Saran
Ditinjau dari Object Assessment, perbaikan yang dapat dilakukan pada Object Assessment
untuk memenuhi syarat sebagai Greenship Building antara lain:
- Memperluas area vegetasi
- Menambah fasilitas untuk pengguna sepeda
- Menggunakan sumber energi yang terbarukan
- Menggunakan sumber air alternatif dan membatasi penggunaan air
- Menggunakan sistem air conditioning yang bebas CFC
- Menggunakan bahan material bekas atau renewable
- Menggunakan sistem pengelolaan sampah dengan pemilahan sebelum dibuang
25
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gbcindonesia.org/greenship/rating-tools/download/cat_view/4-
greenship/5-greenship-new-building
26