Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad saw yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah swt atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Teori Akuntansi.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen Teori
Akuntansi, kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Tasikmalaya, 07 Februari 2020 Penyusun


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Awal Akuntansi


Lahirnya sistem pencatatan berpasangan yang sebagian besar kebudayaan sejak
sekitar 3000 tahun sebelum masehi. Di kebudayaan Cina, akuntansi pemerintahannya
memainkan peranan yang vital dan rumit pada masa dinasti Chao (1122-256 SM),
kebudayaan Yunani memperkenalkan sebuah sistem akuntansi pertanggungjawaban yang
terperinci pada tahun 256 SM, dan kebudayaan Romawi dengan hukum yang
mengharuskan para pembayar pajak membuat laporan mengenai posisi keuangan mereka
dan dimana hak-hak sipil bergantung pada jumlah harta benda yang dilaporkan pada
penduduknya.
Munculnya pembukuan yang sistematis karena memenuhi 7 prasyarat yaitu :
 Seni Penulisan, karena pembukuan intinya adalah sebuah catatan
 Aritmetika, karena pembukuan mengandung serangkaian perhitungan sederhana
 Milik Pribadi, karena pembukuan berkepentingan untuk mencatat fakta-fakta
mengenai harta benda dan hak milik
 Uang, yaitu transaksi yang belum selesai karena tidak akan ada dorongan untuk
membuat catatan apapun jika seluruh pertukaran dilakukan ditempat dan saat itu
juga
 Perdagangan, yaitu penjualan lokal saja yang hanya untuk merangsang pemikirian
manusia untuk mengoordinasikan ke dalam suatu sistem
 Modal, karena tanpa modal, perdagangan tidak akan berjalan dan kecil
kemungkinan adanya pemberian kredit

Masing-masing kebudayaan kuno diatas telah mencakup prasyarat-prasyarat tersebut,


sekalligus menjelaskan mengapa telah terdapat semacam pembukuan di dalamnya.

Pada abad ke 14, seiring dengan perkembangan perdagangan di Italia, mulai


digunakannya metode pembukuan pencatatan berpasangan. Kisaran tahun 1250-1400,
mulai adanya penggabungan dari berbagai elemen-elemen ke sebuah sistem
pengklasifikasian yang terintegrasi, disebut sebagai rekening/perkiraan/akun. Pada tahun
1400 para pedagang di Italia mulai menggunakan akuntansi sebagai salah satu alat
pengendalian management. Mereka membuat dan mengembangkan kerangka-kerangka
dasar dari akuntansi biaya, dengan memperkenalkan pencadangan dan jenis-jenis
penyesuaian lainnya, dan memberikan perhatian audit atas neraca.

Pada tahun 1494, Luca Pacioli menerbitkan bukunya yang menjelaskan mengenai
pembukuan pencatatan berpasangan yang dikenal sebagai metode Venesia atau metode
Italia. Dia menyatakan bahwa tujuan pembukuan adalah untuk memberikan informasi
kepada para pedagang mengenai keadaan aktiva dan hutang-hutangnya. Debit dan kredit
digunakan dalam pencatatan untuk memastikan kalau sebuah pencatatan berpasangan dan
seluruh pencatatan harus berpasangan. Pacioli juga mengusulkan perhitungan laba satu
periode dan penutupan buku setiap tahun.

Metode Italia menyebar ke seluruh Eropa pada abad 16 dan 17 dan mengalami
evolusi yaitu :

 Abad ke 16, diperkenalkan jurnal-jurnal khusus untuk pencatatan berbagai


jenis transaksi yang berbeda. Tujuannya adalah untuk menjaga detail
transaksi. Pencatatan setidaknya memiliki sebuah buku kas terpisah, dengan
pencatatan bekala atas jumlah totalnya ke akun kas di dalam buku besar.
 Abad ke 17 terjadi penggunaan akun-akun persediaan yang terpisah untuk
jenis barang yang berbeda
 Abad 18 ada evolusi mengenai metode pencatatan aktiva tetap. Aktiva tetap
dicatat sesuai dengan data perolehan. Akun aktiva yang berisi pembiayaan
awal pengeluaran-pengeluaran dan penerimaan lain ditutup pada saat tanggal
neraca. Perbedaan antara total kredit dan total debit dibawa sebagai saldo
akun
 Awal abad 19 diperkenankan beberapa metode-metode depresiasi, yaitu
garis lurus, saldo menurun, unit produksi dan jam kerja
 Abad 19 terjadi perkembangan pada teknik-teknik akuntansi untuk
pembayaran dimuka
 Abad 20 terjadi perkembangan metode akuntansi untuk perhitungan laba per
saham, akuntansi untuk perhitungan bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa
jangka panjang dan pension.
B. Perkembangan Akuntansi di Amerika

Perkembangan Standar Akuntansi Sebelum Tahun 1930

Pada tahun 1894, American Association of Public Accountants membuat resolusi yang
menyatakan bahwa urutan penyajian di dalam neraca harus dimulai dari realisasi yang
paling cepat sampai yang paling lambat yang mengidentifikasikan secara jelas penekanan
pada penyajian informasi kepada kreditor.

Dalam hal penyajian laporan keuangan, American Institute of Accountants mengeluarkan


momerandum dalam suatu buletin edisi tahun 1929 yang menyatakan bahwa suatu bentuk
neraca yang lebih ringkas biasanya disiapkan untuk disebarkan kepada masyarakat umum,
tetapi aspek yang esensial tidak boleh dihilangkan. Selain itu, buletin edisi 1929 ini juga
menyarankan dalam hal perhitungan rugi laba antara lain, penyusutan dimasukkan kedalam
kelompok “pengurangan dari laba” bersama-sama dengan pajak dan bunga pajak,
pembebanan harus dibuat antara “laba bersih untuk periode” dan “laba rugi untuk periode”,
penyesuaian periode sebelumnya diperlakukan sebagai penambahan atau pengurangan laba
ditahan, dan disarankan pula untuk memakai kombinasi perhitungan rugi laba dan laporan
laba ditahan.

Pada tahun 1927 komite-komite khusus bekerja untuk mengembangkan definisi earned
surplus (laba yang ditahan), dan pada tahun 1929 komite khusus lainnya melaporkan
mengenai penilaian aktiva di dalam neraca, sedangkan komite khusus yang lain lagi
mempelajari topik-topik seperti terminologi dan prinsip-prinsip akuntansi dalam pertukaran
mata uang asing.

Di Amerika Serikat , dilakukan pengujian dan analisa pada prinsip dan teori akuntansi yang
berkembang melalui 4 fase yakni :

1. Tahap kontribusi manajemen (1900-1933)


Pengaruh manajemen di dalam formulasi prinsip-prinsip akuntansi muncul dari
meningkatnya jumlah pemegang saham dan peranan ekonomi dominan yang dimainkan
oleh perusahaan-perusahaan industri setelah tahun 1900. Pemain utama pada masa itu
adalah asosiasi akuntan profesional, American Institute of Accountans (AIA). Posisi dari
AIA atas permintaan dari Komisi Dagang Federal (Fedeal Trade Commission-FTC) adalah
bahwa “tidak ada biaya penjualan, beban bunga atau beban administrasi di dalam biaya
overhead pabrik”. Kejadian penting yang lain dimasa itu adalah meningkatnya dampak dari
teori akuntansi terhadap perpajakan atas laba usaha. Undang-Undang tahun 1918 mengakui
peranan dari prosedur akuntansi di dalam penentuan laba kena pajak.

Pada tahun 1933 AIA mengeluarkan aturan sebagai berikut:


a. Laba yang belum direalisasikan tidak boleh dikreditkan kedalam perkiraan laba,
b. Surplus modal tidak boleh digunakan untuk menghilangkan perkiraan laba suatu tahun
kecuali dalam reorganisasi atau kuasi reorganisasi,
c. Laba ditahan dari perusahaan anak yang sudah ada sebelum perusahaan itu dibeli
bukanlah bagian laba konsolidasi dari perusahaan induk dan perusahaan anak, demikian
pula deviden yang diumumkan dari laba ditahan perusahaan anak tidak boleh dikredit
secara layak ke perkiraan laba perusahaan induk,
d. Deviden atas saham yang dibeli kembali tidak boleh dikredit ke laba, dan
e. Piutang dagang atau wesel tagih yang jatuh tempo dari pejabat, pegawai, atau perusahaan
anak harus ditunjukkan secara terpisah.

2. Tahap kontribusi institusi (1933-1959)


Pada tahun 1934, Kongres menciptakan SEC dengan tugas untuk mengelola
beragam hukum-hukum investasi federal, termasuk Undang-Undang Sekuritas pada tahun
1933 yang mengatur penerbitan sekuritas di pasar-pasar antarnegara bagian dan Undang-
undang Sekuritas tahun 1934 yang mengatur perdagangan sekuritas.
Institut Akuntan Publik Bersertifikat Amerika (American Institute of Certified Public
Accountant-AICPA) memulai sebuah usaha kerja sama dengan bursa efek. Sebagai
akibatnya, Komite Khusus dari AICPA melalui kerja sama dengan Bursa Efek
menyarankan solusi umum berikut ini yaitu membiarkan setiap perusahaan untuk bebas
memilih metode-metode akuntansinya sendiri namun mengharuskan adanya pengungkapan
dari metode yang dipergunakan dan konsistensi pengaplikasiannya dari tahun ke tahun.
3. Fase kontribusi professional (1953-1973)
Komite Khusus tentang Program Riset mengusulkan pembubaran CAP dan
departemennya yang diterima oleh AICPA dan kemudian didirikan Accounting Principle
Board (APB) dan The Accounting Research Division (ARD) untuk meneliti tentang isu-isu
yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. APB kemudian
menerbitkan berbagai pendapat untuk membahas isu-isu kontroversial , namun upaya
tersebut tidak berhasil sehingga APB diserang dan dikritik karena opini yang bersifat
kontroversial termasuk tentang akuntansi pensiun, alokasi pajak penghasilan, kredit pajak
investasi, akuntansi untuk penggabungan usaha dan goodwill

4. Tahap Politisasi (1973-sekarang)


Keterbatasan asosiasi professional dan manajemen dalam merumuskan teori
akuntansi mendorong diadopsinya pendekatan yang lebih politis. Dalam situasi tersebut
FASB mengindikasikan proses penetapan standar akuntansi sebagai proses demokratik.
Proses penetapan standar akuntansi tidak hanya didasarkan kebutuhan pemakai tetapi juga
mempertimbangkan beberapa perspektif yang dapat mempresentasikan seluruh
konstituensi. Juga ditekankan agar Pemerintah federal dan Kongres harus berada pada
kepentingan umum dengan mempertahankan dan meningkatkan akuntabilitasnya dimata
publik.

C. Perkembangan GAAP (General Accepted Accounting Principal)


Sekitar tahun 2008 FASB mengeluarkan Standar Akuntansi FASB Kodifikasi, yang
menata ulang ribuan GAAP pernyataan AS ke sekitar 90 topik akuntansi. Pada tahun 2008,
Komisi Sekuritas dan Bursa mengeluarkan “peta jalan” awal yang dapat memimpin AS
untuk meninggalkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di masa depan (akan ditentukan
pada tahun 2011), dan untuk bergabung lebih dari 100 negara di seluruh dunia bukan dalam
menggunakan yang berbasis di London Standar Pelaporan Keuangan Internasional. Pada
2010, proyek konvergensi sedang berlangsung dengan pertemuan rutin FASB dengan
IASB. Untuk dan negara pemerintah daerah, GAAP ditentukan oleh Dewan Standar
Akuntansi Pemerintahan (GaSb), yang beroperasi di bawah seperangkat asumsi, prinsip,
dan kendala, berbeda dengan PSAK sektor swasta standar. Ketentuan GAAP AS agak
berbeda dari Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS), meskipun mantan Ketua
SEC Chris Cox menetapkan jadwal bagi semua perusahaan AS untuk menjatuhkan GAAP
pada tahun 2016, dengan perusahaan terbesar beralih ke IFRS pada awal 2009.
D. Skandal Akuntansi Enron
Tanggungjawab seorang akuntan adalah memberikan informasi dalam bentuk
laporan keuangan yang handal sehingga mampu memberikan jaminan bagi pihak-pihak
yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Masyarakat mengharapkan dari profesi
akuntan publik bahwa penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang
disajikan oleh akuntan internal.

Akuntan publik juga harus mematuhi kode etik profesi yang mengatur perilaku akuntan
publik dalam menjalankan praktik profesinya baik dengan sesama anggota maupun dengan
masyarakat umum. Kode etik ini mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi
dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional serta standar teknis bagi
seorang auditor dalam menjalankan profesinya. Akuntan publik atau auditor independen
dalam tugasnya mengaudit perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak
ketiga dalam lingkungan perusahaan klien yakni ketika akuntan publik mengemban tugas
dan tanggung jawab dari manajemen untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang
dikelolanya. Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya terlihat selalu baik dimata
pihak eksternal perusahaan terutama pemilik. Akan tetapi disisi lain, pemilik
menginginkan supaya auditor melaporkan dengan sejujurnya keadaan yang ada pada
perusahaan yang telah dibiayainya.

Kasus Enron melibatkan kantor akuntansi publik Arthur Andersen, manajemen Enron
telah melakukan window dressing dengan cara menaikkan pendapatannya senilai US $
600 juta dan menyembunyikan utangnya sebesar US $ 1,2 miliar dengan teknik off-
balance sheet. Auditor Enron, Arthur Andersen kantor Huston dipersalahkan karena ikut
membantu proses rekayasa laporan keuangan selama bertahun-tahun. Akhirnya pada
waktu yang singkat, Enron melaporkan kebangkrutannya kepada otoritas pasar modal.
Arthur Andersen juga dipersalahkan karena telah melakukan pemusnahan ribuan surat
elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan audit Enron.

Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi
laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan
mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar
saham tetap diminati investor. Praktik bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan
hancur serta berimplikasi negatif bagi banyak pihak. Pihak yang dirugikan dari kasus ini
tidak hanya investor Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron yang menginvestasikan
dana pensiunnya dalam saham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya
(social impact).

Praktik bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi
negatif bagi banyak pihak. Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor Enron
saja, tetapi terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya dalam
saham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya (social impact).
Milyaran dolar kekayaan investor terhapus seketika dengan meluncurnya harga
saham berbagai perusahaaan di bursa efek. Jika dilihat dari Agency Theory,
Andersen sebagai KAP telah menciderai kepercayaan dari pihak stock holder atau
principal untuk memberikan suatu fairrness information mengenai
pertanggungjawaban dari pihak agent dalam mengemban amanah dari principal.
Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk
kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika bisnis
yang sehat. Lalu apa yang dituai oleh Enron dan KAP Andersen dari sebuah ketidak
jujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis adalah hutang dan
sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping
proses peradilan dan tuntutan hukum.
Dapat disimpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar
kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan
bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan
keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan
menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini, KAP yang
seharusnya bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur Andersen.
Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran dimana Enron
bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakan KAP Arthur
Andersen sendiri kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat.

E. Akuntansi Internasional

Akuntansi Internasional merupakan akuntansi yang digunakan untuk transaksi


antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berbeda
serta harmonisasi standar akuntansi di penjuru dunia. Saat ini perkembangan
akuntansi internsional kian pesat serta didukung dengan besarnya perhatian profesi
akuntan terhadap masalah tersebut. Akuntansi internasional memperluas akuntansi
yang bertujuan umum (general perpose), yang berorientasi nasional, dalam arti yang
luas untuk:
(1) analisa komparatif internasional,
(2) pengukuran dan isu-isu pelaporan akuntansinya yang unik bagi transaksi-
transaksi bisnis multinasional dan bentuk bisnis perusahaan multinasional,
(3) kebutuhan akuntansi bagi pasar-pasar keuangan internasional, dan
(4) harmonisasi akuntansi di seluruh dunia dan harmonisasi keragaman pelaporan
keuangan melalui aktivitas-aktivitas polotik, organisasi, profesi dan pembuatan
standar.
Akuntansi Internasional (International Accounting) memiliki beberapa karakteristik
antara lain:
Akuntansi internasional fokus pada issues atau masalah-masalah yang
berhubungan dengan perusahaan yang menjalankan bisnis secara internasional.
Akuntansi internasional biasanya dipakai oleh perusahaan-perusahaan multi nasional
yang berhubungan langsung dengan pihak-pihak lain di luar negeri.
Akuntansi internasional mencakup studi tentang standar akuntansi dan praktik
akuntansi di seluruh negara serta membandingkan standar dan praktik akuntansi ini
pada masing-masing negara. Setiap negara memiliki peraturan yang berbeda-beda
sehingga pemakaian akuntansi tentu berbeda di setiap negara tetapi tidak melenceng
dari prinsip prinsip akuntansi secara umum.
Aspek akuntansi yang dibahas meliputi pelaporan keuangan, penjabaran dan
transaksi valas, sistem informasi, perpajakan, sistem evaluasi kinerja, dan audit.
Akuntansi internasional mencakup wilayah yang paling luas yaitu wilayah
internasional (antarnegara) dibandingkan dengan akuntansi lainnya yang hanya
mencakup suatu wilayah kecil. Dalam akuntansi internasional harus dilakukan
penyesuaian terhadap beberapa hal seperti bahasa (biasanya memakai standar bahasa
inggris), mata uang, standar akuntansi dan hal-hal lain yang secara tidak langsung
juga ikut memengaruhi.
Hilangnya batasan-batasan antarnegara sejak berlakunya ekonomi global
sehingga sulit untuk mengetahui negara asal suatu produk atau perusahaan yang
biasanya terjadi pada perusahaan multinasional. Pemakaian akuntansi internasional
berlaku umum di negara mana saja karena globalisasi membuat suatu prinsip dan
standar akuntansi berlaku sama.
Ketergantungan pada perdagangan internasional membuat akuntansi
internasional dipakai oleh semua pihak di berbagai negara. Pasar modal dan pasar
uang menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan pada era globalisasi. Para investor
dan calon investor memakai informasi keuangan perusahaan sebagai pedoman dalam
membuat prediksi-prediksi untuk mengambil keputusan bisnis, yaitu investasi dalam
surat-surat berharga khususnya dalam saham.
Pada tahun 1971, Prof. Thomas R. Weirich, Clarence G. Avery dan Henry R.
Anderson mengemukakan tiga pendekatan berbeda:
1. Sistem universal
2. Pendekatan deskriptif dan informative yang mencakup semua metode dan standar
dari semua negara, dan
3. Praktik-praktik akuntansi dari anak-anak perusahaan yang ada di luar negeri dan
perusahaan-perusahaan induk.
Mereka menamai dan menjelaskan pendekatan-pendekatan defisional ini, masing-
masing sebagai berikut:
Akuntansi Dunia. Dalam kerangka konsep ini, akuntansi internasional
dianggap sebagai suatu sistem universal yang bisa diadopsi oleh semua negara.
Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) untuk seluruh dunia, semacam
yang ada di AS, akan dibentuk. Praktik-praktik dan prinsip-prinsip akan
dikembangkan sehingga bisa diterapkan di semua negara. Konsep ini akan menjadi
tujuan akhir dari sistem akuntansi internasional.
Akuntansi Internasional. Konsep utama kedua dari istilah akuntansi
internasional melibatkan pendekatan yang deskriptif dan informatif. Berdasarkan
konsep ini, akuntansi internasional meliputi semua ragam prinsip, metode dan
standar akuntansi dari semua negara. Konsep ini melibatkan GAAP masing-masing
negara, sehingga akuntan perlu menyadari sejumlah prinsipberbeda ketika
mempelajari akuntansi internasional. Tidak ada prinsip-prinsip universal atau
sempurna yang perlu dibentuk. Kumpulan semua prinsip, metode dan standar dari
semua negara akan disebut sebagai sistem akuntansi internasional. Perbedaan-
perbedaan ini muncul karena perbedaan-perbedaan dalam geografis, pengaruh social,
ekonomi, politik, dan hukum.
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan beberapa hal dari hasil penelitian tersebut sebagai berikut :

1. Sistem pencatatan berpasangan telah ada sejak 3000 tahun SM, yang mana
telah berkembang pada kebudayaan-kebudayaan kuno dan seiring
berkembangnya perdagangan di italia pada abad 14, mulai dilakukan
pembukuan metode pemcatatan berpasangan, dan seiring waktu metode
italia tesebut mulai menyebar di eropa dan mengalami evolusi.
2. Perkembangan akuntansi di Amerika ditandai dengan mulainya pembuatan
standar akuntansi yang memuat tentang penyajian laporan keuangan pada
tahun 1900-an awal, yang terus berkembang hingga sekarang
3. GAAP adalah singkatan dari Generally Accepted Accounting Principles
atau Prinsif-prinsif Standar Akuntansi Keuangan berlaku umum. GAAP
adalah standar umum akuntansi dan perusahaan go public yang telah
dikembangkan selama bertahun-tahun, dan yang digunakan oleh bisnis
untuk mengatur informasi keuangan mereka menjadi catatan transaksi
akuntansi yang ringkas dalam pelaporan keuangan, serta mengungkapkan
informasi pendukung tertentu.
4. Kasus enron, enron dan KAP arhtur anderson sudah melanggar kode etik
profesi yang seharusnya menjadi pedoman pekerjaan bukan untuk dilanggar,
sebagai akuntan publik seharusnya melaksanakan kode etik profesi sehingga
dapat melakukan audit dengan jujur agar kasus serupa tidak terjadi
5. Prinsip-prinsip akuntansi yang setiap negara berbeda beda sehingga
diperlukan adanya akuntansi internasional yang digunakan untuk transaksi
antar negara
B. Saran
Sebagai mahasiswa akuntansi hendaknya kita mengetahui bagaimana sejarah
akuntansi itu sendiri dan dapat menggunakan akuntansi sebagaimana mestinya. lebih
dari itu, penulis berharap agar tidak melupakan perkembangan dalam akuntansi serta
dapat mempertahankan dan mengembangkan akuntansi itu sendiri, terlebih di zaman
yang maju ini.

DAFTAR PUSTAKA

Wolk, Tearney and Dodd. 2000. Accounting Theory, Fifth Edition. South Wester
Publishing

Anda mungkin juga menyukai