MASALAH HIPERTENSI
Disusun Oleh:
SITI MASITOH
18.062
1. DATA UMUM
a. Nama Keluarga (KK)
Kepala eluarga bernama Bapak S (76 Tahun) dan Ibu P (65 tahun)
b. Alamat dan Nomer Telepon
Keluarga Bapak S dan Ibu P bertempat tinggal di Kp.Rancalayung Ds.Gandayasa
Kec.Cikeusal Kab.Serang-Banten (085691915763)
c. Pendidikan kepala keluarga
Tingkat pendidikan keluarga adalah SD
d. Komposisi keluarga :
No Nama Gender Hubungan TTL/Umur Pendidikan Pekerjaan
dengan KK
1 Tn. S Laki-laki Suami 76 Tahun SLTA Pensiunan
2 Nn. S Perempuan Anak 21 Tahun SMA- Mahasiswa
Lanjutan
Genogram
Hipertensi
KETERANGAN:
Tinggal serumah
Wanita
Laki-laki
Garis penikahan
Garis keturunan
e. Tipe keluarga
Tipe keluarga Bapak S adalah keluarga inti (nuclear family) dimana dalam keluarga selain
kepala keluarga, terdapat juga istri dan 1 orang anak.
f. Suku
Keluarga Bapak S berasal dari Jawa menyukai makanan yang tidak pedas dan Ny. P
berasal dari suku Sunda menyukai makanan asin dan gurih
g. Agama
Keluarga Bapak S beragama Islam, dengan kebiasaan ibadah adalah sholat 5 waktu,
membaca Al-qur’an, berpuasa pada bulan Ramadhan dan puasa Sunnah lainnya. Keluarga
Ibu S memiliki keyakinan bahwa sehat atau sakit ditentukan oleh Allah SWT, namun kita
tetap berusaha menjaga kesehatan.
h. Status Sosial dan Ekonomi Keluarga
Bapak S dan Ibu P memiliki toko sembako yang berpenghasilan tidak tentu setiap bulannya
dan Bapak S juga merupakan pensiunan yang menerima gajih satu bulan sekali, cukup
untuk membiayai keluarga sehari-hari.
i. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga jarang melakukan rekreasi karena kesibukan masing-masing.
3. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati adalah rumah permanen dengan kepemilikan sendiri. Rumah yang
ditempati adalah permanen, dengan 3 kamar tidur. Satu kamar tidur Bapak S dan Ibu P.
satu kamar tidur Nn.S dan satu untuk Kamar penyimpanan. Terdapat ruang tamu, dapur
dan tempat makan, dan kamar mandi dengan sumber air dari tanah. Ventilasi rumah
bagian belakang tidak ada, Semua kamar memiliki ventilasi, ventilasi lain terdapat di ruang
tamu (jendela dan lubang angin). Pencahayaan rumah terang semua.
2 1
5 3
7 6 4
Keterangan:
1. Ruang tamu
2. Kamar tidur 1
3. Kamar tidur 2
4. Kamar Penyimpanan/Gudang
5. Ruang makan
6. Dapur
7. Kamar mandi
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga adalah komunikasi dua arah. Bapak S dan Ibu P mengatakan
selalu terbuka dengan anak-anaknya terkait dengan masalah yang dialami anak-anaknya.
Bapak S dan Ibu P selalu memutuskan bersama setiap keputusan yang akan diambil
b. Struktur kekuatan keluarga
Struktur kekuatan yang ada di keluarga adalah reward power yaitu kelurga memberikan
penghargaan atau pujian setiap hal positif yang dilakukan anak-anaknya dan selalu
memotivasi anak-anaknya terutama mengingatkan dalam hal keagamaan.
c. Struktur peran
Bapak S sebagai kepala keluarga menjalankan perannya sebagai pemimpin dalam rumah
tangga, bapak S mencari nafkah dengan bekerja agar kebutuhan keluarga dapat terpenuhi,
memberikan tempat tinggal yang layak bagi anggota keluarga, memberikan perhatian dan
kasih sayang untuk istri dan anak-anaknya. Bapak S mengajarkan nilai-nilai agama dan
aturan baik dan buruk kepada anak-anaknya.
Ibu P sebagai ibu rumah tangga juga memberikan perhatian dan kasih sayang untuk suami
dan anak-anaknya, menjalankan peran sebagai ibu bagi anak-anaknya .
d. Nilai dan norma budaya
Bapak S dan Ibu P mengatakan selalu berupaya menanamkan nilai-nilai agama dan aturan
baik dan buruk dalam kehidupan seperti tidak boleh berpacaran, harus sholat, tidak boleh
keluar malam.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Keluarga selalu berupaya memberikan kasih sayang satu sama lainya. Bapak S dan Ibu S
saling memperhatikan satu sama lainnya. Orangtua juga mengajarkan Nn.S bagaimana
saling menyayangi. Nn. S cenderung dekat dengan kedua orang tuanya. Keluarga mereka
terlihat sangat akrab, dan saling mendukung.
b. Fungsi Sosialisasi
Bapak S sebagai kepala keluarga setiap hari bekerja sebagai pemilik toko sembako setiap
pagi harus ke pasar. Bapak S sangat aktif mengikuti kegiatanyang yang di adakan. Ibu P
sebagai ibu rumah tangga yang setiap hari mengurus rumah jarang mengikuti kegiatan
yang ada di komunitas. Nn. S mampu melakukan sosialisasi dengan bermain sesama teman
sebaya.Mendidik dan membesarkan anak dalam keluarga Bapak S merupakan tanggung
jawab bersama istrinya.
c. Fungsi Perawatan Keluarga
1) Nutrsi
Pola makan dan minum keluarga setiap harinya ditentukan oleh Ibu P. Keluarga Bapak
S adalah keluarga yang sederhana, dan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pola makan teratur 2 kali sehari dengan menu yang bervariasi yang bahan-bahannya
dibeli di pasar sendiri. Dan keluarga Bapak S tidak setaip hari memakan buah.
2) Pola istirahat tidur
Pola istirahat tidur di keluarga Bapak S ada salah satu yang mengalami kesulitan.
Hamper Semua anggota keluarga dapat beristirahat sesuai kebutuhan kecuali Ibu P.
Ibu P juga mengatakan dirinya sudah 3 hari sulit untuk tidur dan sering terbangun
pada malam hari. Waktu tidur hanya 4-5 jam saja. Dan Bapak S tidak selalu
menyempatkan untuk tidur siang dan malam tidur pukul 21.00 WIB.
3) Pola eliminasi
Pola eliminasi Bapak S, Ibu P dan Nn.S satu kali setiap harinya, konsistensi lunak dan
tidak ada kesulitan. Dan tidak ada kesulitan untuk BAK.
4) Personal hygiene
Keadaan personal hygiene dikeluarga Bapak S semua anggota keluarga bersih terawat.
Kondisi lingkungan rumah juga bersih dan tertata. Keluarga Bapak S membiasakan
anggota keluarga untuk mandi pagi dan sore, setiap mandi sikat gigi dan mandi dengan
bersih.
5) Pola aktivitas
Pola aktivitas di keluarga Bapak S, dijalankan sesuai dengan peran masing-masing.
Bapak S yang bekerja yang memiliki toko sembako yang menjaga toko sembako nya
hingga jam 20.30 WIB, Aktifitas yang dilakukan Ibu P sebagai ibu rumah tangga
adalah mengurus rumah tangga seperti memasak dan mengurus rumah dan anak.
Aktifitas Nn. S lebih banyak di rumah dan mengikuti kuliah secara daring/online.
6) Aktivitas fisik dan rekreasi
Keluarga Bapak S dan Ibu P jarang berolah raga. Bapak S sibuk bekerja, jika libur
dimanfaatkan untuk istirahat. Keluarga Bapak S jarang melakukan rekreasi.
7) Praktik penggunaan obat dan merokok
Jika sakit, keluarga Bapak S dan Ibu P biasanya membeli obat yang dijual bebas di
warung atau apotek, biasanya yang dibeli adalah obat penurun panas, obat batuk,
masuk angin, obat pegal,dan obat flu, dan vitamin.
8) Intevensi pencegahan secara medis
Keluarga Bapak S dan Ibu P tidak melakukan intevensi pencegahan secara medis untuk
mengatasi masalah kesehatan yang mereka alami.
9) Terapi komplementer dan alternatif
Keluarga Bapak S dan Ibu P belum pernah menjalani terapi alternatif dan
komplementer.
10) Perasaan dan persepsi terhadap pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan yang ada di lingkungan sekitar dirasa keluarga cukup
memuaskan.
11) Sumber pembayaran
Keluarga Bapak S dan Ibu P memiliki asuransi kesehatan yaitu BPJS Kesehatan.
6. STRESSOR DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor Jangka Pendek
Keluarga memikirkan penyakit yang di derita Ibu P yaitu hipertensi
b. Stressor Jangka Panjang
Bapak S dan Ibu P memikirkan agar anaknya sekolah dengan baik dan tidak terpengaruh
oleh pergaulan bebas seperti Narkoba dan dapat menjaga diri dengan baik.
c. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah
Keluarga selalu cepat tanggap terhadap masalah yang dihadapi, seperti masalah diare
yang dialami Nn. S, yang membuat keluarga khawatir jika tidak diatasi
d. Respon keluarga terhadap masalah
Keluarga selalu langsung merespon setiap masalah yang dihadapi oleh keluarga
e. Strategi Koping yang Digunakan
Masalah yang dialami oleh keluarga dibicarakan secara bersamaan dan saling mendukung
satu sama lainya
f. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah menyelesaikan masalah dengan kekerasan atau meninggalkan
masalah tanpa diselesaikan
7. HARAPAN KELUARGA
Harapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang ada saat ini
biayanya murah dengan kualitas prima. Keluarga juga berharap bahwa tenaga kesehatan yang
ada memberikan pelayanan secara maksimal dan ramah kepada masyarakat.walaupun
masyarakat hanya menggunakan fasilitas kesehatan BPJS untuk biaya pengobatan.
Analisa Data
No Data Penunjang Masalah Keperawatan
Data Objektif
Tampak Lelah
Terkadang menguap
Data Objektif
DIGANOSA KEPERAWATAN
1. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
2. Gangguan Pola Tidur
3. Defisit Pengetahuan
SKORING
Diagnosa Keperawatan: Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Kriteria Nilai Skor Pembenaran
Sifat Masalah : 3/3 x 1 1 Sifat masalah aktual. Berdasarkan hasil
Aktual pengkajian Ny.P
Kemungkinan 2/2x 2 2 Sifat masalah dapat diubah adalah mudah.
Masalah dapat Pengetahuan Ny P tentang Hipertensi
diubah : yang cukup kurang dan motivasi keluarga
Mudah memanfaatkan fasilitas kesehatan
Potensi masalah 3/3 x 1 1 Potensi masalah untuk di cegah tinggi
untuk dicegah : karena keluarga mempunyai keinginan
Tinggi yang kuat untuk mengatasi masalah yang
dialami, fasilitas pelayanan kesehatan
tersedia dan adanya dukungan dari tenaga
Kesehatan
Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari masalah yang
masalah : dialami dan memiliki motivasi untuk di
Dirasakan dan atasi masalahnya.
segera diatasi
Total skor 5
a) Identifikasi kemampuan
3. Keluarga mampu pasien dan keluarga
merawat anggota menerima informasi
b) Identifikasi tingkat
keluarga :
pengetahuan saat ini
1) Kemampuan menjelaskan c) Identifakasi kebiasaan
masalah kesehatan yang pola makan saat ini dan
masa lalu
dialami : Meningkat
d) Identifikasi persepsi
2) Aktivitas keluarga pasien dan keluarga dan
mengatasi masalah keluarga tentang diet
yang diprogramkan
Kesehatan tepat :
Meningkat Terapeutik
3) Tindakan untuk a) Persiapan
mengurangi factor materi,media dan
resiko : Meningkat alat peraga
b) Jadwalkan waktu
yang tepat untuk
memberikan
Pendidikan
Kesehatan
c) Sediakan rencana
makan tulis
Edukasi
a) Jelaskan tujuan
kepatuhan diet
terhadap Kesehatan
b) Informasikan
makanan yang
diperbolehkan dan
dilarang
2. Manajemen Peningkatan
Tekanan Intrakranial
Observasi
a) Identifikasi
penyebab,tanda dan
gejala TIK ( mis.TD
Meningkat )
b) Monitor intake dan
output cairan
Teraputik
a) Berikan posisi semi
Fowler
b) Cegah terjadinya kejang
c) Pertahankan suhu tubuh
normal
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian
sedasi dan anti
konvulsan
1. Manajemen kenyamanan
lingkungan
Terapeutik:
a) Sediakan ruangan yang
tenang dan mendukung
b) Fasilitasi kenyamanan
lingkungan
2. Manajemen Lingkungan
Observasi :
a) Identifikasi keamanan dan
4. Keluarga mampu
kenyamanan terapeutik atur
memodifikasi
suhu lingkungan yang sesuai
lingkungan :
1) Pemeliharaan rumah :
Meningkat
2) Pencahayaan : 1. Rujukan
Meningkat Observasi:
3) Ketersediaan air a) Identifikasi indikasi rujukan
bersih : Meningkat b) Periksa kondisi pasien
4) Kebersihan persiapan sebelum dirujuk
makanan : Meningkat Teurapetik:
5) Kebersihan hunian : a) Dapatkan persetujuan pasien
Meningkat atau keluarga
b) Hubungi layanan kesehatan
yang menjadi tujuan rujukan
5. Keluarga mampu yang akan menerima pasien
memanfaatkan fasilitas Edukasi:
pelayanan Kesehatan : a) Jelaskan tujuan dan prosedur
1) Menunjukkan perilaku rujukan
adaptif : Meningkat b) Informasikan rencana
2) Menunjukkan merujuk kepada pasien dan
pemahaman perilaku keluarga
sehat : Meningkat c) Informasikan layanan
3) Kemampuan kesehatan yang menjadi tujuan
menjalankan perilaku rujukan
sehat : Meningkat
2 Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan intervensi 1. Edukasi proses penyakit
pada keluarga Bapak keperawatan, Edukasi:
S, khususnya Ibu P 1. Keluarga mampu a) Jelaskan penyebab dan faktor
ditandai dengan : mengenal masalah : resiko penyakit
Data Subjektif 1) Perilaku sesuai anjuran : b) Jelaskan tanda dan gejala
1.Rujukan
Observasi:
5. Keluarga mampu a) Identifikasi indikasi rujukan
memanfaatkan fasilitas b) Periksa kondisi pasien
pelayanan Kesehatan : sebelum dirujuk
1) Menunjukkan perilaku Teurapetik:
adaptif : Meningkat a) Dapatkan persetujuan pasien
2) Menunjukkan atau keluarga
pemahaman perilaku b) Hubungi layanan kesehatan
sehat : Meningkat yang menjadi tujuan rujukan
3) Kemampuan yang akan menerima pasien
menjalankan perilaku Edukasi:
sehat : Meningkat a) Jelaskan tujuan dan prosedur
rujukan
b) Informasikan rencana
merujuk kepada pasien dan
keluarga
c) Informasikan layanan
kesehatan yang menjadi tujuan
rujukan
NO
SDKI IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)
Pasien terlihat
kebingungan
O:
tentang
2. Keluarga mampu mengambil
penyakitnya.
keputusan: keluarga tampak mengerti dan
mengetahui tentang penyebab dan
2) Dukungan pembilan keputusan factor resiko penyakit.
NIM : 18.062
SASARAN : KELUARGA
TEMPAT : RUMAH
WAKTU : 1 x 45 Menit
8. Menyimak
Penutup 1. Memberikan evaluasi 1. Klien menjawab 5 menit
dengan bertanya
kepada klien
2. Memberikan 2. Mendengarkan
kesimpulan
3. Memberikan leaflet
3. Menerima leaflet
4. Mengucapkan salam
4. Menjawab salam
G. EVALUASI
a. Jelaskan pengertian hipertensi
b. Sebutkan penyebab hipertensi
c. Sebutkan tanda dan gejala hipertensi
d. Jelaskan komplikasi hipertensi
e. Demonstrasikan cara mencegah hipertensi
H. REFERENSI
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah”, Edisi 8, Vol 2,
Jakarta:
EGC.
Doenges Marilynn E., et. al. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta: EGC.
Doenges Marilynn E., et. al. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta: EGC.
Noer Sjaifoellah. 2002. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I. Jakarta: FKUI.
Sustiani, Lanny, Syamsir Alam dan Iwan Hadibroto. 2003.
Stroke.Jakarta.PT.GramediaPustaka
Tambayong Jon. 2000. “Patofisiologi Untuk Keperawatan”, Jakarta, EGC.
Penyuluh
SITI MASITOH
I. LAMPIRAN MATERI DAN MEDIA
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan naiknya tekanan darah seseorang melebihi batas normal
dewasa 120/80 mmHg dan anak diatas 15 tahun 110/70 mmHg. Untuk menentukan
terjadi atau tidaknya hipertensi diperlukan setidaknya tiga kali pengukuran tekanan
darah pada waktu yang berbeda. Jika dalam tiga kali pengukuran selama interval 2-8
pekan angka tekanan darah tetap tinggi, maka patut dicurigai sebagai hipertensi
(Lingga, 2012).
2. Penyebab Hipertensi
a. Kurangnya olahraga
Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam tubuh
meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah tinggi anda namun
jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.
b. Kegemukan/ Obesitas
Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat badan ideal,
memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.
c. Makan- makanan asin (mengandung sodium dan garam)
Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang,
khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia
tua, dan mereka yang berkulit hitam.
d. Mengkonsumsi alkohol
Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan darah tinggi.
e. Strees
Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan darah
tinggi.
f. Merokok
Faktor ini bisa dikendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan
darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes,
serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan
ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya
yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
g. Keturunan
Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang memiliki tekanan darah
tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik
menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik
daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada
bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala,meskipun
demikan secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan di percaya
berhubungan dengan hipertensi gejala yang dimaksud adalah:
a. Sakit kepala
b. Sesak nafas
c. Penglihatan kabur
d. Mual muntah
4. Komplikasi Hipertensi
a. Gagal jantung
Saat tekanan darah tinggi, otot jantung memompa darah lebih keras agar
dapat memenuhi kebutuhan darah ke semua bagian tubuh. Hal ini membuat otot
jantung lama-lama menebal sehingga jantung kesulitan memompa cukup darah.
Konsekuensinya, gagal jantung bisa terjadi. Gejala umum dari gagal jantung
adalah sesak napas, kelelahan,bengkak di pergelangan tangan, perut, dan
pembuluh darah di leher.
b. Strok
Strok bisa terjadi saat aliran darah kaya oksigen ke sebagian area otak
terganggu, misalnya karena adanya sumbatan atau pembuluh darah yang pecah.
Penyumbatan ini terjadi karena adanya aterosklerosis dalam pembuluh darah.
Pada orang yang punya hipertensi, stroke mungkin terjadi ketika tekanan darah
terlalu tinggi sehingga pembuluh darah di salah satu area otak pecah. Gejala
stroke meliputi kelumpuhan atau kematian rasa pada wajah, tangan dan kaki,
kesulitan berbicara, dan kesulitan melihat.
c. Gagal ginjal
Karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal
glomerulus. Dengan rusaknya glomerulus darah akan mengalir ke unit-unit
fungsional ginjal. Nefron terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan
kematian. Dengan rusaknya membran glomerulus protein akan keluar melalu
urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang menyebabkan edema
yang sering dijumpai pada hipertensi kronik.
d. Pencegahan Hipertensi
a. Mengurangi mengkonsumsi garam (No salt) Karena garam berlebih dalam
darah dapat menyebabkan lebih banyak air yang disimpan dan ini
mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi.
b. Hindari mengkonsumsi minuman beralkohol (No alkohol)
c. Olahraga secara teratur, minimal 3 kali seminggu selama minimal 30 menit
dalam sekali olahraga.
d. Berhenti merokok Karena nikotin dalam rokok dapat mengakibatkan jantung
berdenyut lebih cepat dan menyempitkan pembuluh darah kecil yang
menyebabkan jntung terpaksa memompa lebih kuat untuk memenuhi
kebutuhan tubuh kita.
e. Mengurangi minuman berkafein seperti kopi (No coffein)
f. Diet hipertensi:
1. Makan-makanan bergizi
2. Makanan yang dianjurkan:
Buah
Sayur
3. Makanan yang dihindari:
Indomie
Minuman kaleng
Mengurangi makanan siap saji (Fast Food)
Garam.