1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Tanam
Tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada
media tanam baik pada media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu
bentuk pola tanam. Keberhasilan tanam dipengaruhi faktor manusia, seperti
edukasi, keterampilan, inovasi, rencana dan evaluasi. Agar diperoleh interaksi
yang baik maka harus memperhatikan bahan tanamnya (Kumalasari, 2012).
Tanam adalah suatu kegiatan pembibitan dari penyemaian ke lahan tanam
untuk menghasilkan produk tanaman budidaya. Bibit yang digunakan harus jelas,
bersertifikat, dan sesuai dengan habitat tumbuh. Untuk lahan tanam harus
memperhatikan iklim dan cuaca (Marlina, dkk, 2015).
Tanam adalah menempatkan tanaman berupa benih atau bibit pada media
tanah maupun selain tanah dalam suatu bentuk pola tanam. Benih yang digunakan
harus sesuai dengan media tanam. Media tanam menentukan suatu pola tanam.
Pola tanam yang dibuat akan berpengaruh terhadap tanaman yang ditanam
(Tambunan, 2011).
2.2 Klasifikasi Tanaman Jagung / Kacang Hijau dan Fase Pertumbuhan
Jagung / Kacang Hijau
2.2.1 Klasifikasi Tanaman Jagung dan Fase Pertumbuhan Jagung
Menurut Purwono (2005) jagung merupakan tanaman semusim yang
termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara
umum, klasifikasi dan sistematika tanaman jagung adalah sebagai berikut:
Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Sub division: Angiospermae, Class:
Monocotyledoneae, Ordo: Graminae, Familia: Glaminaceae, Genus: Zea, Spesies
: Zea mays L.
Menurut Subekti (2008) tanaman jagung memiliki tiga fase pertumbuhan
yaitu fase perkecambahan, fase vegetatif, dan fase generatif.
a. Fase perkecambahan
Pada fase ini benih menyerap air melalui proses imbibisi.perubahan awal
sebagian besar merupakan sumber energi yang terkandung pada proses hidrolilis
yang diangkut ke embrio yang akan tumbuh aktif pada fase selanjutnya. Pada
kondisi yang lembab pemunculan kecambah 4-5 hari setelah tanam, namun pada
kondisi yang kering atau dingin pemunculan kecambah dapat berlangsung secara
lambat yang berlangsung hingga beberapa minggu.
4
b. Fase vegetatif
Fase vegetatif dimulai saat munculnya daun pertama yang terbuka
sempurna dan sebelum keluarnya bunga jantan dan sebelum keluarnya bunga
betina. Fase ini dapat diidentifikasi dari jumlah daun yang terbentuk. Pada saat
tanaman berumur antara 10-18 hari jumlah daun yang terbuka sempurna 3-5 daun.
Pada saat tanaman berumur 18-35 hari pemanjangan batang meingkat dengan
cepat dan bakal bunga jantan dan perkembangan tongkol dimulai. Jumlah daun
yang terbuka sempurna anata 6-10 daun. Pada saat tanaman berumur 35-50 hari
kebutuhan air dan unsur hara sangat tinggi untuk mendukung laju pertumbuhan
tanaman. Tanaman tumbuh dengan cepat dan jumlah daun yang terbuka
sempurna 11 sampai dengan daun terakhir antara 15-18 daun.
c. Fase generatif
Fase generatif ini bisa ditandai dengan munculnya bunga betina dan bunga
jantan. Setelah muncul bunga sekitar 2-3 hari biasanya terjadi penyerbukan yang
terjadi ketika serbuk sari yang lepas dari bunga jantan jatuh ke permukaan rambut
tongkol yang masih segar. Serbuk sari tersebut membutuhkan waktu sekitar 24
jam untuk mencapai sel telur. Pembuahan ini akan membentuk bakal biji. Rambut
tongkol akan memanjang 2,5-3,8 cm per hari. Bakal biji hasil pembuahan tumbuh
dalam suatu tongkol.
2.2.2 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau dan Fase Pertumbuhan Kacang Hijau
Tanaman kacang hijau termasuk keluarga Leguminosae. Secara umum
klasifikasi tanaman kacang hijau adalah kingdom: Plantae, divisi: Spermatophyta,
subdivisi: Angiospermae, kelas: Dicotyledonae, ordo: Rosales, famili:
Leguminosae, genus: Vigna, spesies: Vigna radiata (Purwono , 2005).
Fase pertumbuhan kacang hijau dapat dikelompokkan kedalam tiga fase yaitu
1. Fase perkecambahan
Fase perkecambahan terjadi perkembangan struktur penting dari embrio
yang menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan kecambah yang normal
pada kondisi lingkungan yang optimal. Tipe perkecambahan biji kacang hijau
adalah epigeal, tipe ini mengakibatkan kotiledon terangkat ke atas tanah. Hal
ini disebabkan karena hipokotil yang tumbuh memanjang dan mengakibatkan
plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah (Ashari, 2006).
2. Fase vegetatif
Fase vegetatif dimulai dengan pembentukan tunas atau mulai terjadi
perkembangan batang dan pertumbuhan daun. Pada fase ini juga, mulai terjadi
5
lebih 50 cm, sifat fisik tanah yang demikian akan mudah mengikat air dan memiliki
drainase yang baik.
2.4 Pengertian dan Perbedaan Tanaman C3 Dan C4
2.4.1 Tanaman C3
Tanaman C3 (C3 Plant), meliputi padi, gandum, dan kedelai. Dinamakan
tumbuhan C3 dikarenakan produk organik pertama dari fiksasi karbon merupakan
senyawa berkarbon-tiga,3-fosfogliserat. Tumbuhan C3 menghasilkan lebih sedikit
gula karena penurunan kadar CO2 dalam daun menghambat siklus Calvin, hal ini
terjadi ketika stomata tertutup di saat cuaca panas dan kering. ( Neil A. Campbell
dan Jane B. Reece, 2002 ).
2.4.2 Tanaman C4
Tanaman C4 (C4 Plant) dinamakan demikian karena memulai siklus Calvin
dengan metode alternatif fiksasi karbon yang membentuk senyawa berkarbon-
empat sebagai produk pertamanya. Beberapa tumbuhan C4 yang penting bagi
pertanian adalah tebu dan jagung, anggota famili rumput-rumputan (Neil A.
Campbell dan Jane B. Reece, 2002).
2.4.3 Perbedaan Tanaman C3 dan C4
Menurut Neil A. Campbell dan Jane B. Reece (2002) perbedaan tanaman
C3 dan C4 antara lain adalah:
Tabel 1. Perbedaan antara tanaman C3 dan C4
No. Tanaman C3 Tanaman C4
1. Lebih adaptif pada kondisi kandungan Adaptif di daerah panas dan kering
CO2 atmosfer tinggi
2. Enzim yang menyatukan CO2 dengan CO2 diikat oleh PEP yang tidak dapat
RuBP, juga dapat mengikat O2 pada mengikat O2 sehingga tidak terjadi
saat yang bersamaan untuk proses kompetisi antara CO2 dan O2
fotorespirasi
3. Karbon dioxida masuk ke siklus calvin Tidak mengikat karbon dioksida secara
secara langsung langsung
4. Disebut tumbuhan C3 karena Sel seludang pembuluh berkembang
senyawa awal yang terbentuk dengan baik dan banyak mengandung
berkarbon 3 (fosfogliserat) kloroplas
5. Sebagian besar tumbuhan tinggi Fotosintesis terjadi di dalam sel mesofil
masuk ke dalam kelompok tumbuhan dan sel seludang pembuluh
C3
7
c. Perawatan
Perawatan dilakukan dengan cara penyulaman terhadap benih tanaman
yang tidak tumbuh, penjarangan dilakukan dengan cara memotong tanaman
jagung jika pada satu polybag tumbuh dua tanaman untuk menghindari adanya
kompetisi, selain itu, perawatan dilakukan penyiraman tanaman setiap hari pada
pagi hari atau sore hari. Penyiraman dilakukan sampai tanah menjadi lembab.
d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada minggu ke- 2 dan minggu ke-4 setelah tanam,
pemupukan dilakukan dengan cara membuat lubang sedalam 2,5 cm. Pembuatan
lubang dilakukan 5cm dari pangkal tanaman . Setelah itu, masukan pupuk NPK
pada tanaman jagung sebanyak 2 gram per tanaman dan pada tanaman kacang
hijau sebanyak 1.5 gram pertanaman. Menutup lubang agar pupuk tidak terjadi
penguapan.
e. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan cara mengukur ketinggian tanaman dan
menghitung jumlah daun. Pengamatan dilakukan pada 2 mst sampai 7 mst dengan
interval 1 minggu sekali
Tinggi tanaman
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur tinggi
tanaman dari permukaan tanah sampai titik tumbuh menggunakan penggaris,
kemudian mencatat hasil pengamatan dan melakukan dokumentasi.
Jumlah daun
Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung daun yang
tumbuh pada tanaman, daun yamg dihitung adalah daun yang telah membuka
sempurna, kemudian mencatat hasil pengamatan dan melakukan dokumentasi.
10
Tinggi Tanaman
70
60
Tinggi Tanaman (cm)
Jumlah Daun
25
15
Jagung Intensitas Rendah
10
Kacang Hijau Intensitas
5 Tinggi
Kacang Hijau Intensitas
0 Rendah
2 3 4 5 6 7
Umur Tanaman
Gambar 2. Grafik Jumlah Daun Tanaman Jagung dan Tanaman Kacang Hijau
Berdasarkan grafik pertumbuhan daun di atas, dapat dilihat bahwa jumlah
daun pada tanaman jagung di intensitas cahaya tinggi mengalami pertumbuhan
13
daun pada setiap minggunya, pada minggu ke lima dan enam mengalami
penurunan jumlah daun karena terkena penyakit, namun pada minggu ke tujuh
tanaman jagung mengalami pertumbuhan daun kembali. Sedangkan pada
intensitas rendah tanaman jagung terus mengalami pertumbuhan daun pada
setiap minggunya. Pada tanaman kacang hijau dengan intensitas tinggi
mengalami pertumbuhan daun pada setiap minggunya, namun pada 7 mst
tanaman kacang hijau mengalami penurunan jumlah daun. Sedangkan pada
intensitas rendah mengalami pertumbuhan daun pada setiap minggunya, namun
pertumbuhan jumlah daun lebih lambat dibandingan dengan intensitas tinggi.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Dan
Kacang Hijau
Berdasarkan data hasil praktikum, tanaman jagung dan kacang hijau dapat
tumbuh dengan baik pada intesitas cahaya yang cukup. Terdapat perbedaan
antara konsentrasi intensitas cahaya yang tinggi dan rendah saat praktikum
penanaman jagung dan kacang hijau. Tanaman jagung dapat tumbuh saat
ditanam pada intensitas cahaya yang tinggi. Terbukti dari hasil praktikum bahwa
tinggi tanaman jagung yang bertambah dengan cepat ditanam pada tempat yang
mempunyai intensitas cahaya tinggi , sedangkan pada intensitas cahaya yang
rendah, pertumbuhan tingi batang jagung menjadi lebih lambat. Hal ini disebabkan
karena jagung merupakan tanaman C4, dimana tanaman C4 membutuhkan
intensitas cahaya yang tinggi untuk dapat tumbuh. Menurut Paiman (2015)
kebutuhan intensitas cahaya tanaman C4 lebih tinggi daripada tanaman C3 karena
disebabkan tanaman C4 memiliki banyak kloroplas yang terdapat pada seludang
pembuluh (Bundle Seat Cell). Jadi, ketika jagung ditanam pada intensitas cahaya
rendah pertumbuhannya menjadi tidak maksimal dan mempengaruhi hasil
produksi jagung.
Daun tanaman jagung akan terus tumbuh, baik pada intensitas cahaya yang
tinggi maupun pada intensitas cahaya yang rendah. Tetapi pada masa tanam
keenam, jumlah daun yang menerima intensitas cahaya tinggi mengalami
penurunan karena tanaman tersebut terserang oleh penyakit serta kekurangan air.
Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Johannes at all (2010) yang menyatakan
bahwa pertumbuhan tanaman jagung akan terhambat jika cahaya yang didapatkan
tidak memenuhi kebutuhannya, sehingga akan terjadi penurunan laju fotosintesis
yang akan disebarkan menuju jaringan pengangkut, hal ini mengakibatkan luas
14
daun menjadi lebih kecil. Menurut Jumin (2002), penerimaan radiasi matahari
sangat dipengaruhi oleh daun sehingga proses fotosintesis dapat meningkat
karena radiasi matahari yang diterima oleh daun memiliki intensitas yang tinggi.
Hal ini juga serupa dengan pendapat Purnomo dan Hartono (2005), untuk
memperoleh hasil produksi jagung yang maksimal maka dibutuhkan intensitas
radiasi matahari yang mencukupi.
Laju pertumbuhan pada daun tanaman kacang hijau sama dengan laju
pertumbuhan daun pada tanaman jagung. Jumlah daun yang terus bertumbuh
semakin bertambah pada 3 mst awal. Namun, pada mst selanjutnya, tanaman
kacang hijau yang mendapatkan intensitas cahaya yang tinggi mati dan tidak
mengalami pertumbuhan maupun perkembangan lagi. Lain hal nya dengan
tumbuhan kacang hijau yang berada pada lingkungan dengan kadar intensitas
cahaya yang rendah, jumlah daun nya terus bertambah dan pertumbuhan serta
perkembangan nya terus berlanjut. Namun pada masa seusai tanam terakhir yaitu
pada mst kelima dan keenam, tanaman kacang hijau yang berada pada
lingkungan dengan intensitas cahaya rendah mulai menurun perkembangan nya
diakibatkan terserang penyakit dan kekurangan nutrisi air. Intensitas cahaya yang
rendah menyebabkan turun nya suhu yang ada di dalam suatu wilayah. Dan
penurunan suhu ini menyebabkan meningkatnya kadar air yang ada di udara atau
yang lebih kita kenal dengan kelembaban. Kelembaban yang tinggi tentu akan
sangat tidak baik untuk tumbuhan, dimana hal tersebut menjadikan patogen dan
penyakit mudah datang dan akan menyerang tanaman.
4.2.2 Perbedaan Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Tanaman Jagung Dan
Kacang Hijau
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
perbedaan pemberian intensitas cahaya dan perbedaan perlakuan yang diberikan
pada tanaman jagung dan kacang hijau menyebabkan adanya perbedaan bentuk
dan ukuran pada bagian tanaman. Tanaman jagung yang mendapatkan intensitas
cahaya tinggi mengalami pertumbuhan yang lebih cepat daripada tanaman jagung
yang mendapatkan intensitas cahaya rendah. Sedangkan pada kacang hijau yang
mendapatkan intensitas cahaya tinggi, kacang hijau akan mengalami
pertumbuhan lebih lambat daripada tanaman kacang hijau yang mendapatkan
intensitas cahaya rendah. Ini karena pada tanaman kacang hijau tidak
membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi untuk pertumbuhannya. Pada tempat
yang mendapatkan intensitas cahaya rendah, kacang hijau tidak mendapatkan
15
cahaya matahari yang terlalu banyak. Akibatnya hormon auksin yang terdapat
pada kacang menjadi sangat aktif dan bekerja secara optimal. Hal
itu menyebabkan pertumbuhan kacang hijau menjadi sangat cepat namun kurang
merata sehingga batangnya lemah. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurshanti
(2011) yang menyatakan bahwa adanya naungan dapat mengakibatkan
perubahan cahaya matahari yang diterima oleh tanaman baik intensitas maupun
kualitasnya.
Perbedaan pengaruh pemberian intensitas cahaya pada tanaman jagung
dan kacang hijau juga mengakibatkan perbedaan jumlah daun yang ada pada
tanaman. Pada tanaman jagung yang mendapatkan intensitas cahaya tinggi
memiliki jumlah daun lebih banyak daripada tanaman jagung yang mendapatkkan
intensitas cahaya rendah. Sedangkan pada kacang hijau jumlah daunnya lebih
banyak pada tanaman yang mendapat intensitas cahaya rendah daripada
tanaman yang mendapatkan intensitas cahaya tinggi. Pernyataan ini sesuai
dengan pendapat Silvikultur (2007) dalam Maghfiroh (2017) yang mengatakan
bahwa cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, yaitu pada pertumbuhan akar, perkembangan batang dan berpengaruh
pula terhadap organ daun dalam melakukan proses fotosintesis.
Menurut Paiman (2015) Tanaman jagung adalah salah satu contoh tanaman
C4 yang memerlukan intensitas cahaya yang tinggi dalam proses pertumbuhan
dan perkembangannya. kebutuhan intensitas cahaya pada tanaman C3, tanaman
C4 memiliki kloroplas yang jumlahnya banyak, hal ini yang menyebabkan
kebutuhan cahaya pada tanaman C4 lebih banyak.
Menurut Sudarmo 2009 dalam Saifulloh 2017 menyatakan bahwa tanaman
kacang hijau merupakan salah satu contoh tanaman C3 yang memerlukan cahaya
matahari dengan pencahayaan kurang 12 jam untuk bisa melakukan pertumbuhan
dan perkembangan. Apabila kacang hijau mendapatkan intensitas cahaya
matahari tinggi maka aktivitas sel stomata akan terganggu dan hal ini akan
berpengaruh pada proses fotosintesis, transportasi karbohidrat dan juga
transpirasi pada tanaman kacang hijau. Saat kacang hijau mendapatkan
pencahayaan lebih rendah dari 12 jam maka akan berpengaruh pula pada proses
fotosintesis, yaitu tanaman akan kekurangan cahaya matahari dan mengganggu
proses tumbuh tanaman, sehingga tanaman akan menjadi kecil dan daunnya
menjadi berwarna kuning.
16
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Afandi. 2015. Kajian Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus L.) Akibat Pemberian Pupuk P dan Inokulasi Cendawan
Mikoriza Arbuskula (CMA). Jurnal Agruati vol 28 no 1
Arifin. 2003. Dasar Klimatologi. Malang: Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Ashari, S. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia
BPTP Aceh. 2009. Budidaya Tanaman Jagung. Aceh: Litbang Pertanian
Campbell, Neil A. Reece Jane B. Mitchell Lawrence G. 2002. Biologi Campbell
Reece-Mitcheel edisi kelima-jilid 1. Jakarta: Erlangga
Fitriani, Ade.2014. Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Limbah Organik Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L. hilczek) di
Lahan Pasir Pantai Busel, Kulon Progo. Vegetalika vol.3 No 3.2:78-
88. Yogyakarta: Fakultas Pertanian UGM
Humaedah, U. 2014. Syarat Tumbuh dan Budidaya Kacang Hijau. Jakarta:
Penyuluhan Departemen Pertanian
Johannes et al.2010. Produktivitas Jagung ( Zea mays L.) pada Berbagai Tingkat
Naungan Tanaman Kelapa (Cocos nucifera)
Jumin, Hasan Basri. 2002. Dasar-Dasar Agronomi.edisi revisi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Kumalasari, Devy. 2012. Tanam dan Pola Tanam. Yogyakarta: Kanisius
Maghfiroh, Jazilatul. 2017. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan
Tanaman. Jurnal Pendidikan Biologi: Universitas Negeri Yogyakarta
Marlina, I.dkk. 2015. Pengaruh Media Tanam Granul Dari Tanah Liat Terhadap
Pertumbuhan Sayuran Hidroponik Sistem Sumbu. Jurnal Teknik
Pertanian Lampung. 4 (2):143-150
Nurshanti, D.F. 2011. Pengaruh Beberapa Tingkat Naungan Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Seledri (Apium Graveolens L.)
di Polibag. Agronobis 3(5):12-18
Paiman. 2015. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Yogyakarta:
Universitas PGRI Yogyakarta (UPY-Press)
Parson, A.J. & D.F. Chapman. 2000. The Principles of Pasture Growth and
Utilization. In: A. Hopkins (Editor). Grass its production and
Utilization. Ed 3 rd. Blackwell Science Institure of Grassland and
Environment Research, North Wyke, Okehampton Devon
Perkasa, Achmad Yozar dkk. 2017. Identifikasi Stomata Pada Kelompok Tanaman
C3, C4 dan CAM. Bogor: Gunadarma
Purwono dan Hartono, Rudi. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Bogor: Penerbit
Swadaya
Riswandi, dkk. 2014. Teknik Budidaya Jagung Dengan Sistem Organik di Lahan
Marginal. Bengkulu: Unib press
Saifullah, Imran Nur. 2017. Pengaruh Intensitas Cahaya dan Jenis Tanah
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau (Vigna radiate L.).
Universitas PGRI Yogyakarta
18
Sarianti, dkk. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Super Bokasi
Aos Amino Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau
(vigna radiota L.). Medan: Fakultas Pertanian Universitas Medan
Area
Subekti, N. A., dkk. 2008. Morfologi tanaman dan fase pertumbuhan jagung. Balai
Penelitian Tanaman Serealia, Maros.
Tambunan, Sonia. Dkk. 2011. Tanam dan Pola Tanam. Dari http://www.tanam-
dan-pola-tanam.pdf.html. Diakses pada tanggal 3 November 2018
19
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi
14 Perlakuan Tempat
terbuka yang
radiasi
mataharinya
langsung
15 Perawatan Penyulaman
16 Perawatan Penjarangan
22
Tabel 11. Data Jumlah Daun Tanaman Kacang Hijau Perlakuan Intensitas
Rendah (Kelas P)
Jumlah Daun
Sampel
2 mst 3mst 4 mst 5 mst 6 mst 7 mst
Sampel 1 2 6 8 7 5 6
Sampel 2 2 6 8 7 5 9
Rata-rata 2 6 8 7 5 7,5
Tabel 12. Data Tinggi Tanaman Kacang Hijau Perlakuan Intensitas Tinggi
(Kelas P)
Tinggi Tanaman
Sampel
2 mst 3mst 4 mst 5 mst 6 mst 7 mst
Sampel 1 2,5 6 9 11 12,5 19
Sampel 2 3 5,3 9 11 12,5 19
Rata-rata 2,75 5,65 9 11 12,5 19
Tabel 13. Data Tinggi Tanaman Kacang Hijau Perlakuan Intensitas Rendah
(Kelas P)
Tinggi Tanaman
Sampel
2 mst 3mst 4 mst 5 mst 6 mst 7 mst
Sampel 1 8 9 15 18 21 26
Sampel 2 8 9 15 18 21 26
Rata-rata 8 9 15 18 21 26
Tabel 14. Data Jumlah Daun Tanaman Kacang Hijau Perlakuan Intensitas
Tinggi (Kelas P)
Jumlah Daun
Sampel
2 mst 3mst 4 mst 5 mst 6 mst 7 mst
Sampel 1 2 8 11 16 16 21
Sampel 2 8 14 21 16 26 23
Rata-rata 5 11 16 16 21 22
Tabel 15. Data Jumlah Daun Tanaman Kacang Hijau Perlakuan Intensitas
Rendah (Kelas P)
Jumlah Daun
Sampel
2 mst 3mst 4 mst 5 mst 6 mst 7 mst
Sampel 1 1 2 9 13 15 16
Sampel 2 3 16 17 17 17 18
Rata-rata 2 9 13 15 16 17