Anda di halaman 1dari 12

Inisiasi 2

Perkalian dengan Tulang Napier

Dalam mata pelajaran matematika hendaknya setiap siswa memiliki penguasaan


matematika pada tingkat tertentu yang merupakan penguasaan kecakapan matematika untuk
dapat memahami dunia dan berhasil dalam kariernya. Namun demikian, sampai saat ini pelajaran
matematika masih berpredikat sebagai salah satu mata pelajaran yang paling tidak disukai oleh
siswa. Rasa takut terhadap pelajaran ini seringkali menghinggapi perasaan para siswa dihampir
setiap jenjang pendidikan, mulai dari SD sampai dengan SMA dan bahkan hingga perguruan
tinggi. Di sisi lain, matematika yang disajikan secara hirarki tentu menuntut siswa yang
mempelajari matematika untuk selalu mampu memahami dengan apa yang dipelajarinya serta
dapat pula mengkaitkannya dengan materi yang dipelajari sebelumnya. Hal ini menjadi suatu
masalah bagi sebagian besar siswa yang tidak siap dengan keadaan tersebut. Kondisi siswa yang
demikian tentu akan mengalami kesulitan saat mempelajari materi lanjutannya. Dalam situasi
yang seperti itu, tentu diperlukan kecerdasan seorang guru saat menyajikan materi tersebut di
kelas.
Sudah menjadi kewajiban bagi guru sebagai pengelola pembelajaran di kelas adalah
menciptakan situasi dan kondisi pembelajaran yang menyenangkan, serta dapat menumbuhkan
minat dan motivasi siswa terhadap pelajaran matematika. Guru dalam hal ini dituntut untuk
menjadi seorang yang kreatif dan inovatif dalam mewujudkan situasi belajar yang seperti itu.
Salah satu yang dapat diupayakan oleh guru agar mampu menumbuhkan minat dan
motivasi siswa terhadap pelajaran matematika adalah menghadirkan alat bantu pembelajaran
(media) yang bersifat manipulatif.
Secara ilmu, matematika memang dikenal sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak
dan dibangun melalui proses penalaran deduktif. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi
guru matematika yang tentu tidak mudah untuk dapat menjelaskan sifat abstrak matematika bagi
siswa SD yang relatif belum mampu berpikir abstrak. Mengingat pula bahwa siswa di SD
sebagian besar masih suka bermain, maka guru seyogyanya mengadaptasikan diri pada dunia
bermain anak untuk dapat menemukan formulasi pembelajaran dengan tingkat pencapaian yang
optimal.
Terilhami oleh suatu ungkapan bijak yang menyatakan bahwa ”saya mendengar saya lupa,
saya melihat lalu saya ingat, saya berbuat lalu saya mengerti”, saya berasumsi bahwa
1
menggunakan alat bantu pembelajaran yang bersifat manipulatif dapat menjadikan siswa untuk
mampu melihat dan berbuat tidak hanya sekedar mendengar. Dalam paparan tulisan ini, akan
dijelaskan sebuah alat bantu pembelajaran untuk melakukan perkalian yang berupa alat peraga
Tulang Napier (modul 6 KB. 3). Dengan alat-alat tersebut, anak dapat bermain dengan angka-
angka yang dipergunakan untuk mencari hasil kali bilangan-bilangan besar dengan hasil yang
akurat. Mengapa wacana tersebut dikemukakan, karena masih dijumpai banyak siswa yang
ternyata mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal perkalian seperti 357 x 628 dengan
cara disusun ke bawah dan dalam pengerjaan model perkalian seperti itu digunakan istilah
“simpan” dan “hasil kali berikutnya tambah simpanannya”. Dengan alat bantu pembelajaran
berupa Tulang Napier tersebut, penulis mengharapkan tumbuhnya minat belajar siswa terhadap
pelajaran matematika serta dapat menghilangkan asumsi siswa yang selama ini memberi kesan
negatif terhadap pelajaran matematika.

Operasi Perkalian
Arti perkalian pada suatu bilangan dari berbagai referensi didefinisikan sebagai a x b = b
+ b + . . . . + b + b, dengan b sebanyak a kali. Ini artinya jika ada perkalian 3 x 4, maka
perkalian tersebut sama artinya dengan 4 + 4 + 4 + 4 (3 x 4 = 4 + 4 + 4). Terhadap konsep ini,
sebagian besar siswa salah mengartikan proses penjabaran bentuk penjumlahannya. Masih
banyak yang siswa yang mengartikan konsep a x b sebagai a + a + a + . . . + a, dengan a
sebanyak b kali. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengaruh bahasa jawa yang memberikan
makna berbeda terhadap konsep tersebut. Misal, untuk perkalian 3 x 4 orang jawa memaknainya
sebagai telu ping papat. Ini artinya orag jawa menafsirkan 3 x 4 sebagai 3 + 3 + 3 + 3 = 12.
Tentu kondisi yang demikian akan memberikan dampak terhadap kakacauan pola pikir siswa
dalam memahami konsep tersebut.
Perkalian merupakan salah satu konsep dalam matematika yang mulai dikenalkan kepada
siswa di sekolah dasar kelas 3 dengan teknik penyampaian yang masih sangat rendah. Teknik
berhitung perkalian yang masih sering diajarkan di sekolah adalah dengan cara menghafal tabel
perkalian bilangan 1 sampai 10. Sementara itu, untuk bilangan yang besarnya di atas 10 guru
masih mengandalkan teknik perkalian bersusun. Terhadap konsep ini, ternyata masih banyak
dijumpai siswa di sekolah dasar mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal perkalian
dengan cepat. Menurut pengamatan, siswa masih mengalami kebingungan terhadap digit yang

2
akan dikalikan. Mana hasil yang akan disimpan dan mana hasil yang akan dituliskan, bilangan
yang diuraikanpun terlihat menumpuk. Dengan teknik tersebut, tentu akan membuat mata yang
melihatnya mengalami kebosanan. Apakah kondisi ini akan dibiarkan terus-menerus
sebagaimana apa adanya?
Dalam menghadapi berbagai permasalahan pendidikan matematika di sekolah, hal pertama
yang harus dilakukan adalah menumbuhkan kembali minat siswa terhadap pelajaran matematika.
Sebab, tanpa adanya minat, siswa akan sulit untuk belajar dengan baik. Untuk menumbuhkan
kembali minat siswa ini, tentu terkait dengan berbagai aspek yang mempengaruhi proses
pembelajaran matematika di sekolah. Aspek-aspek yang dimaksud meliputi: pendekatan dan
metodologi pembelajaran yang digunakan guru. Selain itu, untuk menumbuhkan minat ini dalam
penyajiannya harus diupayakan dengan cara yang lebih menarik bagi siswa. Dalam pembelajaran
matematika, sebenarnya memiliki banyak sisi yang menarik. Namun, hal itu seringkali
diabaikan, sehingga matematika dikenal siswa hanya sebagai kumpulan rumus dan simbol-
simbol belaka. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menarik minat dan menghilangkan
kejenuhan siswa di kelas adalah dengan menggunakan alat permainan matematika.
Dalam matematika, cukup banyak topik yang dapat disajikan dengan menggunakan alat
permainan matematika. Salah satu topik tersebut adalah tentang perkalian dengan alat
permainannya berupa tulang napier.
Nama alat peraga tulang napier diambil dari nama orang yang menemukan alat tersebut,
yaitu yang bernama John Napier yang lahir di Kastil Merchiston tahun 1550. John Napier adalah
seorang matematikawan abad ke 16 yang mengembangkan logaritma dengan tulang atau keping.
Dalam bukunya yang berjudul Rabdologiae, Napier menerangkan berhitung dengan
memindahkan keping-keping perhitungan pada papan catur dan untuk selanjutnya, keping-
keping tersebut dinamakan keping atau tulang napier, dan belakangan alat tersebut lebih dikenal
dengan nama Tulang Napier.
Selanjutnya, alat peraga tulang napier ini digunakan sebagai alat pembantu dalam
menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan operasi perkalian khususnya untuk perkalian
dengan bilangan yang besar. Berikut adalah contoh alat peraga tulang napier yang dimaksud
dalam tulisan ini.

3
Tulang Napier ini terkait dengan bilangan basis
sepuluh atau sistem desimal yang terdiri dari 10
tulang atau keping atau kartu yang jika kita
cermati susunan bilangan-bilangan yang ada pada
masing-masing tulang tersebut, maka sebenarnya
dalam alat peraga tulang napier berisi daftar
perkalian untuk suatu sistem bilangan basis dalam
basis 10.

Prinsip dan Cara Menggunakan Alat Peraga Tulang Napier


Prinsip dasar yang harus pahami pada penggunaan alat peraga tulang napier adalah terkait
dengan penempatan bilangan-bilangan yang akan dikalikan dan bilangan pengalinya. Untuk
menentukan bilangan yang akan dikalikan kita harus menunjuk pada bilangan-bilangan yang
berfungsi sebagai penunjuk kartu (bilangan petunjuk), sedangkan bilangan pengalinya
ditunjukkan oleh bilangan-bilangan yang ada pada baris atau indeks. Dalam alat peraga tulang
napier, bilangan yang akan dikalikan letaknya paling atas dan di tata secara horizontal.
Sementara itu, bilangan pengali letaknya pada kolom yang paling kiri dan tersusun secara
vertikal.
Ketika kedua hal tersebut telah ditentukan, maka prinsip selanjutnya adalah menentukan
keping-keping yang menjadi cikal bakal hasil perkaliannya dan keping-keping ini harus
dikeluarkan dari papan alat peraga dan diletakkan berimpitan pada salah satu sisinya. Dari
kondisi yang terakhir ini, kita harus menjumlahkan angka-angka yang terdapat pada keping-
keping secara diagonal dari kanan atas ke kiri bawah atau dari kiri bawah ke kanan atas. Hasil
penjumlahan inilah yang dikatakan sebagai hasil perkalian bilangan-bilangan yang dimaksud.
Agar lebih jelas, simak ilustrasinya di halaman berikut. Misalkan akan diperagakan bagaimana
menentukan hasil kali 6 x 54.

4
Untuk menentukan hasil kali 6 x 54 tersebut, mula-mula pandang seluruh kartu dalam
tulang napier basis 10, lalu susun keping napier dengan bilangan petunjuk 5 dan 4 seperti
peragaan di sebelahnya. Setelah tersusun seperti itu, sekarang perhatikan pada indeks untuk baris
ke 6 lalu lepaskanlah keping-keping yang terletak pada baris ke 6 tersebut untuk disusun
tersendiri seperti gambar di sebelahnya lagi. Setelah keping-keping terpisah dan tersusun seperti
itu, lalu jumlahkan angka-angka yang ada pada keping tersebut secara diagonal dan didapatlah
hasil kalinya, yaitu 324. Jadi 6 x 54 = 324.
Selanjutnya, akan diperagakan contoh perkalian untuk bilangan besar. Misalnya, akan
diperagakan bagaimana menentukan hasil kali dari 582 x 726.

Untuk menentukan hasil kali 582 x 726, mula-mula pandang seluruh kartu dalam tulang
napier basis 10, lalu susun keping napier dengan bilangan petunjuk 7, 2 dan 6 seperti peragaan di

5
sebelahnya. Setelah tersusun seperti itu, sekarang perhatikan pada indeks untuk baris ke 5, 8 dan
2 lalu lepaskanlah keping-keping yang terletak pada baris ke 5, 8 dan 2 tersebut untuk disusun
tersendiri seperti gambar di sebelahnya lagi. Setelah keping-keping terpisah dan tersusun seperti
itu, lalu jumlahkan angka-angka yang ada pada keping tersebut secara diagonal dan didapatlah
hasil kalinya, yaitu 422532. Jadi 582 x 726 = 422532.
Saat menjumlahkan 8 + 1 + 4 mula-mula terlihat hasilnya 13, lalu angka 1 nya dipindahkan
di sebelah angka 0 (lihat tanda panah merah). Setelah itu, baru menjumlahkan proses untuk
menentukan bilangan ratusannya. Ketika menjumlahkan 1 + 0 + 4 + 6 + 0 + 4 mula-mula
terlihat hasilnya 15, lalu angka 1 nya dipindahkan di atas angka 3 (lihat tanda panah merah).
Setelah itu, baru menjumlahkan proses untuk menentukan bilangan ribuannya. Ketika
menjumlahkan 1 + 3 + 0 + 1 + 6 + 1 mula-mula terlihat hasilnya 12, lalu angka 1 nya
dipindahkan di atas angka 1 (lihat tanda panah merah). Setelah itu, baru menjumlahkan proses
untuk menentukan bilangan puluhribuannya, dan ketika menjumlahkan 1 + 1 + 5 + 5 mula-mula
terlihat hasilnya 12, lalu angka 1 nya dipindahkan di atas angka 3 yang kedua (lihat tanda panah
merah). Setelah itu, baru menjumlahkan proses untuk menentukan bilangan ratusribuannya.
Sementara itu, tanda panah biru menunjukkan lepasnya keping-keping napier dari kartu 5, 8, dan
2 sesuai penempatannya.
Demikianlah cara menggunakan alat peraga Tulang Napier. Penjelasan tersebut terkait
dengan perkalian dengan basis 10. Selanjutnya, silakan Anda mencoba untuk menentukan
bilangan-bilangan yang lain. Untuk memudahkan proses penentuan hasil perkalian, sebaiknya
alat peraga tersebut dibuat terlebih dahulu dari karton yang cukup tebal. Sekedar informasi
bahwa dibandingkan dengan cara biasa, tentu penggunaan alat peraga ini dalam pembelajaran
matematika terasa lebih menyenangkan bagi siswa yang mempelajari pelajaran matematika.
Dengan alat peraga Tulang Napier ini, siswa dapat bermain-main dengan kartu-kartu yang
dirancang oleh guru untuk menanamkan konsep perkalian dan dapat menentukan hasil perkalian
suatu bilangan dengan hasil yang lebih akurat dan diharapkan dapat meningkatkan minat belajar
siswa terhadap matematika serta dapat pula menghilangkan asumsi anak yang selama ini
mengatakan bahwa pelajaran matematika menakutkan dan membosankan.

6
Alat Peraga Tulang Napier Selain Basis 10

Saudara mahasiswa, berikut ini kita akan membahas alat peraga Tulang Napier yang terkait
dengan penggunaan alat peraga tersebut untuk melakukan perkalian bukan basis 10, yaitu untuk
basis 4, 5, dan 8.
Alat Peraga Tulang Napier Basis 4
- Dibuat dari triplek, karton tebal, atau hardboard
- Dalam basis 4, diperlukan 12 buah potongan yang berukuran sama yang dibagi menjadi 2
bagian yang sama dan berfungsi untuk meletakkan hasil kali fakta dasar perkalian 1 sampai
dengan 3 dalam basis 4

Bentuk potongan
(tulang) seperti ini
ada 12 buah

Potongan-potongan seperti ini tersusun ke bawah dan banyaknya susunan untuk sistem
bilangan dalam basis 4 pada masing-masing tulang atau kepingnya ada 3 susunan.

- Terdapat 7 buah papan yang tidak ada garis diagonalnya dan biasanya digunakan sebagai
petunjuk ketika kita melaku kan perkalian

7
Saudara mahasiswa . . . jadi untuk tulang napier basis empat terdiri atas empat buah tulang atau
keping atau kartu yang masing-masing tulangnya terdiri atas tiga baris (susunan). Keempat
tulang tersebut adalah tulang nol, tulang satu, tulang dua, dan tulang tiga.

Alat Peraga Tulang Napier Basis 5

- Dibuat dari triplek, karton tebal, atau hardboard


- Dalam basis 5, diperlukan 20 buah potongan yang berukuran sama yang dibagi menjadi 2
bagian yang sama dan berfungsi untuk meletakkan hasil kali fakta dasar perkalian 1 sampai
dengan 4 dalam basis 5

Bentuk potongan
(tulang) seperti ini
ada 20 buah

Potongan-potongan seperti ini tersusun ke bawah dan banyaknya susunan untuk sistem
bilangan dalam basis 5 pada masing-masing tulang atau kepingnya ada 4 susunan.

- Terdapat 9 buah papan yang tidak ada garis diagonalnya dan biasanya digunakan sebagai
petunjuk ketika kita melaku kan perkalian

8
Saudara mahasiswa . . . jadi untuk tulang napier basis lima terdiri atas lima buah tulang atau
keping atau kartu yang masing-masing tulangnya terdiri atas empat baris (susunan).
Keempat tulang tersebut adalah tulang nol, tulang satu, tulang dua, tulang tiga, dan tulang empat.

Alat Peraga Tulang Napier Basis 8

- Dibuat dari triplek, karton tebal, atau hardboard


- Dalam basis 8, diperlukan 56 buah potongan yang berukuran sama yang dibagi menjadi 2
bagian yang sama dan berfungsi untuk meletakkan hasil kali fakta dasar perkalian 1 sampai
dengan 7 dalam basis 8

Bentuk potongan
(tulang) seperti ini
ada 56 buah

Potongan-potongan seperti ini tersusun ke bawah dan banyaknya susunan untuk sistem
bilangan dalam basis 8 pada masing-masing tulang atau kepingnya ada 7 susunan.

- Terdapat 15 buah papan yang tidak ada garis diagonalnya dan biasanya digunakan sebagai
petunjuk ketika kita melaku kan perkalian

Bentuk Alat Peraga Tulang Napier Basis 8

Dari tampilan yang anda lihat ini dapat ditentukan bahwa pada tulang napier basis delapan terdiri
atas delapan buah tulang atau keping atau kartu yang masing-masing tulangnya terdiri atas tujuh
baris (susunan).
Kedelapan tulang tersebut adalah tulang nol, tulang satu, tulang dua, tulang tiga, tulang empat,
tulang lima, tulang enam, dan tulang tujuh.
Lalu tentang cara menentukan daftar perkalian dalam setiap barisnya melakukannya sama seperti
pada waktu kita menentukan daftar perkalian untuk tulang napier basis lainnya

9
Peragaan Penggunaan Alat Peraga Tulang Napier

Saudara mahasiswa, berikut akan diperagakan bagaimana menggunakan alat peraga tulang
Napier untuk basis-basis yang dikemukakan pada inisiasi 6 ini.

Contoh 1: Tentukan hasil kali dari 2(4) x 32(4) = . . .

Saudara . . . untuk menentukan hasil kali 2 (4) x 32(4), mula-mula pandang seluruh kartu dalam
tulang napier basis 4, lalu susun keping napier dengan bilangan petunjuk 3 dan 2 seperti
peragaan atau gambar di samping kanannya.
Setelah tersusun seperti itu, sekarang perhatikan pada indeks untuk baris ke 2 . . . lalu
lepaskanlah keping-keping yang terletak pada baris ke 2 tersebut untuk disusun tersendiri seperti
gambar di sebelah kanannya lagi.
Setelah keping-keping terpisah dan tersusun seperti itu, lalu jumlahkan angka-angka yang ada
pada keping tersebut secara diagonal dan didapatlah hasil kalinya, yaitu 130(4).

Jadi 2(4) x 32(4) = 130(4)


Contoh 2: Tentukan hasil kali dari 21(4) x 23(4) = . . .

10
Saudara . . . untuk menentukan hasil kali 21(4) x 23(4), mula-mula pandang seluruh kartu dalam
tulang napier basis 4, lalu susun keping napier dengan bilangan petunjuk 2 dan 3 seperti
peragaan atau gambar di samping kanannya.
Setelah tersusun seperti itu, sekarang perhatikan pada indeks untuk baris ke 2 dan 1 lalu
lepaskanlah keping-keping yang terletak pada baris ke 2 dan 1 tersebut untuk disusun tersendiri
seperti gambar di sebelah kanannya lagi.
Setelah keping-keping terpisah dan tersusun seperti itu, lalu jumlahkan angka-angka yang ada
pada keping tersebut secara diagonal dan didapatlah hasil kalinya, yaitu 1203(4)

Jadi, 21(4) x 23(4) = 1203(4)

Contoh 3: Tentukan hasil kali dari 31(5) x 42(5) = . . .

Saudara . . . untuk menentukan hasil kali 31(5) x 42(5), mula-mula pandang seluruh kartu dalam
tulang napier basis 5, lalu susun keping napier dengan bilangan petunjuk 4 dan 2 seperti
peragaan atau gambar di samping kanannya.
Setelah tersusun seperti itu, sekarang perhatikan pada indeks untuk baris ke 3 dan 1 lalu
lepaskanlah keping-keping yang terletak pada baris ke 3 dan 1 tersebut untuk disusun tersendiri
seperti gambar di sebelah kanannya lagi.
Setelah keping-keping terpisah dan tersusun seperti itu, lalu jumlahkan angka-angka yang ada
pada keping tersebut secara diagonal dan didapatlah hasil kalinya, yaitu 2402(5).

Jadi, 31(5) x 42(5) = 2402(5).

Contoh 4: Tentukan hasil kali dari 52(8) x 536(8) = . . .


11
Saudara . . . untuk menentukan hasil kali 52(8) x 536(8), mula-mula pandang seluruh kartu dalam
tulang napier basis 8, lalu susun keping napier dengan bilangan petunjuk 5, 3 dan 6 seperti
peragaan atau gambar di sebelah kanannya.
Setelah tersusun seperti itu, sekarang perhatikan pada indeks untuk baris ke 5 dan 2 lalu
lepaskanlah keping-keping yang terletak pada baris ke 5 dan 2 tersebut untuk disusun tersendiri
seperti gambar di sebelah kanannya lagi
Setelah keping-keping terpisah dan tersusun seperti itu, lalu jumlahkan angka-angka yang ada
pada keping tersebut secara diagonal dan didapatlah hasil kalinya, yaitu 35354(8).

Jadi, 52(8) x 536(8) = 35354(8).

Saudara mahasiswa, demikianlah cara menggunakan alat peraga Tulang Napier untuk basis
selain basis 10, khususnya basis 4, 5, dan 8. Untuk basis-basis bukan 10 lainnya, silakan Anda
kembangkan sendiri, lalu cobalah untuk meragakan hasil-hasil perkalian yang angka-angkanya
Anda tentukan sendiri. Selamat belajar !

12

Anda mungkin juga menyukai