Anda di halaman 1dari 11

RANGKUMAN

SUHU TUBUH DAN CAIRAN DENGAN


OLAHRAGA PENCAK SILAT
Dosen Pengampu : Wahyu Setya Kuscahyaning Putri, S.Pd.,M.Kes
Mata Kuliah : Fisiologi 2

Disusun oleh Kelompok 7


1. Mochammad Khoirul Afifatul ( 3220190288 )
2. Gresa Mindardika ( 3220190392 )
3. Moh. Mahmud Syahrirr ( 3220190303)

Prodi PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKUKTAS KEGURUAN DAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI
BOJONEGORO
Tahun Pelajaran 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses
tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.Cairan dan elektrolit masuk ke
dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Pencak silat merupakan seni bela diri warisan leluhur bangsa Indonesia.Pencak
silat menjadi salah satu cabang olahraga yang menjadi perhatian yang cukup besar untuk
meningkatkan prestasi dan kebugaran jasmani. Di dalam pencak silat memiliki 4
kategori yang dipertandingkan yaitu tanding, tunggal, ganda dan regu. Kategori tanding
merupakan dua pesilat dari kubu yang berbeda menampilkan gerakan penyerangan dan
pembelaan untuk memperoleh nilai. Tunggal merupakan menampilkan gerakan atau
jurus yang sudah dibakukan dengan menggunakan senjata golok dan toya. Ganda
merupakan dua pesilat yang berpasangan dari kubu yang sama menampilkan gerakan
atau jurus yang sudah terencana dengan menggunakan senjata. Regu merupakan tiga
pesilat dari kubu yang sama yang menampilkan gerakan atau jurus yang sudah
dibakukan dengan kompak. Waktu peragaan pertandingan 3 menit. Pertandingan
dilaksanakan dalam waktu 1,5 menit untuk remaja, 2 menit untuk dewasa dan
berlangsung 3 babak dalam waktu istirahat 1 menit (Munas, 2012). Pencak silat
dipertandingkan dalam tingkat nasional maupun interasional sehingga banyak diminati,
seperti halnya di kabupaten Bangkalan terdapat banyak perguruan dan berkembang
pesat. Tetapi dalam periode ke periodeprestasi menurun. Menurut Bompa (2009), bahwa
untuk mencapai prestasi di tentukan oleh 4 faktor latihan yaitu, persiapan fisik, persiapan
tehnik, persiapan taktik dan persiapan mental. Maka yang menjadi faktor utama yaitu
fisik.Atlet melakukan latihan fisik untuk meningkatkan performa, yang sangat
berpengaruh pada setiap prestasinya, apabila tidak dijaga dengan baik akan mengalami
dehidrasi yang menjadikan suhu tubuh berubah dan performa atlet tidak optimal
(Mashula&Ashadi, 2017). Pada saat latihan atlet harus mengetahui kebutuhan cairannya,
dan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan aktifitas yang dilakukan. Adapun hidrasi
sebelum olahraga yaitu minum 400 s.d 600 ml air putih atau minuman olahraga sekitar 4
jam sebelum melakukan aktifitas. Selama olahraga atlet minum 100 s.d 200 ml air setiap
15-20 menit bila durasi olahraga/ latihan kurang dari 1 jam. Setelah latihan atlet harus
menimbang berat badan dan mengecek warna urine untuk mengetahui status terhidrasi
atau mengalami dehidrasi (Ashadi,2015). Rata-rata suhu tubuh manusia normal adalah
berkisar antara 36.5 sampai 37.5°C. akan tetapi pada pagi hari bisa berkurang sampai
36°C, dan pada saat latihan suhu tubuh dapat meningkat sampai mendekati 40°C tanpa
efek sakit, karena perubahan tersebut merupakan kondisi fisiologis yang normal.
Peningkatan suhu lingkungan berpengaruh terhadap performa tubuh pada saat
melakukan aktifitas olahraga. Suhu lingkungan yang terlalu rendah (10 o +1 o C) dan
terlalu tinggi (37 o C) mampu meningkatkan kadar asam laktat lebih tinggi, serta proses
oxygen intake (VO2Max) yang kurang optimal. Pada suhu ruangan tinggi, tubuh
mengalami peningkatan suhu tubuh lebih tinggi dan dan tekanan terhadap kardiovaskuler
lebih tinggi sehingga mengakibatkan proses dehidrasi lebih tinggi sebagai bentuk
perlawanan terhadap peningkatan suhu tersebut. Proses review dilakukan untuk
mengetahui dari berbagai sumber dan mengumpulkan data-data yang memiliki
keterkaitan dengan kondisi lingkungan dan tubuh saat latihan. Indikator yang banyak
disebut dalam penelitian ialah kondisi kandungan pada cairan ludah, suhu tubuh,
komposisi cairan tubuh dan tingkatan kandungan asam laktat. Suhu lingkungan optimal
yang dianjurkan pada saat melakukan aktifitas olahraga yaitu berada pada kisaran 20 o
-23o Celcius.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Apakah yang di maksud dengan suhu tubuh dan cairan ?
2. Apa Faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh?
3. Bagaimana Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh ?
4. Apa yang dimaksud cairan tubuh ?
5. Bagaimana HUbungan Suhu tubuh dengan pencak silat ?

1.3 Tujuan Khusus


Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari suhu tubuh
2. Untuk mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
3. Untuk mengetahui Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh
4. Untuk mengetahui pengertiancairan tubuh
5. Untuk mengetahui Hubungan Suhu tubuh dengan pencak silat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Suhu
Suhu adalah besaran fisika yang menyatakan derajat panas suatu zat dan alat yang
digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Suhu dan lingkungan adalah salah
satu materi yang cukup penting untuk dibahas dan dikuasai oleh praktisi olaraga seperti
maasiswa, guru penjas, pelatih, atlet, dan pembina olahraga. Beolahraga pada suhu dan
lingkungan tertentu. Berolahraga (bertanding dan latihan) dengan suhu dan lingkungan
tertentu akan memberikan efek tertentu pula bagi kinerja tubuh sehingga untuk mengatasi
hal tersebut harus dilakukan upaya-upaya tertentu pula, supaya kapasitas tubuh dapat
maksimal, dan yang paling penting bisa terhindar dari berbagai cedera yang mungkin
saja terjadi sebagai akibat dari suhu yang ekstream.

2.1.1 Suhu Inti Tubuh (Core Temperture)


Suhu inti tubuh adalah suhu yang terdapat pada tubuh dan biasanya digunakan
untuk pedoman untuk menentukan suhu tubuh dipakai suhu permukaan ( Skin
Temperature ) yang diukur dengan Skin Thermometer ,suhu inti tubuh normal adalah
37º C, dan ini relatif konstan, biasanya akan meningkat rata-rata 1º C pada siang hari,
dan turun 1º C pada malam hari. Seperti yang diketahui tubuh kita memiliki sistem
peringatan ( Warning System ). Adanya sistem ini bekerja dengan baik maka tubuh
kitaakan tumbuh dan berkembang dengan baik. Salah satu sistem tersebut adalah sistem
yang mengatur suhu tubuh agar selalu berada pada suhu normal, misalnya jika tubuh
kita berkeringat maka artinya suhu tubuh kita meningkat dan harus diturunkan,
sebaliknya jika tubuh kita menggigil maka artinya suhu tubuh kita lebih rendah dari
suhu normal maka harus dinaikan.

2.1.2 Suhu Tubuh Normal


Suhu tubuh yang normal adalah 35,8°C – 37,5°C. Pada pagi hari suhu akan
mendekati 35,5°C, sedangkan pada malam hari mendekati 37,7°C. Pengukuran suhu di
rektum juga akan lebih tinggi 0,5°-l°C, dibandingkan kosuhu mulut dan suhu mulut
0,5°C lebih tinggi dibandingkan suhu aksila.

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh


Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh ada beberapa yaitu laju metabolisme
basal semua sel tubuh, laju metabolisme tambahan yang disebabkan oleh aktivitas otot,
termasuk kontraksi otot yang disebabkan oleh menggigil, metabolisme tambahan yang
disebabkan oleh hormon tiroksin (dan sebagian kecil hormon lain, seperti hormon
pertumbuhan dan testosteron) terhadap sel, metabolisme tambahan yang disebabkan
oleh pengaruh epinefrin, norepinefrin, dan perangsangan simpatis terhadap sel dan
metabolisme tambahan yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas kimiawi di dalam
sel sendiri, terutama bila suhu tubuh didalam sel meningkat, metabolisme tambahan
yang diperlukan untuk pencernaan, absorbsi, dan penyimpanan makanan
2.1.4 Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh
Penaikan dan penurunan suhu tubuh bisa jadi sebagai akibat dari terpaan suhu
lingkungan baik dingin maupun panas, dan bisa juga terjadi pada tubuh karena
berbagai infeksi maupun serangan kuman penyakit dan bisa juga sebagai akibat dari
melakukan aktivitas, dan tubuh selalu menjaga suhu agar tidak terlalu tinggi dan terlalu
panas. Hal ini dilakukan oleh sistem pengatur suhu tubuh yang terdapat di otak
(Hipotalamus). Sistem pengaturan suhu ini dikenal dengan istilah “
Thermal Regulatory Centre” (Pusat pengaturan suhu tubuh).
Hipotalamus anterior bertugas untuk penanganan peningkatan panas tubuh,
sedangkan Hipotalamus posterior bertugas untuk masalah penanganan penuerunan
suhu tubuh. Pada intinya tugas Hipotalamus seperti kerja termostat dirumah tangga
(AC) adalah ia konsisten mempertahankan suhu tubuh 37º C. Masukan (rangsangan)
ke pusat - pusat pengatur temperatur di hipotalamus berasal dari
baik di kulit maupun diinti. Perubahan suhu pertaama yang dideteksi oleh reseptor
(Panas atau dingin) yang terletak di kulit. Reseptor suhu kulit ini mengirimkan inpuls
saraf ke hipotalamus, yang kemudian memulai respons yang tepat dalam upaya untuk
mempertahankan suhu tubuh.

Thermal Receptor

Core Cutaneus
Integration
Effector
Head Load Hypotalamus

Skin Sweating
Gambar 1. Ilustrasi Reseptor Fisiologis Terhadap Peningkatan Panas
Pertama hypotalamus merangsang kelenjar keringat yang menghasilkan
peningkatan kehilangan panas evaporasi. penjelasan dari bagan diatas adalah : a.
Penerima suhu (Thernal receptor), Organ ini berfungsi menagkap suhu baik dingin
maupun panas dari lingkungan, organ ini terletak pada hypothalamus (otak) yang akan
menerima suhu dari darah, dan kulit (Perifer) sebagai penerima terapan suhu dari
lingkungan. b. Efektor Suhu (Thermal Effector), adalah organ sasaran yang menerima
signal dari pusat pengatur suhu tubuh agar melaksanakan berbagai reaksi dalam
usaha untuk menurunkn maupun menaikan suhu tubuh. c. Pusat pengatur suhu
(Thermal regulatory center), Pusat pengatur suhu ini ada di hypotalamus di otak dan
fungsi hypotalamus sebagai pengatur suhu. Pusat pengaturan suhu tubuh ini berfungsi
untuk mengolah data yang masuk yang bersal dari receptor, selanjutnya akan mengirim
kembali signal ke efektor untuk melaksanakan berbagai upaya agar suhu tubuh bisa
kembali ke kondisi normal.
Meningkatnya suhu ini menyebabkan hypotalamus sebagai thermal regulatory
center mengirimkan beberapa impuls ke berbagai effektor, diantaranya adalah
pembuluh darah yang menuju permukaan kulit melebar. Hal ini bertujuan agar darah
yang mengalir kepermukaan menuju kulit. Meningkatnya aliran dara menuju kulit ini
bertujuan untuk membawa panas yang berlebihan dalam tubuh
kedaerah permukaan, bersamaan dengan itu pori-pori kulit terbuka, kelenjar keringat
aktif sehingga kita berkeringat, maka terjadilah penguapan. Sebaliknya jika seseorang
berada di suhu dingin yang menyebabkan suhu inti turun dibawah normal, dan apabila
tidak dibatasi dengan segeramaka akan menyebabkan hypotermia. Untuk mengatasi
hal ini hypotalamus engirimkan beberapa impuls untuk untuk melaksanakan fungsi
effektor agar pembuluh darah yang menuju kepermukaan kulit mengecil, sehingga
pori-pori menutup, dan otot rangka mengalami getaran (mengigil). Getaran ini
bertujuan menghasilkan panas dan secara perlahan suhu tubuh akan dinaikan.
2.1.5 Cara Mengukur Suhu Tubuh
1. Termometer Oral
Merupakan jenis termometer yang paling banyak digunakan, karena mulut
dianggap dapat merepresentasikan suhu tubuh dengan akurat.
2. Termometer Rektal
Termometer rektal adalah jenis termometer yang digunakan melalui rektum atau
anus.
3. Termometer Timpani
Termometer timpani memang agak berbeda dengan yang lainnya, karena dirancang
khusus agar sesuai dengan saluran telinga. Sensor termometer yang satu ini dapat
mencerminkan emisi inframerah dari membran timpani (gendang telinga).
4. Termometer Ketiak
Termometer ketiak juga banyak digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Namun,
termometer ini tidak seakurat termometer yang digunakan pada mulut, anus,
ataupun telinga.
5. Termometer Plaster
Termometer plaster biasanya digunakan untuk mengukur suhu tubuh anak-anak,
dengan cara ditempelkan pada dahi.
6. Termometer Arteri Temporal
Termometer ini juga kerap disebut dengan nama “termometer dahi”. Hal ini karena
penggunaannya yang ditodongkan ke arah dahi, walaupun tanpa menyentuh.

2.2 Cairan Tubuh


Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut).Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh
melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Cairan tubuh dibagi dalam dua
kelompok besar yaitu : Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di
seluruh tubuh. cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari
tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan
transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan
intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah
cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran
cerna. Terdapat dua jenis bahan yang terkandung di dalam cairan tubuh, yaitu elektrolit
dan non-elektrolit. Elektrolit adalah zat yang terdisosiasi dalam cairan, dibedakan menjadi
ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Kation utama dalam cairan ekstraselular
adalah sodium (Na+), sedangkan kation utama dalam cairan intraselular adalah potasium
(K+). Non elektrolit zat-zat yang termasuk ke dalam nonelektrolit adalah glukosa, urea,
kreatinin, dan bilirubin yang tidak terdisosiasi dalam cairan. Sistem Pengaturan Cairan
Tubuh dalam kondisi normal, cairan tubuh stabil dalam petaknya masing-masing.

2.3 Olahraga
Olahraga memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan untuk melatih tubuh
manusia sehingga tubuh terasa lebih sehat dan kuat, baik secara jasmaniah mau pun
rohaniah (Suryanto, 2012). Kegiatan olahraga yang dilakukan baik dalam intensitas yang
ringan medium hingga berat, mampu meningkatkan suhu tubuh secara signifikan. Bagi
orang awam, berolahraga mampu meningkatkan 15 kali lebih tinggi dari basal rate-nya,
sedangakan bagi atlet dapat meningkatkan hingga 20 kali dari basal rate-nya.
Berolahraga selama ini dilakukan hanya dengan berpedoman pada tanda-tanda
perubahan yang muncul dan dihasilkan oleh tubuh, misalnya perbedaan level denyut
nadi, jumlah keringat dan tanda-tanda kelelahan lainnya. Namun perubahan secara
fisiologi yang dihasilkan akibat pengaruh suhu di luar tubuh kita cenderung tidak
diperhatikan. Selama ini, saat berolahraga hal yang paling sering dilakukan untuk
mengetahui kondisi tubuh kita adalah dengan cara menghitung denyut nadi, baik
menggunakan cara manual yaitu palpase atau juga dengan menggunakan alat penghitung
denyut nadi. Sejauh denyut nadi dalam kondisi normal atau telah memasuki zona nadi
latihan (Training Zone), maka hal tersebut telah dianggap cukup untuk menunjukkan
indikator kebutuhan latihan kita. Selain faktor tersebut, suhu lingkungan memiliki
pengaruh besar pula terhadap fisiologi tubuh pada saat melakukan latihan olahraga.
Seberapa besar pengaruh suhu lingkungan terhadap kondisi tubuh pada saat melakukan
aktifitas olahraga. Dewasa ini tidak banyak namun terdapat beberapa referensi jurnal
penelitian yang telah menyebutkan pengaruh suhu lingkungan terhadap kondisi tuubuh
manusia dan pada kondisi apa suhu paling efektif dilakukannya latihan.

2.4 FISIOLOGI ATLIT PENCAK SILAT


Fisiologi pada cabang pencak silat yang dominan adalah disesuaikan sistem energi
yang bekerja pada tiap katagori, untuk katagori tanding, kemampuan Anaerob lebih besar
dari pada aerob dengan perbandingan kurang-lebih 74 : 26. Di dalam pencak silat
memiliki 4 kategori yang dipertandingkan yaitu tanding, tunggal, ganda dan regu.
Kategori tanding merupakan dua pesilat dari kubu yang berbeda menampilkan gerakan
penyerangan dan pembelaan untuk memperoleh nilai. Tunggal merupakan menampilkan
gerakan atau jurus yang sudah dibakukan dengan menggunakan senjata golok dan toya.
Ganda merupakan dua pesilat yang berpasangan dari kubu yang sama menampilkan
gerakan atau jurus yang sudah terencana dengan menggunakan senjata. Regu merupakan
tiga pesilat dari kubu yang sama yang menampilkan gerakan atau jurus yang sudah
dibakukan dengan kompak. Waktu peragaan pertandingan 3 menit. Pertandingan
dilaksanakan dalam waktu 1,5 menit untuk remaja, 2 menit untuk dewasa dan
berlangsung 3 babak dalam waktu istirahat 1 menit (Munas, 2012). Pencak silat
dipertandingkan dalam tingkat nasional maupun interasional sehingga banyak diminati,
seperti halnya di kabupaten Bangkalan terdapat banyak perguruan dan berkembang pesat.
Tetapi dalam periode ke periodeprestasi menurun. Menurut Bompa (2009), bahwa untuk
mencapai prestasi di tentukan oleh 4 faktor latihan yaitu, persiapan fisik, persiapan
tehnik, persiapan taktik dan persiapan mental. Maka yang menjadi faktor utama yaitu
fisik.Atlet melakukan latihan fisik untuk meningkatkan performa, yang sangat
berpengaruh pada setiap prestasinya, apabila tidak dijaga dengan baik akan mengalami
dehidrasi yang menjadikan suhu tubuh berubah dan performa atlet tidak optimal
(Mashula&Ashadi, 2017). Pada saat latihan atlet harus mengetahui kebutuhan cairannya,
dan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan aktifitas yang dilakukan. Adapun hidrasi
sebelum olahraga yaitu minum 400 s.d 600 ml air putih atau minuman olahraga sekitar 4
jam sebelum melakukan aktifitas. Selama olahraga atlet minum 100 s.d 200 ml air setiap
15-20 menit bila durasi olahraga/ latihan kurang dari 1 jam. Setelah latihan atlet harus
menimbang berat badan dan mengecek warna urine untuk mengetahui status terhidrasi
atau mengalami dehidrasi (Ashadi,2015). Rata-rata suhu tubuh manusia normal adalah
berkisar antara 36.5 sampai 37.5°C. akan tetapi pada pagi hari bisa berkurang sampai
36°C, dan pada saat latihan suhu tubuh dapat meningkat sampai mendekati 40°C tanpa
efek sakit, karena perubahan tersebut merupakan kondisi fisiologis yang normal.
Peningkatan suhu lingkungan berpengaruh terhadap performa tubuh pada saat melakukan
aktifitas olahraga. Suhu lingkungan yang terlalu rendah (10 o +1 o C) dan terlalu tinggi
(37 o C) mampu meningkatkan kadar asam laktat lebih tinggi, serta proses oxygen intake
(VO2Max) yang kurang optimal. Pada suhu ruangan tinggi, tubuh mengalami
peningkatan suhu tubuh lebih tinggi dan dan tekanan terhadap kardiovaskuler lebih tinggi
sehingga mengakibatkan proses dehidrasi lebih tinggi sebagai bentuk perlawanan
terhadap peningkatan suhu tersebut. Proses review dilakukan untuk mengetahui dari
berbagai sumber dan mengumpulkan data-data yang memiliki keterkaitan dengan kondisi
lingkungan dan tubuh saat latihan. Indikator yang banyak disebut dalam penelitian ialah
kondisi kandungan pada cairan ludah, suhu tubuh, komposisi cairan tubuh dan tingkatan
kandungan asam laktat. Suhu lingkungan optimal yang dianjurkan pada saat melakukan
aktifitas olahraga yaitu berada pada kisaran 20 o -23o Celcius.
Berdasarkan hasil penelitian atlet pencak silat Puslatcab Kabupaten Bangkalan
pada sesi latihan dengan pengambilan data cek urine sebelum latihan rata-rata sebesar
3,43 dengan rincian terhidrasi rata-rata sebesar 2,89 dengan presentase 64% dan dehidrasi
rata-rata sebesar 4,40 dengan presentase 36% sedangkan sesudah latihan 3,93% dengan
rincian terhidrasi rata-rata sebesar 3,00 dengan presentase 21% dan dehidrasi rata-rata
4,18 dengan presentase 78%. Dilihat dari hasil cek urine cairan dalam tubuh tidak
terpenuhi dan mengalami penurunan yang mengakibatkan kondisi tubuh tidak optimal
(Ashadi, 2018). Ketika tubuh melakukan latihan fisik hampir seluruh sistem di dalam
tubuh bekerja atau aktif maka atlet mengalami perubahan fisiologis yang menyebabkan
dehidrasi ,seharusnya atlet tetap menjaga agar di dalam tubuhnya terhidrasi dengan baik
atau terpenuhi.Pada saat melakukan latihan fisik atlet tidak akan sadar bahwa dalam
tubuhnya kehilangan cairan eletrolit dan air secara bersamaan ( Ashadi,2015).
hasil perhitungan uji normlitas nilai signifikasi pada shapiro wilk sebesar 0,010
pada hasil cek urine sebelum 0,003 pada hasil cek urine sesudah maka dapat dikatakan
bahwa data tidak berdistribusi normal karena nilai tersebut kurang dari taraf signifikasi
(a) sebesar 0,05 sehingga dilanjutkan dengan menggunakan metode statistika non-
parametrik yaitu uji mann whitney.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Suhu dan Lingkungan
dapat mempengaruhi Performa tubuh seseorang baik fisikmaupun psikis, dan
aklimatisasi merupakan suatu upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi dari suatu
organisme terhadap suatu lingkungan baru yang akan dimasukinya. Kemampuan
seseorang untuk beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya berbeda antara satu dan
lainnya, hal tersebut dapat terlihat pada tingkat aklimatisasinya terhadap suhu. Pada saat
melakukan aktivitas atau latihan pada suhu yang tinggi akan menyebabkan
kehilangan banyak cairan, oleh karena itu tubuh akan menjalankan beberapa mekanisme
fisiologis mengeluarkan panas untuk menstabilkan suhu inti tubuh, dengan tetap
memperhatikan dan menjalankan usaha-usaha untuk menggantikan cairan tubuh yang
keluar dengan membawa serta mineral tubuh baik secara internal maupun dengan usaha
eksternal.
hasil penelitian atlet pencak silat Puslatcab Kabupaten Bangkalan pada sesi
latihan dengan pengambilan data cek urine sebelum latihan rata-rata sebesar 3,43 dengan
rincian terhidrasi rata-rata sebesar 2,89 dengan presentase 64% dan dehidrasi rata-rata
sebesar 4,40 dengan presentase 36% sedangkan sesudah latihan 3,93% dengan rincian
terhidrasi rata-rata sebesar 3,00 dengan presentase 21% dan dehidrasi rata-rata 4,18
dengan presentase 78%.
Daftar Pustaka

Bafirman, 2010. Fisiologi Olahraga, Padang; UNP Press.


KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Pengertian Ketinggian. diakses padaKamis, 20
September 2018, pukul 20:00 WIB
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Jakarta:EGC
Sadoso Sumosardjuno. 1995. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga.Jakarta:
Pustaka kartini
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia: Jakarta; EGC
Trihapsari Enita. 2009. Belajar Anatomi dan Fisiologi Secara Umum. Jakarta:UIPress
https://www.academia.edu/38565672/Fisiologi_Olahraga_Pengaruh_Suhu_dan_Ketinggian
_Terhadap_Fisiologis_Tubuh
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATA
N_%2526_REKREASI/PRODI._KEPERAWATAN/197011022000121-
HAMIDIE_RONALD_DANIEL_RAY/Bahan_Kuliah/CAIRAN_TUBUH.pdf&ved=2ahUK
Ewjf2Ono6c7sAhXXQ30KHVeVBJYQFjAAegQIAhAB&usg=AOvVaw2YL-rwk--
qNkLYr7edtWJJ
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.umm.ac.id/39379/3/BAB
%25202.pdf&ved=2ahUKEwiBocGw7M7sAhUW_XMBHSq-
AF0QFjABegQIAxAB&usg=AOvVaw2MO5ITLRjv2OzV9Z_2alCl
https://www.researchgate.net/publication/311455903_Ilmu_Keperawatan_Dasar
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/4631b
9b8c3f8152608a46238e4a719dc.pdf&ved=2ahUKEwi0npWa7s7sAhVa8HMBHTqSCMUQ
FjADegQIJRAC&usg=AOvVaw3RMFbQL8Ydrwby7VwKDIky&cshid=1603599004151

Anda mungkin juga menyukai