Kelompok 7 Fisiologi
Kelompok 7 Fisiologi
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari suhu tubuh
2. Untuk mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
3. Untuk mengetahui Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh
4. Untuk mengetahui pengertiancairan tubuh
5. Untuk mengetahui Hubungan Suhu tubuh dengan pencak silat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Suhu
Suhu adalah besaran fisika yang menyatakan derajat panas suatu zat dan alat yang
digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Suhu dan lingkungan adalah salah
satu materi yang cukup penting untuk dibahas dan dikuasai oleh praktisi olaraga seperti
maasiswa, guru penjas, pelatih, atlet, dan pembina olahraga. Beolahraga pada suhu dan
lingkungan tertentu. Berolahraga (bertanding dan latihan) dengan suhu dan lingkungan
tertentu akan memberikan efek tertentu pula bagi kinerja tubuh sehingga untuk mengatasi
hal tersebut harus dilakukan upaya-upaya tertentu pula, supaya kapasitas tubuh dapat
maksimal, dan yang paling penting bisa terhindar dari berbagai cedera yang mungkin
saja terjadi sebagai akibat dari suhu yang ekstream.
2.1.1 Suhu Inti Tubuh (Core Temperture)
Suhu inti tubuh adalah suhu yang terdapat pada tubuh dan biasanya digunakan
untuk pedoman untuk menentukan suhu tubuh dipakai suhu permukaan ( Skin
Temperature ) yang diukur dengan Skin Thermometer ,suhu inti tubuh normal adalah
37º C, dan ini relatif konstan, biasanya akan meningkat rata-rata 1º C pada siang hari,
dan turun 1º C pada malam hari. Seperti yang diketahui tubuh kita memiliki sistem
peringatan ( Warning System ). Adanya sistem ini bekerja dengan baik maka tubuh
kitaakan tumbuh dan berkembang dengan baik. Salah satu sistem tersebut adalah sistem
yang mengatur suhu tubuh agar selalu berada pada suhu normal, misalnya jika tubuh
kita berkeringat maka artinya suhu tubuh kita meningkat dan harus diturunkan,
sebaliknya jika tubuh kita menggigil maka artinya suhu tubuh kita lebih rendah dari
suhu normal maka harus dinaikan.
2.1.2 Suhu Tubuh Normal
Suhu tubuh yang normal adalah 35,8°C – 37,5°C. Pada pagi hari suhu akan
mendekati 35,5°C, sedangkan pada malam hari mendekati 37,7°C. Pengukuran suhu di
rektum juga akan lebih tinggi 0,5°-l°C, dibandingkan kosuhu mulut dan suhu mulut
0,5°C lebih tinggi dibandingkan suhu aksila.
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh ada beberapa yaitu laju metabolisme
basal semua sel tubuh, laju metabolisme tambahan yang disebabkan oleh aktivitas otot,
termasuk kontraksi otot yang disebabkan oleh menggigil, metabolisme tambahan yang
disebabkan oleh hormon tiroksin (dan sebagian kecil hormon lain, seperti hormon
pertumbuhan dan testosteron) terhadap sel, metabolisme tambahan yang disebabkan
oleh pengaruh epinefrin, norepinefrin, dan perangsangan simpatis terhadap sel dan
metabolisme tambahan yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas kimiawi di dalam
sel sendiri, terutama bila suhu tubuh didalam sel meningkat, metabolisme tambahan
yang diperlukan untuk pencernaan, absorbsi, dan penyimpanan makanan
2.1.4 Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh
Penaikan dan penurunan suhu tubuh bisa jadi sebagai akibat dari terpaan suhu
lingkungan baik dingin maupun panas, dan bisa juga terjadi pada tubuh karena
berbagai infeksi maupun serangan kuman penyakit dan bisa juga sebagai akibat dari
melakukan aktivitas, dan tubuh selalu menjaga suhu agar tidak terlalu tinggi dan terlalu
panas. Hal ini dilakukan oleh sistem pengatur suhu tubuh yang terdapat di otak
(Hipotalamus). Sistem pengaturan suhu ini dikenal dengan istilah “
Thermal Regulatory Centre” (Pusat pengaturan suhu tubuh).
Hipotalamus anterior bertugas untuk penanganan peningkatan panas tubuh,
sedangkan Hipotalamus posterior bertugas untuk masalah penanganan penuerunan
suhu tubuh. Pada intinya tugas Hipotalamus seperti kerja termostat dirumah tangga
(AC) adalah ia konsisten mempertahankan suhu tubuh 37º C. Masukan (rangsangan)
ke pusat - pusat pengatur temperatur di hipotalamus berasal dari
baik di kulit maupun diinti. Perubahan suhu pertaama yang dideteksi oleh reseptor
(Panas atau dingin) yang terletak di kulit. Reseptor suhu kulit ini mengirimkan inpuls
saraf ke hipotalamus, yang kemudian memulai respons yang tepat dalam upaya untuk
mempertahankan suhu tubuh.
Thermal Receptor
Core Cutaneus
Integration
Effector
Head Load Hypotalamus
Skin Sweating
Gambar 1. Ilustrasi Reseptor Fisiologis Terhadap Peningkatan Panas
Pertama hypotalamus merangsang kelenjar keringat yang menghasilkan
peningkatan kehilangan panas evaporasi. penjelasan dari bagan diatas adalah : a.
Penerima suhu (Thernal receptor), Organ ini berfungsi menagkap suhu baik dingin
maupun panas dari lingkungan, organ ini terletak pada hypothalamus (otak) yang akan
menerima suhu dari darah, dan kulit (Perifer) sebagai penerima terapan suhu dari
lingkungan. b. Efektor Suhu (Thermal Effector), adalah organ sasaran yang menerima
signal dari pusat pengatur suhu tubuh agar melaksanakan berbagai reaksi dalam
usaha untuk menurunkn maupun menaikan suhu tubuh. c. Pusat pengatur suhu
(Thermal regulatory center), Pusat pengatur suhu ini ada di hypotalamus di otak dan
fungsi hypotalamus sebagai pengatur suhu. Pusat pengaturan suhu tubuh ini berfungsi
untuk mengolah data yang masuk yang bersal dari receptor, selanjutnya akan mengirim
kembali signal ke efektor untuk melaksanakan berbagai upaya agar suhu tubuh bisa
kembali ke kondisi normal.
Meningkatnya suhu ini menyebabkan hypotalamus sebagai thermal regulatory
center mengirimkan beberapa impuls ke berbagai effektor, diantaranya adalah
pembuluh darah yang menuju permukaan kulit melebar. Hal ini bertujuan agar darah
yang mengalir kepermukaan menuju kulit. Meningkatnya aliran dara menuju kulit ini
bertujuan untuk membawa panas yang berlebihan dalam tubuh
kedaerah permukaan, bersamaan dengan itu pori-pori kulit terbuka, kelenjar keringat
aktif sehingga kita berkeringat, maka terjadilah penguapan. Sebaliknya jika seseorang
berada di suhu dingin yang menyebabkan suhu inti turun dibawah normal, dan apabila
tidak dibatasi dengan segeramaka akan menyebabkan hypotermia. Untuk mengatasi
hal ini hypotalamus engirimkan beberapa impuls untuk untuk melaksanakan fungsi
effektor agar pembuluh darah yang menuju kepermukaan kulit mengecil, sehingga
pori-pori menutup, dan otot rangka mengalami getaran (mengigil). Getaran ini
bertujuan menghasilkan panas dan secara perlahan suhu tubuh akan dinaikan.
2.1.5 Cara Mengukur Suhu Tubuh
1. Termometer Oral
Merupakan jenis termometer yang paling banyak digunakan, karena mulut
dianggap dapat merepresentasikan suhu tubuh dengan akurat.
2. Termometer Rektal
Termometer rektal adalah jenis termometer yang digunakan melalui rektum atau
anus.
3. Termometer Timpani
Termometer timpani memang agak berbeda dengan yang lainnya, karena dirancang
khusus agar sesuai dengan saluran telinga. Sensor termometer yang satu ini dapat
mencerminkan emisi inframerah dari membran timpani (gendang telinga).
4. Termometer Ketiak
Termometer ketiak juga banyak digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Namun,
termometer ini tidak seakurat termometer yang digunakan pada mulut, anus,
ataupun telinga.
5. Termometer Plaster
Termometer plaster biasanya digunakan untuk mengukur suhu tubuh anak-anak,
dengan cara ditempelkan pada dahi.
6. Termometer Arteri Temporal
Termometer ini juga kerap disebut dengan nama “termometer dahi”. Hal ini karena
penggunaannya yang ditodongkan ke arah dahi, walaupun tanpa menyentuh.
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Suhu dan Lingkungan
dapat mempengaruhi Performa tubuh seseorang baik fisikmaupun psikis, dan
aklimatisasi merupakan suatu upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi dari suatu
organisme terhadap suatu lingkungan baru yang akan dimasukinya. Kemampuan
seseorang untuk beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya berbeda antara satu dan
lainnya, hal tersebut dapat terlihat pada tingkat aklimatisasinya terhadap suhu. Pada saat
melakukan aktivitas atau latihan pada suhu yang tinggi akan menyebabkan
kehilangan banyak cairan, oleh karena itu tubuh akan menjalankan beberapa mekanisme
fisiologis mengeluarkan panas untuk menstabilkan suhu inti tubuh, dengan tetap
memperhatikan dan menjalankan usaha-usaha untuk menggantikan cairan tubuh yang
keluar dengan membawa serta mineral tubuh baik secara internal maupun dengan usaha
eksternal.
hasil penelitian atlet pencak silat Puslatcab Kabupaten Bangkalan pada sesi
latihan dengan pengambilan data cek urine sebelum latihan rata-rata sebesar 3,43 dengan
rincian terhidrasi rata-rata sebesar 2,89 dengan presentase 64% dan dehidrasi rata-rata
sebesar 4,40 dengan presentase 36% sedangkan sesudah latihan 3,93% dengan rincian
terhidrasi rata-rata sebesar 3,00 dengan presentase 21% dan dehidrasi rata-rata 4,18
dengan presentase 78%.
Daftar Pustaka