Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SILBAETI JANNATI

NPP : 31.0623
KELAS : A-5
MAKUL : KEPAMONGPRAJAAN

3 alasan kepercayaan masyarakat terhadap Jokowi turun: apakah Jokowi akan kehilangan
kursi kekuasaannya?

Kepercayaan publik terhadap Presiden Jokowi menurun akibat dari kinerja yang tidak
sesuai dengan keadaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat turun karena 3 alasan yaitu
Gagal melindungi masyarakat Indonesia dari COVID-19, gagal mendengarkan tuntutan
rakyat, dan pemerintahan Jokowi telah mengambil langkah-langkah tidak demokratis untuk
membungkam para pengkritiknya.

Pada masa pandemi Indonesia tercatat sebagai negara yang memiliki angka kematian
tertinggi di Asia Tenggara, tanggal 3 November 2020 Indonesia tercatat memiliki 415.402
kasus COVID-19, tertinggi di Asia Tenggara dan peringkat ke-19 di dunia. Alih-alih
mengalokasikan sumber daya ke sektor kesehatan ketika virus pertama kali menyerang
negara Indonesia pada Maret, pemerintah memutuskan untuk mengalokasikan hampir Rp
300 miliar di sektor pariwisata untuk menangkal dampak negatif dari wabah virus corona.
Inisiatif, yang bertujuan untuk menarik lebih banyak turis asing, akhirnya ditunda karena
tekanan dari masyarakat.

Pemerintah lebih memprioritaskan perbaikan ekonomi masyarakat di tengah


pandemi ini dari pada memperkuat sumber daya untuk melawan Covid-19. Menurut saya ini
merupakan keputusan yang kurang tepat, karena virus Covid-19 masih merajalela di tengah
masyarakat. Kemungkinan tertularnya Covid-19 masih tinggi di tengah proses pembangunan
ekonomi, karena memicu kerumunan yang berakibat tertularnya Covid-19. Sampai hari ini,
Indonesia masih memiliki fasilitas dan staf medis terbatas untuk menangani pasien COVID-
19.

Solusi pemerintah dalam penanganan Covid-19 ini yaitu dengan menemukan orang-
orang yang terinfeksi untuk diobati dan diisolasi. Langkah untuk menemukan sumber
penularan dilakukan dengan beberapa cara, yaitu memantau orang yang memiliki riwayat
bepergian di daerah episenter dan menelusuri kontak dari pasien yang sudah terinfeksi.
Selain dengan pemantauan, pemerintah memberlakuakan aturan Pembatasan Sosial
Berskala Besar ( PSBB ). Dimana masyarakat tetap tinggal d rumah, bila memang terpaksa
keluar harus menggunakan masker dan batasi waktu di luar rumah, hindari kerumunan, dan
jangan menggunakan kendaraan umum yang penuh sesak. Namun, Indonesia juga masih
belum dapat melacak individu yang terinfeksi secara akurat. Hal ini ditunjukkan dengan
sering terjadinya perbedaan data antara pusat pemerintah dan pemerintah daerah terkait
jumlah individu yang tertular.

Dalam penanganan Covid ini harusnya pemerintah mempertimbangkan bagaimana


dampak kedepannya, tidak hanya dipandang hanya sebatas satu sisi namun dipandang dari
dua sisi. Satu sisi dari seimbangnya perekonomian masyarakat dengan terlindunginya
masyarakat dari virus. Dalam penanganan Covid ini harusnya pemerintah juga lebih
meningkatkan kerjasama dengan masyarakat, mendengarkan apa yang menjadi keluhan dari
masyarakat dan memperkuat tenaga medis maupun vaksin dari virus Covid-19.

Pemerintah Jokowi dalam kinerjanya juga kurang mendengarkan tuntutan rakyat,


rakyat menuntut agar pemilihan kepala daerah ditunda selama masa pandemi ini, namun
Jokowi tetap memutuskan untuk melanjutkan pemilihan di 270 daerah pada Desember.
Dengan alasan bahwa pemilu itu penting untuk menjaga agar roda perekonomian terus
berputar. Sekali lagi pemerintah lebih mengutamakan perekonomian dari pada
terlindungnya masyarakat dari virus Covid-19.

Yang membuat keadaan menjadi lebih buruk adalah pemerintahan Jokowi telah
mengambil langkah-langkah tidak demokratis untuk membungkam para pengkritiknya.
Beberapa bahkan telah ditangkap. Yang membuat keadaan menjadi lebih buruk adalah
pemerintahan Jokowi telah mengambil langkah-langkah tidak demokratis untuk
membungkam para pengkritiknya. Beberapa bahkan telah ditangkap.

Solusi dari saya yaitu harusnya pemerintah khususnya Jokowi lebih memahami
bagaimana keadaan masyarakat tidak bukan dengan mengedepankan suara dari orang-
oarang yang memiliki pangkat tertinggi. Seorang pamong harus mampu menjadi aktor yang
baik dalam proses membangun Indonesia menjadi negara yang maju. Apalagi di tengah
pandemic yang melanda seluruh belahan dunia ini, tentunya banyak sekali hambatan yang
harus dilalui oleh Indonesia. Namun hambatan ini bukan menjadi penghalang bagi Indonesia
untuk menjadi negara yang aman, damai dan tentunya bisa menjadi negara yang maju.
Diperlukannnya kerjasama yang kuat antar pemerintah dan masyarakat. Dan seorang
pemerintah juga harus bisa membangun kinerja yang kuat dari masing-masing Lembaga
melalui kesepakan bersama di setiap perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat tersebut
jangan dijadikan sebagai ancaman kerukuanan dan kebersaan kita terancam, namun
perbedaan menjadi kan ciri khas dari segala bentuk pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai