Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK 3

ANGGOTA :

1. NURUL HIDAYAH
2. PUTRI CITY SUBHARKAH
3. REYMOND AGUNG HUTABARAT
4. RYAN RAFIQ SUKMA
5. SILBAETI JANNATI
6. SYAHRA RAMADANA PALAMBO

Dari tugas yang diberikan tentang analisis aksiologi, ontologi dan epistemology dalam
politik, kami mengangkat kasus yang berkaitan dengan pemilihan umum serta kebijakan
didalamnya. Disini kami mengangakat tema dari berbagai kasus yang terjadi di Indonesia.
Kami mengangkat kasus ini karena, kita calon-calon pemimpin pasti akan terjuan ke
dunia perpolitikan. Kita harus mengenal lebih dekat dan banyak mengetahui kasus-kasus
yang berkaitan dengan dunia perpolitikan. Pentingnya pemilu bagi Indonesia adalah
memilih pemimpin sesuai dengan pilihan rakyat yang dapat mengedepankan hak-hak warga
negara dan menyejahterakannya.
Pemuda merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujudkan cita-
cita bangsa. Pemuda menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu bangsa dengan
ide-ide ataupun  gagasan yang berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-
nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.
Sebagai generasi muda hendaknya mereka menyadari bahwa di tangan merekalah
harapan bangsa Indonesia dipertaruhkan. Melihat dari potensi yang melekat pada generasi
muda, sudah selayaknya para pemuda Indonesia terjun untuk ikut serta dalam mengisi
kemerdekaan dan pembangunan nasional.
Peran pemuda dalam mengisi kemerdekaan dan pembangunan nasional dapat
memberikan dampak positif  bagi pertumbuhan bangsa, termasuk dalam penyelenggaraan
Pemilihan Umum (Pemilu).
Sebagai pemuda yang peduli akan tanah kelahirannya, sudah semestinya pemuda
tidak lagi menjadi penonton yang baik, yang siap menerima setiap keputusan yang ada
seolah-olah tidak peduli dengan siapapun yang akan memimpin,  bagaimana program
kerjanya dan bagaimana pula dengan janji politik yang telah dijanjikannya sewaktu
kampanye.
Dalam ajang Pemilu inilah para pemuda harus mengambil peran. Bukan hanya
berdiam diri saja dan bersikap tak acuh yang bisa menjadikan para pemuda apatis. Mengutip
kutipan dari Soe Hok Gie “hanya ada dua pilihan, menjadi apatis atau mengikuti arus, tetapi
aku memilih untuk merdeka”.

Begitulah seharusnya pemuda, mampu berdiri sendiri dalam posisi tawar, tidak
mempunyai kepentingan dan menguntungkan diri sendiri. Tetapi tetap jeli dan kritis pada
politik daripada hanya sekedar komen-komen ‘pedas’ di media sosial bahkan cenderung
saling menjatuhkan.

aKontestasi politik ini harus dibenahi oleh tangan pemuda yang kaya akan ide dan
gagasan agar makna demokrasi dan politik dapat diselamatkan. Bukan dengan acuh tak acuh
alias golput.

Hal penting yang harus diketahui oleh para generasi muda adalah bahwa Pemilu
bukan semata-mata hanya peristiwa politik atau hanya sekedar memilih untuk
menggugurkan kewajiban. Tetapi Pemilu merupakan bagian dari perbaikan sosial dan
ekonomi, mengangkat citra bangsa Indonesia di mata dunia.

Anda mungkin juga menyukai