Anda di halaman 1dari 14

A.

KONSEP LANSIA
1. Definisi

Lansia adalah seorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas baik pria maupun
wanita, yamg masih aktif beraktifitas yang bekerja maupubn mereka yang tidak
berdaya untuk mencari nafka sendiri hingga bergantung pada orang lain untuk
menghidupi drinya sendiri (nugroho, 2006). Lansia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi
merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif,
merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan
dari dalam dan luar tubuh
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2006).
2. Batasan lansia

1). WHO yang lama dan yang baru


a. Yang lama
*. Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun,
*. Usia tua (old) :75-90 tahun, dan
*. Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.
b. Yang baru:
* Setengah baya : 66- 79 tahun,
* Orang tua : 80- 99 tahun,
* Orang tua berusia panjang
2). Depkes RI (2005) batasan lansia dibagi menjadi tiga katagori,
a) Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun,
b) Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas,
c) Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60
tahun ke atas dengan masalah kesehatan.
3. Teori proses menua pada lansia

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dati suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya yaitu, anak, deawasa, dan tua. Tiga tahap ini
berbeda, baik secara biologis maupun secara psikologis. Memasuki usia tua
berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai
dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong,
pendengaran kuran jelas, penghilatahan semakin memburuk, gerakan lambat,
dan igur tubuh yang tidak proposional.
4. Ciri-ciri lansia
a. Lansia merupakan periode kemunduran.
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada
lansia. Misalnya lansia yang memiliki motivasi yang rendah dalam
melakukan kegiatan, maka akan mempercepat proses kemunduran fisik,
akan tetapi ada juga lansia yang memiliki motivasi yang tinggi, maka
kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.
b. Lansia memiliki status kelompok minoritas.
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan
terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya
lansia yang lebih senang mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial
di masyarakat menjadi negatif, tetapi ada juga lansia yang mempunyai
tenggang rasa kepada orang lain sehingga sikap sosial masyarakat menjadi
positif.
c. Menua membutuhkan perubahan peran.
peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran
dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas
dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan. Misalnya
lansia menduduki jabatan sosial di masyarakat sebagai Ketua RW,
sebaiknya masyarakat tidak memberhentikan lansia sebagai ketua RW
karena usianya.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia.
Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan
bentuk perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat
penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula. Contoh : lansia yang tinggal
bersama keluarga sering tidak dilibatkan untuk pengambilan keputusan
karena dianggap pola pikirnya kuno, kondisi inilah yang menyebabkan
lansia menarik diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan memiliki
harga diri yang rendah.

5. Perkembangan lansia

Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan


manusia di dunia. Tahap ini dimulai dari 60 tahun sampai akhir kehidupan.
Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan
mengalami proses menjadi tua (tahap penuaan). Masa tua merupakan masa hidup
manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran
fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan
tugasnya sehari-hari lagi (tahap penurunan). Penuaan merupakan perubahan
kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang
mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia, penuaan
dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang, jantung,
pembuluh darah, paru- paru, saraf dan jaringan tubuh lainnya. Dengan
kemampuan regeneratif yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai
penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain.
Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, terdapat berbagai perbedaan teori,
namun para ahli pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak
ditemukan pada faktor genetik.
6. Permasalahan yang terjado pada lansia
a. Masalah fisik
Masalah yang hadapi oleh lansia adalah fisik yang mulai melemah,
sering terjadi radang persendian ketika melakukan aktivitas yang cukup
berat, indra pengelihatan yang mulai kabur, indra pendengaran yang
mulai berkurang serta daya tahan tubuh yang menurun, sehingga sering
sakit.

b. Masalah kognitif

Masalah yang hadapi lansia terkait dengan perkembangan kognitif,


adalah melemahnya daya ingat terhadap sesuatu hal (pikun), dan sulit
untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar.

c. Masalah emosional

Masalah yang hadapi terkait dengan perkembangan emosional,


adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat, sehingga
tingkat perhatian lansia kepada keluarga menjadi sangat besar. Selain itu,
lansia sering marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai dengan
kehendak pribadi dan sering stres akibat masalah ekonomi yang kurang
terpenuhi.

d. Masalah spiritual

Masalah yang dihadapi terkait dengan perkembangan spiritual,


adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat yang
mulai menurun, merasa kurang tenang ketika mengetahui anggota
keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan merasa gelisah ketika
menemui permasalahan hidup yang cukup serius.

7. Tujuan pelayanan kesehatan lansia

Pelayanan pada umumnya selalu memberikan arah dalam memudahkan petugas


kesehatan dalam memberikan pelayanan sosial, kesehatan, perawatan dan
meningkatkan mutu pelayanan bagi lansia. Tujuan pelayanan kesehatan pada
lansia terdiri dari.

a. Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf yang setinggi-


tingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan.
b. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas-aktifitas fisik dan mental.
c. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lansia yang menderita suatu
penyakit atau gangguan, masih dapat mempertahankan kemandirian yang
optimal.
d. Mendampingi dan memberikan bantuan moril dan perhatian pada lansia yang
berada dalam fase terminal sehingga lansia dapat mengadapi kematian
dengan tenang dan bermartabat. Fungsi pelayanan dapat dilaksanakan pada
pusat pelayanan sosial lansia, pusat informasi pelayanan sosial lansia, dan pusat
pengembangan pelayanan sosial lansia dan pusat pemberdayaan lansia.
8. Prinsip etika pada pelayanan kesehatan lansia

Beberapa prinsip etika yang harus dijalankan dalam pelayanan pada lansia
adalah (Kane et al, 1994, Reuben et al, 1996) :

a. Empati

Istilah empati menyangkut pengertian “simpati atas dasar pengertian yang


dalam”artinya upaya pelayanan pada lansia harus memandang seorang lansia
yang sakit dengan pengertian, kasih sayang dan memahami rasa penderitaan
yang dialami oleh penderita tersebut. Tindakan empati harus dilaksanakan
dengan wajar, tidak berlebihan, sehingga tidak memberi kesan over
protective dan belas-kasihan. Oleh karena itu semua petugas geriatrik harus
memahami peroses fisiologis dan patologik dari penderita lansia

b. Non malefecence dan beneficence

Pelayanan pada lansia selalu didasarkan pada keharusan untuk mengerjakan


yang baik dan harus menghindari tindakan yang menambah penderitaan
(harm). Sebagai contoh, upaya pemberian posisi baring yang tepat untuk
menghindari rasa nyeri, pemberian analgesik (kalau perlu dengan derivate
morfina) yang cukup, pengucapan kata- kata hiburan merupakan contoh
berbagai hal yang mungkin mudah dan praktis untuk dikerjakan

c. Otonomi

Suatu prinsip bahwa seorang individu mempunyai hak untuk menentukan


nasibnya, dan mengemukakan keinginannya sendiri. Dalam etika ketimuran,
seringakali hal ini dibantu (atau menjadi semakin rumit ) oleh pendapat
keluarga dekat. Jadi secara hakiki, prinsip otonomi berupaya untuk
melindungi penderita yang fungsional masih kapabel (sedangkan non-
maleficence dan beneficence lebih bersifat melindungi penderita yang
inkapabel). Dalam berbagai hal aspek etik ini seolah-olah memakai prinsip
paternalisme, dimana seseorang menjadi wakil dari orang lain untuk
membuat suatu keputusan (misalnya seorang ayah membuat keputusan bagi
anaknya yang belum dewasa).
B. KONSEP DASAR KELUARGA
1. Pengertian keluarga
Menurut friedman (1998 dalam dion dan betan, 2013), keluarga adalah dua atau
lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling berbagi
pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri
mereka sebagai bagian dari keluarga.
Menurut BKKBN (1992 dalam setyowati dan murwani 2008), keluarga adalah
unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan anak
Keluarga adalah sekumpulan orang yang di hubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan enciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari
tiap keluarga (duval, 1972 dalam hernilawati,2013)
2. Tipe-tipe keluargaTipe-tipe keluarga secara umum menurut Friedman tahun
1998 yangdikemukakan untuk mempermudah pemahaman literatur tentang
keluarga adalah :
a. Keluarga inti (konjugal) adalah keluarga yang menikah, sebagai orang tua
ataupemberian nafkah. Keluarga inti terdiri dari suami, istri dan anak
mereka (anakkandung, anak adopsi atau keduanya)
b. Keluarga orientasi (keluarga asal) adalah unit keluarga yang di
dalamnyaseseorang dilahirkan.c.Keluarga besar adalah keluarga inti dan
orang-orang yang berhubungan (olehdarah), yang paling lazim menjadi
anggota keluarga orientasi yaitu salah satuteman keluarga inti.Sedangkan
menurut Wahid Iqbal (2006) tipe keluarga ada 15 antaralain :
1. Tradisional nuclearKeluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak
yang tinggal dalam saturumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam
suatu ikatan perkawinan,satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2. Extended familyKeluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya
nenek, kakek,keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan lain
sebagainya.
3. Reconstituted nuclearPembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan suami / istri, tinggaldalam pembentukan satu rumah dengan
anak-anaknya, baik itu bawaan dariperkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru. Satu atau keduanyadapat bekerja di luar rumah.
4. Niddle age / aging coupleSuami sebagai pencari uang, istri dirumah /
kedua-duanya bekerja di rumah,anak-anak sudah meninggalkan rumah
karena sekolah / perkawinan / menitikarier.
5. Dyadic nuclearSuami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai
anak, keduanya / salahsatu bekerja diluar rumah.
6. Single parentSatu orang tua sebagai akibat perceraian / kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah / di luar rumah.
7. Dual carrierSuami istri / keduanya orang karier dan tanpa anak.
8. Commuter marriedSuami istri / keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu,keduanya saling mencari pada waktu-waktu
tertentu.
9. Singgle adultWanita / pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginanuntuk kawin.
10. Three generationTiga generasi atau lebih tinggal dalam satu
rumah.k.InstitusionalAnak-anak / orang dewasa yang tinggal dalam
suatu panti.
11. ComunalSatu rumah terdiri dari dua / lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknyadan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
12. Group marriageSatu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunananya
di dalam satukesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan
yang lain dan semuaadalah orang tua dari anak-anak.
13. Unmarried parent and childIbu dan anak dimana perkawinan tidak
dikehendaki, anaknya diadopsi.
14. Cohibing coupleDua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa kawin.
Menurut Murwani (2008) tipe keluarga dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Tipe keluarga tradisional
1. Keluarga inti yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dananak
(kandung atau angkat).
2. Keluarga besar yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain
yangmempunyai hubungan darah, missal kakek, nenek, paman dan bibi.
3. Keluarga Dyad yaitu suatu keluarga yang terdiri dari suami dan istri tanpaanak.
4. Single parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua(ayah / ibu)
dengan anak (kandung / angkat). Kondisi ini dapat disebabkanoleh perceraian /
kematian.
5. Single adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
dewasa(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk
bekerjaatau kuliah).
b. .Tipe keluarga non tradisional
1. The unmarriedtrenege mather yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua(terutama
ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2. The stepparent family yaitu keluarga dengan orang tua tiri.
3. Commune family yaitu beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)yang tidak
ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah,sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anakdengan melalui aktivitas kelompok
atau membesarkan anak bersama.
4. The non marital heterosexual cohibitang family yaitu keluarga yang
hidupbersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5. Gay and lesbian family yaitu seseorang yang mempunyai persamaan sexhidup
bersama sebagaimana suami istri (marital partners).
6. Cohabiting couple yaitu orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatanperkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7. Group marriage family yaitu beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat
rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagisesuatu
termasuk seksual dan membesarkan anak.
8. Group network family yaitu keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai-nilai,
hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan salingmenggunakan
barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dantanggung jawab
membesarkan anak.
9. Foster family yaitu keluarga yang menerima anak yang tidak adahubungan
keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saatorangtua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukankembali keluarga aslinya.
10. Homeless family yaitu keluarga yang membentuk dan tidak
mendapatkanperlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkandengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11. Gang yaitu sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang mudayang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatiantetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupan.
3. Tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman (1998) adalah :
a. Tahap 1 : Keluarga pemulaPerkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya
sebuahkeluarga baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan
darikeluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anakTahap kedua dimulai dengan
kelahiran anak pertama hingga bayiberumur 30 bulan. Biasanya orang tua
bergetar hatinya dengan kelahiran anakpertama mereka, tapi agak takut juga.
Kekhawatiran terhadap bayi biasanyaberkurang setelah beberapa hari, karena ibu
dan bayi tersebut mulai mengenal.Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua
peran-peran mengasyikkanyang telah dipercaya kepada mereka. Peran tersebut
pada mulanya sulit karenaperasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua baru.
c. Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolahTahap ketiga siklus kehidupan
keluarga dimulai ketika anak pertamaberusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak
berusia 5 tahun. Sekarang, keluargamungkin terdiri tiga hingga lima orang,
dengan posisi suami - ayah, istri – ibu, anak laki-laki – saudara, anak perempuan
– saudari. Keluarga menjadi lebihmajemuk dan berbeda.
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolahTahap ini dimulai ketika anak
pertama telah berusia 6 tahun danmulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada
usia 13 tahun, awal dari masaremaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota
maksimum, danhubungan keluarga di akhir tahap ini.
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remajaKetika anak pertama melewati umur 13
tahun, tahap kelima darisiklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung
selama 6 hingga 7tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak
meninggalkankeluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah
hinggabrumur 19 atau 20 tahun.
f. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa mudaPermulaan dari
fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anakpertama meninggalkan rumah
orang tua dan berakhir dengan rumah kosong,ketika anak terakhir meninggalkan
rumah. Tahap ini dapat singkat atau agakpanjang, tergantung pada berapa banyak
anak yang ada dalam rumah atauberapa banyak anak yang belum menikah yang
masih tinggal di rumah.
g. Tahap VII : Orang tua pertengahanTahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga,
tahap usia pertengahandari bagi oarngtua, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah danberakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu
pasangan. Tahap inibiasanya dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun
dan berakhirpada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian.
h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansiaTahap terakhir siklus
kehidupan keluarga dimulai dengan salah satuatau kedua pasangan memasuki
masa pensiun, terus berlangsung hingga salahsatu pasangan meninggal, dan
berakhir dengan pasangan lain meninggal.
4. Tugas perkembangan keluarga
Tugas perkembangan keluarga menurut Friedman (1998) yaitu :
a. Tahap I : Keluarga pemula
1. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua).

b. Tahap II : Keluarga yang sedang mangasuh anak


1. Membentukkeluargamudasebagaisebuahunityangmantap(mengintegrasika
n bayi baru kedalam keluarga).
2. Rekonsilisiasitugas-tugasperkembanganyangbertentangandankebutuhan
anggota keluarga.
3. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
4. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkanperan-peran orangtua dan kakek-nenek.
c. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain,privasi, keamanan.
2. Mensosialisasikan anak.
3. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhananak-anak yang lain.
4. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
(hubunganperkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar
keluarga(keluarga besar dan komunitas).
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan
2. Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
3. Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat.
4. Meningkatkan komunikasi terbuka
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
1. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remajamenjadi dewasa dan semakin mandiri.
2. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
3. Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
f. Tahap VI : Keluarga dengan melepaskan anak usia dewasa muda.
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2. Mempertahankan keintiman pasangan
3. Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki
masatua
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tanggag.
g. Tahap VII : Orangtua usia pertengahan.
1. Mempertahankan kesehatan
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dananak-anak
3. Meningkatkan keakraban pasangan
h. Tahap VIII : Keluarga dengan masa pensiun dan lansia.
1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2. Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll
3. Mempertahankan keakraban suami-isteri dan saling merawat
4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5. Melakukan “ Life Review”.
5. Struktur keluarga

Struktur keluarga menurut Mubarak (2009) antara lain :

a. Struktur komunikasiKomunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila :


jujur,terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan ada hirarki kekuatan,komunikasi
keluarga bagi pengirim : memberikan pesan, memberikan umpanbalik dan valid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila:tertutup, adanya issu
atau gosip negatif, tidak berfokus pada satu hal dan selalumengulang issu dan
pendapat sendiri, komunikasi keluarga bagi pengirimbersifat asumsi, ekspresi
perasaan tidak jelas, judgemental exspresi dankomunikasi tidak sesuai. Penerima
gagal mendengar, diskualifikasi, ofensif(bersifat negatif), terjadi miskomunikasi dan
kurang atau tidak valid.
b. Struktur peranStruktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
denganposisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa bersifat formal
atauinformal.
c. Struktur kekuatanStruktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk,
mengontrol,mempengaruhi atau mengubah perilaku orang lain.
d. Struktur nilai dan normaNilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat
anggota keluargadalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang
diterimapada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga dan
lingkunganmasyarakat sekitar keluarga.

6. Fungsi dan tugas keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman (1986) dalam Murwani(2007) sebagaiberikut:

a. Fungsi afektifFungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internalkeluarga, yang


merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif bergunauntuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsiafektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggotakeluarga. Tiap anggota keluarga
saling mempertahankan iklim yang positif.Hal tersebut dapat dipelajari dan
dikembangkan melalui interaksi danhubungan dalam keluarga. Dengan demikian,
keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat
mengembangkankonsep diri positif.Fungsi afektif merupakan sumber energi yang
menentukankebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau
masalahkeluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak dapat
terpenuhi.
b. Fungsi sosialisasiSosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yangdilalui
individu, yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperandalam lingkungan
sosial (Friedman, 1986).Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga
merupakantempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir
diaakan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang disekitarnya. Kemudianberanjak
balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan disekitarmeskipun demikian
keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi.Keberhasilan perkembangan
individu dan keluarga dicapai melalui interaksiatau hubungan antar anggota keluarga
yang diwujudkan dalam sosialisasi.Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-
norma, budaya dan perilakumelalui hubungan dan interaksi keluarga.
c. Fungsi reproduksiKeluargaberfungsiuntukmeneruskanketurunandanmenambah
sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yangsah, selain untuk
memenuhi keebutuhan biologis pada pasangan tujuan untukmembentuk keluarga
adalah untuk meneruskan keturunan.
d. Fungsi ekonomiFungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga seperti
memenuhikebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memnuhi kebutuhan
akanmakanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita
lihatdengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri hal inimenjadikan
permasalahn yang berujung pada perceraian.
e. Fungsi perawatan kesehatanKeluarga juga berperan atau berfungsi untuk
melaksanakanpraktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya
gangguankesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit.
Kemampuankeluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status
kesehatankeluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapatdilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang
dapatmelaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan
masalahkesehatan.Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut : (Friedman, 1998
dalamMurwani, 2007)
1. Mengenal masalah kesehatan
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
5. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai