Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI DI MASA PANDEMI

TERHADAP MINAT MENABUNG NASABAH

(Studi Pada Bank Mandiri Syariah Cabang Salatiga)

OLEH : DWI ANDRIYANI (63010180181)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

TAHUN 2021
DAFTAR ISI

A. LATAR BELAKANG.........................................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................................4
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN.....................................................................................4
a. Tujuan Penelitian.............................................................................................................................4
b. Kegunaan penelitian........................................................................................................................4
D. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................................5
a. Tingkat Inflasi.................................................................................................................................5
b. Penggolongan Inflasi.......................................................................................................................6
c. Penyebab Timbulnya Inflasi dan Dampak Inflasi............................................................................9
d. Tabungan.......................................................................................................................................10
e. Minat Menabung Masyarakat........................................................................................................11
f. Pandemi Covid-19.........................................................................................................................13
g. Penelitian terdahulu.......................................................................................................................14
E. KERANGKA TEORI........................................................................................................................16
F. MODEL PENELITIAN.....................................................................................................................16
G. HIPOTESIS PENELITIAN...............................................................................................................17
H. METODE PENELITIAN..................................................................................................................17
a. Jenis penelitian..............................................................................................................................17
b. Sumber data...................................................................................................................................18
c. Teknik pengumpulan data..............................................................................................................18
d. Instrumen penelitian......................................................................................................................19
e. Uji asumsi klasik...........................................................................................................................19
f. Data dan teknik intreprestasi..........................................................................................................19
I. DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................20

2
A. LATAR BELAKANG

Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang menarik dibahas terutama berkaitan


dengan dampaknya yang luas terhadap ekonomi makro, seperti pertumbuhan ekonomi,
keseimbangan eksternal, daya saing, tingkat bunga, bahkan distribusi pendapatan. Inflasi
juga berperan dalam mempengaruhi mobilisasi dana lewat lembaga keuangan formal.
Inflasi merupakan dilema yang menghantui perekonomian setiap Negara, terutama
Negara berkembang. Perkembangannya yang terus meningkat memberikan hambatan
pada pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih baik. Banyak kajian membahas inflasi,
tidak hanya cakupan regional, nasional, namun juga internasional. Inflasi cenderung
terjadi pada negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia dengan struktur
perekonomian bercorak agraris. Kegagalan atau guncangan dalam negeri akan
menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik dan berakhir dengan inflasi pada
perekonomian.

Di tengah pandemi covid-19, perekonomian dunia mengalami tekanan, tidak


terkecuali struktur perekonomian di indonesia. Terjadinya inflasi beberapa bulan terakhir
menjadi bukti bahwa adanya pandemi covid-19 ikut berpengaruh terhadap perekonomian
yang ada di indonesia.

Saat ini ekonomi global mengalami krisis akibat pandemi covid-19, indeks bursa
saham rontok. Nilai tukar rupiah terhadap dollar USA melemah hal ini diakibatka karena
banyaknya investor asing meninggalkan pasar keuangan indonesia, pasar saham anjlok,
mempengaruhi perekonomian dalam negeri.

Pemilihan inflasi sebagai sasaran akhir ini sejalan pula dengan kecenderungan
perkembangan terakhir bank-bank sentral di dunia, di mana banyak bank sentral yang
telah beralih lebih memfokuskan diri pada upaya pengendalian inflasi. Inflasi merupakan
fenomena ekonomi yang selalu menarik untuk dibahas terutama berkaitan dengan
dampaknya yang luas terhadap agregat makro ekonomi.

3
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimanakah Pengaruh inflasi terhadap minat menabung nasabah bank mandiri
syariah?
b. Apakah masa pandemi dapat mempengaruhi minat menabung?

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

a. Tujuan Penelitian
1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh inflasi di
masa pandemi terhadap minat menabung masyarakat di bank mandiri syariah.
2. Untuk mengetahui minat menabung di masa pandemi.

b. Kegunaan penelitian
1. Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan, khususnya tentang inflasi dan menabung di Lembaga
Keuangan Mikro Syariah.
2. Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan
bagi instansi-instansi dalam menetapkan suatu kebijakan tentang
perekonomian yang merupakan factor naik atau turunnya Inflasi di
Indonesia.

D. TINJAUAN PUSTAKA

a. Tingkat Inflasi
Salah satu peristiwa moneter yang sangat penting dan yang sering
dijumpai hampir semua negara di dunia adalah inflasi. Inflasi merupakan
kecenderungan dari harga-harga untuk mengalami kenaikan secara umum dan
berlangsung secara terusmenerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja
tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau
mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain
(Boediono, 1998:161). Dalam peristiwa naiknya harga-harga barang secara umum

4
ini, berarti terjadinya penurunan nilai uang. Penyebab utama yang
memungkinkan peristiwa ini muncul karena terjadinya kelebihan uang yang
beredar di masyarakat. Hal ini secara alami akan membentuk kesenjangan antara
kemampuan ekonomi masyarakat dalam membeli barang dan jasa terhadap
jumlah ketersediaan barang dan jasa tersebut. Dengan definisi bahwa permintaan
masyarakat terhadap barang-barang dan jasa lebih besar daripada jumlah yang
tersedia sehingga akan mengakibatkan terjadinya kenaikan harga, yang lebih
dikenal dengan istilah inflationary gap.
1. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah
Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu
menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi
masyarakat. Indikator inflasi lainnya berdasarkan international best practice
adalah:Indeks harga perdagangan besar (IHPB). Harga perdagangan besar
dari suatu komoditas adalah harga transaksi yang terjadi antara
penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya
dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas.
2. Deflator produk domestik bruto (PDB). Menggambarkan pengukuran level
harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam suatu
ekonomi. Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga
nominal dengan PDB atas dasar harga konstan.

Inflasi yang di ukur dengan IHK di Indonesia dikelompokkan ke dalam tujuh


kelompok pengeluaran, yaitu:
1. Kelompok bahan makanan
2. Kelompok makanan jadi, minuman, dan tembakau
3. Kelompok perumahan
4. Kelompok sandang
5. Kelompok kesehatan
6. Kelompok pendidikan dan olahraga
7. Kelompok transportasi dan komunikasi

5
b. Penggolongan Inflasi
Ada berbagai cara untuk menggolongkan macam inflasi. Menurut
Boediono (1998:162) penggolongan pertama didasarkan atas parah atau tidaknya
inflasi tersebut. Dalam hal ini inflasi dapat dibagi atas:
1. Inflasi ringan (dibawah 10% pertahun)
2. Inflasi sedang (antara 10% - 30% pertahun)
3. Inflasi berat (antara 30% - 100% pertahun)
4. Hiperinflasi (di atas 100% pertahun)

Penggolongan yang kedua adalah berdasarkan penyebab awal dari inflasi


tersebut. Atas dasar ini dapat dibedakan dua macam inflasi, yaitu:
1. Inflasi yang timbul karena adanya permintaan masyarakat akan berbagai
barang yang terlalu kuat, dan di pihak lain kondisi produksi telah mencapai
kesempatan kerja penuh. Apabila kondisi produksi telah berada pada
kesempatan kerja penuh, maka kenaikan permintaan tidak akan mendorong
kenaikan produksi. Dalam keadaan ini maka kenaikan permintaan akan
mengakibatkan kenaikan harga-harga barang, dan bila ini terjadi secara terus
menerus maka akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Inflasi
semacam ini disebut dengan demand pull inflation.
2. Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi. Inflasi ini terjadi akibat
pergeseran kurva penawaran aggregate. Dalam kondisi ini, tingkat
penawaran lebih rendah dibandingkan dengan tingkat permintaan. Akibat
dari mahalnya biaya produksi maka pihak produsen terpaksa mengurangi
hasil produksinya yang mengakibatkan penawaran total terus menurun.
Inflasi ini disebut dengan cost push inflation.

Akibat dari kedua macam inflasi tersebut, dari segi kenaikan harga output tidak
mengalami perbedaan, namun dari segi volume output (GDP riil) terdapat perbedaan.
Dalam kasus demand pull inflation, terdapat kecenderungan untuk output (GDP riil)
mengalami kenaikan bersama-sama dengan kenaikan harga umum. Besar kecilnya
kenaikan output ini tergantung kepada elastisitas kurva aggregate supply (semakin

6
mendekati output maksimum maka kurva semakin tidak elastis). Sebaliknya, dalam
kasus cost push inflation kenaikan harga-harga barang diikuti dengan penurunan omset
penjualan barang (kelesuan usaha).

Perbedaan lain dari kedua proses inflasi ini yaitu terletak pada urutan dari
kenaikan harga. Pada demand pull inflation kenaikan harga barang akhir (output)
mendahului kenaikan harga barang-barang input dan harga-harga faktor produksi.
Sebaliknya pada cost push inflation, kenaikan harga barang-barang input dan harga
harga faktor produksi mendahului kenaikan harga barang-barang akhir (output).
Kedua macam inflasi ini sangat jarang dijumpai dalam praktek yang dalam bentuknya
yang murni. Pada umumnya inflasi yang terjadi dilapangan merupakan kombinasi
antara kedua macam inflasi tersebut, atau seringkali keduanya berhubungan saling
memperkuat satu sama lain.
Penggolongan yang ketiga adalah berdasarkan asal terjadi nya inflasi. Inflasi
berdasarkan penggolongan ini dapat dibedakan yaitu:
1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)
Inflasi yang berasal dari dalam negeri muncul akibat dari perilaku
masyarakat maupun perilaku pemerintah dalam melakukan kebijakan-
kebijakan nya. Inflasi ini biasanya timbul misal karena defisit anggaran

7
belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, panen gagal, dan
sebagainya.
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)
Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang timbul
karena kenaikan harga-harga diluar negeri atau di negara-negara yang
mempunyai hubungan perdagangan dengan negara tersebut. Kenaikan harga
barang impor yang masuk ke dalam negeri secara langsung dapat
mengakibatkan naiknya indeks biaya hidup karena sebagian dari barang-
barang yang dikonsumsi merupakan barang impor, dan secara tidak langsung
naiknya barang impor yang masuk ke dalam negeri dapat menaikkan indeks
harga melalui kenaikan biaya produksi dari berbagai barang yang
menggunakan bahan mentah atau mesin-mesin impor yang belum dapat
diproduksi di dalam negeri sendiri.

Penggolongan inflasi juga dapat dilihat berdasarkan intensitasnya, yaitu


creeping inflation dan hyper inflation. Creeping inflation adalah inflasi yang terjadi
akibat laju pertumbuhan yang berlangsung secara lambat. Sedangkan, hyper inflation
merupakan inflasi yang sangat berat yang timbul akibat dari naiknya harga-harga
barang secara umum yang berlangsung sangat cepat, yang dapat mengakibatkan
rusaknya struktur perekonomian negara.

c. Penyebab Timbulnya Inflasi dan Dampak Inflasi


Menurut Isabella Hutasoit (2009), adapun faktor-faktor yang
menyebabkan timbulnya inflasi yaitu:
1. Pemerintah berambisi untuk menguasai sumber-sumber ekonomi dalam
jumlah besar yang seharusnya dapat diberikan kepada pihak swasta.
2. Adanya efek phisikologi di kalangan masyarakat, seperti isu devaluasi yang
menyebabkan permintaan masyarakat terhadap barang melonjak drastis.
3. Berbagai golongan dan pelaku ekonomi berusaha untuk memperoleh
tambahan
pendapatan yang lebih besar dengan cara menaikkan tingkat produktivitas

8
mereka.
4. Adanya kebijakan pemerintah yang dapat memicu kenaikan harga
5. Adanya pengaruh alam yang dapat menurunkan produksi dan menaikkan
harga,
seperti kemarau pandemi covid yang mengakibatkan kegagalan permintaan.
6. Adanya pengaruh inflasi dari luar negeri, seperti meningkatnya harga barang
barang impor atau bahan-bahan baku yang belum sanggup diproduksi di
dalam negeri.
Laju tingkat inflasi yang tinggi akan mengakibatkan lemahnya struktur
perekonomian suatu negara, bahkan akan merusak struktur ekonomi. Dampak dari inflasi
yang sangat luas bukan semata-mata hanya karena masalah ekonomi, tetapi juga
merupakan masalah sosial-politik. Adapun dampak yang ditimbulkan inflasi adalah:
1. Equity effect
Equity effect merupakan dampak inflasi yang mempengaruhi pendapatan.
Seseorang yang memiliki pendapatan yang tetap akan mengalami kerugian
dengan adanya inflasi, demikian juga dengan hal nya orang yang menyimpan
kekayaan dalam bentuk uang kas akan mengalami kerugian karena adanya
inflasi. Hal ini dikarenakan turunnya pendapatan riil yang diterima oleh
orang
tersebut sebesar laju inflasi yang sedang terjadi, sehingga daya beli menjadi
lemah. Sebaliknya, mereka yang mendapatkan keuntungan dengan adanya
inflasi merupakan pihak-pihak yang memperoleh pendapatan lebih tinggi
dengan
persentase yang lebih besar dari laju inflasi, atau mereka yang menyimpan
kekayaan bukan dalam bentuk uang kas dimana nilainya naik dengan
persentase yang lebih besar dari laju inflasi. Inflasi di satu pihak seakan-akan
berfungsi
sebagai pajak, dan dipihak lainnya inflasi berfungsi sebagai subsidi.
2. Efficiency effect
Efficiency effect merupakan dampak inflasi yang mempengaruhi alokasi
faktor

9
produksi, dimana terjadi perubahan alokasi faktor produksi melalui kenaikan
permintaan terhadap berbagai macam barang tertentu. Perubahan tersebut
terjadi
karena permintaan akan barang tertentu mengalami kenaikan lebih besar
daripada
permintaan barang lain, yang akan mendorong peningkatan produksi
terhadap
barang tersebut. Peningkatan produksi ini pada akhirnya akan mengubah pola
alokasi produksi menjadi lebih efisien.

d. Tabungan
Perilaku menabung masyarakat seringkali dipengaruhi oleh banyaknya
rangsangan, baik karena pemasaran, lingkungan, ataupun untuk keuntungan
pribadi. Rangsangan tersebut kemudian diproses dan pada akhirnya diambil
keputusan menabung. Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun
1998, tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan
cek, bilyet giro, atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Tabungan
merupakan indikator penting dalam mengukur pembangunan ekonomi karena
tabungan merupakan elemen penting dalam membiayai investasi domestik untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi (Hafizah dan Hussin, 2010).
Sejalan dengan perkembangan zaman, kegiatan menabung sudah beralih
dari hanya menyimpan uang dirumah menjadi menyimpan uang di lembaga
keuangan seperti bank. Bukan hanya sekedar menghindari resiko dari
kehilangan atau kerusakan uang, menabung di bank juga akan menambahkan
penghasilan dari perolehan bunga tabungan yang diberikan oleh pihak bank
tersebut. Dengan demikian jumlah uang akan bertambah meskipun jumlah nya
tidak pernah ditambah sekalipun. Menurut Sukirno dalam Pratiwi (2012) bahwa
daya menabung masyarakat pada pokoknya menyangkut dua hal, yaitu:
1. Kesanggupan menabung (ability to save), yaitu kemampuan suatu
masyarakat untuk mengerahkan tabungan, yang ditentukan oleh pendapatan

10
perkapita dan lain-lain. Kesanggupan menabung disebut juga dengan
tingkat tabungan potensial.
2. Kemauan menabung (willingness to save), adalah besarnya tabungan yang
sebenarnya diciptakan oleh suatu masyarakat, dengan demikian kemauan
menabung merupakan tingkat tabungan riil dari suatu masyarakat.
Kemauan untuk menabung ditentukan oleh tingkat perkembangan lembaga
keuangan yang ada atau tingkat bunga yang dibayar oleh lembaga keuangan
atas tabungan yang dilakukan oleh masyarakat.

e. Minat Menabung Masyarakat


Minat merupakan suatu gejolak keinginan atau kemauan yang timbul dari
seorang individu untuk terdorong melakukan sesuatu. Kemauan melakukan
sesuatu hanya dimiliki oleh manusia, karena itu berhasil atau tidaknya suatu
tujuan tertentu akan dapat tercapai tergantung pada kemauan seseorang
(Romlah, 2010 : 73).
Sedangkan pengertian minat menurut Suryabrata dalam Annisa (2014)
adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek
atau menyenangi sesuatu objek. Kecederungan tersebut dapat timbul dari
sesuatu yang dirasakan menguntungkan oleh individu tersebut. Minat juga
merupakan suatu keadaan dimana seseorang merasa tertarik dan memiliki
perhatian lebih terhadap sesuatu, yang disertai dengan perasaan senang dan
diperoleh kepuasan. Secara mendasar, minat adalah penerimaan akan sesuatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri (Suharyat, 2009).
Semakin kuat hubungan diantaranya, maka semakin besar minat.
Minat lebih dikenal sebagai kecenderungan untuk mengambil suatu
keputusan untuk memiliki atau membeli suatu produk/jasa tertentu.
Keputusan pemilikan merupakan suatu proses pengambilan keputusan untuk
memiliki atau tidaknya sesuatu produk/jasa tersebut yang dirasa bermanfaat
bagi kebutuhan. Menurut Muhibbin Syah dalam Bari’ah (2009) minat adalah
kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu.

11
Dari paparan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa minat menabung
masyarakat adalah keinginan dari dalam diri masyarakat untuk membeli atau
mengggunakan salah satu produk/jasa dari bank, salah satunya yaitu tabungan.
Minat menabung masyarakat juga dapat disimpulkan sebagai kegiatan yang
akan dilakukan masyarakat atas penyimpanan sebagian dananya di bank
dengan maksud dan tujuan tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
menabung masyarakat dapat dibagi kedalam dua kelompok, yang pertama
yaitu faktor internal. Faktor internal biasanya ditimbulkan dari dalam diri
sendiri, baik mulai dari pengenalan terhadap produk tabungan, penilaian
terhadap berbagai produk tabungan, hingga sampai kepada keputusan
pembelian atau penggunaan produk tabungan tersebut. Faktor yang kedua
yaitu faktor eksternal yang meliputi berbagai pengaruh dari luar individu,
misal seperti adanya pengaruh keluarga dan kerabat yang sudah turun-
temurun sebagai pengguna produk/jasa suatu tabungan pada bank tertentu,
atau adanya pengaruh tempat bekerja yang mewajibkan penggunaan
produk/jasa tabungan tertentu, sehingga dapat menimbulkan minat terhadap
individu atau masyarakat tersebut untuk menabung.
Di dalam dunia perbankan yang dimaksud dengan masyarakat yang
mengkonsumsi produk tabungan di suatu bank adalah nasabah. Nasabah
dalam lembaga perbankan memiliki arti yang sangat penting. Nasabah
merupakan susuatu yang sangat berpengaruh terhadap kelanjutan sebuah
bank. Oleh karena itu sebuah bank harus dapat menarik nasabah sebanyak-
banyaknya agar dana yang terkumpul dari nasabah tersebut dapat disalurkan
oleh bank yang bersangkutan kepada hal-hal yang produktif atau kepada
pihak-pihak yang membutuhkan bantuan bank.

Di dalam UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan dimuat tentang jenis dan
pengertian nasabah. Dalam pasal 1 angka 17 disebutkan bahwa pengertian
nasabah yaitu merupakan pihak yang menggunakan jasa bank. Nasabah yang
menggunakan jasa bank tersebut terbagi atas dua jenis, yaitu:

12
1. Nasabah Penyimpan, yaitu nasabah yang menempatkan dananya di bank
dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang
bersangkutan.
2. Nasabah Debitur, yaitu nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan
itu berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.

f. Pandemi Covid-19
Virus corona jenis baru ini pertama kali muncul di Wuhan, China. Virus
ini kemudian menular antar manusia melalui tetesan cairan pernapasan tubuh
melalui tangan atau permukaan padat. Kemudian, orang sehat yang tangannya
terkontaminasi bisa terinfeksi bila memegang mulut, hidung atau matanya.
Sampai akhirnya, virus corona jenis baru ini pun disebut Covid-19. Istilah
sederhana, di lansir dari The Sun, Covid-19 adalah singkatan dari Corona
(CO), Virus (VI) Disease (D) dan tahun 2019 (19), yang mana virus corona
Covid-19 ini pertama kali muncul di tahun 2019. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) akhirnya menetapkan Covid-19 untuk menyebut virus corona yang
sedang mewabah di seluruh dunia ini. Sudah setahun sejak covid ini datang di
indonesia membuat perekonomian indonesia yang masih berkembang ini
menjadi sedikit tinggi.

g. Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan kumpulan hasil-hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dan mempunyai kaitan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Hasil-hasil penelitian yang berkaitan
dengan inflasi yang terjadi dan pengaruhnya dalam kegiatan menabung pada
bank syariah di indonesia.

N Nama Judul penelitian Teknik dan hasil penelitian


o penulis
Tri  Pengaruh Persepsi Menyatakan bahwa secara parsial variabel persepsi nasabah
1 Astuti  Nasabah Tentang tentang  tingkat suku bunga, promosi dan kualitas layanan
(2013)  Tingkat Suku  berpengaruh positif signifikan terhadap minat menabung

13
Bunga,Promosi nasabah, yang berarti jika persepsi nasabah tentang tingkat
dan Kualitas Pelayanan suku bunga semakin tinggi maka akan berpengaruh positif
Terhadap Minat terhadap minat menabung nasabah secara signifikan.
Menabung Nasabah  Populasi dalam  penelitian  ini  adalah  seluruh
nasabah penyimpan di BRI Cabang  Sleman
sedangkan sampel yang digunakan  sebanyak 
100 respondendengan  teknik  pengambilan 
sampel menggunakan  metode random. Teknik
pengumpulan data  yang  digunakan yaitu 
menggunakan  kuisioner  sedangkan teknik analisis data
menggunakan analisis regresi linier berganda, uji prasyarat
(uji normalitas, uji multikolinieritas, uji linearitas) dan  uji
statistik  (uji  t,  uji  F  dan  koefisien  determinasi) 

2 Bayu  Faktor‐faktor  yang Hasil  penelitian  dapat  diketahui  bahwa  variabel 


Adi Pramo Mempengaruhi  Minat  kepercayaan  masyarakat,  tingkat  bunga,  pelayanan  yang 
no  Masyarakat  dalam baik  danbenar,  promosi  dan  hadiah,  dan  lokasi  dan 
(2008)  PengambilanKeputusan keamanan  secara  bersama  mempunyai  pengaruh  kepada 
Menabung  pada  keputusan  menabung. 
Bank Mandiri  Hubungan pengaruh yang paling dominan  dalam  penelitian 
(studi  pada  Bank  ini  adalah  faktor  pelayanan.   
Mandiri 
Cabang Tanjung 
Perak Surabaya) 

3 Dita  Analisis  Minat Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor  keyakinan 


Pertiwi  Menabung  merupakan  faktor  yang  lebih  dominan  mendorong 
(2012) Masyarakatpada  Bank  masyarakatuntuk  menabung  di  Bank  Muamalat  Kisaran.  
Muamalat  di Jenis  data
Kota  Kisaran  yang  digunakan  yaitu  data  primer  dan  data  sekunder.
Data  primer  dikumpulkan dari responden yang terpilih
yaitu  masyarakat  Kisaran  yang  menabung  di  Bank 

14
Muamalat  Kota Kisaran dengan cara  memberikan daftar 
pertanyaan  (kuisioner)  yang  dijawab  oleh  100  responden
yang diambil secara acak.  Data  sekunder  didapat dari
pihak Bank Muamalat Indonesia, buku dan internet dan
media lain. 

4 Kiky Penelitian ini menyebabkan banyak dampak signifikan pada


Manajemen Risiko
(2020) berbagai bisnis di Indonesia. Pandemi ini pertama kali
Terhadap Black Swan
diumumkan oleh pemerintah pada Maret 2020 dan sebagai
Event 2020 di
hasilnya, Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia
Indonesia (Studi Kasus
bergerak menuju tren turun. Untuk menyelidiki masalah ini
Efek Covid-19)
hasil menerapkan studi peristiwa dan uji non-parametrik
(Wilcoxon Signed Rank Test) pada yang diamati IHSG di
bulan Desember 2019 hinga maret 2020. Hasilnya
menegaskan bahwa memang setelah pengumuman, IHSG
menurun secara signifikan dan kehilangan hampir 50% dari
nilai awal di Desember 2019. Penelitian ini juga
menunjukkan bahwa acara ini tidak dapat dianggap sebagai
hitam acara swan karena IHSG bergerak bertahap menurun
sejak Februari 2020.

E. KERANGKA TEORI
Kerangka konseptual merupakan model pemikiran tentang bagaimana teori
hubungan dengan berbagai faktor yang lainnya yang telah dianggap sebagai hal penting.
Untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antara masing-masing variabel maka dapat
dilihat pada kerangka konseptual berikut ini:

15
tingkat
inflasi

minat
menabung

covid
-19

F. MODEL PENELITIAN
Model yang digunakan dalam penelitian adalah berbentuk model bivariat : {INF,
MBS}, {INF, C-19}. Penjabaran dari model-model bivariat tersebut disajikan sebagai :

1. Pengaruh inflasi (INF) terhadap minat menabung di bank Syariah (MBS)


2. Pengaruh inflasi (INF) di masa pandemi (C-19)

G. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis merupakan kesimpulan teoritis atau sementara dalam

penelitian. Dengan hipotesis peniliti menjadi jelas searah pengujiannya

dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melakukan penelitian

dilapangan baik sebagai objek pengujian maupun dalam pengumpulan data

(Muhammad, 2008:76). . Berikut disajikan beberpa hipotesis yang diuraikan berdasarkan


variabel penelitian.

16
1. Hipotesis pengaruh inflasi terhadap minat menabung nasabah bank mandiri
syariah. Terdapat pengaruh negatif antara inflasi dengan tingkat menabung yang
ada di perbankan syariah.
2. Hipotesis pengaruh inflasi terhadap perekonomian yang terjadi selama masa
pandemi akibat covid-19.

H. METODE PENELITIAN

a. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analisis deskriptif,
dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif merupakan
penelitian yang berusaha untuk menjelaskan, mendeskripsikan dan
menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat
yang berkembang, proses yang sedang berlangsung akibat atau efek yang terjadi,
atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung. Analisis deskriptif mengacu
pada transformasi dari data-data mentah ke dalam suatu bentuk yang mudah
dimengerti dan diterjemahkan. Pendeskripsian respons atau hasil observasi
merupakan ciri khas dari bentuk pertama analisis. Perhitungan rata-rata, distribusi
frekuensi, dan distribusi persentase adalah bentuk yang paling umum dari
peringkasan data (Wibisono, 2000: 54).

b. Sumber data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer
Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung
dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan
yang memerlukannya (Hasan, 2002 : 82).
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku, literatur, media
internet, serta bahan bacaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu secara langsung
diperoleh dari responden yang merupakan masyarakat di Kota Medan dan
17
merupakan nasabah salah satu bank di Kota Medan yang dianggap peneliti
sesuai menjadi responden dengan diberikannya angket kuisioner kepada
responden.

c. Teknik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:

1. Pengisian angket kuisioner oleh para responden yang sebelumnya dibuat oleh
penulis. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden terpilih.
Pertanyaan yang diajukan kepada responden sesuai dengan tujuan pokok
permasalahan pada penelitian yang dilakukan, dan jawaban atas semua
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner digunakan sebagai
pelengkap dan pendukung kebenaran data-data yang ada.
2. Wawancara dengan para responden yang pelaksanaannya dilakukan secara
langsung berhadapan dengan responden yang diwawancarai.
3. Studi Kepustakaan yaitu mengumpulkan data dan informasi melalui telaah
berbagai literatur yang relevan yang berhubungan dengan permasalahan yang
ada di dalam penulisan skripsi ini, dapat diperoleh dari buku-buku, media
cetak, internet dan lain-lain.

d. Instrumen penelitian
Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengaruh tingkat inflasi di masa pandemi
terhadap minat menabung nasabah bank mandiri syariah cabang salatiga. Dalam
bagian ini juga akan dibahas apa yang menjadi faktor lain yang mempengaruhi minat
menabung nasabah selain dari tingkat inflasi dan profibiltas dari bank mandiri
syariah di masa pandemi. Untuk menjelaskan hal-hal tersebut, data-data hasil
kuesioner diolah dengan menggunakan program komputer SPSS 17,0 dengan
bantuan descriptive analyze yang akan disajikan dalam bentuk tabel, frekuensi,
tabulasi silang (cross tab) dan gambar. Hal ini dimaksudkan untuk lebih
memudahkan dalam menganalisa suatu penelitian.

18
a. Uji asumsi klasik
Asumsi atau anggapan dasar disebut juga postulat. Menurut Prof. Dr.
Winarno Surakhamad M, Sc., Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran
yang kebenarannya diterima oleh penyelidik (Dhofir, 2000:23). Namun hal ini masih
membutuhkan penelitian lebih lanjut. Sebelum penelitian ini dilakukan ada beberapa
anggapan dasar yang muncul baik dari diri peneliti pribadi ataupun dari pakar
ekonomi.

b. Data dan teknik intreprestasi


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

teknik analisis statistik deskriptif, dimana data yang dikumpulkan dianalisis sehingga

dengan demikian dapat diungkapkan fenomena-fenomena yang terjadi yang akan

memberikan gambaran yang menunjukkan bagaimana pengaruh tingkat suku bunga

dan tingkat inflasi terhadap minat menabung masyarakat di Kota Medan, dengan

studi kasus pada Kecamatan Medan Petisah. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan program komputer sebagai alat bantu yaitu program komputer SPSS

(Statistic Product and Service Solution) versi 17,0 dengan bantuan descriptive

Analyze dan Microsoft Excel 2007, yang hasil penyajian datanya dilakukan dengan

Bentuk analisis seperti tabel, frekuens, tabulasi silang (cross tab), dan gambar
(grafik).

I. DAFTAR PUSTAKA
Alim, Syahirul. (2014). Analisis Pengaruh Inflasi dan BI Rate terhadap Return On Assets
(ROA) Bank Syariah Di Indonesia , 201-220 MODERNISASI Vol. 10 No.
3.

19
Antonio, Muhamad. Syafi'i. (2001). Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani bekerjasama dengan Tazkia Cendekia.

Astuti, Tri, 2013. “Pengaruh Persepsi Nasabah Tentang Tingkat Suku Bunga, Promosi
dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Menabung Nasabah”, Jurnal
Nominal/Volume II Nomor I/Tahun 2013.

Pertiwi, Dita, 2012. “Analisis Minat Menabung Masyarakat pada Bank Muamalat di Kota
Kisaran”. Universitas Sumatera Utara.

Pramono, Bayu Adi, 2008. “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat
Dalam Pengambilan Keputusan Menabung pada Bank Mandiri ( studi
pada Bank Mandiri Cabang Tanjung Perak Surabaya)

Dendawijaya, Lukman. (2005). Manajemen Perbankan. Edisi Kedua, Bogor: Penerbit


Ghalia Indonesia.

Karim, A. Adiwarman. (2013). Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.

https://www.cnbcindonesia.com/market/20200602225652-17-162588/awaskebanting-
jangan-ugal-ugalan-menyambut-new-normal

https://www.inews.id/news/nasional/bauran-kebijakan-melawan-dampak-covid19?
page=all

20

Anda mungkin juga menyukai