PAI - Muhammad Rifqy Dwi Saputra
PAI - Muhammad Rifqy Dwi Saputra
(Resume ini dibuat untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Pendidikan Agama
Islam)
Disusun Oleh:
Kelas : 2C2
NPM : 202010115258
FAKULTAS HUKUM
PENDAHULUAN
1
https://www.voaindonesia.com/a/pribumisasi-islam-di-indonesia-dan-islam-
nusantara/4802554.html
BAB II
PEMBAHASAN
2
https://www.kompasiana.com/hisammalik/5bf4f40f43322f51cd28fe43/membumikan-islam-di-
indonesia?page=all
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti
animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa
Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-
kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan
Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan
sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima
dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian,
persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang
paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan
membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.
Proses penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan dengan cara, yaitu melalui
perdagangan, perkawinan, pendidikan, politik, kesenian, tasawuf, yang
kesemuanya mendukung meluasnya ajaran agama Islam.4
1. Perdagangan
Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang Islam dari Arab,
Persia, dan India. Mereka telah ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di
Indonesia. Hal ini konsekuensi logisnya menimbulkan jalinan hubungan dagang
antara masyarakat Indonesia dan para pedagang Islam. Di samping berdagang,
sebagai seorang muslim juga mempunyai kewaajiban berdakwah maka para
pedagang Islam juga menyampaikan dan mengajarkan agama dan kebudayaan
Islam kepada orang lain. Dengan cara tersebut, banyak pedagang Indonesia
memeluk agama Islam dan merekapun menyebarkan agama Islam dan budaya
Islam yang baru dianutnya kepada orang lain. Dengan demikian, secara bertahap
agama dan budaya Islam tersebar dari pedagang Arab, Persia, India kepada bangsa
Indonesia. Proses penyebaran Islam melalui perdagangan sangat menguntungkan
dan lebih efektif dibanding cara lainnya.
2. Perkawinan
Kedudukan ekonomi dan sosial para pedagang yang sudah menetap makin
membaik. Para pedagang itu menjadi kaya dan terhormat, tetapi keluarganya tidak
dibawa serta. Para pedagang itu kemudian menikahi gadis – gadis setempat
4
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/04/masuknya-islam-ke-indonesia.html
dengan syarat mereka harus masuk Islam. Cara itu pun tidak mengalami kesulitan.
Misalnya, perkawinan Raden Rahmat ( Sunan Ampel ) dengan Nyai Gede Manila,
putri Tumenggung Wilatikta; perkawinan antara Raja Brawijaya dengan putri
Jeumpa yang beragama Islam kemudian berputra Raden Patah yang pada akhirnya
menjadi Raja Demak.
3. Politik
Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan memegang
peranan penting dalam proses Islamisasi. Jika raja sebuah kerajaan memeluk
agama Islam, otomatis rakyatnya akan berbondong - bondong memeluk agama
Islam. Karea, masyarakat Indonesia memiliki kepatuhan yang tinggi dan raja
selalu menjadi panutan rakyatnya. Jika raja dan rakyat memeluk agama Islam,
pastinya demi kepentingan politik maka akan diadakannya perluasan wilayah
kerajaan, yang diikuti dengan penyebaran agama Islam.
4. Pendidikan
Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubalig
yang menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok –
pondok pesantren. Dan di dalam pesantren itulah tempat pemuda pemudi
menuntut ilmu yang berhubungan dengan agama Islam. Yang jika para pelajar
tersebut selesai dalam menuntut ilmu mengenai agama Islam, mereka mempunyai
kewajiban untuk mengajarkan kembali ilmu yang diperolehnya kepada
masyarakat sekitar. Yang akhirnya masyarakat sekitar menjadi pemeluk agama
Islam. Pesantren yang telah berdiri pada masa pertumbuhan Islam di Jawa, antara
lain Pesantren Sunan Ampel Surabaya yang didirikan oleh Raden Rahmat ( Sunan
Ampel ) dan Pesantren Sunan Giri yang santrinya banyak berasal dari Maluku (
daerah Hitu ), dls.5
5
Cetak Biru Generasi Emas Pendidikan Islam Khas Indonesia”. Tempo. 7 Mei 2018. Hlm. 58-59.
5. Seni Budaya
Perkembangan Islam dapat melalui seni budaya, seperti bangunan (masjid), seni
pahat, seni tari, seni musik, dan seni sastra. Cara seperti ini banyak dijumpai di
Jogjakarta, Solo, Cirebon, dls. Seni budaya Islam dibuat dengan cara
mengakrabkan budaya daerah setempat dengan ajaran Islam yang disusupkan
ajaran tauhid yang dibuat sederhana, sehalus dan sedapat mungkin memanfaatkan
tradisi lokal, misalnya:
Membunyikan bedug sebagai ajakan sholat lima waktu sekaligus alarm pengingat.
Sebab insting masyarakat telah akrab dengan gema bedug sebai pemanggil untuk
acara keramaian.
Menggeser tradisi klenik dengan doa – doa pengusir jin sekalugus doa ngirim
leluhur. Diantaranya yang disebut Tahlil.
6. Tasawuf
Seorang Sufi biasa dikenal dengan hidup dalam keserhanaan, mereka selalu
menghayati kehidupan masyarakatnya yang hidup bersama di tengah – tengah
masyarakatnya. Para Sufi biasanya memiliki keahlian yang membantu masyarakat
dan menyebarkan agama Islam. Para Sufi pada masa itu diantaranya Hamzah
Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung Jawa.
Dengan melalui saluran diatas, agama Islam dapat berkembang pesat dan diterima
masyarakat dengan baik pada abad ke-13. Dan adapun faktor – faktor yang
menyebabkan Islam cepat bekembang di Indonesia antara lain :
Sejak masa Wali Songo, Islam di Indonesia memiliki dua model di atas.
Kelompok formalis lebih mengutamakan aspek fikih dan politik
kenegaraan, sedangkan kelompok esensialis memprioritaskan aspek nilai
dan kultur dalam berdakwah. Di era kemerdekaan sampai dengan era
pascareformasi, polemik antara kedua model keberagamaan ini masih tetap
ada.
6
Muklis PaeEni, Sejarah Kebudayaan Indonesia, (Religi dan Filsafat), (Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada, 2009)h, hlm.76.
D. Prinsip dan etika dakwah islam
7
QS. An-Nahl (16): 125
Allah mengingatkan juga untuk tidak menggunakan kekerasan dalam
berdakwah sebagaimana termaktub dalam Quran .8
8
QS. al Baqarah (3): 159
Di sisi lain, Islam yang telah menyebar ke seluruh penjuru dunia, mau
tidak mau, harus beradaptasi dengan nilai-nilai budaya lokal (kearifan
lokal). Sebagai substansi, Islam merupakan nilai-nilai universal yang dapat
berinteraksi dengan nilai-nilai lokal (local wisdom) untuk menghasilkan
suatu norma dan budaya tertentu. Islam sebagai raḫmatan lil „āīamin
terletak pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip kemanusiaan universal yang
dibangun atas dasar kosmologi tauhid. Nilai-nilai tersebut selanjutnya
dimanifestasikan dalam sejarah umat manusia melalui lokalitas ekspresi
penganutnya masing-masing. 9
A.Pribumisasi Islam
9
Abdul Mu ‘ti.2009. Inkulturasi Islam. Jakarta: AL-Wasath.
10
Rachman, Budhy Munawar.2010. Argumen Islam untuk sekularisme. Jakarta : Grasindo
B.Menggali Sumber Sosiologis
1.Jalur perdagangan
2.Jalur tasawuf
3.Jalur perkawinan
4.Jalur pendidikan
5.Jalur kesenian
6.Jalur politik
Penyebaran Islam secara kasar dapat dibagi tiga tahap. Pertama, dimulai dengan
kedatangan Islam yang diikuti oleh kemerosotan kemudian keruntuhan Majapahit
pada abad ke-14 sampai 15. Kedua, sejak datang dan mapannya kekuasaan
kolonial Belanda di Indonesia sampai abad ke-19. Ketiga, bermula pada awal
abad ke-20 dengan terjadinya liberalisasi kebijakan pemerintah kolonial Belanda
di Indonesia. Dalam tahap-tahap itu akan terlihat proses islamisasi sampai
mencapai tingkat sekarang.11
C. Pendekatan Filosofis
Secara harfiah filosofis, berasal dari kata filsafat berasal dari kata philio yang
berarti cinta kepada kebenaran, ilmu, dan hikmah. Selain itu filsafat dapat pula
berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat serta
berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia. membaca kitab berjudul
Hikmah Al-Tasyri wa Falsafatubu yang ditulis oleh Muhammad Al-Jurjawi.
11
Ristekdiksi, Pendidikan Islam di Perguruan Tinggi (Cetakan 1, 2016), hlm. 171-172.
Dalam buku tersebut Al-Jurjawi berupaya mengungkapkan hikmah yang terdapat
di balik ajaran-ajaran agama islam. Ajaran agama islam misalnya mengajarkan
agar melaksanakan salat berjamaah. Tujuannya antara lain agar seseorang
merasakan hikmahnya hidup secara berdampingan dengan orang lain. Untuk
membawa pendekatan filosofis dalam tataran aplikasi kita tidak bisa lepas dari
pengertian pendekatan filosofis yang bersifat mendalam, radikal, sistematik dan
universal. Karena sumber pengetahuan pendekatan filosofis rasio, maka untuk
melakukan kajian dengan pendekatan ini akal mempunyai peranan yang sangat
psignifikan. Untuk memperjelas hal ini, penulis akan coba memaparkan contoh
kajian keagamaan tentang takdir dengan menggunakan pendekatan ini.12
D. Pendekatan Theologis
Dan setidaknya pemikiran yang digunakan masih diwarnai oleh gaya pemikiran
yunani yang spekulatif. Kenyataan ini tidak hanya terjadi pada Asy’ariah, tetapi
juga pada Mu’tazilah yang dianggap paling rasional, sehingga serasional apapaun
pemikiran Mu’tazilah, sesungguhnya ia masih bersifat deduktif bayaniyah, artinya
ia masih bersifat transmission, deskriptif dan bergantung pada teks, al-Qur’an
maupun al-Hadist.
12 12
Ristekdiksi, Pendidikan Islam di Perguruan Tinggi (Cetakan 1, 2016), hlm. 173-174.
13 13
Ristekdiksi, Pendidikan Islam di Perguruan Tinggi (Cetakan 1, 2016), hlm. 173-174.
Urgensi Pribumisasi Islam
Upaya pembumian Islam sering kali terhambat oleh adanya potensi-potensi
konflik yang sangat banyak di negeri ini (agama, etnis, strata sosial, dan
sebagainya). Salah satu potensi konflik yang mungkin dapat menghalangi proses
pembangunan dan modernisasi di Indonesia adalah pemahaman agama. Namun,
Apabila kita kembali melihat contoh rasul dengan masyarakat madaninya, maka
kita dapati bahwa potensi-potensi konflik akan dapat dieliminasi dengan
mengedepankan persamaan dalam keragaman. Artinya, Islam mengajarkan bahwa
perbedaan itu adalah fitrah dan merupakan pemberian dari Tuhan tetapi dalam
menjalani hidup ini hendaknya kita tidak mempertajam perbedaan tersebut dan
lebih menghargai satu sama lain.
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PEMBUMIAN ISLAM DI
INDONESIA
Faktor-faktor yang memudahkan / mendukung adalah sebagai berikut:
o Ajarannya sederhana, mudah dimengerti dan diterima.
o Islam tidak mengenal kasta, sehingga lebih menarik bagi rakyat biasa yang
jumlahnya justru lebih besar.
o Upacara-upacara keagamaan sangat sederhana.
o Syarat masuk agama islam sangat mudah yaitu hanya mengucapkan dua
kalimat syahadat dan tidak perlu ada upacara khusus.
o Penyebaran agama islam di Indonesia disesuaikan dengan adat dan tradisi
masyarakat Indonesia.
o Keruntuhan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Huddha seperti
sriwijaya dan majapahit memberikan kesempatan yang luas bagi
perkembangan islam.
o Islam merupakan agama yang bersifat terbuka karena penyebaran islam
dilakukan secara damai dan tanpa paksaan.
o Ajaran Islam berupaya untuk menciptakan kesejahteraan kehidupan
masyarakat dengan adanya kewajiban zakat bagi yang memiliki harta.14
Faktor-faktor yang menjadi penghambat adalah sebagai berikut:
o Masyarakat Indonesia pada masa itu masih kental dengan pengaruh agama
Hindu.Seperti yang kita ketahui, setelah zaman prasejarah berakhir, di
Indonesia lahir kebudayaan baru. Kebudayaan tersebut ditandai dengan
datangnya orang-orang India sebagai pembawa kebudayaan Hindu yang
membawa pengaruh dan menyebabkan perubahan cara hidup masyarakat
Indonesia baik dalam tatacara hidup kemasyarakatan, perekonomian, dan
keagamaan.
o Masyarakat Indonesia pada masa itu umumnya masih menganut
kepercayaan kepada nenek moyang / kepercayaan Animisme.
14
Mustaqim , Abdul.2013. Al-islam fi Siyaaqihi at-Taariikhy. Beirut: at-Tanwir
BAB III
PENUTUP
Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw
sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia
hingga akhir zaman. Kewajiban sebagai umat islam untuk membumikan Islam
sudah tertera dalam berbagai hadist dan Surat di Alquran. Banyak cara yang dapat
ditempuh dalam membumikan Islam di Indonesia. Kebangkitan atau kemajuan
umat Islam, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama sungguh sangat
bergantung pada sejauh mana mereka berpedoman dan berpegang teguh pada
petunjuk-petunjuk, ajaran-ajaran, aturan-aturan, etika-etika dan norma-norma
yang mencakup segala aspek dan segi kehidupan manusia di mana pun.
DAFTAR PUSTAKA
• Al-Quran
• https://www.voaindonesia.com/a/pribumisasi-islam-di-indonesia-dan-
islam-nusantara/4802554.html
• https://www.kompasiana.com/hisammalik/5bf4f40f43322f51cd28fe43/me
mbumikan-islam-di-indonesia?page=1
• https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/04/masuknya-islam-ke-
indonesia.html
• Buku Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Negeri
Ristekdikti
• Bagaimana Membumikan Islam di Indonesia-.pdf