Anda di halaman 1dari 26

Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) Rumah Sakit Prof Dr Soerojo

Magelang

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Visi pembangunan bidang kesehatan adalah terwujudnya Indonesia sehat, visi
tersebut merupakan komitmen seluruh bangsa Indonesia, baik pemerintah maupun
swasta dan masyarakat Indonesia yang ditandai dengan perilaku hidup sehat dalam
lingkungan sehat serta diperolehnya pelayanan kesehatan yang bermutu bagi
masyarakat. Untuk mencapai kondisi tersebut, semua komponen bangsa harus terlibat
di dalamnya, termasuk sektor swasta. Dalam kaitan ini pelayanan Rumah Sakit sebagai
sentra pelayanan kuratif dan rehabilitatif sangat dibutuhkan bagi masyarakat.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mempunyai harapan untuk memiliki
sebuah Rumah Sakit Jiwa (RSJ), yang mampu secara optimal dalam memberikan
pelayanan yang memadai baik dari segi persyaratan bangunan, kenyamanan,
keamanan, serta lokasi, sebagai sebuah rumah sakit jiwa yang berlingkup regional.
Dengan adanya kemajuan di bidang kesehatan seperti saat ini maka pelayanan
kesehatan jiwa sekarang lebih terbuka bagi masyarakat. Pelayanan ini meliputi
promosi, rehabilitasi, dan kesehatan jiwa masyarakat. Oleh karena itu sangat
diperlukan keberadaan RSJ Kelas A Plus yang mampu melayani masyarakat baik dari
pelayanan kesehatan dalam rumah sakit jiwa itu sendiri maupun pelayanan bagi
masyarakat di luar rumah sakit jiwa.
Guna menjamin bahwa Proyek Pembangunan Rumah SAKIT Jiwa Prof Dr Soerojo
Magelang , yang dapat menimbulkan dampak terhadap kelancaran lalu lintas maka
diperlukan pula Analisis mengenai Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) sesuai dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas Pasal 2 ayat 1 yang menerangkan bahwa
setiap rencana pembangunan pusat kegiatan, pemukiman, dan infrastruktur yang akan
menimbulkan gangguankeamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas
dan angkutan jalan wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas dan diterangkan
kembali pada ayat 3 bahwa yang dimaksud fasilitas pelayanan umum pada ayat 1
mencakup rumah sakit. Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) yang merupakan
bagian kegiatan Studi Kelayakan pembangunan, didalam studi tersebut akan dilakukan
kajian terhadap perkiraan dampak yang mungkin terjadi mulai pada saat pra
konstruksi, konstruksi hingga pasca konstruksi atau operasi yang berdampak penting

1-1
Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) Rumah Sakit Prof Dr Soerojo
Magelang

baik secara

1-2
mikro maupun makro. Adapun aspek yang dikaji terdiri dari aspek lalu lintas. Hasil
kajian Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) akan digunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Rumah Sakit Jiwa Prof Dr.
Soeroko Magelang.
1.2 Permasalahan
Dari sekian banyak pusat-pusat kegiatan hanya terdapat sebagian kecil saja yang
sudah menggunakan Analisis Dampak Lalu Lintas dan umumnya hanya terdapat pada
bangunan-bangunan atau pusat-pusat kegiatan yang tergolong baru, demikian pula
pusat-pusat kegiatan di Kota Magelangjuga belum dilakukan Analisis Dampak Lalu
Lintas. Meskipun pada beberapa pusat kegiatan / pusat pelayanan sudah menggunakan
Analisis Dampak Lalu Lintas yang juga disertai dengan rekomendasi penanganan
dampak dan juga manajemen pengaturannya akan tetapi manajemen penanggulangan
dampak lalu lintas sering dirasa tidak optimal untuk penanganan permasalahan lalu
lintas. Analisis Dampak Lalu Lintas yang tidak diperhatikan atau tidak dilakukan secara
benar seringkali membuat upaya penanggulangan permasalahan lalu lintas pada daerah
pusat kegiatan / pusat pelayanan tidak maksimal. Oleh karena itu, upaya
penanggulangan lalu lintas di sekitar pusat kegiatan / pusat pelayanan perlu
melibatkan pihak pengembang atau pengelola pusat kegiatan / pelayanan tersebut.
Permasalahan di atas terjadi pula pada saat pengoperasian Rumah Sakit Jiwa Prof
Dr Soerojo Magelang yang terletak di Kota Magelang bagian Utara. Pembangunan
Rumah Sakit tersebut tidak didahului dengan pembuatan Analisis Dampak Lalu Lintas
sehingga pada saat pengoperasiannya menimbulkan kekhawatiran akan menurunnya
kinerja lalu lintas di ruas jalan yang berada di sekitar swalayan tersebut.
Dengan dioperasikannya pusat pelayanan kesehatan yaitu Rumah Sakit Prof dr
Soerojo Kota Magelang akan menimbulkan tarikan yang disebabkan karena Rumah
Sakit ini menawarkan berbagai macam pelayanan kesehatan , laboratorium dan IGD
serta pelayanan untuk rawat jalan. Dengan adanya kegiatan tersebut maka akan
mempengaruhi kinerja dari ruas jalan A Yani yang berada tepat di depan lokasi Rumah
Sakit Jiwa Prof Dr Soerojo Magelang. Dampak tersebut berupa meningkatnya
kepadatan lalu lintas dan menurunnya kecepatan jalan tersebut. Dengan meningkatnya
aktivitas di Jalan A Yani maka akan memberikan potensi untuk menjadi penyebab
terjadinya kecelakaan lalu lintas antara kendaraan yang akan masuk ke lingkungan
Rumah Sakit
dengan kendaraan yang melaju lurus atau yang akan keluar dari lingkungan Rumah
Sakit yang membuat Gerakan memutar dan memotong ruas jalan arah lurus di Jalan A
Yani.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud :
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk untuk mengkaji secara rinci
dan mendalam terhadap kegiatan Pembangunan Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo
Magelang, yang diperkirakan dapat menimbulkan gangguan-gangguan lalu lintas.
Tujuan :
Tujuan dilaksanakannya Studi Andalalin ini adalah untuk mencapai :

1. Mengevaluasi kinerja lalu lintas persimpangan dan ruas jalan di lokasi sekitar
proses pengembangan bangunan dan kawasan Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
Soerojo Magelang untuk kondisi saat ini dan masa yang akan datang sebelum
adanya rencana penggunaan Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang;
2. Identifikasi dampak lalu lintas yang akan ditimbulkan akibat proses
pengembangan bangunan dan kawasan Rumah Sakit Jiwa Magelang;
3. Prediksi perubahan kinerja lalu lintas di lokasi sekitar proses pengembangan
bangunan dan kawasan Rumah Sakit Jiwa Magelang setelah beroperasinya
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang, untuk kondisi :
a. Tanpa upaya manajemen dan rekayasa lalu lintas
b. Dengan upaya manajemen dan rekayasa lalu lintas
4. Merekomendasikan kebijakan dan langkah-langkah manajemen dan rekayasa lalu
lintas beserta prasarana yang dibutuhkan untuk mengantisipasi atau
meminimalisir dampak lalu lintas yang akan ditimbulkan akibat proses
pengembangan bangunan dan kawasan Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo
Magelang.
1.4 Sasaran
1. Teridentifikasi dampak penting terhadap komponen-komponen lingkungan
sebagai akibat dari usaha atau kegiatan yang dimaksud
2. Tersusun rencana pengelolaan atau penanggulangan dampak negative yang dapat
dihindari atau diminimalisir dan meningkatkan dampak positif yang ditimbulkan.
3. Bagi pemerintah , dengan adanya analisis ini maka diharapkan menjadi acuan
kebijakan agar pembangunan puisat-pusat kegiatan skala besar wajib dan
diwajibkan untuk membuat Analisis Dampak Lalu Lintas dan bagi pusat-pusat
kegiatanyang beroperasi tanpa adanya Analisis Dampak Llau Lintas maka
diupayakan untuk membuat Analisis Dampak Lalu Lintas guna mempermudah
dalam menentukan cara penanggulangan gangguan – gangguan yang timbul
akibat dari pusat kegiatan / pelayanan yang bersangkutan.
4. Terlaksananya kegiatan pengembangan bangunan dan Kawasan Rumah Sakit Jiwa
Prof Dr Soerojo Kota Magelang yang layak secara lingkungan dan lalu lintas nya.
1.5 Dasar Hukum
Rumah Sakit Jiwa Prof Dr Soerojo Magelang merupakan Rumah Sakit dengan :
 Luas tanah : 409.450 m2
 Luas bangunan : 27.724 m2
 Kapasitas : 500 tempat tidur
Termasuk dalam pusat pelayanan umum yang mengharuskan dan diwajibkan dalam
melakukan Andalalin sebagai persyaratan memperoleh izin lokasi, izin mendirikan, dan
izin pembangunan bangunan Gedung dengan fungsi khusus sesuai dengan peraturan
ketentuan perundang-undangan. Penyusunan Andalalin tersebut sesuai ketentuan yang
berlandaskan hukum, yang mendasari pelaksanaan kegiatan Andalalin, yaitu :
1. UU Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan
2. Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNo 38 Tahun 2006 tentang Jalan
3. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2015
Tentang Standart Keselamatan Lalulintas dan Angkutan Jalan
4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.75 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas
5. Undang – undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(pada pasal 99 dan 100 menjelaskan tentang ANDALALIN)
6. Peraturan Pemerintah Nomor74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 96 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 67 Tahun 2018 tentang Marka Jalan
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang
Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 82 Tahun 2018 tentang Alat Pengendali
Pengguna Jalan
11. SE Menteri PUPUR Nomor : 02/SE/M/2018 Pedoman Bahan Konstruksi
Bangunan dan Rekayasa Sipil Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki
1.6 Gambaran Umum Lokasi
1.6.1 Kebijakan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kebijakan sebagai arahan tindakan untuk mencapai tujuan penataan ruang Daerah
dan strategi sebagai langkah operasionalisasi dari kebijakan penataan ruang
wilayah Daerah meliputi :
1. kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang Daerah;
a) penataan dan pengembangan pusat-pusat kegiatan yang mampu
meningkatkan peran dan fungsi Daerah menjadi PKW di
Purwomanggung;
b) pengembangan dan peningkatan akses, serta jangkauan pelayanan
kawasan pusat-pusat kegiatan dan pertumbuhan ekonomi wilayah
Daerah yang merata dan berhierarki, guna meningkatkan
produktifitas dan daya saing Daerah;
c) pengembangan sistem sarana dan prasarana yang terintegrasi
dengan sistem regional, provinsi, dan nasional; dan
d) pengembangan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan
system sarana dan prasarana yang terpadu dan merata di seluruh
wilayah Daerah sesuai dengan arahan penyediaan yang berdasarkan
standar dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang Daerah; dan
Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang Daerah sebagaimana
dimaksud meliputi:
a) kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung, meliputi :
a) pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup; dan
b) pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.
b) kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya. Meliputi :
a) perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan
antar kegiatan budidaya; dan
b) pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak
melampaui daya dukung lingkungan hidup.
3. kebijakan dan strategi penetapan kawasan strategis Daerah.
a) pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan
ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan
dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan
keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya Daerah;
b) pengembangan dan peningkatan kawasan pertahanan negara untuk
menunjang fungsi pertahanan dan keamanan dalam kerangka
ketahanan nasional;
c) pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam
pengembangan perekonomian Daerah yang produktif, efisien, dan
mampu berdaya saing; dan
d) pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya.
Rencana pengembangan struktur ruang wilayah daerah kota Magelang meliputi :
a) rencana system perkotaan, terdiri dari system :
 pusat pelayanan kota
Pusat pelayanan kota mencakup pelayanan seluruh wilayah Daerah
dan/atau regional. Pusat pelayanan kota ditetapkan di BWK I yang
terdapat disebagian kelurahan Cacaban, sebagian kelurahan Panjang,
sebagian kelurahan Kemirirejo, dan sebagian kelurahan Magelang,
kecamatan Magelang Tengah yaitu Kawasan Alun-Alun.
 subpusat pelayanan kota
Sub pusat pelayanan kota mempunyai cakupan pelayanan sub
wilayah kota. Sub pusat pelayanan kota meliputi :
a) subpusat pelayanan kota terdapat di pusat BWK II meliputi
Kelurahan Wates dan Kelurahan Potrobangsan, Kecamatan
Magelang Utara, yaitu Kawasan Kebonpolo;
b) subpusat pelayanan kota terdapat di pusat BWK III meliputi
Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah dan
Kelurahan Jurangombo Utara, Kecamatan Magelang Selatan,
yaitu Kawasan Kyai Langgeng;
c) subpusat pelayanan kota terdapat di pusat BWK IV meliputi
Kelurahan Tidar Utara, Kecamatan Magelang Selatan, yaitu
Kawasan Sukarno-Hatta; dan
d) subpusat pelayanan kota terdapat di pusat BWK V meliputi
Kelurahan Kramat Utara, Kecamatan Magelang Utara, yaitu
Kawasan Sidotopo.
 pusat lingkungan
Pusat lingkungan mempunyai cakupan pelayanan skala lingkungan
wilayah daerah. Pusat lingkungan merupakan pusatpelayanan skala
lingkungan wilayah daerah yang dikembangkan pada masing-masing
BWK.
Rencana system perkotaan sebagaimana dimaksud dibagi dalam 5 (lima)
BWK. Yang ditetapkan berdasarkan kriteria berikut :
a) kesamaan fungsi penggunaan lahan
b) kesamaan karakteristik pengembangan
c) efisiensi pelayanan fasilitas umum
d) efisiensi system pergerakan
e) batas fisik alamiah
BWK sebagaimana dimaksud terdiri atas :
a) BWK I mempunyai luas kurang lebih 255 Ha (dua ratus lima puluh
lima hektare), dengan fungsi utama sebagai kawasan pusat pelayanan
sosial dan ekonomi skala kota, rekreasi wisata perkotaan, dan
permukiman dengan kepadatan tinggi, dan terdiri dari seluruh
Kelurahan Panjang, sebagian Kelurahan Rejowinangun Utara,
seluruh Kelurahan Rejowinangun Selatan, sebagian Kelurahan
Magelang, sebagian Kelurahan Kemirirejo, sebagian Kelurahan
Magersari, dan sebagian Kelurahan Cacaban;
b) BWK II mempunyai luas kurang lebih 371 Ha (tiga ratus tujuh puluh
satu hektare), dengan fungsi utama pusat pelayanan permukiman
kepadatan tinggi dan sedang, perguruan tinggi, dan Pendidikan
angkatan darat, dan terdiri dari seluruh Kelurahan Potrobangsan,
sebagian Kelurahan Wates, Kelurahan Gelangan, sebagian Kelurahan
Magelang, dan sebagian Kelurahan Cacaban;
c) BWK III dengan luas kurang lebih 383 Ha (tiga ratus delapan puluh
tiga hektare), dengan fungsi pusat pelayanan rekreasi kota/wisata
alam skala regional, pelestarian alam, pendidikan angkatan darat,
dan permukirnan dengan kepadatan rendah, dan terdiri dari seluruh
Kelurahan Jurangombo Utara, sebagian Kelurahan Magersari,
sebagian Kelurahan Kemirirejo, dan seluruh Kelurahan Jurangombo
Selatan;
d) BWK IV dengan luas kurang lebih 437 Ha (empat ratus tiga puluh
tujuh hektare), dengan fungsi pusat pelayanan pemerintahan kota,
industri kecil dan menengah, simpul pergerakan barang, jasa dan
orang, dan permukirnan kepadatan tinggi, dan terdiri dari sebagian
Kelurahan Rejowinangun Utara, sebagian kelurahan Magersari,
sebagian Kelurahan Wates, seluruh Kelurahan Tidar Utara, dan
seluruh Kelurahan Tidar Selatan; dan
e) BWK V dengan luas kurang lebih 366 Ha (tiga ratus enam puluh
enam hektare), dengan fungsi pusat pelayanan perguruan tinggi,
perbelanjaan toko modern, kawasan pengembangan sosial budaya,
olahraga, dan rekreasi, dan terdiri dari seluruh Kelurahan Kramat
Utara, seluruh Kelurahan Kramat Selatan, dan seluruh Kelurahan
Kedungsari
b) Rencana sistem jaringan prasarana wilayah daerah
Rencana sistem jaringan prasarana wilayah daerah meliputi :
a. Rencana system prasarana utama
b. Rencana system prasarana lainnya
Rencana system prasarana utama wilayah daerah adalah rencana system
jaringan prasarana transportasi darat. Rencana system prasarana lainnya
wilayah daerah sebagaimana dimaksud meliputi :
a. rencana sistem jaringan prasarana telekomunikasi;
b. rencana sistem jaringan prasarana sumber daya air;
c. rencana sistem jaringan prasarana energi; dan
d. rencana infrastruktur perkotaan.
Rencana sistem jaringan prasarana transportasi darat sebagaimana dimaksud
Meliputi :

a. Rencana system jaringan pelayanan kereta api


Rencana system jaringan pelayanan kereta api sebagaimana
dimaksud, menurut fungsinya sebagai perkeretaapian umum yang
merupakan jaringan kereta api regional Semarang-Magelang-
Yogyakarta meliputi:
 Pengembangan prasarana perkeretaapian dan/atau
 Pengembangan sarana perkeretaapian
Pengembangan prasarana dan sarana perkeretaapian sebagaimana
dimaksud merupakan kewenangan pemerintah melalui
penyelenggara sarana perkeretaapian yang berupa Badan Usaha,
dilaksanakan sesuai Rencana Induk Perkeretapapian Nasional dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Rencana system jaringan jalan, meliputi :
 Pengembangan jaringan jalan berdasarkan system
 Jalan arteri primer dan sekunder
 Jalan kolektor primer dan sekunder
 Jalan local primer dan sekunder
 Jalan lingkungan sekunder
 Pengembangan lokasi dan kelas pelayanan terminal
 Terminal Tipe A yaitu Terminal Tidar di Kelurahan
Tidar Utara (BWK IV);
 Terminal Tipe C yaitu Terminal Kawasan Kebonpolo
(BWK II), Terminal Kawasan Jalan Alibasah Sentot
Prawirodirjo (BWK I), Terminal Kawasan Canguk (IV),
Terminal Kawasan Sambung (BWK V), Terminal
Kawasan Shopping Center (BWK I), Terminal Kawasan
Jalan Jenderal Sudirman (BWK IV), dan Terminal
Kawasan Jalan Kalimas (BWK V); dan
 Terminal Angkutan Barang berada di Jalan Sukarno-
Hatta Kelurahan Tidar Utara (BWK IV).
 Pengembangan sarana dan prasarana angkutan umum
 rencana penetapan angkutan umum dalam trayek;
 rencana penetapan angkutan umum tidak dalam
trayek; dan
 rencana angkutan barang.
 Pengembangan fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan
angkutan jalan, meliputi fasilitas parkir, tempat perhentian
kendaraan penumpang umum, penerangan jalan, serta
manajemen dan rekayasa lalu lintas, dilaksanakan
berdasarkan arahan penyediaan dan Tatanan Transportasi
Lokal (Tatralok) Daerah.
Pengembangan fasilitas parkir meliputi :
 Pengaturan kemiringan parkir kendaraan
 Penyelenggaraan tempat
parkir Kawasan Peruntukan Kesehatan
Kawasan pengembangan peruntukan kesehatan terdapat di wilayah daerah
yang ditetapkan dan dilaksanakan dengan arahan sebagai berikut :
a. pengalokasian ruang dengan arahan mempertahankan kawasan dan
lokasi sarana kesehatan yang sudah ada utamanya rumah sakit
umum skala kota dan/atau regional;
b. pengembangan unit kegiatan pada lokasi yang strategis dan mudah
dijangkau oleh penduduk sesuai dengan cakupan wilayah pelayanan;
c. pengembangan sarana kesehatan pengobatan umum dibatasi hanya
untuk pelayanan skala sub pusat pelayanan dan unit lingkungan;
d. pengembangan sarana kesehatan skala kota dan/atau regional
dibatasi hanya untuk sarana kesehatan pengobatan khusus/spesifik;
e. penyebaran sarana kesehatan diarahkan secara berhierarki dan
merata di seluruh wilayah Daerah meliputi Tempat Praktek Dokter,
Apotek, Polilklinik, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), Pusat
Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu) atau Balai Pengobatan
Lingkungan, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) atau Balai
Pengobatan, dan Rumah Sakit;
f. perlindungan dan pelestarian bangunan yang berada dalam Kawasan
kesehatan yang memenuhi kriteria kawasan cagar budaya;
g. pengembangan jangkauan pelayanan dan kualitas sarana kesehatan
disesuaikan dengan arahan penyediaan;
h. pengembangan kawasan/kegiatan yang menimbulkan dampak
terhadap lingkungan hidup wajib dilengkapi Dokumen Lingkungan
Hidup; dan
i. pengembangan sarana dan prasarana pendukung kegiatan kesehatan
terintegrasi dengan arahan pengembangan sarana dan prasarana
perkotaan Daerah.
Untuk lebih jelas mengenai Rencana Pola Ruang Kota Magelang dapat dilihat pada
Gambar 1-1.
Gambar 1-1 Rencana Pola Ruang Kota Magelang Tahun 2010 – 2030
1.6.2 Lokasi Rumah Sakit Prof Dr. Soerojo Magelang
Lokasi Kawasan milik Rumah Sakit Jiwa Prof Dr Soerojo Magelang pada
hakikatnya terdapat dua lokasi yaitu yang berada di Jalan Ahmad Yani No 169
Magelang dengan nomor ruas jalan 092.11 yang sering kita sebut sebagai pusat
pelayanan kesehatan sedangkan lokasi kedua yang hanya sebagai tempat pompa air
dan sebagai sumber air untuk Rumah Sakit Jiwa Prof Dr Soerojo Magelang berada
pada wilayah Kabupaten magelang yang sering disebut Kali Bening dengan luas
wilayah 0,945 Ha (Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1-3). Namun
pada kasus kajian Analisis Dampak Lalu Lintas ini hanya dibatasi pada ruang
lingkup Rumah Sakit jiwa saja sebagai pusat kegiatan pelayanan kesehatan yang
diwajibkan untuk memiliki Andalalin pada saat pengoperasiannya , lokasinya
berada di Kecamatan Magelang Utara. Segmen jalan yang akan terpengaruh
dampak lalu lintas diperkirakan dari arah pusat Kota Magelang dimulai dari
simpang sebelah timur yaitu simpang tiga yaitu Jalan Delima Raya dan Jalan A
Yani. Lebih jelas mengenai lokasi rencana Pengembangan Rumah Sakit Jiwa Prof
Dr. Soerojo Magelang dapat dilihat pada gambar 1-2 dibawah ini :

Gambar 1-2 Gambaran Lokasi Rumah Sakit Jiwa Prof Dr. Soerojo Magelang
FOTO LOKASI SUMBER AIR / POMPA AIR MILIK RUMAH SAKIT JIWA PROF DR SOEROJO MAGELANG

Gambar 1-3 Dokumentasi Lokasi Pompa Air milik Rumah Sakit Jiwa
Prof Dr Soerojo Magelang (Kali Bening)
FOTO RUMAH SAKIT JIWA PROF DR SOEROJO MAGELANG

Gambar 1-4 Foto Dokumentasi Rumah Sakit Jiwa Prof Dr Soerojo Magelang
1.6.3 Sarana Lalu Lintas
1.6.3.1 Pergerakan Lalu Lintas
Jaringan jalan pada area segmen jalan menjadi kasus kajian ini yaitu ruas jalan
A Yani dimana Lokasi Rumah Sakit Jiwa Prof Dr Soerojo Magelang berada, jalan
tersebut bertipe empat lajur dua arah yang terbagi dengan marka jalan. Pada bagian
tertentu terdapat akses keluar/masuk. Setiap akses jalan pada kaki simpang
tersebut digunakan untuk lalu lintas dua arah dan setiap akses masuk ke jalan A
Yani dapat melakukan belok karena tidak adanya median fisik.
1.6.3.2 Manajemen Lalu Lintas
Wujud nyata dari manajemen lalu lintas di lapangan untuk menginformasikan
dan mengendalikan lalu lintas adalah berupa perlengkapan jalan. Berikut ini ,
dalam satu segmen ruas jalan yang diangkat sebagai kasus kajian terdapat rambu
petunjuk marka membujur garis menerus dan terputus, dan alat pengendali lalu
lintas.
1.6.3.3 Angkutan Umum
Kota Magelang memiliki rute atau jalur angkutan umum yang melintasi Jl. A
Yani sebanyak 8 (delapan) trayek dari 12 (dua belas) trayek yang ada. Daftar rute
angkutan umum di Kota Magelang untuk masing-masing trayek sebagai berikut :
 Jalur 1
Sub. terminal kebonpolo - Alon-Alon Selatan, Jl. Diponegoro - Pakelan - Jl.
Gatot Subroto - Jl. Tentara pelajar - Alon-alon Barat - Jl. Pahlawan - Jl. A. Yani
 Jalur 2
Jl. Ikhlas - Shopping Center - Jl. Tidar - Jl. Tentara Pelajar - Alon-Alon Barat -
Jl. Pahlawan - Jl. Perintis Kemerdekaan - Perum Korpri - Jl. Rambutan - Jl. A.
Yani - Jl. Majapahit - Jl. Sriwijaya - Jl. Singosari - Jl. Beringin - Jl. Beringin IV -
Jl. Jend. Sudirman
 Jalur 3.
Terminal Tidar - Jl. Soekarno-Hatta - Jl. Jend. Sudirman -Jl. Ikhlas - Shooping
Center - Jl. Tidar - Jl. Tentara Pelajar - Alon-Alon Barat -Jl. Pahlawan - Jl. A.
Yani - Jl. Pemuda - Jl. Sriwijaya - Jl. Singosari
 Jalur 4
Terminal Tidar - Jl. Soekarno-Hatta - Jl. Sarwo edhie - Pakelan - Jl. Gatot
Subroto - Jl. Tentara Pelajar - Jl. Sutopo - Jl. Majapahit - Jl. Sriwijaya - Jl.
Telaga warna - Ngentak Komplek Rindam - Jl. Kesatrian Kulon RST - Jl. A. Yani
- Jl. Pemuda - Jl. Jend. Sudirman
 Jalur 5
Terminal Tidar - Jl. Soekarno-Hatta - Canguk - Jl. Telaga Warna - Jl. Sriwijaya
-Jl. Beringin - Jl. Beringin IV - Jl. Jend. Sudirman - Jl. Ikhlas - Shooping Center
- Jl. Tidar - Jl. Tentara Pelajar - Jl. DI. Panjaitan - Jl. Diponegoro - Jl. A. Yani -
Jl. Urip Sumoharjo
 Jalur 6
Terminal Tidar - Jl. Soekarno-Hatta - Jl. Jend. Sudirman - Jl. Ikhlas - Shooping
Center - Jl. Tidar - Jl. Tentara Pelajar - Jl. Alon-Alon Barat - Jl. Pahlawan - Jl. A.
Yani - Sub. terminal Kebonpolo - Jl. Majapahit - Jl. Sriwijaya - Jl. Beringin - Jl.
Beringin IV
 Jalur 7
Terminal Tidar - Jl. Soekarno-Hatta - Canguk - Jl. Urip Sumoharjo - Sub.
Terminal Kebonpolo - Jl. A. Yani - Perum Depkes Kramat - Jl. A. Yani - Jl.
Majapahit - Jl. Sriwijaya - Jl. Beringin - Jl. Beringin IV - Jl. jend. Sudirman
 Jalur 8
Pasar Burung - Jl. Letjen Soeprapto Taman Parkir - Jl. Tidar - Jl. Tentara Pelajar
- Jl. Alon-Alon Barat - Jl. Alon-alon Utara - Jl. A. Yani - Jl. Pemuda - Jl. Jend.
Sudirman - Jl. Raya Mertoyudhan - Dampit - Salakan - Jl. Soekarno-Hatta - Jl.
Beringin - Jl. Beringin IV
Lebih jelasnya berikut dibawah ini terdapat peta Rencana Lokasi Halte Angkutan
Umum Terintegrasi Kota Magelang :

Gambar 1-5 Peta Rencana Lokasi Halte Angkutan Umum Terintegrasi Kota
Magelang

1.6.4 Prasarana Lalu Lintas


Lokasi dimana Rumah Sakit Prof Dr Soerojo dilakukan pengembangan berada
di Jl A Yani No 169 dengan nomor ruas jalan 092.11 K. lokasi tersebut berada di
Kelurahan Kramat Utara Kecamatan Magelang Utara Kota Magelang. Secara
jaringan jalan ruas jalan tersebut berada di ruas jalan system primer yang berfungsi
sebagai jalan arteri yang masuk ke kota.
Ruas jalan yang menjadi kajian, dari arah selatan di mulai dari simpang tiga yaitu
Jalan Delima Raya dan Jalan A Yani
Data geometric jalan secara melintang badan jalan , adalah sebagai
berikut : Tipe jalan : 4 Lajur 2 Arah Tak terbagi (4/2 UD)
Lebar lajur : 3.5 meter dan 2,5 meter
Lebar bahu : 0,3 m
Lebar trotoar : 2.25 m
Untuk lebih jelasnya komponen dari bagian badan jalan seperti ditunjukkan pada
Gambar 1-4 . Pada ruas jalan daerah kajian tidak adanya median yang membatasi
kedua arah jalur yang menyebabkan pengguna jalan dapat melakukan putaran atau
belok tanpa harus menggunakan patahan median atau u-turn. Untuk lebih jelasnya
komponen geometric jalan seperti ditunjukkan pada Gambar 1-4
Gambar 1-6 Tampak Atas dan Potongan Melintang Jalan Wilayah Kajian
1.6.5 Guna Lahan Sisi Jalan
Penggunaan lahan sepanjang sisi jalan mayoritas digunakan perdagangan dan
jasa, ini sudah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang 2010-
2030. Penggunaan lahan tersebut antara lain : resto makan , ruko , asuransi ,
shipping, showroom Nissan, toko bangunan dan beberapa bagian masih berupa
lahan belum terbangun. Seperti ditunjukkan pada Gambar 1-1 Rencana Pola
Wilayah Kota Magelang.
1.6.6 Kondisi Demografi
Kota Magelang merupakan salah satu daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Tengah yang terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten Magelang. Kota
Magelang dengan luas wilayah 18,54 km² terbagi menjadi 3 (tiga) kecamatan dan 17
(tujuh belas) kelurahan, tiga kecamatan tersebut adalah Kecamatan Magelang
Utara, Kecamatan Magelang Tengah dan Kecamatan Magelang Selatan. Secara
administratif, Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang berada di Kelurahan
Kramat, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang.
a. Kondisi Geografis
Kecamatan Magelang Utara memiliki luas 6,128 km² terbagi menjadi 5
kelurahan, yakni :
a. Kelurahan Wates dengan luas wilayah 19,14%,
b. Kelurahan Potrobangsan luasnya 21,20%,
c. Kelurahan Kedungsari dengan luas wilayah 21,77%,
d. Kelurahan Kramat Utara dengan luas wilayah 14,10%, sedangkan
e. Kelurahan Kramat Selatan dengan luas wilayahnya 23,79%.
Batas-batas wilayah Kecamatan Magelang Utara:
Sebelah Timur : Kecamatan Tegalrejo
Sebelah Selatan : Kecamatan Magelang Tengah
Sebelah Barat : Kecamatan Bandongan
Sebelah Utara : Kecamatan Secang
Luas wilayah Kecamatan Magelang Utara menurut kelurahan ditunjukkan
pada tabel 1-1.
Tabel 1-1 Luas Wilayah Kecamatan Magelang Utara menurut Kelurahan,
2018
Ratio Thd Total
No Kelurahan Luas (Km²)
(%)
1 Wates 1.173 19,14
2 Potrobangsan 1.299 21,20
3 Kedungsari 1.344 21,77
4 Kramat Utara 0.864 14,10
5 Kramat Selatan 1.458 23,79
Jumlah 6.128 100,00
Sumber : Kecamatan Magelang Utara dalam Angka , 2018
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa Kelurahan Kramat Selatan dengan luas 1,458
km² merupakan kelurahan dengan luas wilayah terluas di Kecamatan
Magelang Utara.
b. Kondisi Topografi
Topografi wilayah Kecamatan Magelang Utara Kota Magelang berupa
dataran tinggi dengan sudut kemiringan berkisar antara 2%–15%.
Kemiringan yang terjal pada bagian Barat di sepanjang Sungai Progo dan
sebelah Timur di sepanjang Sungai Elo. Sedangkan pada daerah tengah
merupakan daerah datar.
c. Demografi dan Sosial Ekonomi
Adapun struktur penduduk menurut jenis kelamin di Kota Magelang
menurut Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1-2.
Tabel 1-2 Pertumbuhan dan Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan
Jenis Kelamin , 2016-2017
Tahun
No Kecamatan Jenis Kelamin
2016 2017
1 Magelang Utara Laki-Laki 17.679 17.741
Perempuan 18.766 18.822
Jumlah (Jiwa) 36.445 36.563
Laju 0,29 0,32
Pertumbuhan (%)
2 Magelang Laki-Laki 21.415 21.486
Tengah Perempuan 22.729 22.793
Jumlah (Jiwa) 44.144 44.390
Laju 0,27 0,55
Pertumbuhan (%)
3 Magelang Laki-Laki 20.568 20.637
Selatan Perempuan 20.136 20.194
Jumlah (Jiwa) 40.704 40.939
Laju 0,28 0,57
Pertumbuhan (%)
Laki-Laki 59.662 59.864
Perempuan 61.631 61.809
Total (Kota Magelang) Jumlah (Jiwa) 121.293 121.673
Laju 0,28 0,31
Pertumbuhan (%)
Sumber : Kecamatan Magelang Utara dalam Angka, 2018
Tabel 1-2 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk meningkat pada
tahun 2017 di seluruh wilayah kelurahan di Kecamatan Magelang Utara.
Laju pertumbuhan penduduk tertinggi pada tahun 2017 terjadi pada
Kelurahan Magelang Selatan dengan laju pertumbuhan 0,57%. Sedangkan
jumlah penduduk terbanyak berada pada wilayah Kecamatan Magelang
Tengah dengan jumlah penduduk sebanyak 44.390 jiwa. Kepadatan
penduduk Magelang Utara tertera pada tabel 1-3.
Tabel 1-3 Kepadatan Penduduk kecamatan Magelang Utara 2017
Jumlah Kepadatan
Luas Daerah
No Kelurahan Penduduk Penduduk
(km²)
(Jiwa) per km²
1 Wates 8.246 1.173 7.029
2 Potrobangsan 8.104 1.299 6.239
3 Kedungsari 7.037 1.334 5.275
4 Kramat Utara 5.761 0.864 6.667
5 Kramat Selatan 7.415 1.458 5.085
Total 36.563 6.128 5.966
Sumber : Kecamatan Magelang Utara dalam Angka, 2018
Tabel 1-3 menunjukkan bahwa Kelurahan Wates merupakah kelurahan
dengan jumlah penduduk terbanyak yakni dengan jumlah penduduk 8.246
jiwa. Kelurahan Wates juga merupakan kelurahan dengan kepadatan
penduduk terbanyak yakni dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar
7.029 jiwa per Km². Banyaknya penduduk dan ratio jenis kelamin di
Kecamatan Magelang Utara ditunjukkan pada tabel 1-4.
Tabel 1-4 Banyaknya Penduduk dan Ratio Jenis Kelamin di Kecamatan
Magelang Utara , 2017
Penduduk (Jiwa) Rasio
Jumlah
No Kelurahan Laki- Perempuan Jenis
(Jiwa)
Laki Kelamin
1 Wates 3.696 4.277 8.246 92,79
2 Potrobangsan 3.815 4.289 8.104 88,94
3 Kedungsari 3.418 3.619 7.037 94,44
4 Kramat Utara 2.910 2.821 5.761 103,15
5 Kramat Selatan 3.599 3.816 7.415 94,31
Tahun 2017 17.741 18.822 36.653 94,25
Total
Tahun 2018 17.679 18.766 36.445 94,21
Sumber : Kecamatan Magelang Utara dalam Angka, 2018
Tabel 1-4 menunjukkan bahwa angka rasio jenis kelamin tertinggi di
Kecamatan Magelang Utara pada Tahun 2017 adalah pada Kelurahan
Kramat Utara yakni sebesar 103,15, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam
100
penduduk perempuan terdapat 103 penduduk laki-laki. Jumlah penduduk
Magelang Utara menurut kelompok umur dan jenis kelamin ditunjukkan
pada tabel 1-5.
Tabel 1-5 Jumlah Penduduk Magelang Utara menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin , Tahun 2016
Kelompok Penduduk (Jiwa) Jumlah
No
Umur Laki-Laki Perempuan (Jiwa)
1 0-4 1.330 1.244 2.574
2 5-9 1.234 1.293 2.617
3 10-14 1.298 1.287 2.585
4 15-19 1.560 1.641 3.201
5 20-24 1.661 1.302 2.963
6 25-29 1.299 1.249 2.548
7 30-34 1.237 1.265 2.502
8 35-39 1.264 1.430 2.694
9 40-44 1.263 1.433 2.696
10 45-49 1.239 1.486 2.725
11 50-54 1.231 1.394 2.629
12 55-59 1.043 1.212 2.255
13 60-64 697 791 1.488
14 65-69 490 596 1.086
15 70-74 342 447 789
16 75+ 401 692 1.093
Jumlah 17.679 18.776 36.446
Sumber : Kecamatan Magelang Utara dalam Angka, 2018
Tabel 1-5 menunjukkan bahwa kelompok usia 15-19 tahun merupakan
kelompok usia dengan jumlah penduduk terbanyak pada tahun 2016 di
Kecamatan Magelang Utara dengan jumlah penduduk 3.201 jiwa. Banyaknya
Industri dan Tenaga Kerja di Kecamatan Magelang Utara ditunjukkan pada
tabel 1-6.
Tabel 1-6 Banyaknya Industri dan Tenaga Kerja di Kecamatan Magelang
Utara, 2017
Industri Kecil Industri Menengah
Kelurahan Tenaga Tenaga
Perusahaan Perusahaan
Kerja Kerja
Wates 28 133 2 110
Potrobangsan 48 265 1 28
Industri Kecil Industri Menengah
Kelurahan Tenaga Tenaga
Perusahaan Perusahaan
Kerja Kerja
Kedungsari 35 153 2 36
Kramat Utara 11 24 - -
Kramat 20 159 4 4
Selatan
Jumlah 142 734 6 178
Sumber: Kecamatan Magelang Utara dalam Angka, 2018
Tabel 1-6 menunjukkan bahwa Kelurahan Potrobangsan merupakan
kelurahan yang memiliki jumlah industri kecil terbanyak yakni sebanyak 48
perusahaan yang mampu menyerap 265 tenaga kerja, sedangkan industri
menengah terbanyak berada di Kelurahan Wates yang mampu menyerap 110
tenaga kerja.
1.7 Batasan Kajian
Kajian ini memiliki Batasan-batasan sebagai berikut :
A. Batasan Substansi
a. Kajian ini membahas Analisis Dampak Lalu Lintas ditinjau dari pergerakan
lalu lintas.
b. Analisis dilakukan pada tahun 2019, 2020 – 2024 dan saat proyek dibangun.
c. Jalan yang dijadikan obyek kajian ini adalah Jalan A Yani yang berlokasi
didepan Rumah Sakit Jiwa Prof Dr Soerojo Magelang
B. Batasan Wilayah
a. Pusat kegiatan yang menjadi obyek kajian adalah Rumah Sakit Jiwa Prof Dr
Soerojo Magelang yang terletak di Magelang Utara
b. Wilayah yang diteliti adalah kegiatan pelayanan kesehatan Rumah Sakit Jiwa
Prof Dr Soerojo Magelang yang meliputi ruas jalan A Yani Magelang
1.8 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan kajian adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang, pokok permasalahan, tujuan
, maksud dan manfaat kajian. Lokasi kajian dan sistematika penulisan.
BAB II : STUDI PUSTAKA
Dalam bab ini akan membahas teori-teori yang akan digunakan dalam
penyelesaian masalah-masalah yang ada.
BAB III : METODOLOGI
Dalam bab ini akan membahas kerangka piker dan prosedur-prosedur dari
pemecahan masalah.
BAB IV : PENGOLAHAN DATA
Dalam bab ini akan dipaparkan data-data kajian yang didapat dari hasil
survey untuk selanjutnya dilakukan pengolahan data.
BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dilakukan Analisa dan selanjutnya dilakukan
pembahasan hasil analisis.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan diambil kesimpulan mengenai hasil analisis dan
pembahasan.

Anda mungkin juga menyukai