4.1 UMUM
Analisis dampak lalu lintas pembangunan
Gedung Graha Bank Jombang di Desa
Candi Mulyo, Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang dilakukan dengan
mempertimbangkan beberapa
pengembangan di sekitar lokasi kajian.
Kajian dampak lalu lintas pembangunan
Gedung Graha Bank Jombang merupakan
sebuah kajian dengan pendekatan yang
bersifat komprehensif/menyeluruh mencakup berbagai aspek yang mempengaruhi
perjalanan dan lalu lintas.
rencana dalam format peta tematik secara computerized sesuai dengan format perangkat
lunak/software pembangunan yang digunakan. Data hasil inventarisasi jalan serta hasil
pengamatan lapangan menjadi basis pembentukan jaringan jalan tahun dasar. Selanjutnya
untuk jaringan jalan tahun rencana akan dibuat berdasarkan informasi rencana/proyek
pengembangan jalan yang bersifat committed serta simulasi berbagai rekomendasi perbaikan
jalan.
Sistem jaringan jalan pada wilayah studi mencakup keseluruhan jaringan jalan dengan basis
peta sistem jaringan jalan dari Bappeda Kabupaten Jombang. Komputerisasi peta dasar
sistem jaringan jalan tersebut disusun sedemikian rupa dan dipresentasikan sebagai node
(simpul) dan link (ruas). Node mewakili suatu persimpangan/pertemuan jalan atau titik
dimana terjadi perubahan karakteristik ruas jalan, sedangkan link merupakan representasi
suatu ruas jalan. Setiap link tersebut akan dihubungkan satu sama lain sehingga terbentuk
suatu kontinuitas jaringan yang disebut sistem jaringan jalan.
Centroid connector merupakan salah satu jenis link yang tidak dihubungkan dengan link
lain pada salah satu ujungnya, dan berfungsi untuk mengakomodir lalu lintas dari dan
menuju suatu zona lalu lintas (kawasan terbatas). Setiap node dan link mempunyai
karakteristik yang unik dan berisi informasi (atribut) sebagai berikut :
a) Node berisikan informasi mengenai koordinat, pengaturan arah lalu lintas serta
informasi lain yang berkaitan dengan kondisi lalu lintas dan persimpangan.
b) Link berisikan informasi mengenai panjang dan lebar jalan, jumlah lajur lalu lintas,
jenis kendaraan (moda) yang beroperasi, fungsi-fungsi arus lalu lintas (fungsi
volume-kecepatan, volume perlambatan, dan sebagainya).
Kapasitas ruas jalan dan kecepatan arus bebas (free flow speed) dihitung berdasarkan
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), melalui persamaan-persamaan yang melibatkan
lebar lajur, penggunaan bahu jalan, lebar bahu jalan, dan jumlah kendaraan tak bermotor
yang menggunakan ruas jalan.
Selanjutnya keseluruhan informasi mengenai node dan link tersebut dituangkan dalam suatu
data base dengan format tertentu untuk digunakan sebagai data masukan dengan bantuan
perangkat lunak perencanaan transportasi CONTRAM.
Dalam mengembangkan model jaringan jalan eksisting untuk Analisis Kinerja jaringan jalan
perlu mempertimbangkan ruas jalan yang nantinya akan terpengaruh sebagai akibat
pembangunan Gedung Graha Bank Jombang, seperti Jalan Presiden KH. Abdurrahman
Wahid, Jl. Jendral Gatot Subroto, Jl. Kenanga, Jl. Anggrek, Jl. Haym Wuruk, dan lainnya.
Model jaringan jalan dibuat dalam peta kodifikasi sebagaimana pada gambar 4.1 dan
gambar 4.2, dengan rincian jalan dan karakteristiknya seperti pada tabel 4.1. Pada tabel
tersebut dapat dilihat bahwa satu ruas jalan dibagi lagi menjadi beberapa link sesuai dengan
jumlah lajurnya, hal ini dilakukan melihat pergerakan lalu lintas yang terjadi sangat
kompleks.
Lokasi Pembangunan
Simpang 4 Simpang 2
Simpang 6 Simpang 1
Jl. Kenanga
Simpang 5
Jl. Presiden
KH. Abdurrahman
Wahid
Simpang 3
Simpang 7
Tabel 4.1
Karakteristik Jaringan Jalan Eksisting Tahun 2020
Pembagian zona pada kawasan kajian ditetapkan dengan mempertimbangkan zona yang
berada di dalam (internal) dan di luar (eksternal) kawasan kajian. Model transportasi wilayah
kajian ini dibagi menjadi 9 (sembilan) wilayah zona. Pembagian zona dilakukan untuk
mempermudah dalam klasifikasi pergerakan kendaraan berdasarkan asal dan tujuan
perjalanannya yang sangat penting sebagai data masukan dalam permodelan sistem jaringan
jalan. Adapun rincian zona dan wilayah yang diwakilinya dapat dilihat pada tabel seperti
yang terdapat di bawah ini
Tabel 4.2
Pembagian Zona Lalu Lintas Dalam Sistem Jaringan Jalan Eksisting
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa mengenai wilayah kajian dalam jaringan jalan di
sekitar lokasi pembangunan Gedung Graha Bank Jombang dibagi dalam 12 zona dimana
terdiri dari beberapa wilayah cakupan seperti Jl. Soekarno Hatta, Jl. Cempaka, Jl. Desa
Mojongapit, Jl. Jend. Gatot Subroto, Jl. Kenanga, Jl. Anggrek, Jl. Hayam Wuruk, Jl. Teratai,
Jl. Raden Patah, Jl. Seroja, Jl. KH. Wachid Hasyim, Jl. A. Yani. Pembagian zona tersebut
ditujukan untuk memudahkan dalam melakukan analisa sehingga dalam hal pembebanan
pada jaringan tersebut dapat maksimal.
Untuk mengetahui pengaruh pembangunan Gedung Graha Bank Jombang terhadap kinerja
jaringan jalan di sekitarnya, Gedung Graha Bank Jombang dijadikan sebagai zona tersendiri
karena mempunyai karakteristik menarik dan membangkitkan perjalanan yang cukup
signifikan dengan karakteristik tata guna lahan yang seragam (salah satu syarat penentuan
zona lalu lintas).
Zona 2
Jl. Kenanga
Simpang 5
Jl. Presiden
KH. Abdurrahman Wahid
Zona 1
Zona 12
Simpang 3
Lokasi Survey TC
Simpang 7
Zona 9 Zona 7
Zona 3
Zona 11 Zona 4
perjalanan dalam satuan mobil penumpang (smp) per jumlah kendaraan yang diproduksi
oleh kegiatan dari bangunan Gedung Graha Bank Jombang.
Berdasarkan perencanaan diatas, luas lahan untuk pembangunan Gedung Graha Bank
Jombang adalah seluas ± 2.890 m2.
lintas yang dihasilkan dari jumlah unit Gedung Graha Bank Jombang, nilai trip rate
yang digunakan yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.6. Perhitungan Bangkitan dan Tarikan Lalu Lintas Gedung Graha Bank Jombang
Pada analisis bangkitan dan tarikan untuk peruntukan Gedung Graha Bank Jombang
tersebut pada pagi hari diperkirakan jumlah perjalanannya adalah 48,09 smp/jam yang
terdiri dari tarikan perjalanan 34,52 smp/jam dan bangkitan perjalanan 13,57 smp/jam.
Sedangkan pada sore hari jumlah bangkitan dan tarikan perjalanannya adalah 49,86
smp/jam yang terdiri dari tarikan perjalanan 14,75 smp/jam dan bangkitan perjalanan
35,11 smp/jam.
PT. BPR BANK JOMBANG PERSERODA IV. 10
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
Pembangunan Gedung Graha Bank Jombang
di Jl. Presiden KH. Abdurrahman Wahid No. 153 – 155 Jombang
Tabel 4.7. Perhitungan Bangkitan dan Tarikan Perjalanan Gedung Graha Bank Jombang
Bangkitan dan tarikan
Waktu
No Jenis Bangunan perjalanan (Smp/jam)
Peak
Masuk Keluar Total
1 Peak Pagi Gedung Graha 33,81 13,29 47,11
2 Peak Sore Bank Jombang 14,45 34,39 48,84
Sumber : Hasil Analisa 2020
Dari hasil analisa bangkitan dan tarikan perjalanan tersebut disimulasikan terhadap lalu
lintas eksisting. Simulasi perjalanan tersebut dilakukan untuk jangka waktu 5 tahun dan
diasumsikan bangunan tersebut telah beroperasi secara maksimal.
Berdasarkan hasil survai asal tujuan perjalanan lalu lintas dengan metode gerakan membelok
diperoleh matrik asal tujuan perjalanan saat ini dimana kondisinya bangunan Gedung Graha
Bank Jombang belum dibangun atau masih pada kondisi saat ini. Matriks perjalanan ini
menunjukkan pola distribusi perjalanan kendaraan dari suatu zona lalu lintas ke zona lalu
lintas yang lain. Matriks perjalanan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Matriks Asal Tujuan (OD) Kendaraan pada jam sibuk pagi Tahun 2020 (smp/jam)
O-D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pi
Dari tabel di atas dapat diketahui asal perjalanan terbesar yaitu dari zona 1 ke zona 4 sebesar
751 smp/jam. Sedangkan perjalanan terkecil (bukan 0) yaitu dari zona 8 ke zona 5 sebesar
6 smp/jam.
Tabel 4.9
Matriks Asal Tujuan (OD) Kendaraan pada jam sibuk siang Tahun 2020 (smp/jam)
O-D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pi
Dari tabel di atas dapat diketahui asal perjalanan terbesar yaitu dari zona 1 ke zona 4 sebesar
673 smp/jam. Sedangkan perjalanan terkecil (bukan 0) yaitu dari zona 8 ke zona 5 sebesar
6 smp/jam.
Tabel 4.10
Matriks Asal Tujuan (OD) Kendaraan pada jam sibuk sore Tahun 2020 (smp/jam)
O-D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pi
3 68 0 0 95 7 14 14 7 14 0 27 27 270
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 68 0 8 17 0 17 25 17 34 0 85 68 339
Dari tabel di atas dapat diketahui asal perjalanan terbesar yaitu dari zona 1 ke zona 4 sebesar
761 smp/jam. Sedangkan perjalanan terkecil (bukan 0) yaitu dari zona 8 ke zona 5 sebesar
6 smp/jam.
Hasil simulasi model yang telah dilakukan, maka didapat pembebanan pada jaringan
tersebut. Unjuk kerja saat ini perlu dikaji untuk mengetahui permasalahan kondisi saat ini
sehingga dapat dijadikan dasar untuk menetapkan potensial penanganan dampak dari
pembangunan Gedung Graha Bank Jombang. Dari hasil pembebanan lalu lintas yang
dilakukan, kinerja jaringan jalan dan kinerja tiap-tiap ruas jalan untuk kondisi saat ini
(eksisting) dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.11
Kinerja Jaringan Jalan Kondisi Eksisting (Tahun 2020)
No. Indikator Peak Nilai
Waktu Perjalanan (smp/jam) 9,46
1 Panjang Perjalanan (smp/km) Pagi 338,52
Kecepatan Jaringan (km/jam) 35,77
Waktu Perjalanan (smp/jam) 8,11
2 Panjang Perjalanan (smp/km) Siang 300,81
Kecepatan Jaringan (km/jam) 37,10
Waktu Perjalanan (smp/jam) 9,52
3 Panjang Perjalanan (smp/km) Sore 339,93
Kecepatan Jaringan (km/jam) 35,71
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2020
Dari tabel di atas dapat diketahui untuk kondisi eksisting untuk jaringan jalan untuk
parameter salah satunya yaitu total waktu perjalanan adalah sebesar 9,52 smp – jam, dan
untuk kecepatan jaringannya sebesar 35,71 km/jam. Untuk data kinerja tiap-tiap ruas jalan
kondisi eksisting dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.12
Kinerja Tiap-Tiap Ruas Jalan Kondisi Eksisting
PAGI SIANG SORE PAGI SIANG SORE
KODE KAPASITAS KECEPATAN KEPADATAN
NAMA JALAN ARAH
JALAN (smp/jam) (smp/jam) (smp/jam) JALAN PAGI LOS SIANG LOS SORE LOS (km/jam) (smp/km)
Timur 9001 2.129 1.917 2.158 3.135 0,68 C 0,61 C 0,69 C 40,71 53,01
Jl. Soekarno Hatta
Barat 5001 2.145 1.922 2.175 3.135 0,68 C 0,61 C 0,69 C 40,58 53,59
Jl. Cempaka Selatan 5002 1.963 1.917 2.009 3.493 0,56 C 0,55 C 0,58 C 47,75 42,06
Timur 9004 1.755 1.580 1.778 2.793 0,63 C 0,57 C 0,64 C 38,48 46,21
Jl. Presiden Abdurrahman Wahid
Barat 5004 1.768 1.584 1.792 2.793 0,63 C 0,57 C 0,64 C 38,38 46,69
Jl. Jend. Gatot Subroto Selatan 5005 1.780 1.652 1.805 3.234 0,55 C 0,51 C 0,56 C 44,87 40,22
Timur 9006 1.030 922 1.041 35,11 29,65
Jl. Presiden Abdurrahman Wahid 3.329 0,62 C 0,55 C 0,63 C
Barat 5006 1.038 925 1.049 35,11 29,89
Jl. Seroja Selatan 5016 1.595 1.298 1.606 2.854 0,56 C 0,45 C 0,56 C 39,82 40,33
Jl. A. Yani Barat 5018 2.283 2.027 2.311 3.493 0,65 C 0,58 C 0,66 C 45,73 50,53
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa untuk unjuk kerja tiap-tiap ruas jalan pada kondisi
eksisting didapat untuk ruas Jalan Presiden KH. Abdurrahman Wahid dengan no link 9008
dan 5008 yang merupakan jalan akses masuk dan keluar Gedung Graha Bank Jombang
tersebut mempunyai V/C ratio sebesar 0,66 atau mempunyai Level of Service “C” yang
artinya arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan, pengemudi dibatasi
dalam memilih kecepatan. Hal ini karena lokasi tersebut tidak ada bahu jalan sehingga jika
ada kendaraan berhenti mengganggu kelancaran lalu lintas.
1 Simpang Bersinyal Soekarno - Hatta 501 4.615 2.505 2.304 2.549 0,54 0,50 0,55
2 Simpang Tak Bersinyal Jend. Gatot Subroto 502 4.054 2.243 2.015 2.274 0,55 0,50 0,56
3 Simpang Tak Bersinyal Kenanga 503 2.846 1.398 1.237 1.412 0,49 0,43 0,50
4 Simpang Bersinyal Hayam Wuruk 504 2.060 1.340 1.215 1.362 0,65 0,59 0,66
5 Simpang Tak Bersinyal Teratai 505 2.502 1.208 1.113 1.239 0,48 0,44 0,50
6 Simpang Tak Bersinyal Raden Patah 506 2.488 1.514 1.375 1.528 0,61 0,55 0,61
7 Simpang Tak Bersinyal Monumen Ringin Contong 507 3.561 2.215 1.861 2.233 0,62 0,52 0,63
Pada kondisi do nothing, diasumsikan kapasitas jalan masih sama dengan kondisi saat ini
tetapi volume lalu lintas memakai volume lalu lintas forecasting tahun 2021 dengan rata-
rata pertumbuhan kendaraan di Kabupaten Jombang adalah sebesar 5%. dilakukan analisa
pada tahun 2021 karena pada tahun tersebut direncanakan Gedung Graha Bank Jombang
telah terbangun dan telah beroperasi.
Data jalan pada tahun 2021 diasumsikan masih sama dengan kondisi pada saat eksisting
yaitu Tahun 2021. Dimana tidak terjadi perubahan untuk menentukan unjuk kerja lalu lintas
pada kondisi tahun 2021 tanpa adanya pembangunan Gedung Graha Bank Jombang tersebut.
Data OD tahun 2021 diperoleh dari forecasting distribusi perjalanan pada matriks asal tujuan
Tahun 2021 yaitu dengan menggunakan pertumbuhan kendaraan rata-rata sebesar 5 %, dan
diasumsikan dengan kondisi belum adanya pembangunan. Data asal tujuan perjalanan pada
tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.16
Matriks Asal Tujuan (OD) Kendaraan pada jam sibuk pagi Tahun 2021 (smp/jam)
Tanpa Adanya Pembangunan
O-D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pi
Dari tabel di atas dapat diketahui asal perjalanan terbesar yaitu dari zona 1 ke zona 4 sebesar
796 smp/jam. Sedangkan perjalanan terkecil (bukan 0) yaitu dari zona 8 ke zona 5 sebesar
7 smp/jam.
Tabel 4.17
Matriks Asal Tujuan (OD) Kendaraan pada jam sibuk siang Tahun 2021 (smp/jam)
Tanpa Adanya Pembangunan
O-D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pi
Dari tabel di atas dapat diketahui asal perjalanan terbesar yaitu dari zona 1 ke zona 4 sebesar
713 smp/jam. Sedangkan perjalanan terkecil (bukan 0) yaitu dari zona 8 ke zona 5 sebesar
6 smp/jam.
Tabel 4.18
Matriks Asal Tujuan (OD) Kendaraan pada jam sibuk sore Tahun 2021 (smp/jam)
Tanpa Adanya Pembangunan
O-D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pi
3 72 0 0 100 7 14 14 7 14 0 29 29 287
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 72 0 9 18 0 18 27 18 36 0 90 72 360
6 203 0 20 41 20 0 163 20 61 0 122 122 813
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Aj 2.288 0 265 1.913 252 959 994 366 521 0 1.176 2.449 10.576
Dari tabel di atas dapat diketahui asal perjalanan terbesar yaitu dari zona 1 ke zona 4 sebesar
807 smp/jam. Sedangkan perjalanan terkecil (bukan 0) yaitu dari zona 8 ke zona 5 sebesar
7 smp/jam.
Unjuk kerja tahun 2021 untuk kondisi tanpa pembangunan perlu dikaji untuk mengetahui
kondisi lalu lintas tanpa adanya pembangunan Gedung Graha Bank Jombang dan bagaimana
kinerja jalan pada kondisi lima tahun yang akan datang. Dari hasil pembebanan lalu lintas
yang dilakukan, kinerja jaringan jalan dan kinerja tiap-tiap ruas jalan untuk kondisi tanpa
pembangunan tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.19
Kinerja Jaringan Jalan Sekitar Lokasi Pembangunan Gedung Graha Bank Jombang Tahun
2021 Tanpa Pembangunan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kecepatan secara jaringan yang terjadi mengalami
penurunan yaitu 34,93 km/jam. Sedangkan untuk kinerja tiap-tiap ruas jalan pada kondisi
tanpa pembangunan tahun 2021 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.20
inerja Tiap-Tiap Ruas Jalan sekitar Lokasi Pembangunan Gedung Graha Bank Jombang
Tahun 2021 Tanpa Pembangunan
PAGI SIANG SORE PAGI SIANG SORE
KODE KAPASITAS KECEPATAN KEPADATAN
NAMA JALAN ARAH
JALAN (smp/jam) (smp/jam) (smp/jam) JALAN PAGI LOS SIANG LOS SORE LOS (km/jam) (smp/km)
Timur 9001 2.257 2.032 2.288 3.135 0,72 C 0,65 C 0,73 C 39,71 57,61
Jl. Soekarno Hatta
Barat 5001 2.274 2.037 2.305 3.135 0,73 C 0,65 C 0,74 C 39,56 58,27
Jl. Cempaka Selatan 5002 2.080 2.032 2.129 3.493 0,60 C 0,58 C 0,61 C 46,97 45,33
Timur 9004 1.860 1.675 1.885 2.793 0,67 C 0,60 C 0,67 C 37,70 50,00
Jl. Presiden Abdurrahman Wahid
Barat 5004 1.874 1.679 1.900 2.793 0,67 C 0,60 C 0,68 C 37,59 50,54
Jl. Jend. Gatot Subroto Selatan 5005 1.887 1.751 1.913 3.234 0,58 C 0,54 C 0,59 C 44,17 43,31
Timur 9006 1.092 978 1.103 34,42 32,06
Jl. Presiden Abdurrahman Wahid 3.329 0,66 C 0,59 C 0,67 C
Barat 5006 1.100 980 1.112 34,42 32,32
Jl. Seroja Selatan 5016 1.691 1.376 1.702 2.854 0,59 C 0,48 C 0,60 C 39,20 43,44
Jl. A. Yani Barat 5018 2.420 2.148 2.449 3.493 0,69 C 0,62 C 0,70 C 44,71 54,78
Kondisi kinerja pada tahun 2021 tanpa adanya pembangunan, kinerja jalan disekitar lokasi
bangunan tersebut sudah menurun dengan adanya pertumbuhan kendaraan. Untuk jalan
Presiden KH. Abdurrahman Wahid di depan lokasi pembangunan kinerjanya yaitu
mempunyai V/C ratio 0,70 atau mempunyai level off service ”C” yang artinya arus stabil,
tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan, pengemudi dibatasi dalam memilih
kecepatan.
Tabel 4.21 Kinerja Tiap-Tiap Simpang Kondisi Tahun 2021 Tanpa Kawasan
1 Simpang Bersinyal Soekarno - Hatta 501 4.615 2.656 2.443 2.702 0,58 0,53 0,59
2 Simpang Tak Bersinyal Jend. Gatot Subroto 502 4.054 2.377 2.055 2.313 0,59 0,51 0,57
3 Simpang Tak Bersinyal Kenanga 503 2.846 1.466 1.305 1.480 0,52 0,46 0,52
4 Simpang Bersinyal Hayam Wuruk 504 2.060 1.420 1.288 1.444 0,69 0,63 0,70
5 Simpang Tak Bersinyal Teratai 505 2.502 1.281 1.181 1.307 0,51 0,47 0,52
6 Simpang Tak Bersinyal Raden Patah 506 2.488 1.582 1.444 1.596 0,64 0,58 0,64
7 Simpang Tak Bersinyal Monumen Ringin Contong 507 3.561 2.348 1.926 2.298 0,66 0,54 0,65
Tabel 4.22 Analisis Kinerja Simpang Bersinyal Kondisi Tahun 2021 Tanpa Kawasan
KONDISI TAHUN 2021 TANPA KAWASAN
NO. URAIAN SIMPANG SIMPANG
CEMPAKA HAYAM WURUK
1 Arus Lalu Lintas (smp/jam) 2.702 1.444
2 Kapasitas (smp/jam) 4.615 2.060
3 Derajat Kejenuhan (QS) 0,59 0,70
4 Tundaan Simpangan (dt/smp) 29,54 35,28
5 Panjang Antrian Kendaraan (m) 46,44 50,49
Pada kondisi do nothing, diasumsikan kapasitas jalan masih sama dengan kondisi saat ini
tetapi volume lalu lintas memakai volume lalu lintas forecasting tahun 2021 dengan rata-
rata pertumbuhan kendaraan di Kabupaten Jombang adalah sebesar 5%. Dilakukan analisa
pembebanan untuk pembangunan Gedung Graha Bank Jombang yang asumsinya pada tahun
tersebut telah terbangun dan telah beroperasi.
Data jalan setelah pembangunan kondisi masih sama dengan kondisi eksisting hanya saja
terdapat akses masuk dan keluar pada bangunan Gedung Graha Bank Jombang tanpa
merubah kondisi eksisting saat ini. Kondisi model jaringan jalan pada tahun 2021 dengan
pembangunan adalah sebagai berikut :
Lokasi Pembangunan
Simpang 4 Simpang 2
Simpang 6 Simpang 1
Jl. Kenanga
Simpang 5
Jl. Presiden
KH. Abdurrahman Wahid
Simpang 3
Simpang 7
Tabel 4.24
Matriks Asal Tujuan (OD) Kendaraan pada jam sibuk pagi Tahun 2021 (smp/jam)
Dengan Adanya Pembangunan (Do Nothing)
O-D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pi
Dari tabel di atas dapat diketahui asal perjalanan terbesar yaitu dari zona 1 ke zona 4 sebesar
812 smp/jam. Sedangkan perjalanan terkecil (bukan 0) yaitu dari zona 8 ke zona 5 sebesar
8 smp/jam.
Tabel 4.25
Matriks Asal Tujuan (OD) Kendaraan pada jam sibuk siang Tahun 2021 (smp/jam)
Dengan Adanya Pembangunan (Do Nothing)
O-D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pi
Dari tabel di atas dapat diketahui asal perjalanan terbesar yaitu dari zona 1 ke zona 4 sebesar
729 smp/jam. Sedangkan perjalanan terkecil (bukan 0) yaitu dari zona 8 ke zona 5 sebesar
7 smp/jam.
Tabel 4.26
Matriks Asal Tujuan (OD) Kendaraan pada jam sibuk siang Tahun 2021 (smp/jam)
Dengan Adanya Pembangunan (Do Nothing)
O-D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pi
Unjuk kerja saat ini untuk kondisi pada tahun 2021 dengan adanya pembangunan perlu
dikaji untuk mengetahui permasalahan yang timbul akibat adanya bangunan Gedung Graha
Bank Jombang dan seberapa besar penanganan dampak yang telah dilakukan. Dari hasil
pembebanan lalu lintas yang dilakukan, kinerja jaringan jalan dan kinerja tiap-tiap ruas jalan
untuk kondisi dengan pembangunan tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.27
Kinerja Jaringan Jalan Dengan Pembangunan Tahun 2021 (Do Nothing)
No. Indikator Peak Nilai
Waktu Perjalanan (smp/jam) 10,84
1 Panjang Perjalanan (smp/km) Pagi 372,93
Kecepatan Jaringan (km/jam) 34,42
Waktu Perjalanan (smp/jam) 9,26
2 Panjang Perjalanan (smp/km) Siang 332,96
Kecepatan Jaringan (km/jam) 35,97
Waktu Perjalanan (smp/jam) 10,92
3 Panjang Perjalanan (smp/km) Sore 375,03
Kecepatan Jaringan (km/jam) 34,33
Sumber : Hasil Analisis
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kecepatan secara jaringan yang terjadi adalah 34,33
km/jam. Sedangkan untuk kinerja tiap-tiap ruas jalan pada kondisi dengan pembangunan
tahun 2021 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.28
Kinerja Tiap-Tiap Ruas Jalan Tahun 2021 Dengan Pembangunan (Do Nothing)
PAGI SIANG SORE KAPASITAS PAGI SIANG SORE
KODE KECEPATAN KEPADATAN
NAMA JALAN ARAH
JALAN (smp/jam) (smp/jam) (smp/jam) JALAN PAGI LOS SIANG LOS SORE LOS (km/jam) (smp/km)
Timur 9001 2.304 2.079 2.337 3.135 0,73 C 0,66 C 0,75 C 39,31 59,44
Jl. Soekarno Hatta
Barat 5001 2.321 2.084 2.354 3.135 0,74 C 0,66 C 0,75 D 39,16 60,12
Jl. Cempaka Selatan 5002 2.127 2.079 2.178 3.493 0,61 C 0,60 C 0,62 C 46,65 46,70
Timur 9004 1.907 1.722 1.934 2.793 0,68 C 0,62 C 0,69 C 37,33 51,81
Jl. Presiden Abdurrahman Wahid
Barat 5004 1.921 1.726 1.949 2.793 0,69 C 0,62 C 0,70 C 37,21 52,37
Jl. Jend. Gatot Subroto Selatan 5005 1.934 1.798 1.962 3.234 0,60 C 0,56 C 0,61 C 43,85 44,74
Timur 9006 1.139 1.025 1.152 33,85 34,05
Jl. Presiden Abdurrahman Wahid 3.329 0,69 C 0,62 C 0,69 C
Barat 5006 1.147 1.027 1.161 33,85 34,31
Jl. Seroja Selatan 5016 1.738 1.423 1.751 2.854 0,61 C 0,50 C 0,61 C 38,87 45,06
Jl. A. Yani Barat 5018 2.467 2.195 2.498 3.493 0,71 C 0,63 C 0,72 C 44,34 56,35
Kondisi kinerja pada tahun 2021 dengan adanya pembangunan, kinerja jalan disekitar lokasi
bangunan tersebut sudah menurun dengan adanya pertumbuhan kendaraan. Untuk jalan
Presiden KH. Abdurrahman Wahid di depan lokasi pembangunan kinerjanya yaitu
mempunyai V/C ratio 0,73 atau mempunyai level off service ”C” yang artinya arus stabil,
tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan, pengemudi dibatasi dalam memilih
kecepatan.
Tabel 4.29 Kinerja Tiap-Tiap Simpang Kondisi Tahun 2021 Dengan Pembangunan
1 Simpang Bersinyal Soekarno - Hatta 501 4.615 2.737 2.524 2.786 0,59 0,55 0,60
2 Simpang Tak Bersinyal Jend. Gatot Subroto 502 4.054 2.427 2.185 2.461 0,60 0,54 0,61
3 Simpang Tak Bersinyal Kenanga 503 2.846 1.566 1.396 1.585 0,55 0,49 0,56
4 Simpang Bersinyal Hayam Wuruk 504 2.060 1.482 1.350 1.507 0,72 0,66 0,73
5 Simpang Tak Bersinyal Teratai 505 2.502 1.365 1.264 1.401 0,55 0,51 0,56
6 Simpang Tak Bersinyal Raden Patah 506 2.488 1.689 1.543 1.707 0,68 0,62 0,69
7 Simpang Tak Bersinyal Monumen Ringin Contong 507 3.561 2.428 2.053 2.451 0,68 0,58 0,69
Sumber : Hasil Analisis
Tabel 4.30 Analisis Kinerja Simpang Bersinyal Tahun 2021 Dengan Pembangunan
KONDISI TAHUN 2021 DENGAN KAWASAN
NO. URAIAN SIMPANG SIMPANG
CEMPAKA HAYAM WURUK
1 Arus Lalu Lintas (smp/jam) 2.786 1.507
2 Kapasitas (smp/jam) 4.615 2.060
3 Derajat Kejenuhan (QS) 0,60 0,73
4 Tundaan Simpangan (dt/smp) 29,88 36,11
5 Panjang Antrian Kendaraan (m) 47,08 52,31
Sumber : Hasil Analisis
Tabel 4.31 Analisis Kinerja Simpang Tak Bersinyal Tahun 2021 Dengan Pembangunan
KONDISI TAHUN 2021 DENGAN KAWASAN
NO. URAIAN SIMPANG SIMPANG SIMPANG SIMPANG SIMPANG MONUMEN
JEND. GATOT SUBROTO KENANGA TERATAI RADEN PATAH RINGIN CONTONG
1 Arus Lalu Lintas (smp/jam) 2.461 1.585 1.401 1.707 2.451
2 Kapasitas (smp/jam) 4.054 2.846 2.502 2.488 3.561
3 Derajat Kejenuhan (QS) 0,61 0,56 0,56 0,69 0,69
4 Tundaan Simpangan (dt/smp) 12,265 11,940 12,00 12,81 12,87
5 Peluang Antrian Kendaraan (%) 15 - 33% 13 - 29% 13 - 29% 19 - 39% 19 - 40%
Sumber : Hasil Analisis
Pada kondisi tahun 2026 (do nothing), disimulasikan kondisi terbangun yaitu tahun 2021
dan beroperasi selama 5 tahun. Sehingga pada kondisi tersebut sangat dipengaruhi dengan
adanya pertumbuhan kendaraan dan kondisi prasarana yang ada.
Data jalan setelah pembangunan kondisi do nothing ini kondisi jaringan jalan masih sama
dengan kondisi tahun 2020 yang telah terbangun Gedung Graha Bank Jombang.
Matrik asal tujuan perjalanan pada tahun 2026 tersebut diasumsikan bahwa Gedung Graha
Bank Jombang telah beroperasi secara maksimal sehingga pembebanan perjalannya juga
diasumsikan maksimal. Matrik asal tujuan perjalanan tahun 2026 pada kondisi do nothing
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.32
Matriks Asal Tujuan (OD) Kendaraan pada jam sibuk pagi Tahun 2026 (smp/jam)
Dengan Adanya Pembangunan
O-D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pi
Dari tabel di atas dapat diketahui asal perjalanan terbesar yaitu dari zona 1 ke zona 4 sebesar
1.021 smp/jam. Sedangkan perjalanan terkecil (bukan 0) yaitu dari zona 8 ke zona 5 sebesar
9 smp/jam.
Tabel 4.33
Matriks Asal Tujuan (OD) Kendaraan pada jam sibuk siang Tahun 2026 (smp/jam)
Dengan Adanya Pembangunan
O-D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pi
Dari tabel di atas dapat diketahui asal perjalanan terbesar yaitu dari zona 1 ke zona 4 sebesar
917 smp/jam. Sedangkan perjalanan terkecil (bukan 0) yaitu dari zona 8 ke zona 5 sebesar
9 smp/jam.
Tabel 4.34
Matriks Asal Tujuan (OD) Kendaraan pada jam sibuk sore Tahun 2026 (smp/jam)
Dengan Adanya Pembangunan
O-D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pi
8 59 0 10 20 10 79 118 0 20 0 39 39 394
9 127 0 16 32 16 48 64 16 0 0 127 191 636
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Aj 2.935 0 383 2.464 367 1.260 1.304 510 706 0 1.533 3.141 13.840
Dari tabel di atas dapat diketahui asal perjalanan terbesar yaitu dari zona 1 ke zona 4 sebesar
1.035 smp/jam. Sedangkan perjalanan terkecil (bukan 0) yaitu dari zona 8 ke zona 5 sebesar
10 smp/jam.
Unjuk kerja saat ini untuk kondisi do nothing perlu dikaji untuk mengetahui permasalahan
yang timbul akibat adanya bangunan Gedung Graha Bank Jombang dan seberapa besar
penanganan dampak yang telah dilakukan. Dari hasil pembebanan lalu lintas yang
dilakukan, kinerja jaringan jalan dan kinerja tiap-tiap ruas jalan untuk kondisi do nothing
tahun 2026 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.35
Kinerja Jaringan Jalan Kondisi Tahun 2026 Dengan Kawasan (Do Nothing)
No. Indikator Peak Nilai
Waktu Perjalanan (smp/jam) 15,35
1 Panjang Perjalanan (smp/km) Pagi 467,11
Kecepatan Jaringan (km/jam) 30,44
Waktu Perjalanan (smp/jam) 12,61
2 Panjang Perjalanan (smp/km) Siang 416,66
Kecepatan Jaringan (km/jam) 33,05
Waktu Perjalanan (smp/jam) 16,02
3 Panjang Perjalanan (smp/km) Sore 469,61
Kecepatan Jaringan (km/jam) 29,32
Sumber : Hasil Analisis
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kecepatan secara jaringan yang terjadi adalah 29,32
km/jam. Sedangkan untuk kinerja tiap-tiap ruas jalan spada kondisi do noting tahun 2026
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.36
Kinerja Tiap-Tiap Ruas Jalan Dengan Pembangunan Tahun 2026
(Do Nothing)
PAGI SIANG SORE PAGI SIANG SORE
KODE KAPASITAS KECEPATAN KEPADATAN
NAMA JALAN ARAH
JALAN (smp/jam) (smp/jam) (smp/jam) JALAN PAGI LOS SIANG LOS SORE LOS (km/jam) (smp/km)
Timur 9001 2.896 2.613 2.935 3.135 0,92 E 0,83 D 0,94 E 32,72 89,68
Jl. Soekarno Hatta
Barat 5001 2.918 2.619 2.958 3.135 0,93 E 0,84 D 0,94 E 32,34 91,45
Jl. Cempaka Selatan 5002 2.673 2.612 2.737 3.493 0,77 D 0,75 C 0,78 D 42,36 64,62
Timur 9004 2.395 2.161 2.429 2.793 0,86 E 0,77 D 0,87 E 32,68 74,31
Jl. Presiden Abdurrahman Wahid
Barat 5004 2.412 2.166 2.447 2.793 0,86 E 0,78 D 0,88 E 32,46 75,40
Jl. Jend. Gatot Subroto Selatan 5005 2.429 2.257 2.464 3.234 0,75 D 0,70 C 0,76 D 40,10 61,45
Timur 9006 1.425 1.281 1.442 29,68 48,59
Jl. Presiden Abdurrahman Wahid 3.329 0,86 E 0,77 D 0,87 E
Barat 5006 1.436 1.284 1.453 29,68 48,96
Jl. Seroja Selatan 5016 2.182 1.785 2.198 2.854 0,76 D 0,63 C 0,77 D 35,46 62,00
Jl. A. Yani Barat 5018 3.102 2.759 3.141 3.493 0,89 E 0,79 D 0,90 E 38,08 82,49
Pada kondisi tahun 2026 yaitu setelah lima tahun beroperasi, maka V/C Ratio khususnya
ruas jalan di depan lokasi pembangunan menurun dari sebelumnya (tahun 2020) adalah 0,73
atau LOS (Level of service) berada pada ”C”. berubah menjadi 0,91 pada LOS ”E”.
Tabel 4.37 Kinerja Tiap-Tiap Simpang Kondisi Tahun 2026 Dengan Pembangunan
ARUS LALU LINTAS
KODE KAPASITAS LEVEL OF SERVICE
NO. NAMA SIMPANG smp/jam
SIMPANG smp/jam
PAGI SIANG SORE PAGI SIANG SORE
1 Simpang Bersinyal Soekarno - Hatta 501 4.615 3.434 3.165 3.494 0,74 0,69 0,76
2 Simpang Tak Bersinyal Jend. Gatot Subroto 502 4.054 3.051 2.746 3.092 0,75 0,68 0,76
3 Simpang Tak Bersinyal Kenanga 503 2.846 1.955 1.740 1.977 0,69 0,61 0,69
4 Simpang Bersinyal Hayam Wuruk 504 2.060 1.855 1.688 1.886 0,90 0,82 0,92
5 Simpang Tak Bersinyal Teratai 505 2.502 1.701 1.574 1.612 0,68 0,63 0,64
6 Simpang Tak Bersinyal Raden Patah 506 2.488 2.111 1.925 2.019 0,85 0,77 0,81
7 Simpang Tak Bersinyal Monumen Ringin Contong 507 3.561 3.044 2.571 3.072 0,85 0,72 0,86
Tabel 4.38 Analisis Kinerja Simpang Bersinyal Tahun 2026 Dengan Pembangunan
KONDISI TAHUN 2026 DENGAN KAWASAN
NO. URAIAN SIMPANG SIMPANG
CEMPAKA HAYAM WURUK
1 Arus Lalu Lintas (smp/jam) 3.494 1.886
2 Kapasitas (smp/jam) 4.615 2.060
3 Derajat Kejenuhan (QS) 0,76 0,92
4 Tundaan Simpangan (dt/smp) 35,01 41,42
5 Panjang Antrian Kendaraan (m) 53,13 63,57
Sumber : Hasil Analisis
Tabel 4.39 Analisis Kinerja Simpang Tak Bersinyal Tahun 2026 Dengan Pembangunan
KONDISI TAHUN 2026 DENGAN KAWASAN
NO. URAIAN SIMPANG SIMPANG SIMPANG SIMPANG SIMPANG MONUMEN
JEND. GATOT SUBROTO KENANGA TERATAI RADEN PATAH RINGIN CONTONG
1 Arus Lalu Lintas (smp/jam) 3.092 1.977 1.612 2.019 3.072
2 Kapasitas (smp/jam) 4.054 2.846 2.502 2.488 3.561
3 Derajat Kejenuhan (QS) 0,76 0,69 0,64 0,81 0,86
4 Tundaan Simpangan (dt/smp) 13,635 12,881 12,96 15,03 15,16
5 Peluang Antrian Kendaraan (%) 24 - 47% 20 - 40% 20 - 40% 30 - 58% 30 - 59%
Sumber : Hasil Analisis
Pada kondisi tahun 2026 (do Something), disimulasikan kondisi terbangun yaitu tahun 2020
dan beroperasi selama 5 tahun dan telah dilakukan upaya penanganan dampak lalu lintas di
sekitar lokasi pembangunan. Penanganan dampak sekitar lokasi pembangunan antara lain :
1. Pengaturan sirkulasi kendaraan.
2. Melakukan desain akses masuk dan keluar yaitu lebar akses masuk adalah 8,00 meter
dengan radiusnya adalah 8 meter. Sedangkan lebar akses keluar adalah 5,00 meter
dengan radiusnya adalah 8 meter
3. Melakukan pelebaran jalan Sekitar akses masuk dan keluar yaitu di Jl. Presiden KH.
Abdurrahman Wahid dari 10 meter menjadi 12 meter (dua arah)
4. Melengkapi fasilitas jalan seperti rambu-rambu lalu lintas;
5. Menyediakan fasilitas drop zone;
6. Menyediakan Fasilitas parkir sesuai dengan kebutuhannya.
Lebih lengkapnya terkait penanganan dampak lalu lintas pembangunan Gedung Graha Bank
Jombang dapat dilihat pada bab V laporan ini.
Data jalan setelah pembangunan kondisi do something ini kondisi jaringan jalan masih sama
dengan kondisi tahun 2020 yang telah terbangun Gedung Graha Bank Jombang. Jalan yang
mengalami perubahan adalah ruas jalan disekitar lokasi pembangunan yaitu di jalan Presiden
KH. Abdurrahman Wahid. Dengan adanya penanganan dampak tersebut maka akan dapat
meningkatkan kapasitas jalan dan mengurangi hambatan lalu lintas.
Dengan adanya penanganan dampak dengan metode traffic demand managemen atau
melakukan manajemen perjalanan yang ada pada bangunan tersebut yaitu dilakukan
pelebaran jalan depan lokasi yang dari semula lebar per jalur 7m menjadi 8m (per jalur).
Matrik asal tujuan perjalanan tahun 2026 pada kondisi do something dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4.40
Matriks Asal Tujuan (OD) Kendaraan pada jam sibuk pagi Tahun 2026 (smp/jam)
Dengan Adanya Pembangunan
O-D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pi
Dari tabel di atas dapat diketahui asal perjalanan terbesar yaitu dari zona 1 ke zona 4 sebesar
1.021 smp/jam. Sedangkan perjalanan terkecil (bukan 0) yaitu dari zona 8 ke zona 5 sebesar
9 smp/jam.
Tabel 4.41
Matriks Asal Tujuan (OD) Kendaraan pada jam sibuk siang Tahun 2026 (smp/jam)
Dengan Adanya Pembangunan
Dari tabel di atas dapat diketahui asal perjalanan terbesar yaitu dari zona 1 ke zona 4 sebesar
917 smp/jam. Sedangkan perjalanan terkecil (bukan 0) yaitu dari zona 8 ke zona 5 sebesar
9 smp/jam.
Tabel 4.42
Matriks Asal Tujuan (OD) Kendaraan pada jam sibuk sore Tahun 2026 (smp/jam)
Dengan Adanya Pembangunan
O-D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pi
Dari tabel di atas dapat diketahui asal perjalanan terbesar yaitu dari zona 1 ke zona 4 sebesar
1.035 smp/jam. Sedangkan perjalanan terkecil (bukan 0) yaitu dari zona 8 ke zona 5 sebesar
10 smp/jam.
Unjuk kerja saat ini untuk kondisi do something perlu dikaji untuk mengetahui permasalahan
yang timbul akibat adanya bangunan Gedung Graha Bank Jombang dan seberapa besar
penanganan dampak yang telah dilakukan. Dari hasil pembebanan lalu lintas yang
dilakukan, kinerja jaringan jalan dan kinerja tiap-tiap ruas jalan untuk kondisi do something
tahun 2026 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.43
Kinerja Jaringan Jalan Dengan Tahun 2026 (Do Something)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kecepatan secara jaringan yang terjadi adalah 36,44
km/jam. Sedangkan untuk kinerja tiap-tiap ruas jalan pada kondisi do Something tahun 2026
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.44
Kinerja Tiap-Tiap Ruas Jalan Dengan Pembangunan Tahun 2026
(Do Something)
PAGI SIANG SORE PAGI SIANG SORE
KODE KAPASITAS KECEPATAN KEPADATAN
NAMA JALAN ARAH
JALAN (smp/jam) (smp/jam) (smp/jam) JALAN PAGI LOS SIANG LOS SORE LOS (km/jam) (smp/km)
Jl. Cempaka Selatan 5002 2.673 2.612 2.737 3.493 0,77 D 0,75 C 0,78 D 42,36 64,62
Dengan adanya penanganan dampak di sekitar lokasi pembangunan Gedung Graha Bank
Jombang, maka V/C Ratio khususnya ruas jalan di depan lokasi pembangunan menurun dari
sebelumnya adalah 0,91 berubah menjadi 0,63 atau dari Level of service E menjadi C. Hal
ini dikarenakan kapasitas jalan yang bertambah dengan dilakukannya pelebaran jalan
disekitar lokasi pembangunan dari sebelumnya 10 meter dilebarkan menjadi 12 meter (dua
jalur).
Untuk menilai unjuk kerja lalu lintas yang paling baik secara jaringan maupun ruas peruas
maka terlebih dahulu dilakukan perbandingan unjuk kerja yang dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.45
Perbandingan Kinerja Jaringan Jalan Untuk Tiap Kondisi
Parameter Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2021 Tahun 2026 Tahun 2026
No Kinerja Tanpa (Do Something)
Jaringan Eksisting (Do Nothing) (Do Nothing)
Pembangunan
Total Waktu
1 Perjalanan 9,52 10,32 10,92 16,02 6,41
(smp – Jam)
Total
Panjang 339,93 360,33 375,03 469,61 233,51
2
Perjalanan
(smp – km)
Kecepatan
3 Jaringan 35,71 34,93 34,33 29,32 36,44
(km/Jam)
Sumber : Hasil Analisis 2020
Tabel 4.46 Perbandingan Kinerja Masing-masing Ruas Jalan Untuk Tiap Kondisi
TAHUN 2026 DENGAN KAWASAN TAHUN 2026 DENGAN KAWASAN
TAHUN 2020 EKSISTING TAHUN 2021 TANPA KAWASAN TAHUN 2021 DENGAN KAWASAN
KODE (DO NOTHING) (DO SOMETHING)
NAMA JALAN ARAH
JALAN
VOLUME KAPASITAS V/C LOS VOLUME KAPASITAS V/C LOS VOLUME KAPASITAS V/C LOS VOLUME KAPASITAS V/C LOS VOLUME KAPASITAS V/C LOS
Timur 9001 2.158 3.135 0,69 C 2.288 3.135 0,73 C 2.337 3.135 0,75 C 2.935 3.135 0,94 E 2.935 4.190 0,70 C
Jl. Soekarno Hatta
Barat 5001 2.175 3.135 0,69 C 2.305 3.135 0,74 C 2.354 3.135 0,75 D 2.958 3.135 0,94 E 2.958 4.190 0,71 C
Jl. Cempaka Selatan 5002 2.009 3.493 0,58 C 2.129 3.493 0,61 C 2.178 3.493 0,62 C 2.737 3.493 0,78 D 2.737 3.493 0,78 D
Selatan 9003 250 265 314 383 383
Jl. Desa Mojongapit 1.592 0,33 B 1.592 0,35 B 1.592 0,41 B 1.592 0,50 C 1.592 0,50 C
Utara 5003 270 287 336 411 411
Timur 9004 1.778 2.793 0,64 C 1.885 2.793 0,67 C 1.934 2.793 0,69 C 2.429 2.793 0,87 E 2.429 3.205 0,76 D
Jl. Presiden Abdurrahman Wahid
Barat 5004 1.792 2.793 0,64 C 1.900 2.793 0,68 C 1.949 2.793 0,70 C 2.447 2.793 0,88 E 2.447 3.205 0,76 D
Jl. Jend. Gatot Subroto Selatan 5005 1.805 3.234 0,56 C 1.913 3.234 0,59 C 1.962 3.234 0,61 C 2.464 3.234 0,76 D 2.464 3.234 0,76 D
Jl. Seroja Selatan 5016 1.606 2.854 0,56 C 1.702 2.854 0,60 C 1.751 2.854 0,61 C 2.198 2.854 0,77 D 2.198 2.854 0,77 D
Jl. A. Yani Barat 5018 2.311 3.493 0,66 C 2.449 3.493 0,70 C 2.498 3.493 0,72 C 3.141 3.493 0,90 E 3.141 4.053 0,78 D
Angkutan umum penumpang di Kabupaten Jombang sangat banyak untuk setiap trayeknya dengan
panjang rute trayek yang sangat bervariasi. Namun yang kami analisis hanya 1 (satu) trayek
angkutan umum yang melewati kawasan Gedung Graha Bank Jombang tersebut, dan rute trayek
yang telah di amati dibagi menjadi 14 segmen dengan panjang trayek total 33 Km. Untuk lebih
jelasnya pembagian segmen dapat dilihat pada tabel 4.47 berikut ini.
Segmen 1 awal (asal) perjalanan dari (A) sampai dengan segmen 14. Pembagian segmen ini
ditujukan untuk membantu pengumpulan data survei dinamis.
Jumlah penumpang paling tinggi untuk hari kerja terjadi pada hari senin jam sibuk pagi dengan
jumlah 65 penumpang untuk 1 (satu) kali pulang pergi dan terendah adalah jam tidak sibuk
dengan jumlah 35 penumpang untuk 1 (satu) kali pulang pergi.
Jumlah penumpang paling tinggi untuk akhir pekan terjadi jam sibuk pagi dengan jumlah 40
penumpang untuk 1 (satu) kali pulang pergi dan terendah adalah jam tidak sibuk dengan jumlah
25 penumpang untuk 1 (satu) kali pulang pergi.
Jumlah penumpang paling tinggi untuk hari libur terjadi jam sibuk pagi dengan jumlah 35
penumpang untuk 1 (satu) kali pulang pergi dan terendah adalah jam tidak sibuk dengan jumlah
20 penumpang untuk 1 (satu) kali pulang pergi.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔
Load Factor = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 x 100% ……………………………… (4.1)
Data faktor muat dalam persentase (%) didapatkan dari persamaan (4.1) lalu diambil nilai
faktor muat rata-rata tiap hari dan waktu sibuk, disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut.
Dari hasil perhitungan faktor muat rata-rata, persentase faktor muat terbesar yaitu pada
hari kerja jam sibuk pagi dengan nilai 63,60 % dan persentasi faktor muat terkecil adalah
pada hari libur yaitu 30,70 %. Dari keseluruhan tidak ada yang melebihi batas ideal faktor
muat yaitu 70%.
Waktu tempuh untuk angkutan umum rute Terminal Kepuhsari PP atau dengan kode Lyn
G1 adalah 59 menit.
𝑇
W = 𝐽 ……………………………………………………………… (4.2)
Dimana :
W = Waktu perjalanan (Menit/Km)
T = Waktu tempuh angkutan umum per segmen (Menit)
J = Jarak antara segmen (Km)
Melalui persamaan (4.2) maka didapatkan hasil analisis rata-rata dari waktu perjalanan
tiap segmen atau ruas jalan. Rata-rata waktu perjalan setiap segmen diuraikan sebagai
berikut.
Dari tabel 4.50 dapat disimpulkan bahwa waktu perjalanan terlama berada pada segmen (lima dan
dua belas). Pada jam sibuk sore dengan waktu 20,62 menit/km, sedangkan waktu perjalanan
tercepat berada pada segmen (enam dan lima belas). Pada jam sibuk sore dengan waktu 0,58
menit/km.
𝐽
V = 𝑊 ……………………………………………………………… (4.3)
Dimana :
V = Kecepatan (Km/Jam)
J = Jarak antara segmen (Km)
W = Waktu tempuh / segmen (Jam)
= 34,33 km/jam
Kecepatan perjalanan rata-rata pada hari kerja yang telah dianalisis dan direkap pada
tabel 4.51 berikut ini.
Dari hasil analisis pada tabel 4.51 diatas dapat disimpulkan bahwa kecepatan perjalanan
rata – rata minimal untuk hari kerja terdapat pada segmen 1 (satu) waktu jam sibuk pagi
dengan kecepatan 34,33 Km/Jam. Dan secara keseluruhan adalah 34,33 km/jam.
60
H= ……………………………………………………………… (4.4)
𝐹
Dimana :
H = Headway (menit)
F = Frekuensi pelayanan (kend/Jam)
PM No.98 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang Dengan
Kendaraan Bermotor Dalam Trayek, menjelaskan bahwa headway (jarak antara
kendaraan) pada waktu puncak paling lama adalah 15 menit dan pada non puncak paling
lama adalah 30 menit, sedangkan untuk waktu tunggu atau berhenti kendaraan pada halte
adalah paling lama 60 detik.
Dari data hasil analisis didapatkan variasi nilai yaitu headway jam sibuk pagi, jam tidak
sibuk,jam sibuk sore dan juga headway per jam, dengan perhitungan menggunakan
persamaan (4.4). Headway merupakan nilai interval kendaraan dan berhubungan dengan
frekuensi per jam kendaraan, sebagai contoh menggunakan salah satu nilai frekuensi pada
jam sibuk pagi pukuk 07.00 WIB - 07.59 WIB.
Contoh :
60
H (07.00 – 07.59) = , maka didapatkan
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 (07.00−07.59)
60
H (07.00 – 07.59) = = 3,00 menit
20
Hasil keseluruhan data analisis headway dapat dilihat pada Tabel 4.48 berikut ini.
Hubungan antara frekuensi dan headway adalah nilai frekuensi berbanding terbalik
dengan headway dimana semakin besar nilai frekuensi kendaraan per jamnya maka nilai
headwaynya semakin kecil. Dari tabel 4.52 maka didapatkan nilai headway untuk jam
sibuk pagi nilai headway terlama adalah 6,00 menit dan nilai headway tercepat adalah
4,00 menit, pada jam tidak sibuk nilai headway terlama adalah 7,50 menit dan nilai
headway tercepat adalah 5,00 menit, untuk jam sibuk sore nilai headway terlama adalah
6,00 menit dan nilai headway tercepatnya adalah 4 menit (merupakan headway tercepat).
Waktu Tunggu
Waktu tunggu yang dinyatakan dalam satuan menit ini analisis dari persamaan (4.5)
melalui nilai rata-rata waktu penumpang yang singgah pada ruas yang diamati mulai dari
pada saat tiba sampai pada kendaraan tersebut berangkat. Sebagai contoh meggunakan
nilai headway rata-rata pada waktu sibuk pagi pukul 07.00 WIB sampai 07.59 WIB.
Contoh :
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑇𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 = 1/2 × 𝐻𝑒𝑎𝑑𝑤𝑎𝑦
Hasil Keseluruhan Waktu tunggu penumpang dapat dilihat pada hasil analisis pada tabel
4.53 berikut ini.
Tabel 4.53. Waktu Tunggu Kendaraan per waktu
JAM
`
PAGI SIBUK WAKTU TUNGGU TIDAK SIBUK WAKTU TUNGGU SORE SIBUK WAKTU TUNGGU
KERJA 15 2,00 12 2,50 15 2,00
AKHIR PEKAN 12 2,50 10 3,00 12 2,50
LIBUR 10 3,00 8 3,75 10 3,00
Sumber : Hasil Analisis