Bab Iii2
Bab Iii2
a. Keadaan Geografis
terbagi menjadi 2 Dusun dan 12 RT. Dusun Cilimus terdiri dari 6 RT,
di Desa.
1
(sumber: profil Desa Jamberama Tahun 2018)
No Wilayah Luas
1 Luas Desa 5323.25 Ha
2 Tanah Bengkok 5.569 Ha
3 Tanah Titisara --
4 Tanah Pengangonan --
5 Pemukiman 10.433 Ha
6 Kuburan 5.420 Ha
7 Tanah Sawah 63.190 Ha
8 Tanah Tegalan 124 Ha
9 Tanah Perkebunan 30.000 Ha
10 Hutan Rakyat --
11 Hutan Negara --
12 Hutan Lindung 361.000 Ha
13 Perikanan 1.000 Ha
14 Tanah Lainnya --
(sumber: profil Desa Jamberama Tahun 2018)
Orbitasi Jarak
Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan 1 km
Jarak dari pusat pemerintahan kabupaten 36 km
Jarak dari pusat pemerintahan provinsi 161 km
(sumber: profil Desa Jamberama Tahun 2018)
b. Keadaan Demografi
2
Jumlah Persentase
Jenis Kelamin
(N) (%)
Laki-Laki 911 orang 49,1%
Perempuan 943 orang 50,9%
Total 1.854 orang 100%
Jumlah Kepala Keluarga 554 KK
(sumber: profil Desa Jamberama Tahun 2018)
orang (50,9%).
Pendidikan Jumlah
Sekolah Dasar (SD) 7,670 orang
SMP 3,395 orang
SMA 1,339 orang
SMK 117 orang
D1/D2 34 orang
D3 69 orang
S1 119 orang
S2 46 orang
(sumber: profil Desa Jamberama Tahun 2018)
c. Keadaan Ekonomi
3
Pekerjaan Jumlah
Petani 752 orang
Buruh Tani 155 orang
PNS 19 orang
Pensiunan 8 orang
Pegawai Swasta 28 orang
Wiraswasta 43 orang
Lain-lain 2 orang
(sumber: profil Desa Jamberama Tahun 2018)
masyarakat Desa Jamberama bekerja sebagai petani atau buruh tani. Hal ini
4
Pendidikan
Taman Kanak-Kanak 1 Buah
Sekolah Dasar (SD/MI) 2 Buah
SMP --
SMA --
Pondok Pesantren/MD --
Madrasah Diniyah (MD) 2 Buah
Olah Raga
Lapangan Sepakbola 1 Buah
Lapangan bulutangkis 1 Buah
Lapangan Meja Pingpong 1 Buah
Lapangan Volly 2 Buah
(sumber: profil Desa Jamberama Tahun 2018)
Kriteria Urutan
No. Masalah Kesehatan Total Priorit
U S G as
1 Tempat Pembuangan Akhir Sampah 3 4 4 11 III
2 Akses Pelayanan Kesehatan 4 4 4 12 II
3 Hipertensi 5 5 4 14 I
(Sumber : Data Primer, 2019)
Ket. 5 = Sangat Besar
4 = Besar
3 = Sedang
2 = Kecil
1 = Sangat Kecil
Berdasarkan matriks USG pada tabel 3.107 di atas, terdapat 3 (tiga)
masalah kesehatan terbesar di Desa Jamberama, yaitu masalah tempat
pembuangan akhir sampah, akses pelayanan kesehatan, dan hipertensi.
Nilai/skor yang diberikan didapat dari hasil MMD yang dibimbing oleh
Kepala UPTD Puskemas Selajambe.
5
Pada kategori Urgensi (U) masalah hipertensi diberi nilai/skor paling
tinggi, yaitu 5 karena apabila masalah ini bila tidak segera diatasi, maka
akan berdampak buruk bagi kesehatan yang berakibat sangat fatal dan
menyebabkan kematian mendadak. Pada Kriteria Seriousness (S) masalah
hipertensi diberi nilai/skor paling tinggi, yaitu 5 karena masalah ini
jikadbiarkan dapat menimbulkan komplikasi penyakit. Pada kategori Growt
(G) masalah hipertensi diberi nilai/skor tertinggi, yaitu 4 karena hal ini
apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan komplikasi penyakit yang
apabila dibiarkan akan menyebabkan kematian.
Berdasarkan hasil perhitungan matriks USG tersebut, dapat diketahui
bahwa hipertensi adalah masalah yang paling diprioritaskan mengingat
akibat yang ditimbulkan juga sangat berbahaya dan dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Hipertensi merupakan penyakit yang sangat
berbahaya, karena tidak ada gejala atau tanda khas sebagai peringatan dini.
Kebanyakan orang merasa sehat dan energik walaupun hipertensi. Keadaan
ini tentunya sangat berbahaya, yang dapat mengakibatkan kematian
mendadak (Anwar, 2014). Berdasarkan penelitian lain menurut Widiana
(2017), menyebutkan bahwa hipertensi yang tidak terkontrol dapat
menimbulkan gangguan pada organ, dan dapat menyebabkan serangan
jantung, stroke, gangguan ginjal, serta kebutaan.
3.2.2 Identifikasi Prioritas Penyebab Masalah dan Alternatif Sasaran
Menggunakan Metode MCUA dan How-How Diagram
6
Skala Penyebab 25 4 1 3 0,75 3 0,75
Jumlah SxB 4 2,65 3,4
Prioritas I III II
Ket. 4 = Sangat Berpengaruh
3 = Cukup Berpengaruh
2 = Berpengaruh
1 = Kurang Berpengaruh
Berdasarkan tabel matriks MCUA pada tabel 3.108 skor kali bobot
Rendahnya Kesadaran
Masyarakat Melakukan Check
Up Rutin
7
Alternatif penyelesaian masalah tersebut antara lain :
pemeriksa tekanan darah secara rutin dan diberikan buku saku yang
3. Arisan Hipertensi
agar nantinya setiap rumah memiliki 1 alat ukur tekanan darah yang
nantinya dapat digunakan untuk mengecek tekanan darah secara rutin oleh
masyarakat.
8
3.2.3 Analisis Kelayakan Penyelesaian Masalah
kesehatan melalui metode force filed analysis. Analisis ini bertujuan untuk
menentukan alternative solusi mana yang paling tepat diantara penurunan angka
Skor
Skor
Partisipasi kader 3
Tingkat pendidikan rendah 3
P
T
Kurangnya tenaga medis 3
Keterbatasan biaya dalam I
2
pengadaan alkes H
Kurangnya kesadaran
A
masyarakat untuk 2
N melakukan cek kesehatan
Jumlah 7
13 jumlah
9
Diagram 3.1 Force Field Analysis
rendah yang diberi skor 3, keterbatasan media dengan skor 3 dan keterbatasan
biaya dalam pengadaan alkes yang diberi skor 2. Sedangkan factor pendukung
pelatihan yaitu partisipasi kader terhadap pelatihan diberi skor 3, adanya kenaikan
angka hipertensi pada tahun sebelumnya diberi skor 3, kurangnya tenaga medis
diberi skor 2, dan ketersediaan alat pengukur tekanan darah diberi skor 2. Oleh
karena itu skor factor pendukung lebih besar dari factor penghambat.
Faktor pendukung
Faktor penghambat
Skor
Skor P
H Partisipasi kader 3
Jumlah 5 A
N
10 jumlah
10
Diagram 3.2 Force Field Analysis
pengetahuan kader rendah diberi skor 3 dan keterbatasan media diberi skor 2
sedangkan factor pendukungnya antara lain adanya izin atau dukungan dari pihak
desa diberi skor 3, ketersediaan buku saku hipertensi diberi skor 4, dan partisipasi
kader diberi skor 3. Oleh karena itu nilai factor pendukung lebih besar dari factor
penghambat.
Faktor penghambat
Faktor pendukung
Skor Skor
K
Kurangnya dukungan 3 E Tingginya Partisipasi
stakeholder 4
B masyarakat terhadap
penanganan sampah
Keterbatasan biaya dalam I
pembuatan tempat 3
J
pembakaran sampah
jumlah
A 4
N
Jumlah 9
11
dukungan stakeholder diberi skor 3, Keterbatasan biaya dalam pembuatan tempat
pembakaran sampah diberi skor 3, dan budaya masyarakat membuang sampah
sembarangan diberi skor 3. Kemudian faktor pendukung diantaranya tingginya
partisipasi masyarakat terhadap penanganan sampah diberi skor 4. Oleh karena itu
skor penghambat lebih besar daripada faktor pendukung.
Identifikasi Adanya
kebutuhan kebutuhan
pelaksanaan pelaksanaan
dan dapat
digunakan.
Pelaksanaan
kegiatan Peserta
pelatihan, Pre-test 1x mengerti
penyuluhan dengan
hipertensi di pertanyaan
Desa dalam pre-test
Jamberama tersebut.
Peserta
Pembagian mengerti
buku saku materi di buku
12
saku.
Materi
Penyampaia tersampaikan
n materi kepada peserta
Peserta
Pelatihan mengerti dan
penggunaan bisa
alat menggunakan
pengukuran alat pengukur
tekanan tekanan darah.
darah
Keikutsertaan
Tanya peserta dalam
Jawab Tanya jawab
sebagian
Post-test peserta dapat
menjawab
semua
pertanyaan
dengan tepat
Pelaksanaan Identifikasi Adanya
kegiatan kebutuhan kebutuhan
advokasi pelaksanaan pelaksanaan
penanganan dan dapat
sampah di digunakan.
Desa
Jamberama Advokasi Peserta
penanganan mengerti
sampah dengan
advokasi yang
disampaikan
oleh penyuluh
Tanya Peserta
Jawab antusias dalam
Tanya jawab
13
menjelaskan informasi secara lisan dan Tanya jawab dari peserta
kepada pemateri sesudah diberikan pelatiham, penyuluhan dan
advokasi.
b. Waktu dan Tempat Kegiatan
Hari/Tanggal : 18 oktober 2019
Waktu : 09.00 s/d selesai
Tempat : Balai Desa Jamberama
Sasaran : Kader dan Perangkat Desa Jamberama
Jumlah Peserta: 14 Orang
Pemateri : Trie Wulandari Aziz M dan Ana Nurjanah
c. Media Penyuluhan
Media yang digunakan berupa powerpoint, buku saku, dan
demonstrasi pemakaian alat pengukuran tekanan darah.
d. Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan diantaranya:
a) Pengertian Hipertensi
b) Klasifikasi hipertensi
c) Tanda dan Gejala Hipertensi
d) Faktor risiko hipertensi yang dapat diubah
e) Komplikasi Hipertensi
f) Pencegahan Hipertensi
g) PEKA HIPERTENSI (Pelatihan kader hipertensi)
e. Instrument Penilaian
Instrument yang digunakan dalam pelatihan, penyuluhan dan
advokasi ini berupa alat test (Pre-test dan Post-test) dengan tujuan
untuk menilai pengetahuan sasaran tentang penanganan hipertensi dan
penanganan sampah sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.
f. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Tabel 3.4 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) di Desa Jamberama
Tahun 2019
No Waktu Kegiatan
1. 3 menit Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam, dan
menjelaskan tujuan kegiatan
2. 3 menit Memebagikan dan menjelaskan
pengisian alat test
3. 15 menit Memberikan waktu pengisian pre-
test
4. 3 menit Membagikan buku saku
5. 20 menit Pemaparan materi tentang
pengukuran tekanan darah
14
6. 1 jam Demontrasi penggunaan alat
pengukuran tekanan darah
7. 30 menit Diskusi
8. 15 menit Post-test
9. 1jam Advokasi penanganan sampah
10. 3 menit penutup
15
test,
buku
saku,
absensi,
kursi,
tempat,
alat
penguku
ran
tekanan
darah,
camera
handpho
ne
Identifik
asi Alat
kebutuha Tulis
n
pelaksan
aan
16
Jawab Pertanya antusias si
an permintaa langsun
peserta n peserta g
untuk
penambah
an alat
kesehatan
pengukura
n tekanan
darah
3. Advokas peserta Peserta Observa Membu
i Antusias, si at
penanga permintaa langsun kesepak
nan n peserta g atan
sampah untuk waktu
anggaran dengan
dana peserta
penangana mengen
n sampah ai
advokas
i
penanga
nan
sampah
kepada
substans
i yang
terkait
17