Di Susun Oleh :
Layly Kusuma Dewi (1051201003)
Sarah Safina Irawati (1052201004)
TAHUN AJARAN
2020/ 2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, tuhan semesta alam.
Atas izin dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa
kurang suatu apa pun. tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada
junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafa’atnya mengalir pada kita di
hari akhir kelak. penulisan makalah berjudul “Bekerja dan Belajar Profesional”
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Evidence Based Dalam Praktik
Kebidanan selama proses penyusunan makalah, penulis mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari beberapa pihak. oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada:
1. Febi Puji Utami, S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan
3. Teman - teman seangkatan program studi s1 kebidanan dan profesi Akhir
kata, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. besar
harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa
kritik dan saran. semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi
berbagai pihak. wassalamualaikum wr.wb
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................7
A. Pengertian IPE..................................................................................................7
A. Pengertian IPC................................................................................................13
E. Prinsip IPC......................................................................................................15
iii
BAB III PENUTUP.......................................................................................................18
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................18
3.2 SARAN...........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................19
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tenaga Kesehatan merupakan tenaga profesional yang memiliki tingkat
keahlian dan pelayanan yang luas dalam mempertahankan dan meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang berfokus pada kesehatan pasien. (Sternert, 2005
dalam Bennett, DKK 2011). tenaga kesehatan memiliki tuntutan untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu di era global, tenaga kesehatan yang dimaksud
adalah perawat, dokter, dokter gigi, bidan, apoteker, dietisien, dan kesehatan
masyarakat (sedyowinarso, DKK 2011).
Interprofessional education, (IPE) merupakan bagian integral dari
pembelajaran profesional kesehatan, yang berfokus pada belajar dengan, dari, dan
tentang sesama tenaga kesehatan untuk meningkatkan kerja sama dan meningkatkan
kualitas pelayanan pada pasien. peserta didik dari beberapa profesi kesehatan belajar
bersama dalam meningkatkan pelayanan kepada pasien secara bersama-sama
(kolaborasi) dalam lingkungan interprofessional.
Model ini berfungsi untuk mempersiapkan tenaga kesehatan yang memiliki
kemampuan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain dan sistem kesehatan
yang kompleks. (becker, dkk 2014). Sehingga, strategi pendidikan komunikasi
melalui ipe antara perawat dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya dapat
membangun budaya komunikasi dan kolaborasi yang efektif dalam memberikan
pelayanan kepada pasien.
Kolaborasi dan kerjasama tersebut diharapkan pelayanan kesehatan dapat
berjalan dengan baik dan masalah kesehatan pasien juga bisa terselesaikan dengan
baik. Untuk itu, tim kesehatan perlu menjalin hubungan yang baik dan menyadari
peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Penatalaksanaan kesehatan oleh tim
kesehatan ini tidak hanya berfokus pada pasien, namun juga pada keluarga pasien
bahkan komunitas masyarakat sehingga masing-masing profesi kesehatan memiliki
perannya yang kompleks dan bertanggung jawab yang besar. Walaupun demikian,
setiap profesi tidaklah bekerja sendirian tenaga kesehatan lainnya sebisa mungkin
saling membantu agar tercipta.
5
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa yang Dimaksud Dengan Interprofesional Education ?
2. Apa yang Dimaksud Dengan Interprofesional Collaboration ?
1.3 Tujuan
1. Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Dan Memahami Gambaran
Pelaksanaan Interprofesional Education
2. Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Dan Memahami Gambaran
Pelaksanaan Interprofesional Colaboration
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
IPE adalah metode pembelajaran yang interaktif, berbasis kelompok,
yang dilakukan dengan menciptakan suasana belajar berkolaborasi untuk
mewujudkan praktik yang berkolaborasi, dan juga untuk menyampaikan
pemahaman mengenai interpersonal, kelompok, organisasi dan hubungan
antar organisasi sebagai proses profesionalisasi (Clifton et al., 2006).
Menurut CIHC (2009), manfaat dari Interprofessional Education antara
lain meningkatkan praktik yang dapat meningkatkan pelayanan dan membuat
hasil yang positif dalam melayani klien; meningkatkan pemahaman tentang
pengetahuan dan keterampilan yang memerlukan kerja secara kolaborasi;
membuat lebih baik dan nyaman terhadap pengalaman dalam belajar bagi
peserta didik; secara fleksibel dapat diterapkan dalam berbagai setting. Hal
tersebut juga dijelaskan oleh WHO (2010) tentang salah satu manfaat dari
pelaksanaan praktek IPE dan kolaboratif yaitu strategi ini dapat mengubah
cara berinteraksi petugas kesehatan dengan profesi lain dalam memberikan
perawatan yang prima dan holistik untuk seluruh pasien di pelayanan
kesehatan (CIHC,2009).
13
B. Tujuan Interprofesional Collaboration IPC
Tujuan Interprofessional colaboration (IPC) sebagai wadah dalam
upaya mewujudkan praktik kolaborasi yang efektif antar profesi sehingga
dengan adanya kolaborasi antar profesi di RS dapat mendukung
kesehatan dan keselamatan pasien
C. Manfaat Interprofesional Collaboration IPC
A. Meningkatakan komunikasi
B. Peningkatan efisiensi
C. Meningkatkan semangat kerja karyawan
D. Menumbuhkan kreativitas
E. Pemecahan masalah yang lebih baik
F. Jaringan
G. Hasil klinis yang lebih baik, efektivitas biaya,keamanan
H. Memperkuat identitas professional
D. Kompetensi Interprofessional Collaboration
Barr (1998) menjabarkan kompetensi kolaborasi, yaitu:
1) Memahami peran, tanggung jawab dan kompetensi profesi lain
dengan jelas,
2) Bekerja dengan profesi lain untuk memecahkan konflik
dalam memutuskan perawatan dan pengobatan pasien,
3) Bekerja dengan profesi lain untuk mengkaji, merencanakan, dan
memantau perawatan pasien,
4) Menoleransi perbedaan, kesalahpahaman dan kekurangan profesi
lain,
5) Memfasilitasi pertemuan interprofessional, dan
6) Memasuki hubungan saling tergantung dengan profesi kesehatan
lain.
American College of Clinical Pharmacy (ACCP) (2009) membagi
kompetensi untuk IPE terdiri atas empat bagian yaitu pengetahuan,
keterampilan, orientasi tim, Pengaruh persepsi pada interprofessional
education Buku Acuan Umum CFHC-IPE (Tim CFHC-IPE, 2014)
menyatakan keefektifan komunikasi antar profesi dipengaruhi oleh
persepsi, lingkungan, dan pengetahuan. Persepsi yaitu suatu pandangan
pribadi atas hal- hal yang telah terjadi. Persepsi terbentuk melalui apa
14
yang diharapkan dan pengalaman. Perbedaan persepsi antar profesi yang
berinteraksi akan menimbulkan kendala dalam komunikasi.
E. Prinsip IPC
A. Berpusat Pada Pasien Dan Keluarga
B. Berorientasi Pada Komunitas Dan Populasi
C. Berfokus Pada Hubungan
D. Berorientasi Pada Proses Tetapi Didorong Pada Hasil
E. Terintegrasi Di Seluruh Rangkaian Pembelajaran
F. Berlaku Lintas Profesi
G. Sensitif Terhadap Konteks.
F. Jurnal Penerapan Interprpfessional Education (IPE) dan
Interprofessional Colaboration (IPC)
Jurnal Contoh Penerapan Interprofessional Education (IPE) Judul :
Interprofessional Education (IPE) Dalam Kurikulum Pendidikan
Kesehatan Sebagai Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan
Maternitasoleh : Endah Sulistyowati.
1. Penerapan IPE dalam kurikulum pendidikan kesehatan IPE yang
juga dikenal dengan istilah interprofessional learning, merupakan
suatu konsep Pendidikan yang direkomendasikan oleh World Health
Organisation (WHO) sebagai Pendidikan terintegrasi untuk
membangun kolaborasi antara tenaga kesehatan (WHO, 2010). IPE
terjadi ketika mahasiswa dari dua tau lebih profesi kesehatan belajar
bersama, belajar dari profesi kesehatan lain, dan belajar tentang
peran masing-masing profesi kesehatan untuk meningkatkan
keterampilan kolaborasi dan kualitas pelayanan kesehatan (Parsell
and Bligh, 2011). Menurut Speakman (2015), IPE bertujuan
menghasilkan tenaga kesehatan yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang mendukung praktik kolaborasi
antarprofesi kesehatan. Implementasi IPE dalam kurikulum
Pendidikan kesehatan memiliki tiga fokus. Pertama, peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap mahasiswa dalam praktik
kolaborasi antar profesi kesehatan. Kedua, berfokus pada
pembelajaran tentang bagaimana menciptakan kolaborasi yang
efektif dalam sebuah tim. Ketiga, menciptakan kerjasama yang
15
efektif untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien
(Lapkin, S,et al., 2013).
Berdasarkan penelitian Lapkin, et al. (2013), penerapan IPE harus
dimulai pada tahap awal akademik mahasiswa, sebelum mereka
menjadi seorang professional kesehatan. Hal ini diperkuat dengan
hasil penelitian Thibault (2013), bahwa IPE harus dilaksanakan baik
pada tahap akademik maupun praktik klinik dengan tujuan
menghubungkan antara teori yang didapatkan mahasiswa selama
pembelajaran di kampus dan praktik yang dijalani di lapangan, ini
terbukti memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa.
Pendekatan IPE memfasilitasi mahasiswa untuk belajar dari dan
tentang disiplin kesehatan yang lain sehingga akan meningkatkan
keterampilan mahasiswa dan menciptakan kerjasama yang lebih baik
dalam sebuah lingkungan kerja yang terintegrasi (Lapkin, S, et al.,
2013). Namun sangat disayangkan pelaksanaan IPE di institusi-
institusi Pendidikan kesehatan sekarang masih belum konsisten. Untuk
itu, penting kiranya membuat komitmen untuk menerapkan
pembelajaran interprofesi di institusi Pendidikan kesehatan dan
mengintegrasikan IPE ke dalam kurikulum Pendidikan kesehatan
untuk memastikan keberlanjutan IPE.
2. Efektifitas IPE dalam peningkatan kualitas pelayanan maternitas.
Telah banyak hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif
pelaksanaan IPE dalam pendidikan kesehatan. Keuntungan yang
didapat tidak hanya dari sisi pendidikan saja, tetapi juga dalam hal
pelayanan kesehatan (Zwareinstein, 2009). Dalam hal akademik, IPE
membantu mahasiswa dalam peningkatan pengetahuan dan
keterampilan yang spesifik, seperti pemecahan masalah dalam tim,
konseling kesehatan, dan keterampilan klinik. Hal ini berpotensi untuk
meningkatkan pemahaman, kepercayaan, dan saling menghargai
antara profesi kesehatan, sehingga memungkinkan mahasiswa untuk
mencapai kompetensi kolaboratif (Hall and Zierler, 2015).
Keuntungan penerapan IPE dalam pelayanan kesehatan didapat
dari tercapainya kolaborasi yang lebih baik antara praktisi kesehatan
(Margaret, H, et al., 2011). Pelayanan pasien harus dilihat sebagai
16
suatu proses terintegrasi. IPE merupakan salah satu cara untuk
mengintegrasikan keahlian tenaga kesehatan dari berbagai bidang
dengan mendorong para professional kesehatan untuk berbagi
pengetahuan dan bekerja dalam tim (Romijn, A, et al., 2017). Dengan
adanya kolaborasi antar profesi kesehatan, dapat mengurangi
overlapping pekerjaan, mempercepat pemberian layanan, dan
menyediakan informasi yang lebih komprehensif bagi pasien
(Shamian,J,2014).
Bekerja secara kolektif dalam sebuah tim yang terdiri dari berbagai
profesi kesehatan memungkinkan untuk berbagi beban kerja dan
mengurangi pembatas antar profesi (Hunter, B and Segrott, J, 2014).
Efek positif yang lain dari penerapan kolaborasi antarprofesi
kesehatan yaitu memudahkan tenaga kesehatan untuk memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang lebih luas sehingga mereka dapat
menyelesaikan berbagai macam tugas. Hal ini akan menciptakan
suasana kerja yang lebih efektif dan mengoptimalkan sumber daya
manusia yang ada (Romijn, A, et al., 2017).
Beberapa penelitian telah membuktikan dampak positif dari
penerapan kolaborasi antar profesi kesehatan dalam pelayanan
maternitas. Salah satunya, adalah penelitian yang dilakukan oleh
Margaret, H, et al. (2011) mendeskripsikan keberhasilan rumah sakit
di San Fransisco, California dalam memberikan pelayanan yang prima
kepada ibu dan bayi yang dicapai dengan adanya kolaborasi yang baik
antara dokter obgyn dan bidan selama lebih dari 30 tahun. Kolaborasi
yang bertahan lama antara bidan dan dokter obsgyn ini ditopang
dengan persamaan nilai, tujuan, dan komitmen untuk memberikan
pelayanan yang unggul bagi pasien dan juga melakukan kaderisasi
dengan melatih generasi bidan dan dokter selanjutnya dengan pola
yang sama. Selain itu, keberhasilan juga dikaitkan dengan adanya rasa
saling menghargai perbedaan antar profesi dan memanfaatkan
keahlian masing-masing profesi secara maksimal.
.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Interprofessional education merupakan pembelajaran yang efektif dalam
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berkolborasi dan berkomunikasi
secar efektif dengan tenaga kesehatan yang lain dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang maksimal.Sedangkan, interprofessional collaboration merupakan
salah satu hal yang sangat diperlukan dalam menangani masalah kesehatan.
Elemen praktik kolaboratif termasuk tanggung jawab, akuntabilitas, koordinasi,
komunikasi, kerjasama, otonomi, saling percaya dan saling menghormati Tanpa
adanya kolaborasi dari tim kesehatan, pengobatan tidak dapat berjalan secara
optimal. Dalam kolaborasi tim kesehatan, masing-masing tenaga kesehatan
mempunyai peran dan tanggung jawabnya masing- masing.
3.2 SARAN
Semoga dari makalah yang telah kelompok kami buat, dapat bermanfaat
dan bisa di aplikasikan pada masyarakat nanti. Juga dapat menjadi bahan
referensiuntuk tugas berikutnya yang berhubungan dengan komunikasi juga untuk
mahasiswa lain yang membutuhkan informasi mengenai materi evidence based
kebidanan Bekerja dan belajar interproffesional agar semua mahasiswa
keperawatan atau kesehatan lainnya dapat memahami dan mendalami materi IPE
supaya kolaborasi antara petugas kesehatan dapat berjalan lebih baik untuk
keselamatan pasien nantinya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Riyanto, Theo, Martinus Th. 2008. Kelompok kerja yang efektif. Yogyakarta:
kanisius
Yulia, Krida Asta (2017) Hubungan Pelaksanaan Inter Professional Education (Ipe)
Terhadap Evidence Based Practice (Ebp) Mahasiswa Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang. Undergraduate (S1) Thesis, University Of Muhammadiyah
Malang.
19
20
1