OKSIGENASI
Disusun oleh :
Naeli Faula Khofifah
010118A090
B. Definisi
Oksigenasi adalah kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolism sel tubuh mempertahankan hidup dari aktifitas
organ atau sel (Aziz Alimul, 2013)
Oksigen dibutuhkan untuk mempertahankan, perawat seringkali menemukan
klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigennya. Fungsi system
pernapasan dan jantung adalah untuk menyuplai kebutuhan oksigen tubuh.
Fisiologi jantung mencakup pengaliran darah yang membawa oksigen dari
sirkulasi paru ke sisi kiri jantung dan jaringan serta mengalirkan darah yang
tidak mengandung oksigen ke system pulmoral. Fisiologi pernapasan
meliputi oksigenasi tubuh melalui mekanisme ventilasi, difusi, perfusi, dan
transport gas pernapasan. Pengaturan saraf dan kimiawi mengontrol
fluktuasi dan frekuensi dan kedalaman pernapasan untuk memenuhi
perubahan kebutuhan oksigen jaringan (Potter & Perry, 2006)
E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Dipsnea
Terapi oksigen
Tujuan terapi oksigen adalah mengoptimalkan oksigenasi jaringan dan
mencegah asidosis respiratorik, mencegah hipoksia jaringan,
menurunkan kerja napas dan kerja otot jantung.
Indikasi terapi oksigen diberikan pada:
1. Perubahan frekuensi atau pola napas.
2. Perubahan atau gangguan pertukaran gas atau penurunan.
3. Hipoksemia.
4. Menurunnya kerja napas.
5. Menurunnya kerja miokard.
6. Trauma berat.
Metode pemberian oksigen/terapi oksigen:
a. System aliran rendah
sistem ini ditunjukkan pada pasien yang membutuhkan oksigen
tetapi masih mampu bernapas normal.
Contoh pemberian oksigen dengan aliran rendah:
1. Nasal kanul, diberikan kontinu aliran 1-6 liter/menit dengan
konsentrasi 22-44%.
2. Sungkup muka sederhana (Simple mask), diberikan kontinu
atau selang 5-10 liter/menit konsentrasi 40-60 kali.
3. Sungkup muka dengan kantong rebreathing. Sungkup ini
memiliki kantong yang terus mengembang baik pada saat
inpirasi dan ekspirasi. Pada saat pasien inspirasi, oksigen
masuk dari sungkup melalui lubang antara sungkup dan
kantong reservoir, ditambah oksigen dari udara kamar yang
masuk dalam lubang ekspirasi pada kantong aliran oksigen
8-12 liter/menit, dengan konsentrasi 60-80%.
4. Sungkup muka dengan kantong non reabeting, sungkup ini
mempunyai 2 katub, 1 katub terbuka pada saat inspirasi dan
akan membuka pada saat ekspirasi pemberian oksigen
dengan aliran 10-12 liter/menit konsentrasi 80-100%.
b. Sistem aliran tinggi
Sistem ini memungkinkan pemberian oksigen dengan F₁O₂ lebih
stabil dan tidak terpengaruh oleh tipe pernapasan, sehingga dapsat
menambah konsentrasi oksigen yang lebih tepat dan teratur. Contoh
ventupy mask dengan aliran sekitar 2-15 liter/menit. Prinsip
pemberiannya adalah oksigen yang menuju sungkup diatur dengan
alat yang disesuaikan warnanya missal : warna biru 24% , putih
28%, jingga (orange) 31%, kuning 35%, merah 40%, dan hijau 60%.
Agens farmakologi: Brankodilator, Steroid, Mukoutik
2. Vaksin influenza dan pnemomukokus : direkomendasikan untuk
klien lansia dan yang mengalami penyakit kronik (Potter & Perry,
2006).
F. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi
a. Pemeriksaan fungsi paru : menggunakan spirometri.
b. Kecepatan ekspansi puncak.
c. Pemeriksaan gas darah arteri konsentrasi ion hydrogen tekanan
parsial O₂ dan CO₂, saturasi oksihemoglobin.
d. Oksimetri.
e. Hitung darah lengkap.
2. Pemeriksaan untuk menyesuaikan struktur sistem pernapasan
a. Pemeriksaan sinar-x dada.
b. Broncospi.
c. Pemindaian paru : CT-Scan
3. Pemeriksaan untuk menentukan sel-sel abnormal inspeksi dalam
saluran napas.
a. Kultur tengkoran.
b. Specimen sputum.
c. Pemeriksaan kulit.
4. Pemeriksaan untuk menentukan keadekuatan sistem konduksi
jantung.
a. EKG.
b. Pemeriksaan stress latihan.
c. Pemeriksaan elektrofisiologi.
DAFTAR PUSTAKA