Anda di halaman 1dari 9

HASIL PENGAMATAN

Uji Organoleptis
A.Sediaan Krim Praktikum
 Bau : Berbau lemah
 Warna : Putih
 Tekstur: Kental
B.Sediaan viva krim
 Bau : Berbau khas wangi
 Warna : Putih susu
 Tekstur : Lembut tidak cair
 Kontaminasi : Tidak DItentukan benda asing

Uji daya sebar :


a.Sediaan krim praktikan
- 1 Menit pertama tanpa beban : 4,2 cm
- 1 Menit dengan beban 50 gr : 4,4 cm
- 5 Menit dengan beban 500 gr : 4,5 cm
b.Sediaan krim
- 1 Menit pertama tanpa beban :6,5 cm
- 1 Menit dengan beban 50gr : 6,8 cm
- 5 Menit dengan beban 500gr: 8 cm

Uji Daya lekat


a.Sediaan krim praktikan
00,16,28 detik
b.Sediaan krim viva
00,23,31 detik
PEMBAHASAN

Pada praktikum teknologi sediaan non steril kali ini dilakukan pembuatan sedian krim
yang bertujuan untuk mengetahui formulasi dan cara pembuatan krim beserta cara uji
kualitasnya. Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu
atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (mengandung air
tidak kurang dari 60%). (Syamsuni, 2007)

Pada praktikum kali ini, praktikan akan membuat satu buah sediaan farmasi dalam bentuk
krim untuk di uji dengan sedian krim viva yang dapat dibeli bebas di pasaran. Salah satu polimer
yang digunakan sebagai basis dalam sediaan krim adalah TEA dan asam stearate selain asam
stearate dapat berfungsi emulgator dalam pembuatan krim, Jika direaksikan dengan basa (KOH)
atau trietanolamin (TEA) ini bisa digunakan umtuk menetralkan krim

Dalam praktikum kali ini, pembuatan basis krim dilakukan dengan cara melebur terlebih
dahulu bahan yang padat seperti asam stearate, niapagin, dan nipasol di dalam cawan porselen
diatas penagas air atau kompor, peleburan dilakukan agar lebih mudah terjadi campuran yang
homogen yang selanjunya disebut fase minyak, kemudian fase cair yaitu aquadest, trietanolamin
dan dan gliserin dimasukan ke dalam beaker glass kemudian dipanaskan diatas kompor dengan
suhu 700 C. Setelah semua bahan dilebur lalu campurkan semua bahan kedalam mortir kemudian
gerus ad homogen

Setelah formulasi jadi kemudian dilakukan evaluasi meliputi uji organoleptis, uji daya
sebar, dan uji daya lekat. Sediaan yang dibandingkan yaitu antara sediaan krim pabrik merk viva
krim dengan sediaan krim hasil praktikum

Pada pengujian organoleptis, yang di uji yaitu warna sediaan, bau, dan teksturnya. Prinsip
dari uji organoleptis yaitu diamati apakah sediaan yang dibuat sesuai dengan standar krim dalam
hal ini dibandingkan dengan produk yang ada di pasaran, kali ini klompok kami menggunakan
vivakrim. Berdasarkan hasil pratikum, diperoleh hasil pengamatan perbandingan uji organoleptis
antara krim yang dibuat dengan krim yang ada di pasaran yaitu

Parameter uji Krim pratikum Krim pabrik


Warna Putih Putih susu
Bau Berbau lemah Berbau khas wangi
Tekstur Lembut Lembut
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui adanya persamaan warna antara krim pabrik dengan
krim hasil pratikum, hal ini disebabkan oleh formulasi yang digunakan dimana dalam krim yang
di buat menggunakan bahan yang memiliki dasar warna pitih. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mengamati adanya perubahan atau pemisahan vasa, timbulnya bau atau tidak, bentuk sediaan dan
perubahan warna (Rahmawati et al, 2010).

Selanjutnya dilakukan uji daya sebar. Uji ini dilakukan untuk mengetahui daya sebar yang dapat
di tempuh sediaan krim yang di buat. Selain itu uji daya sebar juga bertujuan untuk mengetahui
kelunakan masa krim sehingga dapat dilihat kemudahan pengolesan sediaan kekulit. Permukaan
penyebaran yang dihasilkan dengan meningkatkan beban dapat menggambarkan suatu
karakteristik pada krim (Voight, 1994).

Uji daya sebar ini dilakukan dengan meletakkan 0,5 gram krim praktikan diletakan di tengah
cawan petri yang berada dalam posisi terbalik. Diletakan cawan petri yang lain di atas krim
dibiarkan selama 1 menit pertama tanpa beban didapatkan hasil 4,2 cm. ditambahkan beban 50
gram dan didiamkan selama 1 menit dan hasil yang didapat yaitu 4,4 cm, selanjutnya
ditambahkan dengan beban 500 gram dan didiamkan selama 5 menit didapatkan hasil 4,5 cm.
untuk uji daya sebar krim viva selama 1 mentit pertama tanpa beban didapatkan hasil 6,5 cm, 1
menit dengan beban 50 gram mendaptkan hasil 6,8 cm dan yang terakhir ditambahkan dengan
beban 500 gram didiamkan selama 5 menit hasil yang didapat yaitu 8 cm. pengukuran diameter
dilakukan secara manual menggunakan penggaris, sehingga diperlukan ketelitiaan untuk
memperoleh hasil yang baik. Secara umum semakin bertambahnya beban maka diameter
sebarnya akan semakin besar. Daya sebar sediaan semisolid dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
semistiff dan semifluit (Garg, dkk, 2002). Semistiff adalah sediaan semisolid yang memiliki
viskositas tinggi dengan syarat daya sebar yang ditetap kan adalah 3-5 cm 2. Sedangkan semifluit
adalah sediaan semisolid yang memiliki viskositas rendah dengan syarat daya sebar yang
ditetapkan adalah 5-7 cm2.

Berdasarkan hasil pratikum dari uji daya daya sebar antara krim viva dan krim hasil pratikum
mendapatkan perbedaan diameter pada sediaan krim, hal ini disebabkan oleh viskositas yang
berbeda pada kedua sediaan dikarenakan perbedaan bahan dalam formulasi dan perbedaan
metode yang digunakan dalam pembuatannya. Selanjutnya dilakukan uji daya lekat yaitu dengan
cara ditimbang krim 0,23 gram diletakan diatas gelas objek yang telah ditentukan luasnya.
Diletakan gelas objek yang lain diatas krim tersebut, ditekan dengan beban 1 kilo selama 5 menit
dan dipasang gelas objek pada alat tes. Dilepas beban seberat 80 gram, untuk uji daya lekat
sediaan krim praktikan didapatkan hasil daya lekatnya 00.16,28 detik sedangkan pada sediaan
krim viva uji daya lekat yang didapat yaitu 00.23,31 detik. Uji daya lekat bertujuan untuk
mengetahui waktu yang dibutuhkan krim tersebut untuk melekat pada kulit. Daya lekat yang baik
memungkinkan obat tidak mudah lepas dan semakin lama melekat pada kulit, sehingga dapat
menghasilkan efek yang diinginkan. Persyaratan daya lekat yang baik untuk sediaan tropical
adalah lebih dari 4 detik (Rachmalia et al., 2016). Dan hasil dari uji daya lekat sediaan krim viva
dan krim hasil pratikum, kedua krim tersebut memenuhi persyaratan uji daya lekat.

DAFTAR PUSTAKA
Garg, A., D. Aggarwal, S. Garg, dan A. K. Sigla. 2002. Spreading of Semisolid Formulation.
USA: Pharmaceutical Technology.

Rachmalia N., Mukhlishah I., Sugihartini N., Yuwono T. (2016) Daya iritasi dan sifat fisik
sediaan salep minyak atsiri bunga cengkih (Syzigium aromaticum) pada basis
hidrokarbon. Maj. Farmaseutik 12:372-376.

Rahmawati D., Sukmawati A., Indrayudha P. (2010) Formulasi krim minyak atsiri rimpang
temu giring (Curcuma heyneanaVal & Zijp): uji sifat fisik dan daya antijamur terhadap
Candida albicans secara in vitro. Maj. Obat Trad. 15:56-63.

Syamsuni, H.A. (2007). Ilmu Resep, Kedokteran EGC, Jakarta.

Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Terjemahan. Yogyakarta: UGM

LAMPIRAN
N GAMBAR KETERANGAN
O
1 PENGISIAN AQUADEST SEBANYAK
700 ml

2 KRIM SKIN FOOD CREAM

3 NIPAGIN
4 TRIETILAMINA

5 CETIL ALKOHOL

6 ASAM STEARAT
7 PROPYL PARABEN

8 HASIL DARI KRIM YANG SUDAH DI


CAMPUR DARI CAMPURAN 1 DAN
CAMPURAN 2

Anda mungkin juga menyukai