NIM : 19031003
A. Bidang Pelayanan
1. Bidang Pelayanan Pribadi
Layanan bimbingan diberikan kepada siswa untuk menemukan dan mengembangkan
diri pribadi sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri. Di bidang ini juga
membahas masalah-masalah pribadi.
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling membantu
siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiriserta sehat jasmani dan rohani.
Bidang bimbingan pribadi dapat dirinci sebagai berikut:
Penanaman dan pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan
dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Penanaman dan pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan
pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatifdan produktif, baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun peranan untuk dimasa depan.
Pengenalan dan pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta
penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan
produktif.
Pengenalan dan pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha
penanggulangannya.
Pemantapan kemampuan mengambil keputusan
Pengembangan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah
diambilnya.
Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara
rohaniah maupun jasmaniah.
Peran bimbingan dan konseling karir sebagai pengintegrasi berbagai kemampuan dan
kemahiran intelektual dan keterampilan khusus hingga sampai pada kematangan karir
secara spesifik terumus dalam tujuan bimbingan karir sebagai berikut:
Peserta didik dapat mengenal (mendeskripsikan) karakteristik diri (minat,nilai,
kemampuan, dan ciri-ciri kepribadian) yang darinya peserta didik dapat
mengidentifikasi bidang studi dan karir yang sesuai dengan dirinya.
Peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai bidang pendidikan yag tersedia yang
relevan dengan berbagai bidang pekerjaan. Dengan demikian peserta didik
memperoleh dan dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan (skill) yang
dituntut oleh peran-peran kerja tertentu,
Peserta didik mampu mengambil keputusan karir bagi dirinya sendiri, merencanakan
langkah-langkah konkrit untuk mewujudkan perencanaan karir yang realistik bagi
dirinya. Perencanaan karir yang realistik akan meminimalkan faktor dan dampak
negatif dan memaksimalkan faktor dan dampak positif dari proses pemilihan karir
Mampu menyesuaikan diri dalam mengimplementasikan pilihannya dan berfungsi
optimal dalam karir (studi dan kerja), Carney, 1987 dan Reihant, 1979 (dalam Fajar
Santoadi, 2007). Bimbingan Karir di sekolah diarahkan untuk membantu siswa dalam
perencanaan dan pengarahan kegiatan serta dalam pengambilan keputusan yang
membentuk pola karir tertentu dan pola hidup yang ikan memberikan kepuasan bagi
dirinya dan lingkungannya.
Kejelasan gambaran tugas dapat memotivasi guru untuk berperan secara aktif dalam
kegiatan bimbingan dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas terlaksananya
kegiatan itu.
Perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, misalnya guru yang bersifat
otoriter akan menimbulkan suasana tegang, hubungan guru siswa menjadi kaku,
keterbukaan siswa untuk mengemukakan kesulitan-kesulitan sehubungan dengan pelajaran
itu menjadi terbatas. Oleh karena itu, guru harus dapat menerapkan fungsi bimbingan
dalam kegiatan belajar-mengajar. Seorang guru dapat melakukan bimbingan di dalam kelas
dengan hal-hal berikut:
a. Guru sebagai pembangkit motivasi belajar
Pembangkitan motivasi belajar oleh guru kelas dapat dilakukan secara khusus
menggunakan jam pelajaran atau diselipkan sambil mengajar atau memberikan latihan-
latihan. Selain itu guru juga harus melakukan upaya-upaya untuk membangkitkan motivasi
belajar peserta didik antara lain:
Menjelaskan manfaat dan tujuan dari pelajaran yang diberikan. Tujuan yang jelas dan
manfaat yang betul-betul dirasakan oleh peserta didik akan membangkitkan motivasi
belajar.
Memilih materi atau bahan pelajaran yang betul-betul dibutuhkan oleh siswa. Sesuatu
yang dibutuhkan akan menarik minat sisiwa, dan minat tersebut merupakan salah satu
bentuk motivasi.
Memilih cara penyajian yang bervariasi, sesuai dengan kemampuan peserta didik dan
banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba dan
berpartisipasi. Banyak berbuat dalam belajar akan lebih membangkitkan semangat
dibandingkan hanya dengan mendengarkan. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan
berbagai kegiatan peserta didik di dalam kelas.
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk meraih kesuksesan. Kesuksesan
yang dicapai oleh peserta didik akan membangkitkan motivasi belajar, dan sebaliknya
kegagalan yang terjadi pada peserta didik dapat menghilangkan motivasi.
Memberikan kemudahan dan bantuan kepada peserta didik dalam proses belajar.
Tugas guru ialah membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Agar
perkembangan peserta didik lancar, guru memberikan kemudahan-kemudahan dalam
belajar, dan tidak mempersulit perkembangan belajar yang dialami siswa. Apabila
peserta didik mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar, guru memberikan
bantuan baik secara langsung maupun dengan memberi petunjuk kepada siapa atau
kemana meminta bantuan.
Memberikan pujian, ganjaran, ataupun hadiah untuk membangkitkan motivasi belajar
peserta didik.
Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan Konseling edisi Revisi. Jakarta : PT. RajaGrafindo
Persada.
Sukardi, Dewa Ketut. 2010. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan + Konseling (Studi & Karier). Yogyakarta : ANDI.