Anda di halaman 1dari 17

RISK FACTORS FOR ACUTE RESPIRATORY INFECTION IN

CHILDREN UNDER FIVE IN PADANG, INDONESIA


Pembimbing:
dr. Inggrit Anggraini, M.Biomed, Sp.A

Oleh:
Echa Putri Ayu Rimadhona MZ, S.Ked (2011901010)

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


ILMU KESEHATAN ANAK RSUD KOTA DUMAI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB PEKANBARU
2021
Latar • Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih
Belakang menjadi penyebab utama penyakit akut di seluruh
dunia dan penyebab kematian pada bayi.
• ISPA disebabkan oleh kelompok bakteri
(Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus
aureus) dan kelompok virus (Mikovirus,
Adenovirus, Corona-virus, influenza virus)
Latar • Persentase ISPA (tahun 2017) pada anak usia 12-
Belakang 59 bulan di Kota Padang adalah 26,5% dan
Puskesmas Andalas 33,2%
• ISPA dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
Ventilasi yang buruk, kepadatan hunian tinggi, asap
rokok dalam ruangan dan kelembaban udara yang
tinggi
Tujuan • Untuk menganalisis faktor risiko ISPA pada balita
di Padang, Indonesia
Subjek dan 1. Desain Studi
Metode  Jenis penelitianAnalitik observasional
 Desain PenelitianCase control.
 Penelitian dilakukan di Puskesmas Andalas
Padang, Indonesia.

2. Populasi dan Sampel


 Populasi penelitianAnak-anak di Padang,
Indonesia.
 Sampel90 anak usia 12-59 bulan.
 Pemilihan sampelRandom sampling
Subjek dan 3. Instrumen Penelitian
Metode  Data kuman udarawater volume sampler
 Data pencahayaanlux meter
 Kelembaban dan suhu udarathermohygrometer

 Analisis dataRegresi logistik ganda

 Variabel terikatISPA
 Variabel bebasKelembaban, ventilasi rumah,
kepadatan hunian, dan asap rokok dalam ruangan
Hasil 1. Karakteristik subjek
Distribusi frekuensi karakteristik subjek penelitian :
 Usia < 32 tahun49 orang (54,4%)
 Pendidikan (SMA)42 orang (46,7%)
 Pekerja swasta dan ibu rumah tangga dengan
proporsi yang sama26 orang (28,9%).
Tabel 1. Karakteristik Subjek

Variabel n %
Usia
< 32 tahun 49 54.4
≥ 32 tahun 41 45.6
Pendidikan
Lulusan SMP 8 8.9
Lulusan SMA 42 46.7
Lulusan Kuliah 40 44.4
Pekerjaan
PNS/Prajurit 10 11.1
Pekerja Swasta 26 28.9
Pengusaha Swasta 25 27.8
Tenaga Kerja 2 2.2
Ibu Rumah Tangga 26 28.9
Asisten Rumah Tangga 1 1.1
2. Hasil Analisis Bivariat

Hasil • Analisis bivariatMengetahui hubungan variabel bebas


dengan kejadian ISPA (Tabel 2).
• Jumlah kuman udara yang tidak memenuhi syarat pada kel.
kasus (68,9%) dan kel. kontrol (24,4%)
• Pencahayaan pada kel. kasus (53,3%) dan kel. kontrol (28,9%)
• Merokok di dalam rumah kel. kasus (66,7%) dan kel. kontrol
(42,2%)
• Ventilasi kel. kasus (77,8%) dan kel. kontrol (22,2%)
• Kepadatan hunian kel. Kasus (73,3%) dan kel. kontrol (28,9%).
Tabel 2. Analisis Bivariat Faktor Risiko ISPA
3. Regresi Logistik Berganda

Hasil Tabel 3 menunjukkan hasil :


 Ventilasi yang buruk (OR=11,73; CI 95%=2,16-63,86; P=0,004)
 Kepadatan hunian tinggi (OR=21,99; CI 95%=3,75-129,04;
P=0,001)
 Asap rokok dalam ruangan (OR=5,09; CI 95%=1,06-24,34;
P=0,042)
Hasil regresi menunjukan meningkatnya risiko ISPA pada balita
dan bermakna secara statistik
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda
1. Hubungan antara kepadatan hunian dengan
Pembahasan kejadian ISPA
• Hasil Penelitian : Kepadatan tempat tinggal
berhubungan positif dengan kejadian ISPA
• Penelitian ini sejalan dengan Syahidi (2013) di Tebet,
Jakarta SelatanOR=5,59; CI 95%=2,16-14,50 dan
Sati et.al (2015) di Kabupaten Ogan HilirOR=6.61;
95% CI=1,02-42,82
• Kepadatan hunian/ruangankelembaban tinggi
2. Hubungan ventilasi rumah dengan kejadian ISPA
Pembahasan • Hasil penelitian : Terdapat hubungan antara ventilasi
yang tidak memenuhi persyaratan dengan kejadian
ISPA
• Ventilasi yang tidak memenuhi syaratkelembaban
ruangan yang tinggi, ↓ kualitas udara dalam
ruangan, ↓ kadar oksigen di udara ruanganmedia
untuk pertumbuhan bakteri penyebab penyakit
• Standar luas ventilasi rumah10% dari luas lantai.
3. Hubungan antara asap rokok dalam ruangan
Pembahasan dengan kejadian ISPA
• Hasil penelitian : Terdapat hubungan antara asap
rokok dalam ruangan dengan kejadian ISPA
• Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian oleh
Syahidi et al. (2016)(OR=8,02; p=0,001)
• Semakin banyak rokok yang dimiliki keluarga,
semakin besar risiko terjadinya ISPA.
Kesimpulan • Terdapat hubungan antara kepadatan hunian,
ventilasi rumah dan asap rokok dalam ruangan
dengan kejadian ISPA pada balita di Padang,
Indonesia
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai