Anda di halaman 1dari 25

DK 1 TRIGER 1 MODUL 4.

Step 1:

1. pemeriksaan denver:
- salah satu metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak.
- Merupakan metode skrining untuk mendeteksi keterlambatan tumbuh
kembang pada fungsi diri, sosial, motorik halus, adaptif, berbahasa,
dan berbagai dimensi motorik yang nyata sejak lahir hingga berusia 6
tahun.

2. Perkembangan motorik halus:


- kemampuan gerak tubuh yang hanya melibatkan bagian-bagian
tertentu yang dilakukan otot-otot kecil seperti kegiatan meletakan atau
memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan.

3. Perkembangan motorik kasar:


- Kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar sebagian
atau seluruh anggota tubuh motorik kasar yang diperlukan agar anak
dapat duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan lain-lain.
-
4. Perkembangan sosial emosional:
- Kemampuan mandiri untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungan sekitar.
- Kemampuan sosial, perkembangan individual, sosialisasi, dan interaksi
dengan lingkungannya

Keyword:

- Anak berusia 2 tahun 6 bulan


- KU: belum bisa berbicara, dipanggil tidak merespon, bicara tidak
bermakna
- Pemeriksaan denver: perkembangan bicara dan bahasa tidak sesuai
dengan umurnya
- Riwayat: infeksi telinga pada usia 1 tahun
- Kecurigaan gangguan bicara dan bahasa
- Rujuk klinik tumbuh kembang

pertanyaan:
1. Pada usia berapakah anak bisa berbicara?
2. Apa saja penyebab dari keterlambatan tumbuh kembang pada anak?
3. Apa hubungan anak terkena infeksi telinga dengan kterlambatan bicara?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?
5. Apa saja yang dinilai pada pemeriksaan denver?
6. Bagaimana tahap perkembangan anak?
7. Mengapa dokter mencurigai adanya gangguan dalam berbahasa dan
berbicara?
8. Mengapa dokter merujuk ke tumbuh kembang anak?
9. Bagaimana penanganan terhadap anak yang mengalami gangguan
berbicara dan berbahasa?
10. Apa saja jenis-jenis perkembangan anak?
11. Apa saja gangguan pada perkembangan anak?
12. Bagaimana pemeriksaan untuk anak yang mengalami gangguan bicara dan
bahasa?

Step 4
LO:

1. membedakan definisi pertumbuhan dan perkembangan


2. menjelaskan berbagai jenis perkembangan pada anak (motorik kasar,
motorik halus, sosial emosional, kognitif, bicara dan bahasa ekspresif
maupun reseptif)
3. menjelaskan milestone (tahap) perkembangan pada anak
4. menjelaskan penyebab gangguan kelainan pada anak (interinsik dan
ekstrinsik)
5. menjelaskan cara detektif dini gangguan tumbuh kembang anak
6. menjelaskan tanda bahaya atau redflags gangguan perkembangan anak
7. menjelaskan berbagai gangguan perkembangan anak
8. menjelaskan prinsip tata laksana gangguan perkembangan pada anak

 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Pertumbuhan
Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran, jumlah sel dan jaringan
interseluler yang bersifat kuantitatif sehingga dengan demikian dapat kita ukur
dengan mempergunakan satuan panjang atau satuan berat.
2. Perkembangan
Perkembangan ialah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks yang bersifat kualitatif sehingga pengukurannya jauh
lebih sulit daripada pengukuran pertumbuhan.

 Jenis Perkembangan Pada Anak


Menurut Frankenburg et al (1981) melalui DDST (Denver Developmental
Screening Test), yang saat ini telah direvisi menjadi Denver II. Membagi 4 jenis
perkembangan yang dapat di lihat dan dinilai pada anak, yaitu :
1. Perkembangan motorik halus
Aspek ini berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu saja, dengan
bantuan otot-otot kecil serta memerlukan koordinasi yang cermat dari mata,
tangan, dan jari.
2. Perkembangan motorik kasar
Aspek ini berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Serta
melibatkan otot-otot besar. Arah perkembangan motorik adalah sefalokaudal
dan proksimodistal, serta dari umum ke spesifik.
3. Perkembangan bicara dan bahasa
Perkembangan bahasa adalah kemampuan untuk memberikan respon
terhadap suara, mengikuti perintah, dan berbicara spontan. Kemampuan
berkomunikasi pada manusia mempunyai fungsi tertinggi, dibandingkan
dengan hewan. Komunikasi tidak hanya berbicara, tetapi juga perilaku
nonverbal seperti mimik wajah dan sikap tubuh. Pendengaran dan komunikasi
sering terkait selain itu, diperlukan fungsi intelektual yang lebih tinggi untuk
mengerti berbicara komunikasi sejak lahir.
4. Perkembangan sosial dan emosional
Aspek perkembangan personal sosial berhubungan dengan kemampuan
mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya. Aspek personal
menyangkut kepribadian, konsep bahwa dirinya terpisah dari orang lain,
perkembangan emosi, individual, percaya diri, dan kritik diri sendiri.
Sedangkan aspek sosial menyangkut hubungan dengan orang sekitarnya, yang
dimulai dengan ibunya dan kemudian dengan orang lain yang ada disekitar
anak, sehingga anak mampu menyesuaikan diri dan mempunyai tanggung
jawab sosial sesuai dengan umur dan budayanya.
 Tahap Perkembangan Anak
1. Milestone perkembangan motorik halus

Umur (bulan) TahapPerkembangan


24-36 • Mencoret-coretpensilpadakertas
36-48 • Menggambar garis lurus
• Menumpuk 8 buah kubus
48-60 • Menggambar tanda silang
• Menggambar lingkaran
• Menggambar orang dengan 3 bagian
tubuh (kepala, badan, lengan)

2. Milestone perkembangan motorik kasar

Umur (bulan) Tahap Perkembangan


24-36 • Jalan menaiki tangga sendiri
• Dapat bermain dan menedang bola kecil
36-48 • Berdiri pada 1 kaki selama 2 detik
• Melompat dengan kedua kaki diangkat
• Mengayuh sepeda roda tiga
48-60 • Berdiri pada satu kaki selama 6 detik
• Melompat-lompat dengan 1 kaki
• Menari
3. Milestone perkembangan bicara dan bahasa

Umur Keterampilan Umur dikatakan Temuan abnormal/


bahasa terlambat red flag yang perlu
dilakukan assessment
24-36 Pengertiannya 36 bulan Lebih setengah dari
bulan bagus terhadap percakapan keluarga
percakapan yang yang dimengerti,
sudah familiar setelah anak umur
pada keluarga lebih dari 2 tahun

30-36 Percakapan 36 bulan Sering meniru


bulan melalui tanya terhadap apa yang
jawab dikatakan orang
echocalia
30-42 Mampu bercerita 48 bulan Tidak sepenuhnya
bulan pendek, atau bisa menceritakan
mampu bertanya kembali
“mengapa”
36-48 Pengertiannya 48 bulan Lebih dari ¼ kata-
bulan bagus terhadap katanya tidak bisa
kata-kata yang dimengerti orang lain
belum familiar setelah umur 4 tahun
Mampu membuat Hanya mampu
kalimat yang menggunakan
sempurna kalimat pendek dan
sederhana
5 tahun Mampu 5 tahun Salah melafalkan
memproduksi konsonan seperti b, p,
konsonan dasar d, t, p, k, m, n, l, r, w,
dengan benar s.

4. Milestone perkembangan kognitif

Usia (bulan) Perkembangan Kognitif


24-36 • Dapat menunjuk satu atau lebih bagian tubuhnya
ketika diminta
• Dapat menyebut gambar dengan benar nama dua
benda atau lebih
• Dapat bercerita menggunakan paragraph sederhana
• Menggabungkan 2-3 kata menjadi kalimat
• Menggunakan nama sendiri untuk menyebutkan
dirinya
36-48 • Mengenal 2-4 warna
• Menyebut nama,umur,tempat tinggal
• Mencari arti kata di atas, di bawah, di depan
• Mencuci tangan dan mengeringkan tangan sendiri
• Mengenakan sepatu sendiri
• Mengenakan celana panjang, kemeja, baju
• Menghubungkan aktivitas saat ini dan pengalaman
masa lalu
• Dapat menggambar orang dengan kepala ditambahi
bagian tubuh lainnya
• Dapat memilah-milah obyek kedalam kategori
sederhana
48-60 • Menggambar garis lurus
• Mengenal warna 2-4
• Menyebut nama, umur, tempat tinggal
• Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
• Mengerti arti kata di atas, dibawah, didepan
• Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan
• Bertanya arti kata
• Menggambar rumah yang dapat dikenal

5. Milestone perkembangan personal sosial

Umur (bulan) Tahap Perkembangan


24-36 • Menunjukkan kemarahan jika terhalang
• Mampu makan dengan sendok dan garpu dengan tepat
• Mampu dengan baik minum dari cangkir
• Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
• Melepas pakaian sendiri
• Sering menceritakan pengalaman baru
• Mendengarkan cerita dengan gambar
• Mampu bermain pura-pura
• Mulai membentuk hubungan sosial dan bermain
bersama sama dengan anak lain
• Menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan
ditambahkan gerakan isyarat

36-48 • Memainkan permainan sederhana (bersama dengan


anak lain)
• Mampu mengenakan celana panjang, kemeja, baju
(pakaian tidak berkancing)
• Mampu mengenakan sepatu sendiri
• Bisa mencuci dan mengeringkan tangan sendiri

48-60 • Berbantah dengan anak-anak lain


• Bermain dengan beberapa anak dengan memulai
interaksi sosial dan memainkan peran
• Mengembangkan suatu rasa humor
• Bereaksi tenang dan tidak rewel bila ditinggal ibu
• Pergi ke toilet sendiri
• Mengancing baju atau pakaian boneka
• Berpakaian dan melepaskan pakaian tanpa bantuan
• Menggosok gigi tanpa bantuan
• Ingin mandiri

6. Milestone perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif

Umur Bahasa Reseptif Bahasa Ekspresif


(bulan)
1 Kegiatan anak terhenti akibat Vokalisasi yang masih sembarang ,
suara terutama huruf hidup

2 Tampak mendengarkan Tanda- tanda vokal yang


ucapan pembicara, dapat menunjukkan perasaan senang,
tersenyum pada pembicaraan senyum

3 Melihat kearah pembicara Tersenyum sebagai jawaban


terhadap pembicara

4 Memberi tanggapan yang Jawaban vokal terhadap rangsang


berbeda terhadap suara sosial
bernada marah/senang

5 Bereaksi terhadap panggilan Mulai meniru suara


namanya

6 Mulai mengenal kata-kata Protes vokal, seperti berbisik


‘’da da , mama, papa’’

7 Bereaksi terhadap kata-kata Mulai mengeluarkan suara mirip


naik, kemari, da da kata-kata kacau

8 Menghentikan aktivitas bila Menirukan rangkaian suara


namanya dipanggil

9 Menghentikan kegiatan bila Menirukan rangkaian suara


dilarang

10 Secara tepat menirukan Kata-kata pertama mulai muncul


variasi suara tinggi

11 Reaksi atas pertanyaan Kata-kata kacau mulai dapat


sederhana dengan melihat dimengerti dengan baik
atau menoleh

12 Reaksi dengan melakukan Mengungkapkan kesadaran tentang


gerakan terhadap berbagai objek yang telah akrab dan
pertanyaan verbal menyebut namanya

13 Mengetahui dan mengenali Kata-kata yang benar terdengar


nama- nama bagian tubuh diantara kata-kata yang kacau,
sering dengan disertai gerakan
tubuhnya.

14 Dapat mengetahui dan Lebih banyak menggunakan kata-


mengenali gambar-gambar kata dari pada gerakan untuk
objek yang sudah akrab mengungkapkan keinginannya
dengannya, jika objek
tersebut disebut namanya

15 Akan mengikuti petunjuk Mulai mengkombinasikan kata-kata


yang berurutan (ambil topimu (mobil papa, mama berdiri)
dan letakkan di atas meja)

16 Mengetahui lebih banyak Menyebut nama sendiri


kalimat yang lebih rumit

 Penyebab Gangguan Perkembangan Anak


1. Faktor internal
1.1 Perbedaan ras/etnik atau bangsa
Bila seseorang dilahirkan sebagai ras orang Eropa maka tidak mungkin
ia memiliki faktor herediter ras orang Indonesia atau sebaliknya. Tinggi
badan tiap bangsa berlainan, pada umumnya ras orang kulit putih
mempunyai ukuran tungkai yang lebih panjang dari pada ras orang Mongol.
1.2 Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang tinggi-tinggi dan ada keluarga yang
gemuk-gemuk.
1.3 Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan dan masa remaja.
1.4 Jenis kelamin
Wanita lebih cepat dewasa dibanding anak laki-laki. Pada masa
pubertas wanita umumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki dan
kemudian setelah melewati masa pubertas laki-laki akan lebih cepat.
1.5 Kelainan genetik
Sebagai salah satu contoh: Achondroplasia yang menyebabkan
dwarfisme, sedangkan sindroma Marfan terdapat pertumbuhan tinggri badan
yang berlebihan.
1.6 Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan
seperti pada sindroma Down's dan sindroma Turner's.
2. Faktor eksternal
2.1 Faktor prenatal
A. Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
B. Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital
seperti club foot.
C. Toksin/zat kimia
Aminopterin dan obat kontrasepsi dapat menyebabkan kelainan
kongenital seperti palatoskisis.
D. Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,
hiperplasia adrenal.
E. Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan
pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan
deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata, kelainan jantung.
F. Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH
(Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks), PMS
(Penyakit Menular Seksual) serta penyakit virus lainnya dapat
mengakibatkan kelainan pada janin seperti katarak, bisu, tuli,
mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung kongenital.
G. Kelainan imunologi
Eritroblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah
antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel
darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk ke dalam
peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang
selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kernicterus yang
akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
H. Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta
sehingga menyebabkan pertumbuhan terganggu.
I. Psikologis ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah, kekerasan mental
pada ibu hamil dan lain-lain.
2.2 Faktor saat persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan asfiksia
dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.
2.3 Faktor pascanatal
A. Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
B. Penyakit kronis/kelainan kongenital
Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan
retardasi pertumbuhan jasmani.
C. Lingkungan fisis dan kimia
Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari,
paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dan
lain-lain) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
D. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau sang anak selalu merasa tertekan
akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.
E. Endokrin
Gangguan hormon misalnya pada penyakit hipotiroid akan
menyebabkan anak mengalarni hambatan pertumbuhan. Defisisnesi
hormon pertumbuhan akan menyebabkan anak menjadi kerdil.
F. Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat
pertumbuhan anak.
G. Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat
mempengaruhi tumbuh kembang anak.
H. Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi khusus dalam
keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak,
keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak,
perlakuan ibu terhadap perilaku anak.
I. Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap susunan saraf pusat yang menyebabkan terhambatnya produksi
hormon pertumbuhan.

 Cara Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Anak


1. Denver II
Denver II adalah alat bantu untuk menilai tingkat perkembangan anak usia
sesuai dengan tugas untuk kelompok umurnya pada saat melakukan tes.
Denver II dapat digunakan untuk memonitor dan memantau perkembangan
bayi atau anak dengan resiko tinggi terjadinya penyimpangan atau kelainan
perkembangan secara berkala. Tes ini juga tidak untuk mendiagnosa
ketidakmampuan dan kesukaran belajar, gangguan bahasa atau gangguan
emosional, subtitusi evaluasi diagnostik atau pemeriksaan fisik anak. Tes ini
lebih mengarah pada perbandingan kemampuan atau perkembangan anak
dengan kemampuan anak lain yang seumurnya. Denver II terdiri atas 125 item
tugas perkembangan yang sesuai dengan usia anak.
1.1 Aspek yang dinilai
A. Personal sosial (perilaku sosial)
B. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)
C. Language (bahasa)
D. Gross motor (gerakan motorik kasar)
1.2 Cara penilaian
A. O=F (fail/gagal)
B. M=R (refusal/menolak)
C. V=P (pas/lewat)
D. No (oportunity)
1.3 Interpretasi hasil pemeriksaan
A. Advanced
Bila anak mampu melaksanakan tugas pada item disebelah kanan
garis umur, lulus kurang dari 25% anak yang lebih tua dari usia tersebut
B. Normal
Bila anak gagal/ menolak tugas pada item disebelah kanan garis
umur, lulus/gagal/menolak pada item antara 25-75% (warna putih).
C. Caution
Tulis C pada sebelah kanan blok, gagal/menolak pada item antara
75-100% (warna hijau).
D. Delay
Gagal/menolak item yang ada disebelah kiri dari garis umur.
2. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
3. Tes daya dengar (TDD)
4. Tes daya lihat (TDL)
 Tanda Bahaya atau Redflags Gangguan Perkembangan Anak
1. Tanda bahaya perkembangan motor kasar
 Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang misalnya antara anggota
tubuh bagian kiri dan kanan.
 Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga lebih
dari usia 6 bulan
 Hiper / hipotonia atau gangguan tonus otot
 Hiper / hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh
 Adanya gerakan yang tidak terkontrol.
2. Tanda bahaya gangguan motor halus
 Bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan
 Adanya dominasi satu tangan (handedness) sebelum usia 1 tahun
 Eksplorasi oral (seperti memasukkan mainan ke dalam mulut) masih
sangat dominan setelah usia 14 bulan
 Perhatian penglihatan yang inkonsisten.
3. Tanda bahaya bicara dan bahasa (ekspresif)
 Kurangnya kemampuan menunjuk untuk memperlihatkan ketertarikan
terhadap suatu benda pada usia 20 bulan
 Ketidakmampuan membuat frase yang bermakna setelah 24 bulan
 Orang tua masih tidak mengerti perkataan anak pada usia 30 bulan
4. Tanda bahaya bicara dan bahasa (reseptif)
 Perhatian atau respons yang tidak konsisten terhadap suara atau bunyi,
misalnya saat dipanggil tidak selalu memberi respon
 Kurangnya join attention atau kemampuan berbagi perhatian atau
ketertarikan dengan orang lain pada usia 20 bulan
 Sering mengulang ucapan orang lain (membeo) setelah usia 30 bulan.
5. Tanda bahaya gangguan sosio-emosional
 6 bulan: jarang senyum atau ekspresi kesenangan lain
 9 bulan: kurang bersuara dan menunjukkan ekspresi wajah
 12 bulan: tidak merespon panggilan namanya
 15 bulan: belum ada kata
 18 bulan: tidak bisa bermain pura-pura
 24 bulan: belum ada gabungan 2 kata yang berarti
 Segala usia: tidak adanya babbling, bicara dan kemampuan bersosialisasi
/ interaksi.
6. Tanda bahaya gangguan kognitif
 2 bulan: kurangnya fixation
 4 bulan: kurangnya kemampuan mata mengikuti gerak benda
 6 bulan: belum berespons atau mencari sumber suara
 9 bulan: belum babbling seperti mama, baba
 24 bulan: belum ada kata berarti
 36 bulan: belum dapat merangkai 3 kata.

 Gangguan Perkembangan Anak


1. ADHD (Attention Deficit/ Hyperactivity Disorder)
1.1 Definisi
ADHD merupakan gangguan ditandai dengan kemampuan yang lemah
untuk menyelesaikan tugas, aktivitas motorik berlebihan, dan impulsivitas.
1.2 Etiologi
A. Faktor Genetik
Genetik berpengaruh 76% terhadap kejadian GPPH/ADHD pada
anak dan gen spesifik yang berhubungan dengan GPPH yaitu gen
transporter dopamin (DAT1) dan gen D4 reseptor dopamin (DRD4)
B. Faktor Lingkngan
Pajanan pranatal dan masa kanak-kanak terhadap berbagai toksin
atau yang berkaitan seperti alkohol
C. Faktor Neurobiologis
Anak yangt pernah mengalami cedera atau trauma otak dengan
derajat bervariasi, termasuk cedera otak perinatal
1.3 Manifestasi klinis
 Inatensi dan Perhatian Mudah Dialihkan
 Impulsivitas
 Kelelahan Motorik dan Hiperaktivitas
 Kesulitan Merencanakan dan Mengatur Tugas
 Labilitas Emosional
1.4 Kriteria diagnosis
Diagnosis ADHD ditegakkan dengan kriteria menurut DSM-V, pasien
dengan ADHD menunjukkan gejala yang persisten dari inatensi dan/atau
hiperaktifitas dan impulsifitas yang dapat mempengaruhi fungsional dan
perkembangan perilaku.
Inatensi didapatkan bila terdapat enam atau lebih gejala inatensi untuk
anak-anak sampai usia 16 tahun, atau lima atau lebih untuk dewasa usia 17
tahun atau lebih; gejala inatensi ditemukan sekurang-kurangnya 6 bulan dan
mereka memiliki perkembangan mental yang kurang. Gejalanya meliputi :
 Sering gagal untuk memberikan perhatian
 Sering memiliki kesulitan untuk memusatkan perhatian
 Sering terlihat tidak mendengar pd saat pembicaraan lgsg
 Sering tidak mengikuti instruksi& salah dlm menyelesaikan tugas
sekolah
 Sering mengalami kesulitan dalam mengorganisir pekerjaan dan
aktivitas
 Sering menghindar, tidak menyukai atau malas
 Sering kehilangan barang yang digunakan
 Sering merasa kebingungan
 Sering melupakan aktivitas sehari-hari

Hiperaktivitas dan impulsivitas bila didapatkan enam atau lebih gejala


hiperaktivitas-impulsivitas untuk anak-anak sampai usia 16 tahun, atau
lima atau lebih untuk dewasa usia 17 tahun atau lebih gejala hiperaktivitas-
impulsivitas ditemukan sekurang-kurangnya 6 bulan dan mereka memiliki
perkembangan mental yang kurang. Gejalanya meliputi :

 Sering merasa gelisah


 Sering meninggalkan kursi pada situasi yang diharapkan duduk
 Sering berlari kesana kemari pada situasi yg tidak tepat
 Sering tdk dapat bermain atau mengambil posisi tenang/diam pada
waktu luang
 Seringkali beraktivitas sprt sedang mengendarai motor
 Sering bicara berlebihan
 Sering melontarkan jawaban sebelum pertanyaan selesai diberikan
 Sering memiliki kesulitan dalam menunggu giliran
 Sering memotong atau memaksakan pada orang lain
2. ASD (Autisme Spectrum Disorder)
2.1 Definisi
Autism spectrum disorder (ASD) adalah kondisi perkembangan yang
kompleks yang meliputi gangguan persisten dalam interaksi sosial, bicara
dan komunikasi nonverbal, dan adanya perilaku terbatas atau berulang. Efek
ASD dan tingkat keparahan gejala berbeda pada setiap orang.
2.2 Etiologi
 Faktor genetik : Kromosom 2,3,7,15,16,17,22
 Faktor imunologik : Limfosit anak ASD bereaksi dengan antibodi
ibu, yang kemungkinan terjadi kerusakan jaringan saraf embrionik.
 Faktor prenatal, perinatal, postnatal
2.3 Manifestasi klinis
 Penurunan kualitatif interaksi sosial
 Gangguan kualitatif dalam komunikasi
 Pola perilaku, minat, aktivitas yang berulang-ulang, stereotipik,
kesulitan bermain secara imajinatif.
2.4 Kriteria diagnosis
 Defisit yang terus menerus dalam komunikasi sosial dan interaksi
sosial diberbagai konteks
 Pola perilaku, minat, atau kegiatan yang berulan dan terbatas
 Gejala harus ada pada periode perkembangan awal
 Gejala menyebabkan gangguan signifikan secara klinis dlm bidang
sosial, pekerjaan atau area penting lainnya
 Gangguan ini tidak lebih baik dijelaskan kecacatan intelektual atau
keterlambatan perkembangan global
3. Intelectual Disability
3.1 Definisi
Fungsi intelektual secara signifikan dibawah rata-rata (didefinisikan)
sebagai nilai IQ dibawah 70 hingga 75), bersamaan dengan keterbatasan
yang berkaitan dengan dua atau lebih area keterampilan adaptif yang dapat
diterapkan ; komunikasi, merawat diri, tinggal di rumah, keterampilan
social, penguasaan komunitas, pengarahan diri, kesehatan dan keamanan,
akademik fungsional, istirahat, dan bekerja.
3.2 Etiologi
 Gangguan perkembangan SSP (termasuk kelainan kromosom,
kelainan structural dan metabolic pada otak, serta penyebab SSP
yang dilakukan dari infeksi, toksin, malnutrisi, anoksia, atau trauma)
 Lingkungan (termasuk kekacauan di keluarga, psikopatologi orang
tua, penyalahgunaan obat pada orang tua, dan disfungsi berat
interaksi)
3.3 Manifestasi klinis
 Sebagian besar anak yang akhirnya didiagnosis sebagai retardasi
mental terlihat normal dan diketahui ketika mereka gagal mencapai
harapan perkembangan yang sesuai usia
 Retardasi mental derajat berat diidentifikasi pada awal tahun
pertama kehidupan, ketika keterlambatan memperoleh keterampilan
sensorimotorik
 Retardasi mental derajat sedang sering menjadi tidak terlihat hingga
timbul stadium perkembangan praoperasional Piagetian pada tahun
kedua, padasaat manifestasi tingkah laku pemikiran simbolik
 Retardasi menta; derajat ringan umumnya diketahui hanya setelah
mereka masuk sekolah, saat memperlihatkan kesulitan dengan tugas
akademik yang memerlukan pemikiran yang lebih abstrak.
3.4 Kriteria diagnosis
Intelectual Disability ialah kelainan dengan onset selama periode
perkembangan yang mencakup penurunan fungsi intelektual dan adaptif,
dalam konsepsual sosial dan bidang praktik. Tiga kriteria berikut ini harus
ditemukan pada Intelectual Disability:
 Penurunan dalam fungsi intelektual seperti memberi alasan,
memecahkan masalah, merencanakan, berpikir abstrak, berpendapat,
akademik, pembelajaran, dan belajar dari pengalaman, dan
dikonfirmasi oleh penilaian klinis dan individual serta tes lQ
 Penurunan fungsi adaptif yang mengakibatkan kegagalan untuk
memenuhi standar sosial-budaya, kemandirian individu, dan
tanggung jawab sosial. Tanpa dukungan, batas penurunan fungsi
adaptif dalam satu atau lebih aktivitas sehari-hari seperti komunikasi,
keterlibatan sosial, kemandirian, diberbagai lingkungan seperti
rumah, sekolah dan komunitas.
 Onset penurunan intelektual dan adaptif selama periode
perkembangan.
4. Communication Disorder
4.1 Definisi
Keterlambatan bicara pada anak didefinisikan sebagai ketidaknormalan
kemampuan berbicara seseorang anak jika dibandingkan dengan
kemampuan anakyang seusia dengannya.
4.2 Etiologi dan manifestasi klinis

Penyebab Efek pada perkembangan bicara


1. Lingkungan
a. Sosial ekonomi kurang Terlambat
b. Tekanan keluarga Gagap
c. Keluarga bisu Terlambat pemerolehan bahasa
d. Bahasa bilingual Terlambat pemerolehan struktur
bahasa
2. Emosi
a. Ibu yang tertekan Terlambat pemerolehan bahasa
b. Gangguan serius pada Terlambat atau ganguan
orangtua perkembangan bahasa
c. Gangguan serius pada Terlambat atau ganguan
anak perkembangan bahasa
3. Masalah pendengaran
a. Kongenital Terlambat/gangguan bicara yang
b. Didapat permanen
Terlambat/gangguan bicara yang
permanen
4. Perkembangan lambat
a. Perkembangan lambat Terlambat bicara
b. Perkembangan lambat, Terlambat bicara
tapi masih dalam batas Pasti terlambat bicara
rata-rata
c. Retardasi mental
1. Cacat bawaan
a. Palatoschizis Terlambat dan terganggu
b. Sindrom down kemampuan bicaranya
kemampuan bicaranya lebih
rendah
1. Kerusakan otak
Mempengaruhi kemampuan
a. Kerusakan menghisap, menelan, mengunyah
neuromuscular dan akhirnya timbul gangguan
b. Sensorimotor bicara dan artikulasi seperti
disartria
c. Palsi serebralis Mempengaruhi kemampuan
d. Masalah persepsi menghisap, menelan, mengunyah
dan akhirnya timbul gangguan
bicara dan artikulasi seperti
dispraksia
Berpengaruh pada pernafasan,
makan dan timbul juga masalah
artikulasi yang dapat
mengakibatkan disartria dan
dispraksia
Kesulitan membedakan suara,
mengerti bahasa, simbolisasi,
mengenal konsep, akhirnya
menimbulkan kesulitan belajar di
sekolah

4.3 Kritera diagnosis


A. Kriteria diagnosis gangguan berbahasa
 Kesulitan yang menetap untuk memperoleh dan menggunakan
bahasa pada berbagai modalitas (misalnya secara wicara, tertulis,
bahasa isyarat, atau lainnya) karena adanya kekurangan dalam
pemahaman atau produksi yang meliputi sebagai berikut:
a. Berkurangnya kosakata (pengetahuan dan penggunaan kata)
b. Struktur kalimat yang terbatas (kemampuan untuk menyusun
kata dan akhiran kata secara bersama-sama untuk membentuk
kalimat berdasarkan aturan tata bahasa dan morfologi)
c. Gangguan pada bercerita (kemampuan untuk menggunakan
kosakata dan menghubungkan kalimat untuk menjelaskan atau
menggambarkan suatu topik atau serangkaian kejadian atau
untuk melakukan percakapan)
 Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di
bawah yang diharapkan untuk usia yang sesuai, menyebabkan
keterbatasan fungsional pada komunikasi efektif, partisipasi
social, pencapaian akademik, atau performa dalam pekerjaan,
secara individual atau dalam kombinasi.
 Awitan gejala adalah pada periode perkembangan awal
 Kesulitan ini tidak disebabkan oleh gangguan pendengaran atau
gangguan sensoris lainnya, disfungsi motorik, atau kondisi medis
atau neurologis lainnya dan tidak dijelaskan dengan lebih baik
oleh hendaya intelektual 6 (gangguan perkembangan intelektual)
atau penundaan perkembangan global.
B. Kriteria diagnosis gangguan produksi bahasa
 Kesulitkan menetap pada prodksi bahasa yang mengganggu
intelegensi bahasa atau pencegahan penyampaian komuniskasi
verbal.
 Gangguan fisebabkan keterbatasan pada komunikasi efektif
dengan gangguan partisipasi social, pencapaian akademik, atau
tampilan pekerjaan, individual atau dalam beberapa kombinasi.
 Awitan gejala pada awal perkembangan
 Kesulitan tidak dianggap disebabkan oleh factor kongenital atau
kondisi yang terkait, seperti cerebal palsy, sumbing, tuli, atau
gangguan pendengaran, trauma otak, atau kondisi medis atau
neurologis lainnya.
C. Kriteria diagnosis gangguan kelancaran bahasa
 Gangguan pada kelancaran yang normal dan pola
bahasa yang tidak sesuai dengan umur individu dan
kemampuan bahasa, menetap dari waktu kewaktu, dan
di tandai oleh frekuansi dan tanda yang terjadi satu atau
lebih dari berikut :
a. Pengulangan suara atau suku kata
b. Suara pemanjangan konsonan ataupun huruf vocal
c. Kelainan kata seperti kata-kata yang tertunda
d. Terhambatnya pendengaran atau diam (terpenuhi atau tidak
terpenuhinya penundaan bahasa)
e. Bicara berbelit-belit (peng8antian bahasa hingga menghindari
masalah bahasa)
f. Produksi bahasa yang berlebihan disertai tegangan fisik
g. Satu suku kata diulangi pada seluruh kata (misalnya, a-a-a-a-
ku melihat dia).
 Gangguan disebabkan kecemasan mengenai berbicara atau
keterbatasan pada komunikasi efektif, partisipasi social, akademik
atau performa pekerjaan, individual atau pada kombinasi lainnya
 Awitan gejala terjadi pada periode awal perkembangan
 Gangguan tidak dapat dianggap disebabkan oleh motoric-
berbicara atau deficit sensori, ketidak lancaran yang berhubungan
dengan kelainan neurologi (misalnya, stroke, tumor, trauma), atau
kondisi medis lainnya dan tidak lebih baik di jelaskan oleh
gangguan mental.
D. Kriteria diagnosis gangguan komunikasi social (pragmatic)
 Kesulitan menetap pada penggunaan komunikasi bahasa verbal
pada social dengan manifestasi dibawah ini
a. Kekurangan dalam penggunaan bahasa untuk tujuan social,
seperti sapaan dan membagi informasi, dalam hal yang
berkaitan dengan konteks social
b. Terganggunya kemampuan untuk merubah komunikasi
menjadi konteks yang sesuai atau yang dibutuhkan pendengar,
seperti berbicara berbeda pada kelas dengan ranah bermain,
berbicara, sesuai pada anak-anak dengan orang dewasa,
pencegahan penggunaan bahasa formal secara keseluruhan.
c. Kesulitan mengikuti peraturan percakapan dan menceritakan
sesuatu seperti membalikkan percakapan, mengulangi kata-
kata ketika tidak dimengerti, dan mengetahui bagaimana
penggunaan sinyal verbal dan non verbal hingga interaksi yang
regular.
d. Kesulitan memahami pada pernyataan yang eksplisit
(misalnya, membuat intervensi) dan non literal atau arti bahasa
yang ambigu (mislanya, idiom, humor, metafora, arti ganda
yang tergantung pada koteks interpretasi)
 Deficit sebagai hasil keterbatasan fungsi pada komunikasi efektif,
social partisipasi, hubungan social, pencapaian akademik, atau
peforma pekerjaan atau kombinasi lainnya
 Awitan gejala terjadi pada periode perkembangan awal (tetapi
deficit tidak menjadi manifestasi seutuhnya hingga permintaan
komunikasi social melebihi kapasitas keterbatasan)
 Gejala tidak dapat dianggap hingga kondisi medis atau neurologis
lainnya atau kemampuan yang menurun atau rendah pada struktur
kata dan kata bahasa, tidak dapat lebih baik di jelaskan oleh
sprektrum gangguan autisme, intellectual disability (gangguan
perkembangan intelektual), terlambatnya perkembangan global,
atau kondisi gangguan mental lainnya.

 Prinsip Tatalaksana Gangguan Perkembangan Anak


1. Tatalaksana ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity Disorder)
1.1 Penanganan Tingkah Laku
 Penguatan yang positif, dengan menggunakan pujian atau
penghargaan yang nyata, misalnya hadiah
 Strategi penghukuman, misalnya dikeluarkan atau isolasi sosial,
teguran dengan kata-kata, isyarat nonverbal
 Teknik pemusnahan, misalnya pengabaian sistemik tingkah laku
yang tidak diinginkan.
1.2 Pendidikan Khusus
Program pendidikan sebaiknya dirancang untuk menciptakan
kesempatan bagi anak tersebut sehingga mengalami keberhasilan dan
meningkatkan harga diri.
1.3 Pengobatan dengan Obat
Pengobatan yang simultan memiliki efek menguntungkan pada tingkah
laku 60-80% anak yang menderita ADHD. Obat-obatan simultan yang
paling sering digunakan untuk pengobatan ADHD. Walaupun mekanisme
kerja yang secara tepat masih belum diketahui, obat-obat ini memengaruhi
fungsi neurotransmiter SSP multipel. Semua ini meningkatkan pelepasan
serta penghambatan ambilan ulang dopamin dan norepinefrin dari neuro di
SSP.

2. Tatalaksana ASD (Autism Spectrum Disorder)


 Memaksimalkan kemampuan fungsional kemandirian
 Mencapai kualitas hidup yang maksimal
 Meminimalkan gejala
 Memfasilitasi proses belajar dan pembelajaran
 Sosialisasi
 Mengurangi perilaku maladaptif
 Edukasi dan dukungan keluarga.
3. Tatalaksana Intellectual Disability
Semua anak harus memiliki sumber perawatan primer yang teratur untuk
memberikan imunisasi rutin, pemantauan kesehatan dan pertumbuhan, serta
perawatan untuk penyakit ringan. Pelayanan medis subspesialis diindikasikan
secara selektif bagi anak yang memiliki kondisi spesifik yang terjadi dengan
frekuensi lebih besar diantar individu yang mengalami kecacatan
perkembangan, misalnya gangguan kejang, masalah ortopedik, dan deficit
penglihatan dan pendengaran. Konseling genetic juga harus dilakukan kapan
pun saat dipertimbangkan terdapat gangguan yang diwariskan.
4. Tatalaksana Communication Disorder

Masalah Penatalaksanaan Rujukan

1. Lingkungan a. Meningkatkan stimulasi a. Kelompok BKB (Bina


b. Mengurangi tekanan Keluarga dan Balita)
a. Sos. Ek. Rendah c. Meningkatkan stimulasi atau kelompok
b. Tekanan keluarga d. Menyederhanakan bermain
c. Keluarga bisu masukan bahasa b. Konseling keluarga
d. Bahasa bilingual c. Kelompok BKB/
Bermain
d. Ahli terapi wicara
2. Emosi a. Meningkatkan stimulasi a. konseling, kelompok
b. Menstabilkan lingkungan BKB/ Bermain anak
a. Ibu yang tertekan emosi b. Psikoterapi
b. Gangguan serius c. Meningkatkan status c. Psikoterapi
pada keluarga emosi anak
c. Gangguan serius
3. Masalah pendengaran Monitor dan obati kalua Audiologis/ Ahli THT
memungkinkan
a. Kongenital
b. Didapat
4. Perkembangan lambat a. Tingkatkan stimulasi a. Ahli terapi wicara
b. Tingkatkan stimulasi b. Ahli terapi wicara
a. Di bawah rata-rata c. Maksimalkan potensi c. Program khusus
b. Perkembangan
lambat
c. Retardasi mental
1. Cacat bawaan a. Monitor dan operasi a. Ahli terapi setelah
b. Monitor dan stimulasi operasi
a. Palatum sumbing b. Ahli terapi wicara,
b. Sindrom down SLB-C, monitoring
pendengarannya
1. Kerusakan otak a. Mengatasi masalah a. Rujuk ke ahli terapi
makan anak dan kerja, ahli gizi, ahli
a. Kerusakan meningkatkan patologi wicara.
neuromuskular kemampuan bicara b. Rujuk ke ahli terapi
b. Sensorimotor b. Mengatasi masalah kerja, ahli gizi, ahli
c. Palsi serebralis makan anak dan patologi wicara.
d. Masalah persepsi meningkatkan c. Rujuk ke ahli
kemampuan bicara rehabilitasi, ahli
c. Mengoptimalkan terapi wicara
kemampuan kognitif dan d. Rujuk ke ahli patologi
bicara anak wicara, ahli BKB
d. Mengatasi masalah
keterlambatan bicara
anak

Anda mungkin juga menyukai