Disusun Oleh:
Nama : Zulaikha Okta Putri
NIM : K1217083
Kelas : A
1. Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang paling kompleks
karena tidak sekadar menyalin kata/kalimat, melainkan bertujuan untuk menuangkan
gagasan, ide, atau pendapat dalam bentuk tulisan agar mudah ditangkap oleh
pembaca. Hal ini didasari pada pengertian dari beberapa ahli, yaitu (a) Sesungguhnya
semua hasil atau produk kerja pikir dan kerja perasaan yang berupa: ide, gagasan,
pendapat, saran, kesimpulan, dan sebagainya yang disampaikan baik secara lisan
maupun secara tertulis kepada orang lain adalah sebagai kerja menulis. (Murtono.
2010); (b) Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan
(informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau medianya. (Dalman. 2016); (c) Keterampilan menulis adalah
kemampuan mengekspresikan pikiran melalui lambang-lambang tulisan.
Keterampilan menulis ini termasuk ke dalam jenis keterampilan aktif, karena penulis
aktif mengolah pesan (informasi) yang ingin disampaikan kepada pembaca. (Sari,
dkk. 2014: (1) 541); (d) Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang berisfat
aktif-produktif. Keterampilan ini dipandang menduduki hierarki yang paling rumit
dan kompleks di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Mengapa?
Aktivitas menulis bukanlah sekadar hanya menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat;
melainkan menuangkan dan mengembangkan pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, ide,
dalam suatu struktur tulisan yang teratur, logis, sistematis, sehingga mudah ditangkap
oleh pembacanya. (Mulyati, 2015); (e) Menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
secara tatap muka dengan orang lain. (Tarigan, 1986); dan (f) “Writing is a language
skill that is used to communicate indirectly”.(Saddhono, 2016: 109)
2. Tujuan dan Fungsi Menulis
Menulis memiliki beberapa tujuan, yakni untuk memberi informasi kepada
pembaca, untuk menghibur pembaca, serta hingga dapat mengubah pendangan
pembaca melalui sebuah karangan. Tujuan tersebut didasarkan pada pendapat
menurut Syafie’ie (1988:51-52), tujuan menulis terdiri atas (1) Mengubah keyakinan
pembaca; (2) Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca; (3) Merangsang
proses berpikir pembaca; (4) Menyenangkan atau menghibur pembaca; (5)
Memberitahu pembaca; dan (6) Memotivasi pembaca. Hugo Hartig dalam (Tarigan,
2008:26), mengklasifikasi tujuan menulis menjadi tujuh bagian, antara lain: (a)
assignment purpose (tujuan Penugasan) yaitu menulis dengan tujuan karena
ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri; (b) altruistic purpose (tujuan altruistik) yaitu
tujuan ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah seperti mendorong pembaca
memahami, menghargai perasaan, dan lain-lainnya dengan melalui karya seseorang;
(c) persuasive purpose (tujuan persuasif) yaitu membujuk atau meyakinkan pembaca
akan kebenaran topik yang diutarakan oleh penulis; (d) informational purpose (tujuan
informasional) yaitu bertujuan memberi informasi kepada para pembaca; (e) self-
expressive purpose (tujuan pernyataan diri) yaitu bertujuan memperkenalkan atau
menyatakan diri seorang pengarang kepada pembaca; (f) creative purpose (tujuan
kreatif) yaitu bertujuan mencapai nilai-nilai artistik dan kesenian; dan (g) problem
solving purpose (tujuan pemecahan masalah) yaitu penulis ingin memecahkan
masalah dengan cara menjelaskan, menjelajahi, meneliti secara cermat pikiran dan
gagasan sendiri agar dapat dimengerti dan diterima pembaca.
Suatu hal bila memiliki tujuan, maka juga memiliki fungsi, sama halnya dengan
menulis. Menulis memiliki beberapa fungsi, antara lain mengekspresikan diri,
menjalin interaksi dengan yang lain, mengedukasi serta menyampaikan informasi.
Pernyataan tersebut didasarkan menurut Yunus (2014: 1-2) yaitu menulis memiliki
sejumlah fungsi, antara lain (1) fungsi personal, yaitu mengekspresikan pikiran,
sikap, atau perasaan pelakunya, yang diungkapkan melalui misalnya surat atau buku
harian; (2) fungsi instrumental (direktif), yaitu mempengaruhi sikap dan pendapat
orang lain (3) fungsi interaksional, yaitu menjalin hubungan sosial; (4) fungsi
informatif, yaitu menyampaikan informasi, termasuk ilmu pengetahuan; dan (5)
fungsi estetis, yaitu untuk mengungkapkan atau memenuhi rasa keindahan. Fungi
edukasi pada menulis juga telah dituturkan oleh Listiyorini dalam Ariningsih (2012:
48) mengemukakan keterampilan menulis dan penguasaan bahasa dapat diperoleh
melalui berbagai latihan dan praktik yang terus menerus.
3. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang menyampaikan informasi yang sama dengan
informasi yang diterima pembaca. Melalui penguasaan kalimat efektif, seseorang
mampu menyampaikan pendapat atau amanat dalam bentuk kalimat yang efektif
sesuai dengan konteks. Oktaria, dkk. (2017: 170). Kalimat efektif adalah kalimat
yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis
saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan
daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007). Kalimat efektif adalah kalimat yang
benar dan jelas sehingga denganmudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah,
Arsjad, dan Ridwan:2001)
Kalimat efektif memiliki beberapa ciri-ciri, diantaranya yaitu memakai diksi
yang tepat, mempunyai unsur pokok atau penting, minimal Subjek Predikat (SP), taat
kepada tata aturan ejaan yang disempurnakan (EYD) yang berlaku, melakukan
penekanan ide pokok, mengacu kepada penghematan penggunaan kata, memakai
kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai, memakai variasi struktur kalimat, serta
memakai kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan
sistematis. Dan juga terdapat ahli yang mengatakan bahwa ciri-ciri kalimat efektif
terdiri atas kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran bentuk, penekanan, kehematan
dalam mempergunakan kata, dan kevariasian dalam struktur kalimat. (Keraf, 2006:
34-48).
4. Penalaran Induktif dan Deduktif
Penalaran adalah merupakan cara seseorang menggunakan nalarnya dalam
menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan
dikemukakannya kepada orang lain. Hal ini juga dituturkan oleh Keraf dan Moeliono
(dalam Suparno, 2006: 141-143) mengemukakan bahwa penalaran (reasoning) adalah
proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden,
ataupun sesuatu yang dianggap bahan bukti, menuju pada suatu kesimpulan.
Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa
prinsip atau sifat yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat
khusus. Proses perubahannya disebut induksi. Penalaran ini berupa generalisasi,
analogi, hubungan sebab – akibat. Penalaran deduktif adalah suatu proses berpikir
yang bertolak dari sesuatu yang umum menuju hal-hal yang khusus untuk mencapai
kesimpulan. Penalaran ini menggunakan silogisme dan entinem sebagai alat
penalarnya.
6. Ragam Tulisan
Menulis diklasifikasikan menjadi lima ragam, yaitu deskripsi, eksposisi, narasi,
argumentasi, dan persuasi. Brooks dan Warren mengklasifikasikan ragam tulisan
berdasarkan bentuk, terdiri atas (a) eksposisi yang mencakup definisi, dan analisis;
(b) deskripsi yang mencakup deskripsi ekspositori, dan deskripsi literer; (c) narasi
yang mencakup urutan waktu, motif, konflik, titik pandangan, dan pusat minat; (d)
argumentasi yang mencakup induksi, dan deduksi. Sedangkan Keraf(1989: 6) juga
menuturkan bahwa ragam tulisan didasarkan pada tujuan umum, berdasarkan hal
tersebut menulis dapat dibedakan menjadi lima, antara lain (1) deskripsi yaitu bentuk
karangan yang menggambarkan sesuatu sesuai dengan kebenarannya secara detail,
(2) eksposisi yaitu karangan yang bertujuan untuk menguraikan atau menjelaskan
sesuatu secara umum, (3) argumentasi yaitu karangan yang berisi mengenai
pemaparan pendapat, gagasan untuk membangun suatu kesimpulan, (4) narasi yaitu
karangan yang menyajikan serangkaian kisah atau peristiwa atau urutan kejadian, (5)
persuasi yaitu karangan dengan tujuan untuk membujuk atau mempengaruhi
pembaca.
7. Manfaat Menulis
Manfaat menulis menurut Horiston (Darmadi, 1996:3) antara lain (a) kegiatan
menulis adalah sarana untuk menemukan sesuatu, dalam artian dapat mengangkat ide
dan informasi yang ada di alam bawah sadar pemikiran kita; (b) kegiatan menulis
dapat memunculkan ide baru; (c) kegiatan menulis dapat melatih kemampuan
mengorganisasi dan menjernihkan berbagai konsep atau ide yang kita miliki; (d)
kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang; (e)
kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk berlatih memecahkan beberapa
masalah sekaligus; (f) kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan
memungkinkan kita untuk menjadi aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi.
Selain itu, penggunaan media pembelajaran menulis bagi mahasiswa BIPA untuk
memahami budaya lokal yang diberikan pengajar bermacam-macam, di antaranya
media film, musik lokal, gambar, dan media demonstrasi ketika pembelajaran di kelas
juga merupakan salah satu menfaat menulis. (Mawadati, 2017: 77) Pembelajaran
sastra menumbuhkan kemapuan dalam berkomunikasi dan peduli akan budaya
bangsa. Sastra media belajar bahasa dan budaya yang membangun pola pikir dan
karakter bangsa. Sastra, bahasa dan budaya tercipta dari kebutuhan dan kebiasaan
masyarakat yang didasari pengalaman nyata dengan imajinasi. Sastra, bahasa dan
budaya data yang akurat dalam menggambarkan kondisi sosial masyarakat sekitar.
(Rondiyah, 2017: 145)