Anda di halaman 1dari 2

14:51 

Ada seorang muda, yang pada waktu itu hanya memakai sehelai kain
lenan untuk menutup badannya, mengikuti Dia. Mereka hendak
menangkapnya, 14:52 tetapi ia melepaskan kainnya dan lari dengan
telanjang.

Kurang lebih 2000 tahun yang lalu, di jumat seperti ini Yesus ditangkap,
dan murid-muridnya pun kocar-kacir,
Ada seorang murid muda yang akhirnya lari dengan sebelumnya
menanggalkan pakaiannya dan lari dengan telanjang.
Sebelumnya terjadi pengkhiantan melalui sebuah ciuman oleh Yudas.
Juga terjadi penggunaan senjata ketika salah seorang murid menghunus
pedanngya dan menetak telinga seorang imam besar
SItuasi saat itu begitu diluar dugaan, mencekam dan mengancam, sampai
akhirnya ancaman itu tiba pada seorang murid yang masih muda itu,
Dalam ketakutannya Si murid itu berusaha melepaskan diri dari
penangkapan itu dengan melepaskan pakaiannya sehingga ia telanjang dan
ia berlari.
Pakaian yang merupakan symbol penutup kehormatan dilepaskan karena
ketakutan akan penangkapan sebagai dampak jadi pengikut Yesus, itulah
yang dilakukan sang pemuda. Ia tidak lagi peduli dengan kehormatannya
yang penting ia tidak ditangkap bersama dengan Yesus
Situasi yang mencekam pada malam itu merontokkan semua
keberaniaannya, bahkan keyakinannya akan sebuah kehormatan.
sosok anak muda itu merupakan gambaran orang yang mengikut Yesus
namun tidak siap dengan segala kemungkinan, apalagi kemungkinan yang
terburuk.
Hal itu digambarkan dalam kalimat : “hanya memakai sehelai kain lenan
untuk menutup badannya”
Di saat menjelang kita mengingat kematian Yesus di hari ini, marilah kita
merenungkan
Apakah kita sejauh ini mengikut Yesus dengan kesiapan untuk menghadapi
segala kemungkinan sebagai resiko mengikutNya.
Siapkah kita dianiaya, dikucilkan, atau bahkan dibunuh
Mungkin bukan fisik kita yang dibunuh karena kita menjadi pengikut
kristus, tetapi karir kita, jabatan kita, bisnis kita atau kesempatan dan
peluang lainnya?
Jikalau kita tidak siap dengan segala resiko dalam mengikut Yesus
kemungkinan kita akan menjadi pengkhianat, pengguna pedang atau
kekuatan lain atau kita lari dengan tidak memikirkan lagi kehormatan kita.
Di saat Jumat agung ini, sekali lagi mari kita mengevaluasi kesiapan kita
dalam mengiring Yesus.
Namun, andai ada diantara kita yang saat ini ada dalam keterpurukkan
bagaikan seorang murid yang lari dengan telanjang itu, inilah saatnya
untuk datang kembali ke kaki salib itu dan mengalami pengampunan ilahi.
Ingat Dia setia, sekalipun kita kerap tidak setia.
TUhan memberkati.

Anda mungkin juga menyukai