Anda di halaman 1dari 5

Putu Yudha Pramesticha

A4C Farmasi Klinis


19021081

Pengertian
Preeklampsia adalah hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan 20 minggu
atau setelah persalinan di tandai dengan meningkatnya tekanan darah menjadi 140/90 mmHg.
(Sitomorang, dkk 2016) Preeklamsia merupakan hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan (Praworihadrjo, 2009). Preeklampsia adalah hipertensi pada kehamilan yang ditandai
dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu, disertai dengan
proteinuria ≥ 300 mg/24 jam (Nugroho, 2012).

Patofisiologi ibu hamil dengan pre-eklampsia


Teori lain yang lebih masuk akal adalah bahwa preeklampsia merupakan akibat dari keadaan
imun atau alergi pada ibu. Selain itu terdapat bukti bahwa preeklampsi diawali oleh insufisiensi
suplai darah ke plasenta, yang mengakibatkan pelepasan substansi plasenta sehingga
menyebabkan disfungsi endotel vascular ibu yang luas (Hutabarat dkk, 2016).
Kriteria proteinuria pada preeklampsia yakni proteinuria ≥300 mg pada spesimen urin 24 jam
atau rasio protein/kreatin ≥0.3 atau nilai ≥1+ pada dipstick protein urin. Sementara kondisi
patologis lain yang juga dapat menjadi kriteria diagnostik preeklampsia jika terdapat hipertensi
tanpa proteinuria adalah:
-Trombositopenia (<100.000/μL)
-Gangguan fungsi ginjal (level serum kreatinin >1.1 mg/dL atau kenaikan level serum kreatinin
dua kali lipat tanpa penyakit ginjal lainnya)
-Gangguan fungsi hati (kenaikan level transaminase sekurang-kurangnya dua kali nilai normal)
-Edema pulmoner
-Gangguan pada sistem saraf pusat (sakit kepala, gangguan penglihatan, kejang)
Kondisi patologis di atas juga merupakan tanda-tanda severitas pada suatu preeklampsia atau
dengan kata lain merupakan kriteria diagnostik pada preeklampsia berat. Khusus untuk kasus
kejang, pada perempuan dengan preeklampsia, kejang yang tidak dapat dikaitkan dengan
penyebab lain disebut eklampsia. Eklampsia dianggap sebagai komplikasi preeklampsia berat.
Kejang pada eklampsia biasanya merupakan kejang grand-mal (kejang tonik-klonik) yang
ditandai dengan penurunan kesadaran dan kontraksi otot yang hebat. [4,5,6]. (Alomedika)

Terapi Farmakologi
Anti Hipertensi
• Indikasi utama pemberian anti hipertensi pada kehamilan adalah untuk keselamatan ibu dan
mencegah penyakit serebrovaskuler
• Obat anti hipertensi diberikan bila tekanan darah > 160/110 mmHg (II/A)
• Pemberian anti hipertensi pilihan pertama adalah nifedipin oral , hydralazine, dan labetalol
parenteral (I/A)
• Alternatif anti hipertensi yang lain adalah : nitrogliserin, metildopa, labetalol (I/B)

Magnesium Sulfat
• Direkomendasikan sebagai terapi lini pertama preeklamsia / eklamsia
• Direkomendasikan sebagai profilaksis terhadap eklamsia pada Pasien preeklamsia berat (I/A)
• Merupakan pilihan utama pada Pasien preeklamsia berat dibandingkan diazepam atau fenitoin
untuk mencegah terjadinya kejang atau kejang berulang (1a/A). (Sari Widayati,dkk. 2014)

Adapun obat yang harus dihindari adalah penghambat ACE (grade C) dan antagonis reseptor
angiostensin II (grade D). hal hal yang harus diperhatikan antara lain fungsi neuromuscular dan
tekanan darah ketika mengguakan nifedipine bersamaan dengan magnesium sulfat dan tanda
tanda B-blockage pada janin yang baru lahir dari ibu yang diberi penghambat B (Rey dkk,1997)

Terapi non Farmakologi


Penanganan lain yang dapat digunakan adalah penanganan non farmakologis.
Penanganan ini memiliki efek samping lebih minimal atau bahkan tidak ada, tetapi memerlukan
waktu yang relatif lebih lama. Terapi non farmakologis dapat diberikan kepada pasien hipertensi
dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor risiko serta penyakit
penyerta lainnya (Kamaluddin, 2010)
Salah satu bentuk terapi non farmakologis yang dapat diberikan untuk hipertensi dalam
kehamilan adalah terapi musik. Mucci dan Mucci (2002) membagi musik dalam dua jenis yaitu
musik acid dan musik alkaline. Kedua jenis musik ini mampu mempengaruhi psikologis dan
fisiologis tubuh terutama bagi jantung dan pembuluh darah (Yunitasari, 2008).
Musik acid adalah musik yang biasanya digunakan untuk stimulasi sedangkan musik
alkaline untuk relaksasi. Musik acid cenderung meningkatkan energi tubuh, membuat tubuh
bereaksi, meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Musik alkaline bersifat sebaliknya
yaitu menimbulkan rileks, bahagia, dan mampu menurunkan tekanan darah Musik alkaline
adalah musik yang sesuai digunakan sebagai terapi untuk menurunkan darah pada ibu dengan
hipertensi dalam kehamilan. (Aprillia, 2010).
Kedua yaitu dengan rendam kaki dengan air hangat merupakan salah satu terapi alamiah
yang bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi edema, meningkatkan relaksasi
otot, menyehatkan jantung, mengendorkan otot-otot, menghilangkan stres, sehingga sangat
bermanfaat untuk terapi penurunan tekanan darah pada ibu hamil penderita preeklamsi. Secara
ilmiah rendam kaki khususnya dengan air hangat mempunyai banyak manfaat bagi tubuh,
khususnya dalam memperlancar peredaran darah (Kamaluddin, 2010).

Target/goal tekanan darah yang harus dicapai


Semua wanita yang pernah mengalami komplikasi hipertensi dalam kehamilan harus
mendapatkan konseling postnatal mengenai kehamilan selanjutnya.
Untuk wanita dengan preeklamsia, risiko kekambuhan adalah 16% jika mereka melahirkan pada
saat aterm, 25% jika mereka melahirkan sebelum 34 minggu, dan 55% jika mereka melahirkan
sebelum 28 minggu.
Wanita-wanita ini harus disarankan untuk memeriksakan diri di awal kehamilan
berikutnya atas pertimbangan pemberian aspirin dosis rendah sebagai profilaksis terhadap
preeklampsia. Mereka juga harus lebih sering memantau tekanan darah dan dipstik urin selama
kehamilan.
Wanita yang menggunakan terapi antihipertensi jangka panjang harus dinasihati untuk
menstabilkan tekanan darah menggunakan obat yang aman digunakan pada trimester pertama,
sebelum mengupayakan untuk hamil
Antihipertensi direkomendasikan pada preeklampsia dengan hipertensi berat, atau tekanan darah
sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg. Target penurunan tekanan darah adalah
sistolik < 160 mmHg dan diastolik < 110 mmHg.
Daftar Pustaka

Alomedika Web

Aprillia, Y. (2010). Hipnostetri: Rileks, nyaman, dan aman saat hamil dan melahirkan. Jakarta:
Gagas Media.

Kamaluddin, R. (2010). Pertimbangan dan alasan pasien hipertensi menjalani terapi alternatif
komplementer bekam di Kabupaten Banyumas. Jurnal Keperawatan Soedirman; 5(2).

Nugroho. 2012. Patologi Kebidanan. Nuha Medika. Yogyakarta:

Rey, E., Lelorier, J., Burgess, E., Lange, I.R., Ledue, L. 1997. Report of the Canadian
hypertension society consensus conference: 3 pharmacologic treatment of hypertensive
disorders in pregnancy.

Sari Widayati , Misrawati, Rismadefi Woferst. 2014.EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI


MUSIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA IBU DENGAN
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN. Program Studil Ilmu Keperawatan Universitas
Riau. Riau:

Yuanitasari. (2008). Terapi musik untuk anak balita. Yogyakarta: Cemerlang Publishing.

Anda mungkin juga menyukai