Anda di halaman 1dari 4

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stroke merupakan suatu penyakit yang dapat menyebabkan
abnormalitas fungsi otak secara tiba-tiba. Terdapat dua jenis stroke yaitu
stroke hemoragik dan stroke iskemik. Stroke hemoragik disebabkan karena
pecahnya pembuluh darah yang mengakibatkan gangguan aliran darah
pada suatu area di otak sedangkan stroke iskemik disebabkan karena
pembekuan darah di otak. Faktor resiko utama penyakit stroke hemoragik
adalah hipertensi yang tidak terkontrol (Hill, 2014; Johansson, 1999).
Menurut WHO tahun 2010, setiap tahunnya terdapat 15 juta orang di
seluruh dunia yang menderita stroke, dengan jumlah kematian sebanyak 5
juta orang dan 5 juta orang lainnya mengalami kecacatan yang permanen.
Penyakit stroke telah menjadi masalah kesehatan yang menjadi penyebab
utama kecacatan pada usia dewasa (Xu, 2010).
Menurut Riskesdas Depkes RI tahun 2013, prevalensi stroke di
Indonesia meningkat dari 8,3 per1000 penduduk (2007) menjadi 12,1
per1000 penduduk (2013). Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi
500.000 penduduk terkena serangan stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000
orang meninggal dan sisanya cacat ringan maupun berat. Menurut Yayasan
Stroke Indonesia tahun 2012, kejadian stroke iskemik sekitar 80%
sedangkan kejadian stroke hemoragik hanya sekitar 20% dari seluruh total
kasus stroke.
Pengobatan pasien dengan stroke tergantung pada penyebab dan
tingkat keparahan. Pengobatan dititik beratkan pada pengendalian

SKRIPSI POLA PENGGUNAAN MANITOL...


NURUS SHOBACHAH
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
2

hemodinamika, pengendalian perdarahan, kejang, tekanan darah (BP), dan


tekanan intrakranial (Liebeskind, 2014).
Salah satu manifestasi dari peningkatan intrakranial adalah terjadi
penurunan GCS (Black & Hawks, 2005). Peningkatan tekanan intrakranial
yang sering terjadi pada pasien stroke hemoragik diakibatkan karena
terjadinya udem serebral. Sehingga sering digunakan diuretik untuk
menarik cairan udem di otak agar dapat menurunkan tekanan intrakranial.
Diuretik yang digunakan untuk menurunkan tekanan intrakranial yang
meningkat adalah diuretik loop (furosemid) dan diuretik osmotik (manitol)
(Raslan & Bhardwaj, 2007). Umumnya dipilih manitol, dikarenakan
manitol adalah obat andalan yang digunakan untuk pasien dengan
peningkatan tekanan intrakranial (Diringer, et al., 2012). Selain itu, manitol
punya efek osmoterapi yang secara langsung dapat menarik cairan di
parenkim otak (Raslan & Bhardwaj, 2007). Dengan terjadinya penurunan
TIK dapat diduga terjadi pula perubahan pada GCS (Novkoski, et al.,
2001).
Mekanisme kerja manitol untuk menurunkan tekanan intarakranial
adalah dengan cara meningkatkan osmolalitas plasma sehingga aliran
cairan dari jaringan menuju kedalam plasma meningkat, terjadi penurunan
viskositas darah. Penurunan viskositas darah mengakibatkan penurunan
tahanan pada pembuluh darah otak hal ini menyebabkan aliran darah ke
otak meningkat, diikuti dengan vasokontriksi dari pembuluh darah arteriola
sehingga menurunkan volume darah otak dan terjadi penurunan tekanan
intrakranial (Castillo, 2008).
Manitol yang digunakan pada stroke umunya adalah manitol 20%
dengan dosis 0,25–1,5 g/kgBB secara IV bolus (Raslan & Bhardwaj, 2007).

SKRIPSI POLA PENGGUNAAN MANITOL...


NURUS SHOBACHAH
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
3

Menurut PERDOSSI tahun 2007, dosis manitol yang umumnya digunakan


adalah 0,25 sampai 1 g/ kgBB per 30 menit, dan jika dicurigai terjadi
rebound atau keadaan umum memburuk, terapi manitol dilanjutkan
0,25g/kgBB per 30 menit setiap 6 jam selama 3–5 hari. Harus dilakukan
pemantauan osmolalitas (normalnya <320 mmol).
Berdasarkan NEUROICU Guideline tahun 2009: Parameter yang
harus dipenuhi untuk pengawasan terapi menggunakan manitol 20% pada
pasien yang mengalami pendarahan otak akibat hipertensi intrakranial,
termasuk stroke hemoragik adalah pemantauan tekanan vena sentral
melalui kateter vena sentral atau tekanan paru oklusi arteri melalui kateter
arteri pulmonalis. Sedangkan kontraindikasi penggunaan manitol 20%
adalah apabila TIK pasien <20 mmHg, terjadi penurunan volume
intravaskular secara signifikan, kadar serum Na+ > 160 mmol/ L,
osmolaritas serum > 20, insufisiensi ginjal / gagal ginjal.
Menurut AHFS monografi tahun 2011, Manitol dapat menginduksi
diuresis karena manitol tidak diserap dalam tubulus ginjal, sehingga
meningkatkan osmolalitas filtrat glomerular, memfasilitasi ekskresi air,
dan menghambat reabsorpsi tubulus ginjal natrium, klorida, dan zat terlarut
lainnya. Selain diuresis, manitol dapat menyebabkan hipotensi.
Pada pasien stroke hemoragik dengan keadaan tertentu seperti suhu
tubuh yang tinggi, hiperglikemi, hipoglikemi atau kejang diperlukan terapi
khusus selain terapi manitol. Terapi khusus tersebut harus dipantau secara
intensif baik penggunaan maupun dosisnya.
Dari latar belakang diatas, penulis ingin mengkaji bagaimana pola
penggunaan manitol pada pasien stroke hemoragik di Rumkital Dr.
Ramelan Surabaya, dengan mengamati data pengobatan (rekam medik)

SKRIPSI POLA PENGGUNAAN MANITOL...


NURUS SHOBACHAH
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
4

selama priode April 2014 – April 2015. Serta, penulis ingin mengetahui
perubahan GCS dan tekanan darah pada pasien setelah pemberian manitol.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pola penggunaan manitol pada pasien stroke hemoragik
di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pola penggunaan manitol pada pasien stroke
hemoragik di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui perubahan GCS dan tekanan darah setelah
pemberian manitol pada pasien stroke hemoragik di Rumkital Dr.
Ramelan Surabaya.
2. Untuk mengetahui drug realeted problem setelah pemberian
manitol pada pasien stroke hemoragik di Rumkital Dr. Ramelan
Surabaya.

1.4 Manfaat
1. Dapat memberikan informasi tentang dosis, frekuensi pemberian,
lama pemakaian manitol serta informasi tentang adanya drug
related problem (DRP) pada pasien stroke hemoragik sehingga
dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
2. Memberikan informasi terkait perubahan GCS dan penurunan
tekanan darah akibat setelah pemberian pemberian manitol.

SKRIPSI POLA PENGGUNAAN MANITOL...


NURUS SHOBACHAH

Anda mungkin juga menyukai