Oleh
Kelompok 4/A4C
1. Putu May Astiti Eliani Tirta (19021075)
2. Putu Negia Suci Cahyani Buana (19021076)
3. Putu Rismayanti Putri (19021077)
4. Putu Yoga Adi Suandika (19021078)
5. Putu Yuda Putrananda (19021079)
6. Putu Yudha Pramesthicha (19021081)
7. Tria Mas Anggeliana (19021082)
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui definisi penyakit Gagal Ginjal.
2. Mengatahui patofisiologi penyakit Gagal Ginjal.
3. Mengetahui tatalaksana penyakit Gagal Ginajal (Farmakologi & Non
Farmakologi).
4. Dapat menyelesaikan kasus terkait penyakit Gagal Ginjal secara mandiri
dengan menggunakan metode SOAP.
2.2 Etiologi
Penyebab GGK termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis,
penyakitvaskuler (nefrosklerosis), proses obstruksi (kalkuli), penyakit
kolagen (lurissistemik), agen nefrotik (amino glikosida), penyakit
endokrin (diabetes).(Doenges, 1999; 626)
Penyebab GGK menurut Price, 1992; 817, dibagi menjadi delapan
kelas,antara lain:
a) Infeksi misalnya pielonefritis kronik
b) Penyakit peradangan misalnya glomerulonephritis
c) Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis
benigna,nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
d) Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus
sistemik, poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
e) Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit
ginjal polikistik,asidosis tubulus ginjal
f) Penyakit metabolik misalnya DM, gout, hiperparatiroidisme,
amyloidosis
g) Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
h) Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkulineopla
sma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah:hipertropi
prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandungkemih
dan uretra.
2.3 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):
a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental,
berat badan berkurang, mudah tersinggung, depresi
b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas
dangkalatau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem
yang disertailekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga
sangat parah
2.4. Anatomi
Secara normal, manusia memiliki dua ginjal (ginjal kanan dan kiri)
setiapginjal memiliki panjang 12 cm, lebar 7 cm, dan tebal maksimum 2,5
cm, danterletak pada bagian belakang abdomen, posterior terhadap
peritoneum, padacekungan yang berjalan disepanjang sisi corpus
vertebrae. Lemak perinefrikadalah lemak yang melapisi ginjal. Ginjal
kanan terletak agak lebih rendah dari pada ginjal kiri karena adanya hepar
pada sisi kanan. Sebuah glandula adrenalisterletak pada bagian atas setiap
ginjal.
Struktur ginjal meliputi, kapsula fibrosa pada bagian luar, korteks
adalah bagian ginjal yang pucat dan berbercak-bercak oleh glomerulus,
medula yaitu bagian ginjal yang berwarna gelap dan bergaris terdiri dari
sejumlah papillarenalis yang menonjol kedalam pelvis, dan pembesaran
pada ujung atas ureter.Setiap ginjal dibentuk oleh sekitar satu juta nefron.
Nefron adalah unit strukturaldan fungsional ginjal. Setiap nefron terdiri
dari tubulus renalis, glomerulus, dan pembuluh darah yang menyertainya.
Setiap tubulus renalis adalah tabung panjang yang bengkok, dilapisi oleh
selapis sel kuboid. Tubulus renalis dimulaisebagai kapsula bowman,
mangkuk berlapis ganda yang menutupi glomerulus,terpuntir sendiri
membentuk tubulus kontortus proksimal, berjalan dari kortekske medula
dan kembali lagi, membentuk ansa henle, terpuntir sendiri
kembalimembentuk tubulus kontortus distal. Dan berakhir dengan
memasuki duktuskoligentes. Setiap duktus koligentes berjalan melalui
medula ginjal, bergabungdengan duktus koligentes dari nefron lain. Dan
mereka membuka bersama pada permukaan papila renalis didalam pelvis
ureter.
2.6.Patofisiologi
Menurut Brunner dan Suddarth(2002),Slamet Suyono(2001) dan
SylviaA. Price,(2000) adalah sebagai berikut : Gagal ginjal merupakan
suatu keadaanklinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel dari
berbagai penyebabdiantaranya infeksi, penyakiy peradangan, penyakit
vaskular hipertensif,gangguan jaringan penyambung, gangguan kongenital
dan herediter, penyakitmetabolik (DM, Hipertiroidisme), Nefropati toksik
(penyalahgunaan analgesik),nefropati obstruktif(saluran kemih bagian atas
dan saluran kemih bagian bawah).
2.7. Klasifikasi
Menurut (Sylvia A. Price. 2000), stadium dari Chronik Kidney
Disease ada 3yaitu :
a. Stadium Pertama
Dinamakan penurunan cadangan ginjal, selama stadium ini
kreatininserum dan kadar BUN Normal, Creatinin Clerance
berkisar 40-70 ml/mnt.Gangguan fungsi ginjal hanya dapat
diketahui dengan memberi beban kerjayang berat pada ginjal
tersebut. Seperti, tes pemekatan kemih yang lama ataudengan
mengadakan tes GFR yang teliti
b. Stadium Kedua
Perkembangan tersebut disebut insufisiensi ginjal dimana lebih
dari75% jaringan yang berfungsi telah rusak. (GFR besarnya
25% dari normal)kadar BUN mulai meningkat diatas batas
normal, kadar kreatinin serum jugamulai meningkat melebihi
kadar normal. Kegagalan ginjal pada stadiumkedua dimana
nilai creatinin clearance 20-40 ml/mnt. Gejala nokturia dan
poliuria timbul, gejala ini timbul sebagai respon terhadap stres
dan perubahanmakanan atau minuman secara tiba-tiba.
c. Stadium Ketiga
Stadium akhir gagal ginjal proresif, disebut gagal ginjal
stadium akhiruremia, gagal ginjal stadium akhir timbul apabila
sekitar 90% dari masanefron telah hancur atau sekitar 200.000
nefron saja yang masih utuh, nilaiGFR hanya 10% dari keadaan
normal dan creatinin clearance 5 ml/mnt. Padakeadaan ini
kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan
sangatmenyolok sebagai respon terhadap GFR yang mengalami
penurunan. Padastadium akhir gagal ginjal penderita mulai
mengalami gejala-gejala yangcukup parah, karena ginjal sudah
tidak sanggup lagi mempertahankanhomoestasis cairan dan
elektrolit dalam tubuh.
2.8. Komplikasi
Komplikasi dari chronik kidney desease yaitu :
a) Hiperkalemia perikarditis
b) Efusi pericardial
c) Hipertensi
d) Anemia
e) Penyakit tulang.
2..9. Penatalaksanaan
Menurut Sylvia Price (2000) adalah sebagai berikut :
a. Penatalaksanaan Medis
Obat anti hipertensi yang sering dipakai adalah Metildopa
(Aldomet), propanolol dan klonidin. Obat diuretik yang dipakai
adalah furosemid(lasix).
Hiperkalemia akut dapat diobati dengan pemberian glukosa dan
insulinintravena yang memasukan K+ ke dalam sel, atau dengan
pemberiankalsium glukonat 10% intravena dengan hati-hati
sementara EKG terusdiawasi. Bila kadar K+ tidak dapat diturunkan
dengan dialisis, makadapat digunakan resin penukar kation natrium
polistiren sulfonate (Kayexalate).
Pengobatan untuk anemia yaitu : rekombinasi eritropoetin (r-EPO)
secarameluas, saat ini pengobatan untuk anemia uremik : dengan
memperkecilkehilangan darah, pemberian vitamin, androgen untuk
wanita,depotestoteron untuk pria dan transfusi darah.
Asidosis dapat tercetus bilamana suatu asidosis akut terjadi pada
penderita yang sebelumnya sudah mengalami asidosis kronik
ringan, pada diare berat yang disertai kehilangan HCO3. Bila
asidosis berat akandikoreksi dengan pemberian pemberian
NaHCO3 parenteral.
Dialisis : suatu proses dimana solut dan air mengalir difusi secara
pasifmelalui suatu membran berpori dari suatu kompartemen cair
menujukompartemen lainnya.
Dialisis peritoneal : merupakan alternatif dari hemodialisis pada
penanganan gagal ginjal akut dan kronik.
Pada orang dewasa, 2 L cairan dialisis steril dibiarkan mengalir ke
dalamrongga peritoneal melalui kateter selama 10-20 menit.
Biasanyakeseimbangan cairan dialisis dan membran
semipermeabel peritonealyang banyak vaskularisasinya akan
tercapai setelah dibiarkan selama 30menit.
Transplantasi ginjal : prosedur standarnya adalah memutar ginjal
donordan menempatkannya pada fosa iliaka pasien sisi
kontralateral. Dengandemikian ureter terletak di sebelah anterior
dari pembuluh darah ginjal,dan lebih mudah dianastomosis atau
ditanamkan ke dalam kandungkemih resipien.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Penimbangan berat badan setiap hari
Batasi masukan kalium sampai 40-60 mEq/hr
Mengkaji daerah edema.
Melakukan perawatan kulit
Lakukan perawatan oral hygien
Lakukan pengukuran EKG, mengindikasi adanya hiperkalemia
c. Penatalaksanaan diit
Tinggi karbohidrat, rendah protein, rendah natrium, batasi diit rendah
proteinsampai mendekati 1g / kgBB selama fase oliguri. Untuk
meminimalkan pemecahan protein dan untuk mencegah penumpukan
hasil akhir toksik.Batasi makanan dan cairan yang mengandung kalium
dan fosfor (pisang, buah dan jus-jusan serta kopi)
IV. KASUS
Tn N 45th, BB 55kg TB 160cm
PC: mual, muntah selama 3 hari
RP: Hepatitis B, OA (2 thn)
RO: Na Diclofenac 3 x 50 mg, Prednison 3x1 tab
Lab: Cr= 4,6 mg/dL, BUN 45 mg/dL, SGOT (N), SGPT (N), Na 120
meq/L, K 2,8 meq/L
TTV: Temp 37,8°C, BP 150/90 mmHg, UO 200ml
Apa rencana farmasis terhadap kasus ini?
V. LAMPIRAN
1. FORM SOAP
PHARMACEUTICAL CARE
PATIENT PROFILE
Tn. / Ny. DK
Jenis Kelamin : Tgl. MRS :
Usia : Tgl. KRS :
Tinggi badan :-
Berat badan :-
BMI :-
Presenting Complaint
Diagnosa kerja :
Diagnosa banding :
Drug Allergies:
Tekanan darah
Nadi
Suhu
RR
MEDICATION
NO Nama Obat Indikasi Dosis yang Dosis terapi
Digunakan (literature)
1.
2.
LABORATORY TEST
Test (normal range) Tgl tgl
3
WBC (4000-10000/mm )
Hb (L: 13-17 g/dL)
RBC (4-6x106/mm3)
Hct (L:40-54%)
PLT (150000-450000/mm3)
Gula darah puasa (76-110 mg/dL)
Gula darah 2 jam PP (90-130 mg/dL)
Gula darah acak
Cholesterol (150-250 mg/dL)
TG (50-200 mg/dl)
Uric acid (L:3,4-7 mg/dL)
Albumin (3,5-5,0 g/dL)
SGOT (0-35 u/L)
SGPT (0-37 u/L)
BUN (10-24 mg/dL)
Kreatinin (0,5-1,5 mg/dl)
Natrium (135-15 mEq/L)
Kalium (3,5-5,0 mEq/L)
Na Bulan / Tahun
ma Wakt (Tanggal Pemberian Obat)
Oba u 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
t 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Pagi
Siang
Sore
Mala
m
Pagi
Siang
Sore
Mala
m
METODE SOAP
1. Subjective (Symptom)
2. Objective (signs)
5. Monitoring
VI. PEMBAHASAN
VII. PENUTUP
VII.1 Kesimpulan
Cronik Kidney Desease adalah suatu gangguan fungsi renal yang
progresifirreversible yang disebabkan oleh adanya penimbunan limbah
metabolik di dalamdarah, sehingga kemampuan tubuh tidak mampu
mengekskresikan sisa- sisa sampahmetabolisme dan mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
VII.2 Saran
a) Bagi Penulis
Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai
mahasiswadapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan
mengenai penyebab serta upaya pencegahan penyakit Gagal Ginjal
Akut agar terciptanya kesehatan masyarakatyang lebih baik.
b) Bagi Pembaca
Diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang Gagal Ginjal
Akutlebih dalam sehingga dapat mencegah serta mengantisipasi
diri dari penyakitGagal Ginjal Akut.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. (2000). Hand Book for Brunner & Suddarth Text Book
Medical Surgical Nursing . (Penerjemah Yasmin Asih, S.Kp). Lipincott
Raven Publishers.
Doenges. Marilynn. E (2000). Nursing Care Plans Guidelines For Planning and
Documenting Patients. (Penerjemah : I Made Kariasa, Ni Made
Sumarwati). Philadelphia, F.A. Davis.
Suyono, Slamet (2001). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II . Jakarta : Gaya Baru.