Anda di halaman 1dari 11

KELUARGA DENGAN DIABETES MELIETUS

Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga Dosen Pengampu


Ns. Umi Hani, M.Kep, Sp.Kep,Kom

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3 :

1. Diah Hasri Nahayu 1703001 5. Jannatun Na’imah 1703028


2. Halimatus Silvia 1703022 6. Jauharatul Faida 1703030
3. Ida Fahriza 1703024 7. Lailatu Khuzniya 1703032
4. Intan Ramadhani 1703026
8. Setyo Budiono 1703076

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN KELAS B SEMESTER 6

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

SEMARANG

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit gangguan dalam


metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehingga kadar glukosa darah
cenderung mengalami peningkatan yang diakibatkan oleh kerusakan
sintesis pada sel beta pankreas atau pengeluaran insulin, atau
ketidakmampuan jaringan dalam menggunakan insulin (Grossman, et.al,
2014). Diabetes mellitus masih menjadi masalah kesehatan, hal ini
dikarenakan penyakit ini dapat timbul secara perlahan-lahan sehingga
klien tidak menyadari akan adanya perubahan seperti poliuria, polifagia
dan polidipsi, dan gejala-gejala tersebut dapat berlangsung lama tanpa
adanya perhatian oleh penderitanya, sampai kemudian klien tersebut
berobat ke dokter dan diperiksa kadar glukosa darah. Penyakit ini dapat
mengenai semua organ tubuh dan dapat menimbulkan keluhan dengan
gejala yang bervariasi. Pada diabetes mellitus juga sering terjadinya ulkus
yaitu sering dikenal dengan istilah gangren dimana terjadinya luka
(nekrosis jaringan) dan luka tersebut sangat sulit untuk sembuh dan dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari penderita bila tidak diobati dengan baik
(Hartanto, 2010).

Indonesia merupakan Negara yang menempati urutan ke empat


dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina,
Amerika serikat, di mana Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan
jumlah kasus diabetes mellitus diseluruh dunia mencapai 239 juta dengan
jiwa dan insiden prevalensi diabetes mellitus di Indonesia mencapai 110,4
juta penderita dan Indonesia diperkirakan pada tahun 2015 akan mencapai.
113,4 juta penderita. Jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia
terusmeningkat di mana saat ini diperkirakan sekitar 5 juta lebih penduduk
Indonesia atau berarti 1 dari 40 penduduk Indonesia menderita diabetes.
(PB PAPDI, 2013).

Terapi dan perawatan diabetes melitus memerlukan waktu yang


panjang tentunya menimbulkan kebosanan dan kejenuhan pada pasien
diabetes melitus. Oleh sebab itu selain memperhatikan masalah fisik maka
perlu juga diperhatikan faktor psikologis pasien dalam penyelesaian
masalah diabetes melitus. Keikutsertaan anggota keluarga dalam memandu
pengobatan, diet, latihan jasmani, dan pengisian waktu luang yang positif
bagi kesehatan keluarga merupakan bentuk peran aktif bagi keberhasilan
penatalaksanaan diabetes melitus. Pembinaan terhadap anggota keluarga
lainnya untuk bekerja sama menyelesaikan masalah diabetes melitus dalam
keluarganya, hanya dapat dilakukan bila sudah terjalin hubungan yang erat
antara tenaga kesehatan dengan pihak pasien dan keluarganya (Rifki,
2009).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk perawatan keluarga dengan pasien DM ?
2. Apa saja bentuk intervensinya yang berdasarkan beberapa jurnal
yang dicari ?
3. Kemungkinan apa saja yang terjadi jika diaplikasikan dalam
askep?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bentuk perawatan keluarga dengan pasien DM.
2. Untuk mengetahui bentuk intervensinya yang sudah diterapkan
dibeberapa jurnal.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan jika suatu intervensi
tersebut diaplikasikan di dalam sebuah askep.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Bentuk Perawatan Keluarga dengan Pasien DM menurut beberapa ahli


Secara Teoritis kita sudah memahami atau mempelajari
patofisiologi perjalanan sebuah penyakit Diabetes Miletus tetapi yang
kami tekankan adalah pada bentuk Perawatan Keluarga dengan pasien
DM, yang dimana keluarga atau pasien sendiri kesusahan dalam merawat
salah satu anggota keluarganya yang sakit DM ini. Sehingga
membutuhkan beberapa intervensi yang akan dilakukan perawat dalam
proses pemberdayaan keluarga dengan DM.

Menurut Friedman (2010), dukungan keluarga adalah sikap,


tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Keluarga
juga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya dan anggota
keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung, selalu siap
memberikan pertolongan dengan bantuan jika diperlukan. Sedangkan
menurut American Acociation (2014) menggunakan Teori Orem yaitu
suatu aktifitas yang mendukung pengelolaan DM secara self care. Self
care merupakan tingkah laku yang dipelajari untuk mempertahankan dan
meningkatkan status kesehatan dan kesejahteraannya. Dalam pelaksanaan
pengelolaan yang tepat didukung oleh adekuatnya pengontrolan gula
darah, insulin dan Obat Anti Diabetes (OAD), perencanaan makan, upaya
melaksanakan olahraga/latihan fisik, serta penanganan segera terhadap
hipoglikemik. Self care inventory revised version (SCI-R) merupakan satu
bentuk pengukuran yang digunakan untuk untuk mengetahui sejauh mana
klien DM menerapkan rencana pengelolaan DM satu hingga dua bulan
sebelumnya.

Self care menurut pandangan Annette M. La Greca mencerminkan


praktik perawatan diabetes individu meliputi:
a. pengontrolan gula darah teratur;

b. insulin dan perencanaan makan;

c. upaya menjalankan latihan fisik/olahraga; dan

d. penanganan segera terhadap hipoglikemik (La Greca, 2005).


B. Penerapan Intervensi

Penerapan Intervensi pada jurnal, dalam hal ini kami penulis


mengambil 3 jurnal sebagai acuan intervensi pada keluarga diabetus
militus, yaitu :
1. Hubungan pelaksanaan self care dan dukungan keluarga dalam

penyuntikan insulin pada pasien diabetes mellitus Tipe I terhadap

pengendalian kadar gula darah di rsu dr zubir mahmud yang disusun

oleh Dedi Irawan dengan Intervensi Keperawatan Self Care

Terhadap Pengendalian Kadar Gula Darah, Dukungan Keluarga

dalam Penyuntikan Insulin Terhadap Pengendalian Kadar Gula Darah

2. Pengaruh Program Diabetes Self-Management Education Terhadap

Kualitas Hidup Penderit Diabetes Melitus Tipe II Di Wilayah

Puskesmas II Baturaden yang menjalani diet yang disusun oleh

Kusnanto, Putri Mei Sundari, Candra Panji Asmoro, Hidayat Arifin

dengan Intervensi Keperawatan Diabetes Self-Management

Education

3. Efektifitas Pemberdayaan Keluarga Terhadap Kontrol Metabolik Pada

Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 yang disusun oleh Rasnah ¹, Elly L.

Sjattar ², Saldy Yusuf dengan Intervensi Keperawatan Pemberdayaan

Keluarga sebagai pendamping perawatan penderita DM dalam program

pengelolaan kesehatan.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kemungkinan Pengaplikasian dalam Askep

1. Pada Jurnal 1 :

Self Care dan Dukungan Keluarga terhadap Pasien DM

Self care inventory revised version (SCI-R) merupakan satu


bentuk pengukuran yang digunakan untuk untuk mengetahui sejauh
mana klien DM menerapkan rencana pengelolaan DM satu hingga dua
bulan sebelumnya. Kelebihan Intervensi ini yaitu :
a. Dapat memampukan pasien dalm mengatur atau menjaga
pola hidup yang sehat.
b. Dapat mengontrol makanan apa yang boleh dimakan maupun
yang tidak boleh. Sehingga pengontrolan gula darah akan
menjadi mudah.
Ditunjukkan di jurnal ini, dengan pasien yang menerapkan Self Care,
memiliki pola hidup yang sehat sehingga kadar gula darah dapat
terkendali.
Kekurangan Intervensi ini yaitu :
a. Kurangnya kepedulian si pasien terhadap pola hidup sehat.
Sehingga mereka masih memiliki kebiasaan atau kegiatan
yang buruk. Misalkan makan karbohidrat terlalu banyak,
dengan mengandung jumlah glukosa yang banyak.
b. Kurangnya kontroling support dari pihak keluarga untuk
memantau pola hidup sehat si pasien.
c. Kurangnya pengetahuan si pasien dalam menjalani perawatan
dirumah.
Ditunjukkan di jurnal ini, dengan jumlah pasien yang belum bisa
menerapkan Self Care ini dengan nilai presentase yang tinggi
dikarenakan memiliki masalah dalam mengatur atau menjaga pola
hidup yang sehat. Sehingga kadar gula darah tidak dapat terkendali.
Dukungan keluarga bagi penderita DM, kita diharapkan mampu
untuk memberikan partisipasi dalam pemberian dukungan sesuai
dengan kebutuhan penderita. Kelebihan Intervensi ini yaitu:
a. Memberikan makna bagi para penderita, sehingga dapat
menikmati hari – hari mereka dengan tentram dan damai.
b. Membantu dalam support life penderita DM untuk senantiasa
menjaga pola hidup yang sehat. Sehingga kadar gulanya tidak
terlalu tinggi.
c. Memampukan pengetahuan keluarga dalam persoalan
merawat penderita yang DM.
Ditunjukkan pada jurnal ini terdapat pasien yang mendapatkan
dukungan dari keluarga dalam penyuntikan insulin akan mendapatkan
insulin dengan teratur sehingga akan mempengaruhi proses
pengobatan dan pengendalian kadar gula darah hal ini terlihat dari
hasil penelitian dimana pasien yang memiliki hasil pemeriksaan kadar
gula darah yang terkendali lebih banyak terdapat pada pasien yang
mendapatkan dukungan keluarga dalam penyuntikan insulin, hal ini
disebabkan karena pasien yang mendapatkan dukungan keluarga akan
memiliki motivasi dan keinginan lebih kuat dalam menjalankan proses
pengobatan dengan cara mendapatkan penyuntikan insulin secara
teratur sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh tenaga
kesehatan sehingga akan mempengaruhi hasil pemeriksaan kadar gula
darah.
Kekurangan intervensi ini, jika :
a. Keluarga memiliki tingkat pengetahuan yang rendah
b. Dilihat dalam aspek Spiritualnya. Bagaimana nilai keyakinan
yang dilaksanakan dalam keluarga tersebut.
c. Melihat dalam faktor sosio – ekonominya. Bagaimana gaya
hidup keluarga, dan bagaimana perekonomian keluarganya.
d. Melihat latar belakang budayanya. Bagaimana keyakinan,
nilai, kebiasaan indivdu dalam memberikan dukungan
termasuk cara pelaksanaan kesehatan pripadi.
Namun sayang pada jurnal ini, tidak menjelaskan secara terperinci,
mengenai kekurangan intervensi. Karena hasilnya pada tabel
menunjukkan cukup sedikit dibandingkan dengan kelebihannya.
2. Pada Jurnal 2:
Tingkat Pengetahuan, Diabetes Self-Management dengan Pengelolaan
Tingkat Stres
Diabetes Self Management Education (DSME)
DSME merupakan suatu proses berkelanjutan yang dilakukan
untuk memfasilitasi pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan klien
diabetes melitus untuk melakukan perawatan mandiri (Funnell, et al.,
2011). Kelebihan Intervensi ini, yaitu :
a. Menggunakan metode pedoman, konseling, dan intervensi
perilaku untuk meningkatkan pengetahuan mengenai diabetes
dan meningkatkan keterampilan individu dan keluarga dalam
mengelola penyakit DM.
b. Menggunakan metode penyuluhan baik langsung maupun tidak
langsung, namun telah berkembang dengan mendorong
partisipasi dan kerjasama diabetesi dan keluarganya.
c. Pemeliharaan dan perawatan kesehatan bersama keluarga.
Sehingga keluarga adalah pihak yang pertama kalimemberikan
pertolongan bila salahsatu anggotanya mengalami gangguan
kesehatan.
d. pendekatan prinsip DSME dapat menimbulkan kemampuan
manajemen diri yang baik sehingga dapat meningkatkan
perilaku kepatuhan manajemen diri pada penderita DM tipe 2
yang berdampak kepada peningkatan kualitas hidupnya.

Didalam jurnal Intervensi ini terbukti dapat meningkatkan perilaku


kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus tipe 2. Hasil penelitian
Yuanita dkk (2014) didalam jurnal ini, juga memperlihatkan adanya
pengaruh DSME terhadap penurunan risiko terjadinya ulkus diabetik.
Kekurangan intervensi ini, jika :
a. Keluarga belum dapat menerapkan empat pilar pengelolaan
diabetes secara mandiri di rumah sehingga penderita dapat
menikmati kehidupan yang sehat tanpa komplikasi serta
mencapai kualitas hidup yang optimal.
b. Puskesmas belum dapat mengembangkan metode edukasi pada
penatalaksanaan DM dengan pendekatan Diabetes Self
Management Education (DSME) dan memaksimalkan
komponen DSME dalam penatalaksanaan DM.

3. Pada Jurnal 3 :

Pemberdayaan Keluarga

Pemberdayaan keluarga sebagai pendamping perawatan penderita DM

dalam program pengelolaan kesehatan, khususnya bagi mereka yang

dapat mempromosikan berbagai bentuk dukungan sosial dalam kontrol

penyakit, pencegahan komplikasi serius karena kontrol yang buruk dan

memperkuat ikatan antara anggota keluarga (Gomes et al., 2017).

Kelebihan dalam intervensi ini yaitu :

a. Menggunakan banyak instrument untuk mengevaluasi efektivitas

strategi. Istilah pemberdayaan meliputi berbagai dimensi seperti

efikasi diri, perawatan diri, sikap dan pengetahuan diabetes, serta

stes emosional.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diabetes mellitus adalah keadaan tubuh seseorang dimana terjadi
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin yang
mengakibatkan kenaikan kadar glukos. Tingkat pengetahuan memiliki
hubungan dengan tingkat stress menjalani pasien DM, hal ini dibuktikan
dengan adanya perbedaan nilai tingkat kemaknaan yang berarti semakin
tinggi tinkat pengetahuan pasien maka semakin ringan tingkat stress dalam
menjalani diet pasien DM. Dan strategi pemberdayaan keluarga ataupun
intervensi yan bersasis keluarga tampaknya menunjukkan hasil yang
positif secara klinis terkait dengan proses metabolic.

B. Saran
Bagi penderita DM dan keluarga dapat menerapkan pengelolaan
diabetes secara mandiri dirumah sehingga penderita dapat menikmati
kehidupan yang sehat tanpa komplikasi serta mencapai kualitas hidup
yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

American Association of Diabetes educator. 2014. AADE7 Self-Care


BehaviorsTM.[serial online]

Gomes, L. C., Coelho, A. C. M., Gomides, D. dos S., Foss-Freitas, M. C., Foss,
M. C., & Pace, A. E. (2017). Contribution of family social support to
the metabolic control of people with diabetes mellitus: A randomized
controlled clinical trial. Applied Nursing Research, 36, 68–76.
https://doi. org/10.1016/j.apnr.2017.05.009

Irawan, Dedi. 2019. Hubungan Pe;aksanaan Self Care dan Dukungan Keluarga
Dalam Penyuntikan Insulin pada Pasien Diabetes Melitus Tipe I
terhadap pengendalian kadar gula darah di RSU Dr. Zubir Mahmud,
dalam jurnal JP2K. Vol.2 No. 1. Tahun. 2019, di unduh pada tanggal
16 Maret 2020.

La Greca, AM. (2005). Self Care Inventory Revised. Version (SCI-R).

Rahayu, Eka, dkk. 2015. Pengaruh Program Diabetes Self Management


Education Berbasis Keluarga Terhadap Kualitas Hidup Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2 di Wilayah Puskesmas 2 Baturaden. Dalam
jurnal Keperawatan Soedirman Vol. 9. No.3. di unduh pada tanggal 16
Maret 2020.

Rasnah, dkk. 2019. Efektifitas Pemberdayaan Keluarga Terhadap Kontrol


Metabolik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Dalam jurnal
Keperawatan Muhamadiyah 4 (2). Diunduh pada tanggal 16 Maret
2020.

Anda mungkin juga menyukai