Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PENERAPAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP

PENCEGAHAN FRAUD PENGADAAN BARANG

Hermiyetti
STEKPI Jakarta
e-mail: hermi_yetti@yahoo.com

Abstract

The aim of this study is to analyze the effect of internal control applying on procurement fraud
prevention. Survey the sum of 23 respondent covering financial directors on the public and
private hospital on Bandung city. Data have been collected by questionnaire. The tools of statistic
analysis using path analysis. The result of this study indicates that there are effects of internal
control applying on procurement fraud prevention. It means that procurement fraud prevention
inclined by internal control applying and influenced residue by other factors which not integrated
in this study model.

Keywords: Internal control, procurement, fraud prevention

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pengendalian internal dalam pencegahan
kemungkinan penyimpangan dalam proses pelelangan. Penelitian survei ini menggunakan 23
responden yang meliputi para direktur di beberapa rumah sakit umum dan swasta di Kota
Bandung. Data diperoleh dengan menggunakan kuisioner. Analisis data menggunakan Path
Analysis. Hasil dari penelitian ini antara lain bahwa terdapat dampak dari pengendalian internal
dalam pencegahan penyimpangan dalam proses pelelangan. Artinya bahwa risiko penyimpangan
dalam proses pelelangan dapat ditekan dengan adanya sistem pengendalian internal yang baik
dan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak secara langsung terkait dengan model
penelitian ini.

Kata kunci: pengendalian internal, pelelangan, pencegahan terhadap penyimpangan

PENDAHULUAN mahalnya sarana penunjang pelayanan medis


Rumah sakit merupakan salah satu yang diperlukan dalam operasional rumah
jaringan pelayanan kesehatan yang penting, sakit. Hal ini disebabkan karena adanya krisis
sarat dengan tugas, beban, masalah dan harap- global yang melanda sebagian negara di dunia
an yang digantungkan kepadanya. Per- ini, seperti: Amerika Serikat, China, Korea,
kembangan jumlah rumah sakit di Indonesia, Thailand dan lainnya. Dampak krisis global
diikuti pula dengan perkembangan pola ini menyebabkan melemahnya kemampuan
penyakit, perkembangan teknologi kedokteran ekonomi (daya beli) masyarakat sebagai
dan kesehatan serta perkembangan harapan pengguna jasa pelayanan rumah sakit.
masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit Terciptanya tata kelola yang baik di
dan tenaga ahli yang berkualitas dalam bidang rumah sakit dan dimilikinya intrumen organi-
kesehatan. sasi yang handal untuk menjadikan rumah
Dilema yang dialami rumah sakit saat sakit tetap survive sebagai pelayanan publik
ini, harus selalu dapat menyediakan obat- merupakan tuntutan yang harus dipenuhi. Hal
obatan dan sarana pelayanan medis yang ter- ini merupakan isu yang sangat sentral dan
jangkau oleh masyarakat tanpa harus mengu- penting, karena rumah sakit merupakan pusat
rangi kualitas dan kuantitas pelayanannya. pertanggungjawaban yang bertanggungjawab
Disisi lain tingginya harga obat-obatan dan terhadap pelayanan kesehatan masyarakat,
2

sehingga pelayanan kesehatan yang diterima oleh interaksi antara kekuatan-kekuatan dalam
masyarakat dapat terjangkau dan berkualitas kepribadian individu dan lingkungan ekster-
Pengelolaan rumah sakit yang baik nal. Kekuatan-kekuatan tersebut diklasifikasi
tentunya akan memberikan acuan ataupun ke dalam tiga kategori utama: (1) tekanan
gambaran bagaimana rumah sakit terkelola situasional, (2) kesempatan dan, (3) karakter-
secara transparan, adanya kemandirian, istik (integritas) pribadi.
akuntabel, adanya pertanggungjawaban dan Kajian ICW tentang korupsi kesehatan
kewajaran sehingga kinerja keuangan pada dari 51 kasus korupsi kesehatan yang diusut
rumah sakit dapat dicapai sesuai dengan visi sampai tahun 2008 dan menimbulkan kerugian
dan misi rumah sakit yang telah ditentukan negara mencapai 128 milyar hanya mampu
sebelumnya. Namun demikian harapan diatas menyeret regulator ditingkat lokal Kadinkes
belum sepenuhnya dapat dirasakan. Hal ini dan DPRD serta Direktur Rumah Sakit.
disebabkan karena belum memadainya Sedangkan korupsi ditingkat middle upper nol.
instrumen organisasi untuk menciptakan Selain itu, kasus korupsi yang terungkap
pengelolaan yang baik dan belum terbangun- masih berputar dalam pengadaan barang dan
nya komitmen yang tinggi dari para pengelola jasa dengan modus markup sebanyak 22 kasus
rumah sakit. Akibatnya muncul berbagai dengan kerugian negara sebesar Rp.103
penyimpangan, penyelewengan, penyeludupan Milyar. Hanya sebagian kecil korupsi dengan
dan korupsi. Fenomena fraud menjadi sesuatu modus penyuapan terung-kap. Padahal modus
yang lumrah di rumah sakit. penyuapan merupakan modus paling banyak
Intensitas pembicaraan mengenai fraud dan potensial terjadi terutama korupsi diting-
di rumah sakit semakin tinggi, sama halnya kat middle upper yang mungkin melibatkan
yang terjadi di sektor publik lainnya, utama- pejabat Depkes, DPR, BPOM dan Badan
nya sektor pemerintah yang menangani pengawas kesehatan lainnya.
masalah pelayanan umum pada masyarakat. Hasil kajian ICW lainnya menunjukkan
Sebenarnya, niat pemerintah mulai terlihat dan bahwa kesempatan merupakan faktor dominan
memperhatikan program untuk mengeliminasi dan pemicu korupsi kesehatan diantara dua
fraudyang dilakukan oleh aparat pemerintah- faktor utama seperti rasionalisasi tindakan
an. Hal ini diindikasikan dengan peningkatan korupsi dan tekanan diluar individu. Lebih
peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK); dalam lagi, faktor kesempatan menguat karena
kejaksaaan, kepolisian, atau Pengadilan besarnya diskresi atau kewenangan pejabat,
Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Namun rendahnya transparansi, dan akuntabilitas serta
sayangnya, hal ini sepertinya belum menjadi penegakan hukum disektor kesehatan. Selain
semacam komitmen untuk dijalankan secara itu, suara warga yang minim juga telah
bersama secara konsisten di semua lini. meningkatkan kesempatan korupsi disektor
Tingginya intensitas praktik kecurang- kesehatan ini.
an, penipuan, dan penggelapan yang terjadi Salah satu fraud yang sering terjadi di
pada suatu institusi publik maupun privat, rumah sakit adalah berupa korupsi pengadaan
dengan segala modusnya, dari yang sederhana barang berupa CT Scan seperti yang terjadi di
sampai yang sangat canggih dan rumit, Rumah Sakit Margono Soekarjo, Purwekerto,
seharusnya menyadarkan semua pihak untuk Banyumas dan korupsi pengadaan obat di
membangun komitmen terhadap penerapan Dinas Kesehatan Banyumas senilai Rp. 300
tata kelola yang baik secara konsisten dan juta telah merugikan uang negara. (Kompas,
meluas pada semua lapisan karena tanpa 27 Maret 2007). Korupsi pengadaan alat-alat
adanya kesadaran dan komitmen akan meng- kesehatan juga terjadi di RS Kanujodso
akibatkan tidak tercapainya kinerja keuangan Djatiwibowo, pimpinan proyeknya diduga
yang baik pada rumah sakit. terlibat korupsi kasus Magnetic Resonance
Menurut Tuanakotta (2007), mereka Imaging (MRI) senilai Rp. 13,7 milyar
yang terlibat dalam perbuatan curang didorong (Tempo, 19 Oktober 2008).

2
Melihat kenyataan tersebut, diperlukan timbulnya korupsi. Untuk melaksanakan
upaya yang lebih sistematis dalam strategi tersebut, maka sistem pengendalian
menanggulangi korupsi dengan menggunakan intern harus diterapkan secara efektif.
alur pikir memerangi korupsi yang jelas. Hal Pengendalian internal yang baik
pertama yang harus diidentifikasikan adalah memungkinkan manajemen siap menghadapi
penyebab utama kejadian korupsi sehingga perubahan ekonomi yang cepat, persaingan,
bisa dirumuskan strategi yang tepat untuk pergeseran permintaan pelanggan dan fraud
menghilangkan atau paling tidak mengurangi serta restrukturisasi untuk kemajuan yang
intensitas yang ditimbulkan dari penyebab akan datang (Ruslan,2009). Jika pengendalian
tersebut. Dari berbagai seminar anti korupsi internal suatu perusahaan lemah maka
yang pernah diselenggarakan BPKP, maka kemungkinan terjadinya kesalahan dan fraud
secara garis besar penyebab kejadian korupsi sangat besar. Sebaliknya, jika pengendalian
dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga), yaitu internal kuat, maka kemungkinan terjadinya
aspek institusi, aspek manusia dan aspek kesalahan dan fraud dapat diperkecil.
sosial budaya. Kalaupun kesalahan dan fraud masih terjadi,
Untuk menangani fraudpengadaan bisa diketahui dengan cepat dan dapat segera
barang pada rumah sakit, diperlukan upaya diambil tindakan-tindakan perbaikan sedini
yang sistematis dan terintegrasi dalam strategi mungkin.
investigatif dan strategi preventif. Strategi Pengendalian intern adalah represen-
investigatif memang akan terlihat berhasil tasi dari keseluruhan kegiatan di dalam
dalam memberantas korupsi, namun dalam organisasi yang harus dilaksanakan, dimana
jangka panjang strategi ini akan mendorong proses yang dijalankan oleh dewan komisaris
kondisi yang kontra produktif dalam kegiatan ditujukan untuk memberikan keyakinan yang
pembangunan. Hal ini perlu diatasi dengan memadai tentang pencapaian tujuan pengen-
mengedepankan strategi preventif. dalian operasional yang efektif dan efisien,
Strategi investigatif berkaitan dengan keandalan laporan keuangan, dan kepatuhan
cara mendeteksi, menginvestigasi, dan menin- terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
daklanjuti hasil investigasi atas kasus penyim- (COSO, 1992 dalam Hiro Tugiman, 2004).
pangan yang berindikasi Tindak Pidana Sebagai suatu entitas pelayanan
Korupsi (TPK). Strategi investigatif sebenar- kesehatan terhadap masyarakat, diperlukan
nya merupakan langkah-langkah dalam upaya suatu pemahaman mengenai pengendalian
penegakan hukum (low enforcement). Sering- internalyang akan diterapkan oleh tenaga
kali perhatian terhadap tanda-tanda adanya paramedis di rumah sakit, dimana jika hal ini
korupsi yang memungkinkan pendeteksian diterapkan secara efektif maka dapat
dan diambilnya tindakan yang tepat, muncul mencegah terjadinya fraud(kecurangan).Hal
ketika terdapat bukti bahwa korupsi sedang ini juga dijelaskan oleh Cuomo (2007), bahwa
berlangsung, dan atau korupsi ditemukan dengan diterapkannya pengendalian internal
secara kebetulan oleh Aparat Pengawasan pada perusahaan profit ataupun non profit
Internal Pemerintah (APIP). dapat melindungi aset perusahaan dari fraud
Paralel dengan strategi investigatif, dan tentunya membantu manajemen dalam
strategi preventif secara spesifik direp-resen- melaksanakan segala aktivitasnya.
tasikan sebagai serangkaian program yang Dengan dibangun dan diimplementasi-
dirancang untuk mencegah atau paling tidak kannya pengendalian internal, diharapkan
mengendalikan korupsi. Strategi preventif akan menimbulkan daya tangkal terhadap
berkaitan dengan cara me-ngendalikan faktor penyelewengan yang dilakukan oleh para pe-
pendorong timbulnya korupsi melalui pencip- layanan publik, khususnya dibidang kesehatan
taan kondisi yang memudahkan deteksi dan seperti dokter dan tenaga paramedis lainnya.
mendorong dampak deterensi/daya tangkal Identifikasi masalah dalam penelitian
yang akomodatif terhadap upaya pencegahan ini adalah: Apakah terdapat penga-ruh pada
4

penerapan lingkungan pengendalian, penilaian Selanjutnya pengertian pengendalian


resiko, kegiatan pengen-dalian, informasi dan internal mengalami perluasan, tahun 1958
komunikasi serta pemantauan terhadap AICPA memperkenalkan perbedaan antara
pencegahan fraud pengadaan barang baik accounting control dan administrativecontrol.
secara parsial maupun simultan pada rumah Kemudian tahun 1972 dilakukan perubahan
sakit pemerintah dan swasta di kota Bandung. nama menjadi internal control system. Dengan
internal control system ini, bukan hanya
KAJIAN TEORI DAN dihasilkan pengendalian akuntansi tetapi juga
PENGEMBANGAN HIPOTESIS pengendalian administrasi, yang dikembang-
Konsep Pengendalian Internal kan melalui penetapan struktur organisasi,
Pengertian pengendalian internal telah uraian tugas, pemberian wewenang, prosedur,
mengalami perubahan baik dalam konsep seleksi sumber daya manusia, situasi kerja
maupun komponen-komponennya sesuai yang sehat, dan pengawasan langsung.
dengan perkembangan dunia bisnis yang se- Selanjutnya tahun 1988, AICPA
makin kompleks.Pada awal perkembangannya dengan SAS No. 55 dengan judul
pengendalian internal diartikan sebagai inter- "Considerations of the internal control struc-
nal cek.Internal cek dengan konsep kesamaan ture in a financial statement audit" mengubah
hasil melalui pencocokan catatan dari dua Sistem Pengendalian Internal menjadi Struktur
bagian atau lebih. Sebagaimana diungkapkan Pengendalian Internal.
American Institute of Certifield Public Perkembangan selanjutnya tahun 1992
Accountant (AICPA) yang dikutip Moller & Committee of Sponsoring Organi-zations
Witt (1999; 81) menjabarkan definisi pengen- (COSO) dari Treadway Commission mener-
dalian internal sebagai berikut: bitkan suatu laporan yang berjudul Internal-
Control-Integrated Framework.Di dalam
"Internal control comprises the plan of COSO terdapat wakil-wakil dari AICPA,
organization and all of the coordinate American Accounting Association, Institute of
methods and measures adopted within a Internal Auditors, Institute ofManagement
business to safeguard its assets, check the
Accountants, dan Financial Executive Insti-
accuracy and reliability of its accounting
data, promote operational effIciency, and
tute.Laporannya terdiri dari empat volume :
encourage adherencp to prescribed (1) Executive Summary; (2) Framework; (3)
managerial policies" Evaluations Tools; and (4) Reporting to
Externals Parties.
Pengendalian internal yang terdapat Dari pengertian yang dikemukakan
dalam perusahaan tidak hanya mencakup sebelumnya, dijelaskan bahwa pengendalian
kegiatan akuntansi dan keuangan saja tetapi internal merupakan suatu proses yang dijalan-
meliputi segala aspek kegiatan perusahaan. kan oleh dewan komisaris yang ditujukan
Pengendalian internal dapat digunakan untuk: untuk memberikan keyakinan yang memadai
1) Menjaga keamanan harta milik perusahaan; tentang pencapaian tujuan pengendalian
2) Memberikan keyakinan bahwa laporan- operasional yang efektif dan efisien, ke-
laporan yang disampaikan kepada pimpinan andalan laporan keuangan, dan kepatuhan
adalah benar; 3) Meningkatkan efisiensi terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
usaha; dan 4) Memastikan bahwa kebijakan- Pengendalian internal mencakup lima
kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan komponen dasar kebijakan prosedur yang
telah dijalankan dengan baik. Dengan dirancang manajemen untuk memberikan
pengendalian internal yang baik, terjadinya keyakinan yang memadai bahwa tujuan
fraud dan pemborosan dapat dideteksi dan tertentu perusahaan dapat dipenuhi. Arens
ditang-gulangi secara dini sehingga kerugian (2004; 273) mengemukakan bahwa:
perusahaan dapat dihindari.

4
"Internal control includes five categories Perbuatan tidak adil atau kerugian. Kebohong-
of controls that management design and an tersebut telah menyebab-kan ketidakadilan
implements to provide reasonable atau kerugian bagi korban fraud.
assurance that manage-ment's control Fraud terjadi pada dua tingkatan, yaitu
objectives win be met. These are caned
fraud pegawai dan fraud manaje-men.
component of internal control and are: (1)
Control Environment; (2) Risk Assess-
Adalah penting untuk membedakan antara
ment, (3) Information and Commu- kedua jenis fraud ini karena tiap jenis
nication; (4) Control Activities, (5) memiliki tanggung jawab dan implikasi yang
Monitoring. berbeda bagi auditor. Pertama, Fraud pegawai
atau fraud oleh pegawai non-manajemen,
Konsep Pencegahan Fraud Pengadaan biasanya ditujukan untuk langsung
Barang mengkonversi kas atau aktiva lainnya untuk
Menurut Tuanakotta (2007:159) ada keuntungan pegawai tersebut. Pada umumnya,
ungkapan yang secara mudah ingin pegawai tersebut mengakali perusahaan untuk
menjelaskan penyebab atau akar permasalahan kepentingan pribadinya. Jika suatu perusahaan
dari fraud. Ungkapan itu adalah: fraud by memiliki sistem pengen-dalian internal yang
need, by greed and by opportunity. Ungkapan efektif, kebangkrutan atau penggelapan uang
tersebut diartikan jika kita ingin mencegah dapat di-deteksi atau dihindari. Fraud pegawai
fraud, hilangkan atau tekan sekecil mungkin biasanya melibatkan tiga langkah: (1) mencuri
penyebabnya. sesuatu yang berharga (sebuah aktiva), (2)
Banyak organisasi tidak memiliki mengkonversi aktiva tersebut ke bentuk yang
upaya untuk menghadapi fraud dengan dapat digunakan (kas), dan (3) menutupi
pendekatan proaktif.Ketika fraud terjadi kejahatannya agar tidak diketahui. Langkah
dalam suatu organisasi harus meng-hadapi ketiga sering kali merupakan hal yang paling
suatu dilema.Apabila terjadi dugaan fraud, sulit. Langkah ini mungkin relatif mudah bagi
umumnya banyak organisasi menyelesai- petugas administrasi gudang untuk mencuri
kannya secara internal tanpa mau dipublikasi- persediaan dari gudang perusahaan, tetapi
kan.Selanjutnya kasus ditutup dan masalahnya mengubah catatan persediaan lebih
dianggap selesai. menantang.
Menurut Hall (2001), fraud menunjuk Kedua, Fraud manajemen lebih
pada penyajian fakta yang bersifat material tersembunyi dan membahayakan daripada
secara salah yang dilakukan oleh satu pihak ke fraud pegawai dan seringkali lolos dari deteksi
pihak lain dengan tujuan untuk membohongi sampai organisasi tersebut menderita kerugian
dan mempengaruhi pihak lain untuk ber- atau kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.
gantung pada fakta tersebut, fakta yang akan Treadway Commision tentang Pelaporan
merugikannya dan berdasarkan hukum yang Kecurangan Keuangan mengamati bahwa
berlaku, suatu tindakan yang curang (fraudu- pada tingkat makro, manajemen dapat terlibat
lent act) harus memenuhi lima kondisi ini: 1) dalam kegiatan kecurangan untuk men-dapat-
Penyajian yang salah. Harus terdapat laporan kan harga saham yang lebih tinggi atau
yang salah atau tidak diung-kapkan; 2) Fakta penawaran utang atau hanya untuk memenuhi
yang sifatnya material. Suatu fakta harus harapan para investor sedangkan pada tingkat
merupakan faktor yang substansial yang men- mikro biasanya dapat melibatkan data keuang-
dorong seseorang untuk bertindak; 3) Tujuan. an yang dilaporkan secara salah dan melapor-
Harus terdapat tujuan untuk menipu atau kannya untuk mendapatkan kompensasi tam-
pengetahuan bahwa laporan tersebut salah; 4) bahan, untuk mendapatkan promosi, atau
Ketergantungan yang dapat dijustifikasi. untuk melarikan diri dari hukuman karena
Penyajian yang salah harus me-rupakan faktor kinerja yang buruk. Fraud manajemen
yang substansial yang menyebabkan pihak biasanya terdiri atas tiga karakter ini: (a)
lain merugi karena ketergantungannya; 5) Fraud ini dilakukan pada tingkat manajemen
6

di atas tingkat manajemen di mana struktur lukan sudah dilakukan dewan komisaris,
kontrol internal biasanya berkaitan; (b) Fraud manajemen, dan personil lain dalam per-
ini biasanya melibatkan penggunaan laporan usahaan untuk dapat memberikan keyakinan
keuangan untuk menciptakan ilusi bahwa memadai dalam mencapai tujuan organisasi
entitas lebih sehat dan lebih makmur dari ke- yaitu: Efektivitas dan efisiensi operasi, kean-
nyataannya; (c) Jika fraud tersebut melibatkan dalan laporan keuangan, dan kepatuhan ter-
pernyataan aktiva secara salah, ia biasanya hadap hukum dan peraturan yang berlaku
dikelilingi oleh transaksi bisnis yang (COSO;1992:13).
kompleks, yang sering kali melibatkan pihak Menurut Tuanakotta (2007:162)
ketiga. pencegahan fraud dapat dilakukan dengan
Karakteristik sebelumnya dari fraud mengaktifkan pengendalian internal.
manajemen menunjukkan bahwa pihak mana- Pengendalian internal yang aktif biasanya
jemen sering kali melakukan hal yang merupakan bentuk pengendalian internal yang
melanggar peraturan dengan mengesamping- paling banyak diterapkan. Ia seperti pagar-
kan sistem pengendalian internal yang efektif. pagar yang menghalangi pencuri masuk ke
Ketika pihak manajemen menggunakan halaman rumah orang. Seperti pagar,
laporan keuangan tersebut untuk menciptakan bagaimanapun kokohnya tetap dapat ditembus
ilusi, data yang diinput biasanya dimanipulasi oleh pelaku fraud yang cerdik dan mempunyai
dengan memasukkan transaksi yang salah atau nyali untuk melakukannya.
dapat dipertanyaan atau penilaian yang dapat Menurut Pope (2007), pencegahan
dipertanyakan berkaitan dengan alokasi biaya fraud dalam hal pengadaan barag publik,
atau pengakuan pendapatan. antara lain: pertama, memperkuat kerangka
Dengan memahami jenis-jenis fraud hukum. Alat yang paling ampuh adalah
maka akan dilakukan teknik dan metode menyingkapkannya kepada publik. Media
pencegahannya.Tujuan utama pencegahan dapat memainkan peran penting untuk
fraud adalah untuk meng-hilangkan sebab- menciptakan kesadaran publik mengenai
sebab munculnya fraud.Menurut Amrizal masalah ini dan untuk membangun dukungan
(2004:3) fraud sering terjadi apabila: (a) bagi langkah-langkah yang perlu diambil. Jika
pengendalian internal tidak ada atau lemah masyarakat diberi informasi rinci mengenai
atau dilakukan dengan longgar atau tidak keburukan dan pelang-garan hukum dalam
efektif; (b) pegawai diperkerjakan tanpa korupsi - siapa yang terlibat, berapa suap yang
memikirkan kejujuran dan integritas mereka; diterima, berapa kerugian yang timbul dan jika
(c) pegawai diatur, dieksploitasi dengan tidak masyarakat terus mendapat informasi seperti
baik, disalahgunakan atau di-tempatkan ini secara teratur, sulit dibayangkan
dengan tekanan yang besar untuk mencapai masyarakat tidak akan menuntut diadakan
sasaran dan tujuan keuangan; (d) Model pembaruan.
manajemen melakukan fraud, tidak efisien dan Di Indonesia, ada suatu acuan tindakan
atau tidak efektif serta tidak taat pada hukum disebut dengan tindak pidana korupsi adalah
dan peraturan yang berlaku; (e) pegawai yang UU No. 31/1999 yang telah di ubah dengan
dipercaya memiliki masalah pribadi yang UU No. 20/2001 tentang pemberantasan
harus dipecahkan, masalah keuangan, masalah tindak pidana korupsi. Peraturan yang selama
kesehatan keluarga, gaya hidup yang ini menjadi pedoman pelaksanaan pengadaan
berlebihan; (f) industri di mana perusahaan barang dan jasa adalah Kepres No. 80 tahun
menjadi bagiannya memiliki sejarah atau 2003, perlu dikaitkan dengan UU No. 31/1999
tradisi terjadinya fraud. untuk dapat efektif menghalangi tindak pidana
Pencegahan fraud pada umumnya korupsi
adalah aktivitas yang dilaksanakan dalam hal Persyaratan hukum berikutnya adalah
penetapan kebijakan, sistem dan prosedur kerangka yang baik dan konsisten prinsip--
yang membantu bahwa tindakan yang diper- prinsip dan praktik-praktik dasar pengadaan

6
barang publik. Kerangka ini bentuknya dapat Beberapa pemerintah menolak mem-
bermacam-macam, tetapi ada kesadaran yang buka dokumen tender di depan publik, dengan
makin tinggi mengenai manfaat memiliki alasan hasil yang sama dapat diperoleh dengan
Peraturan Pengadaan Barang yang seragam, membuka dokumen tender di depan komisi
yang menetapkan dengan jelas prinsip-prinsip resmi pemerintah tanpa dihadiri para penawar.
dasar, dan dilengkapi dengan peraturan yang Keputusan pemenang yang dihasilkan dengan
lebih rinci untuk setiap lembaga pelaksana. cara ini jelas akan dicurigai masyarakat, ter-
Kedua, prosedur transparan. Selain utama karena sudah jadi rahasia umum bahwa
dari kerangka hukum, pertahanan berikutnya pembeli ikut melakukan korupsi.
melawan fraud adalah prosedur dan praktik Keempat, evaluasi penawaran. Evaluasi
yang terbuka dan transparan untuk melaksana- penawaran adalah langkah yang paling sulit
kan proses pengadaan barang itu sendiri. dalam proses pengadaan barang untuk dilak-
Belum ada orang yang menemukan cara yang sanakan secara benar dan adil. Bersamaan
lebih baik untuk melawan fraud dalam dengan itu langkah ini adalah salah satu
pengadaan barang daripada prosedur seleksi langkah yang paling mudah dimanipulasi jika
pemasok atau kontraktor berdasarkan ada pejabat yang ingin mengarahkan
persaingan yang sehat. keputusan pemenang pada pemasok tertentu.
Apakah sebuah prosedur rumit atau Para penilai dapat menolak penawaran-
sederhana tergantung pada nilai dan penawaran yang tidak diinginkan dengan
spesifikasi barang yang akan dibeli, tetapi alasan yang dicari-cari, biasanya menyangkut
unsur-unsurnya sama bagi semua prosedur: (a) pelanggaran prosedur – ada bekas dihapus,
menguraikan dengan jelas dan tanpa memihak sebuah halaman tidak diparaf - atau dengan
apa yang akan dibeli; (b) mengumumkan alasan penyimpangan dari spesifikasi, yang
kesempatan untuk menawarkan barang; (c) menuntut mereka cukup besar. Setelah
menyusun kriteria untuk mengambilkan penawaran diperiksa, jika tidak ada yang
keputusan pada waktu seleksi; (d) menerima menghalangi, para penilai mungkin menetap-
penawaran dari pemasok yang bertanggung kan syarat-syarat yang sama sekali baru yang
jawab; (e) membandingkan penawaran dan harus diperhitungkan ketika memilih peme-
menentukan penawaran yang terbaik, menurut nang atau kriteria evaluasi mungkin dibuat
peraturan yang telah ditetapkan lebih dahulu demikian subjektif tanpa ukuran-ukuran
bagi seleksi; dan (f) memberikan kontrak pada objektif sehingga penilaian dapat menelurkan
penawar yang menang seleksi tanpa hasil yang diinginkan para penilai.
mengharuskannya menurunkan harga atau Kelima, melimpahkan wewenang.
mengadakan perubahan lainnya pada pena- Prinsip peninjauan ulang dan audit independen
warannya yang menang itu. sudah diterima luas sebagai cara untuk
Ketiga, membuka dokumen ten- menyingkapkan kesalahan atau manipulasi
der.Satu kunci untuk mewujudkan trans- dan memperbaikinya. Prinsip ini menduduki
paransi dan sikap tidak memihak adalah pem- tempat yang penting dalam bidang pengadaan
beli membuka dokumen tender pada waktu barang publik. Sayang, prinsip ini juga
dan di tempat yang telah ditetapkan, di digunakan oleh beberapa orang untuk
hadapan semua pengikut tender atau wakil- mencipta-kan celah untuk melakukan kompsi.
wakil mereka yang ingin hadir. Praktik mem- Khususnya, pelimpahan wewenang untuk
buka dokumen tender di depan umum, menyetujui kontrak merupakan bidang yang
sehingga setiap orang dapat melihat siapa patut dibahas. Sepintas lalu, alasan untuk
yang mengajukan penawaran dan dengan melimpahkan wewenang cukup meyakinkan:
harga berapa, dapat mengurangi risiko bahwa pejabat lebih rendah berwenang menilai dan
tender yang bersifat rahasia itu dibocorkan menyetujui pembelian kecil-kecil, sedangkan
kepada peserta lain, diabaikan, diubah atau pejabat lebih tinggi berwenang meninjau-
dimanipulasi. ulang penilaian oleh bawahan dan menyetujui
8

kontrak-kontrak besar. Semakin besar nilai lingkungan pengendalian, Penilaian Risiko,


kontrak, semakin tinggi pangkat pejabat yang Kegiatan Pengendalian, Informasi dan
berwenang mengambil keputusan untuk Komunikasi serta Pemantauan sebagai
menyetujui-nya atau tidak. Pembelian sebuah variabel X1, variabel X2, variabel X3, variabel
meja dapat diputuskan oleh pegawai bagian X4 dan variabel X5; (b) Pencegahan Fraud
urusan pembelian; pembelian sebuah Pengadaan Barang variabel Y.
komputer harus mendapat persetujuan Variabel-variabel yang akan diukur
direktur; pembangunan sebuah jalan harus dalam penelitian ini terkait dengan sikap,
disetujui oleh Menteri; dan pem-bangunan pendapat dan persepsi maka tipe skala yang
sebuah bendungan mungkin harus disetujui digunakan adalah skala Likert. Untuk setiap
oleh Presiden. pertanyaan atau pernyataan dari setiap
Keenam, pemeriksaan dan audit variabel diberi nilai skor dari yang terendah
independen. Tinjauan-ulang dan audit inde- hinggi tertinggi secara berturut-turut diberikan
penden memainkan peran yang sangat penting. nilai 1, 2, 3, 4, 5
Namun di beberapa negara, tinjauan ulang dan Unit analisis adalah satuan tertentu
tahap-tahap persetujuan demikian banyak yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian
sehingga seluruh proses pengadaan barang (Suharsimi Arikunto, 2002).Berdasarkan
publik boleh dikatakan lumpuh. Di beberapa pengertian tersebut, maka unit analisis dalam
negara, dalam hal kontrak besar, diperlukan penelitian ini rumah sakit pemerintah dan
waktu lebih dari dua tahun paling tidak, untuk swasta di kota Bandung. Responden dalam
menentukan pemenang, dari sejak penawaran penelitian ini adalah23 direktur keuangan pada
diajukan. rumah sakit pemerintah dan swasta di kota
Bandung.
Pengembangan Hipotesis Pada penelitian ini hipotesis pengaruh
Berdasarkan identifikasi masalah dan penerapan lingkungan pengendali-an,
kerangka pemikiran yang telah diuraikan penilaian risiko, kegiatan pengendalian, in-
sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian formasi dan komunikasi, serta pe-mantauan
ini adalah terdapat pengaruh pada penerapan terhadap pencegahan fraud pengadaan barang
lingkungan pengendalian, penilaian risiko, diuji dengan mengguna-kan metode Analisis
kegiatan pengendalian, informasi dan Jalur (Path Analysis). Variabel lingkungan
komunikasi serta pemantauan baik secara pengendalian, penilaian risiko, kegiatan
parsial maupun simultan terhadap pencegahan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta
fraud pengadaan barang. peman-tauan sebagai variabel bebas dan vari-
abel pencegahan fraud pengadaan barang se-
METODE PENELITIAN bagai variabel terikat.Hasil perhitungan
Penelitian ini merupakan penelitian koefisien jalur seperti terlihat pada persamaan
eksplanatory untuk mendapatkan kejelasan struktural hasil Lisrel dan diagram struktur
fenomena yang terjadi secara empiris (real jalur sebagai berikut:
word) dan berusaha untuk mendapatkan Y = 0,253*X1 + 0,356*X2 + 0,379*X3,
jawaban (verificative) hubungan kausalitas + 0,270*X4 + 0,303*X5
antar variabel melalui pengujian hipotesis Errorvar.= 0,306 , R2 = 0,694
(Singarimbun dan Effendi, 1995), yakni
penelitian ini hanya berlaku pada rumah sakit Hasil analisis jalur merupakan model
pemerintah dan swasta di Kota Bandung). struktural yang tidak menggam-barkan nilai
Periode waktu yang digunakan adalah cross prediksi perubahan variabel independen
section (Sekaran, 2003). terhadap variabel dependen dan dapat
Variabel yang digunakan dalam digambarkan dalam model struktural berikut:
penelitian ini adalah sebagai berikut: (a)

8
2

X1
rX1X2 = 0, 012 PYX 1 = 0,253
rX1X3=0 ,150
X2 e
PYX2=  0,356  
rX1 X4 = 0,238 Pye = 0,306
rX2X3 = 0,017
rX1X5 =  0,143 PYX 3 = 0,379
rX2X4 = 0,116 X3 Y

rX2X5 = 0 ,223 rX3X4 = 0,022 PYX 4 = 0,270


,

X4
r X3X5 = 0 ,033
PYX 5 = 0,303
rX4X5 = 0 ,154

X5

Gambar 1: Path Diagram Variabel

Diperoleh koefisien jalur dari ling- resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan
kungan pengendalian terhadap pencegahan komunikasi, serta peman-tauan adalah 69,4%
fraud pengadaan barang (PYX1) sebesar 0,253. sedangkan besarnya faktor lain yang
Koefisien jalur daripenilaian resiko terhadap mempengaruhi adalah 100% - 69,4% = 30,6%
pencegahan fraud pengadaan barang (PYX2) .
sebesar 0,356. Koefisien jalur darikegiatan
pengendalian terhadap pencegahan fraud HASIL DAN PEMBAHASAN
pengadaan barang (PYX3) sebesar 0,379. Pengaruh Lingkungan Pengendalian,
Koefisien jalur dariinformasi dan komunikasi Penilaian Resiko, Kegiatan Pengendalian,
terhadap pencegahan fraud pengadaan barang Informasi dan Komunikasi serta Peman-
(PYX4) sebesar 0,270 dan koefisien jalur tauan terhadap Pencegahan Fraud Peng-
daripemantauan terhadap pencegahan fraud adaan Barang secara Simultan
pengadaan barang (PYX5) sebesar 0,303. Hipotesis yang menyatakan bahwa
Setelah koefisien jalur diperoleh, lingkungan pengendalian, penilaian resiko,
maka besar pengaruh secara bersama-sama kegiatan pengendalian, informasi dan komu-
(koefisien determinasi) lingkungan pengen- nikasi serta pemantauan secara bersama-sama
dalian, penilaian resiko, kegiatan pengen- berpengaruh terhadap pencegahan fraud
dalian, informasi dan komunikasi, serta pengadaan barang telah terbukti melalui peng-
pemantauan terhadap pencegahan fraud peng- ujian hipotesis yang telah dilakukan.
adaan barang dapat ditentukan dari hasil per- Dengan kata lain dapat disimpulkan
kalian koefisien jalur terhadap matriks kore- bahwa terdapat pengaruh dari lingkungan
lasi antara variabel sebab dengan variabel pengendalian, penilaian resiko, kegiatan
akibat. Besarnya pengaruh lingkungan pengendalian, informasi dan komunikasi serta
pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pemantauan terhadap pencegahan fraud peng-
pengendalian, informasi dan komunikasi, serta adaan barang, sedangkan dari perhitungan
pemantauan terhadap pencegahan fraud koefisien determinasi (R Square)diperoleh
pengadaan barang ditunjukkan dengan nilai R- nilai sebesar 0,694. Hasil ini berarti bahwa ada
square (R2) yang diperoleh sebesar 0,694. kontribusi sebesar 69,4% dari variabel bebas
Jadi dapat dikatakan besarnya (lingkungan pengendalian, penilaian risiko,
pengaruh lingkungan pengendalian, penilaian kegiatan pengendalian, informasi dan komu-

2
2

nikasi, serta pemantauan) dalam menjelaskan seluruh aspek penting yang ada di rumah sakit
pencegahan fraud pengadaan barang, sedang- khususnya pegawai serta manajemen harus
kan sisanya 30,6 % (100% - 69,4 %) dijelas- mempunyai kesadaran dan komitmen yang
kan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti kuat untuk melaksanakan prosedur-prosedur
dalam penelitian ini, misalnya saja variabel kegiatan yang telah ditentukan sebelumnya
yang berkaitan dengan kualitas informasi agar tercipta lingkungan kerja yang baik.
akuntansi, internal audit, intellectual capital  
atau akuntansi keperilakuan. Pengaruh Lingkungan Pengendalian,
Hasil penelitian ini sesuai dengan Penilaian Resiko, Kegiatan Pengendalian,
pendapat Tuanakotta (2006), bahwa upaya Informasi dan Komunikasi serta
mencegah fraud dimulai dari pengendalian Pemantauan terhadap Pencegahan Fraud
intern. Demikian pula dengan Hurley (2007), Pengadaan Barang secara Parsial
untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya Pada pengujian hipotesis ini, hipotesis
kecurangan laporan keuangan pada per- yang menyatakan bahwa lingkungan pengen-
usahaan dan meminimalkan auditor eksternal dalian, penilaian resiko, kegiatan pengen-
untuk melegalkan bukti-bukti yang palsu pada dalian, informasi dan komunikasi serta
laporan keuangan, pengimplementasian dari pemantauan secara parsial berpengaruh ter-
pengen-dalian intern setidaknya dapat mengu- hadap pencegahan fraud pengadaan barang
rangi kolusi manajemen mengenai fraud. telah terbukti melalui pengujian hipotesis yang
Temuan penelitian juga konsisten telah dilakukan. Untuk melihat pengaruh
dengan penelitian yang dilakukan oleh penerapan pada lingkungan pengendalian ter-
Gusnardi (2008) bahwa variabel internal hadap pencegahan fraud pengadaan barang
kontrol memiliki pengaruh positif ter-hadap digunakan hasil koefisien jalur. Hasil per-
pencegahan fraud pada BUMN terbuka di hitungan koefisien jalur dengan menggunakan
Indonesia dan penelitian yang dilakukan oleh analisis jalur diperoleh nilai koefisien ρyx1
Singleton (2002) bahwa kebijakan bisnis dan sebesar 0,253> 0 dan berarti H0 ditolak.
hukum yang berlaku pada perusahaan mem- Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,
butuhkan manajemen yang menekankan pada lingkungan pengendalian berpengaruh ter-
keefektifan pengendalian internal dan hadap pencegahan fraud pengadaan barang.
kekuatan pada lingkungan pengendalian untuk Artinya semakin baik lingkungan pengen-
melin-dungi aset perusahaan sehingga dapat dalian maka akan meningkatkan pencegahan
mencegah terjadinya fraud. fraud pengadaan barang, sedangkan hasil per-
Dalam penelitian ini, variabel ling- hitungan koefisien jalur yang dilakukan pada
kungan pengendalian, penilaian resiko, variabel penilaian resiko, diperoleh nilai koe-
kegiatan pengendalian, informasi dan komu- fisien ρyx2 sebesar 0,356> 0 dan berarti H0
nikasi serta pemantauan merupakan pengen- ditolak. Dengan demikian bahwa, penilaian
dalian internal dalam rumah sakit yang mem- resiko berpengaruh terhadap pencegahan fraud
punyai peranan sangat penting dalam hal pengadaan barang. Artinya semakin baik
mencegah fraud pengadaan barang. Pengen- penilaian resiko maka akan meningkatkan
dalian internal ini wajib dilaksanakan oleh pencegahan fraud pengadaan barang.
seluruh manajemen dan pegawai, karena Hasil perhitungan koefisien jalur yang
pengendalian internal ini pada hakekatnya dilakukan pada variabel kegiatan pengen-
adalah suatu proses yang dijalankan oleh dalian, diperoleh nilai koefisien ρyx3 sebesar
dewan komisaris yang ditujukan untuk mem- 0,379> 0 dan berarti H0 ditolak. Dengan
berikan keyakinan yang memadai tentang demikian, kegiatan pengendalian berpengaruh
pencapaian tujuan pengendalian operasional terhadap pencegahan fraud pengadaan barang.
yang efektif dan efisien, keandalan laporan Artinya semakin baik kegiatan pengendalian
keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum dan maka akan meningkatkan pencegahan fraud
peraturan yang berlaku.Oleh karena itu, pengadaan barang, begitu juga pada variabel

2
informasi dan komunikasi, diperoleh nilai nilai SIMPULAN DAN SARAN
koefisien ρyx4 sebesar 0,270> 0 dan berarti H0 Dari hasil pengolahan data yang telah
ditolak. Dengan demikian, informasi dan dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti
komunikasi berpengaruh terhadap pencegahan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
fraud pengadaan barang. Artinya semakin baik pada penerapan lingkungan pengendalian,
informasi dan komunikasi maka akan mening- penilaian resiko, kegiatan pengendalian,
katkan pencegahan fraud pengadaan barang, informasi dan komunikasi serta pemantauan
sedangkan untuk melihat pengaruh peman- baik secara parsial maupun simultan terhadap
tauan terhadap pencegahan fraud pengadaan pencegahan fraud pengadaan barang.
barang, diperoleh nilai koefisien ρyx5 sebesar Berdasarkan pembahasan yang telah
0,303> 0 dan berarti H0 ditolak. Dengan dipaparkan sebelumnya maka dalam penelitian
demikian, variabel pemantauan berpengaruh ini ada beberapa saran yang dapat
terhadap pencegahan fraud pengadaan barang. dikemukakan, yakni: pertama, dalam variabel
Artinya semakin baik pemantauan maka akan kegiatan pengendalian memiliki skor/nilai
meningkatkan pencegahan fraud pengadaan yang rendah. Oleh karena itu disarankan
barang. kepada rumah sakit pemerintah dan swasta
Hal ini sesuai dengan penelitian untuk memaksimalkan kegiatan pengendalian
Ramos (2004) yang menjelaskan salah satu karena mempunyai peranan yang penting
variabel, yaitu lingkungan pengendalian dalam mencegah fraud pengadaan barang.
adalah dasar/pondasi dari kelima elemen pada Kedua, untuk variabel informasi dan
pengendalian internal. Lingkungan pengen- komunikasi, memiliki skor/nilai yang rendah
dalian menjadi acuan dalam pelaksanaan karena pemberdayaan SDM untuk melaksana-
internal control dimana eksternal audit juga kan kegiatan informasi dan komunikasi belum
ikut bertanggungajawab untuk asersi audit maksimal dilaksanakan dan juga adanya
manajemen dah mencari solusi agar pengen- ketidaksesuaian jurusan/pendidikan pada
dalian internal dapat berjalan efektif. Begitu jabatan yang dipegang. Oleh karena itu dis-
pula menurut Holtfreter (2004) yang men- arankan kepada rumah sakit pemerintah dan
jelaskan bahwa untuk mengefektifkan per- swasta agar pemberdayaan SDM dilakukan
lawanan terhadap fraud, harus adanya imple- dengan baik dan tepat sasaran.
mentasi strategi pengawasan yaitu pengen- Ketiga, kepada seluruh komponen
dalian internal dan secara konsisten mengikuti yang ada di rumah sakit dapat memahami
praktek/kebiasaan dalam menyelenggarakan tugas dan wewenang masing-masing, sehingga
kebijakan organisasi dengan baik. tugas dan tanggungjawabnya dapat dijalankan
Pada rumah sakit pemerintah yang sesuai dengan aturan dan ketentuan yang
mendapatkan dana dari APBN/APBD maka berlaku, dan tidak ada pihak-pihak yang
harus sungguh-sungguh dalam menjalankan merasa dirugikan, seperti merasa dimata-matai
tugas untuk mencegah fraud yang terjadi di dalam melaksanakan tugas dan tanggung-
rumah sakit sehingga tanggung jawab jawabnya.
terhadap pemerintah ataupun keuangan negara
dapat dilaksanakan dengan baik, begitu pula REFERENSI
pada rumah sakit swasta yang dananya Amrizal. (2004).Pencegahan dan Pendetek-
bersumber dari yayasan ataupun keuntungan sian Kecurangan oleh Internal Au-
dari rumah sakit tersebut, harus secara ditor. Jakarta: Direktorat Investigasi
bersama-sama dan bertanggungjawab untuk BUMN dan BUMD Deputi Bidang
menciptakan suasana lingkungan kerja yang Investigasi
positif sehingga pencegahan fraud dapat Arens, A. A., Randal, J., EIder, Mark S. B.
ditingkatkan. (2004). Auditing And Assurance
Service An Integrated Approach. New
Jersey: Prentice Hall International.
4

Cuomo, A. M. (2007). Internal   Controls   and   Moller, R dan Witt, H. (1999). Brink’s
Financial   Accountability   for   Not-­‐for-­‐ Modern Internal Auditing. New York:
Profit   Boards,   John Wlley and Sons.
www.oag.state.ny.us/bureaus/charitie Pope, J. (2003). Strategi Memberantas
s/about.html   Korupsi: Elemen Sistem Integritas
Committee of Sponsoring Organizations of Nasional. Jakarta: Yayasan Obor
Teadway Commission (COSO). Indonesia.
(1992). Ademdum 1994.Internal Ruslan. (2009). Internal Control Berbasis
Control Integrated Framework. New COSO. Diunduh dari
York: AICPA Publication www.mediareformasi.com, 23 Mei
Holtfreter, K. (2004). “Fraud in US Organi- 2010.
sations: An Examination of Control Singarimbun, M. dan Effendi, S. (1995).
Mechanisms”. Journal of Financial Metode Penelitian Survey. Jakarta :
Crime, (12)1, 88-101. LP3ES.
Hurley, A. D. (2007). ”Sarbanex Oxley Act Singleton, T. (2002). “Stop fraud cold with
Section 404: Effective Internal powerful internal controls”. The Jour-
Controls or Overriding Internal nal of Corporate Accounting &
Control?” Forensic Examiner Summer Finance, (13) 4, 29-39.
Proquest Phychology Journals, (16)2,
19-31. Sekaran, U. (2003). Research Method for
Business: A SkillBuilding Approach.
Hall, J. A. (2001). Sistem Informasi Akuntansi. New York: John Wiley & Sons Inc.
Jakarta: Salemba Empat.
Suharsimi, A. (1998). Manajemen Penelitian.
Kompas. (2007). Dugaan Korupsi RS Jakarta : PT. Rineka Cipta
Margono di Laporkan ke Kajari.
Cyber Media, Jakarta. Tuanakotta, T. M. (2007). Akuntansi Forensik
dan Audit Investigatif. Jakarta: Lem-
baga Penerbit Fakultas Ekonomi Uni-
versitas Indonesia (LPFE UI).

Anda mungkin juga menyukai