Anda di halaman 1dari 55

Saluran Transmissi

dan Antena

Teguh Firmansyah, S.T., M.T. IPM.

Antena dan Propagasi 1


D ATA P ERSONAL
Nama Lengkap : Teguh Firmansyah, S.T, M.T
NIP : 198710212012121001
Pekerjaan : Dosen
Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Alamat : Jl. H.Amat II RT.03/03. Kukusan.
Beji. Depok 16425.
Mobile Phone : 081321661551
E-mail : teguh_tea@yahoo.co.id
: teguh_firmansyah1@gmail.com

P ENDIDIKAN F ORMAL
Doktor : Teknik Elektro. Universtas Indonesia 2018 – 2019 dan
2019 sd 2022 Shizuoka University. Japan.

Magister : Teknik Telekomunikasi. Fakultas Teknik. Universitas Indonesia. ( 2010 – 2012 )


Final Project (tesis) : Rancang Bangun Concurrent Multiband LNA dengan
Menggunakan Multisection Impedance Transformer
Sarjana : Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Indonesia. ( 2006 – 2010 )
Final Project ( skripsi ) : Perancangan Dielektrik Resonator Oscillator Untuk Mobile
WiMAX pada Frekuensi 2.3 GHz dengan Penambahan Coupling /4.
SMA : SMA Negeri 3 Bandung
Antena dan Propagasi 2
Materi
• Konsep Dasar Antenna
• Jenis-Jenis Antenna
• Model Propagasi
• Gangguan pada Transmisi Nirkabel

Antena dan Propagasi 3


Konsep Dasar Antenna

Antena dan Propagasi 4


Pengertian Antenna
• Antena adalah konduktor elektrik yang
berfungsi untuk :
– Transmisi (Transmission) : Meradiasikan energi
elektromagnetik ke ruang bebas/space
– Penerimaan (Reception) :
Mengumpulkan/menerima energi
elektromagnetik dari ruang bebas/space
• Pada komunikasi dua arah, antena yang sama
dapat digunakan untuk transmission dan
reception
Antena dan Propagasi 5
Pola Radiasi Antena
• Pola radiasi antenna dapat digambarkan
dengan sebuah grafik
• Grafik menggambarkan kecenderungan radiasi
antena pada arah/tempat tertentu

Antena dan Propagasi 6


Pola Radiasi Antena (2)
• Beam width (or half-power beam width)
– Measure of directivity of antenna

Antena dan Propagasi 7


Jenis-Jenis Antenna

Antena dan Propagasi 8


Jenis Antena
• Secara garis besar, antena dapat dibagi jadi
dua jenis berdasarkan arah radiasi
– Omnidirectional : radiasi ke segala arah
– Directional : radiasi ke arah tertentu

Antena dan Propagasi 9


Isotropic Antena
• Jenis antena pada kondisi ideal
– Pada kasus nyata, kondisi ini hampir tidak pernah
terjadi
• Radiasinya ke segala arah dengan merata

Antena dan Propagasi 10


Antena Dipole
• Antena sederhana yang disusun dari dua
batang/lempeng bahan konduktor
• Dua jenis dipole
– Half-wave dipole antenna (or Hertz antenna)
– Quarter-wave vertical antenna (or Marconi antenna)
• Aplikasi : antena radio mobil

Antena dan Propagasi 11


Antena Monopole
• Antena sederhana yang disusun dari satu
batang/lempeng bahan konduktor
• Aplikasi : Antena pemancar radio, access point
wifi

Antena dan Propagasi 12


Antena Yagi
• Antena directional yang disusun dari
rangkaian elemen dipole sebagai driven
element dan satu reflektor
• Aplikasi : antena TV UHF, antenna radio
komunitas

Antena dan Propagasi 13


Antena Parabolic
• Antena directional dengan memanfaatkan reflektor berbentuk
parabolik
• Aplikasi : terrestrial microwave dan komunikasi satelit

Antena dan Propagasi 14


Antenna Gain
• Keluaran power, pada arah tertentu,
dibandingkan dengan keluaran yang dihasilkan ke
semua arah pada kondisi ideal (antena isotropic)
4Ae 4f Ae 2
G 
 2
c 2

• G = antenna gain
• Ae = effective area, berhubungan dengan ukuran dan bentuk
fisik antena
• f = carrier frequency
• c = speed of light (» 3 ´ 108 m/s)
•  = carrier wavelength

Antena dan Propagasi 15


Index Effective Area

Antena dan Propagasi 16


Contoh
• Diketahui sebuah antena reflektif parabolik
dengan diamater 2m. Beroperasi pada frekuensi
12 Ghz. Berapa area efektif dan antenna gain-
nya?
• Jawab
– A = πr2 = π
– Ae = 0.56 π
– λ = c/f = (3x108)/(12x109) = 0.025m
– G = (4π x 0.56π) / (0.025)2 = 35336,8064
– GdB = 10 log (G) = 45,482 dB

Antena dan Propagasi 17


Model Propagasi

Antena dan Propagasi 18


Model Propagasi
• Ground-wave propagation
• Sky-wave propagation
• Line-of-sight propagation

Antena dan Propagasi 19


Ground Wave Propagation
• Propagasi mengikuti kontur bumi
• Sinyal dapat dipropagasikan untuk jarak yang
jauh
• Untuk frekuensi di bawah 2 MHz
• Contoh
– AM radio

Antena dan Propagasi 20


Ground Wave Propagation

Antena dan Propagasi 21


Sky Wave Propagation
• Sinyal dipantulkan dari lapisan terionisasi pada
atmosfer ke bumi
• Sinyal dapat berjalan melewati beberapa hop,
memantul antara ionosfer dan permukaan
bumi
• Efek pemantulan diakibatkan oleh refraction
• Examples
– Amateur radio
– CB radio

Antena dan Propagasi 22


Sky Wave Propagation

Antena dan Propagasi 23


Line-of-Sight Propagation
Antena transmitter dan receiver harus berada
pada posisi Line of Sight (LOS)
– Komunikasi satelit– sinyal di atas 30 MHz tidak dipantulkan oleh
ionosphere
– Komunikasi pada ground – antar antena pada effective line of
site karena refraction
Refraction – pembelokan microwaves oleh
atmosphere
– Kecepatan gelombang electromagnetic adalah fungsi kepadatan
medium medium
– Kecepatan 3x108 adalah kecepatan cahaya pada ruang hampa
– Ketika gelombang berpindah medium, kecepatan berubah
– Gelombang dibelokkan pada batas antara dua medium

Antena dan Propagasi 24


Line-of-Sight Propagation

Antena dan Propagasi 25


Rumus Line-of-Sight
• Optical line of sight
d  3.57 h
• Effective, or radio, line of sight

d  3.57 h
• d = distance between antenna and horizon (km)
• h = antenna height (m)
• K = adjustment factor to account for refraction,
rule of thumb K = 4/3

Antena dan Propagasi 26


Line-of-Sight Equations
• Maximum distance between two antennas for
LOS propagation:


3.57 h1  h2 
• h1 = height of antenna one
• h2 = height of antenna two
h = antenna height (m)
K = adjustment factor to account for
refraction, rule of thumb K = 4/3

Antena dan Propagasi 27


Contoh
• Berapa jarak maksimum antara dua antena dalam
transmisi LOS jika antena transmitter tingginya
100m dan antena receiver pada ground level?
d– 3.57 h = 3.57 x sqrt(133) = 41km
• Jika antena receiver tingginya 10m, untuk
mencapai jarak maksimum yang sama, berapa
tinggi antena transmitter seharusnya?
3– 
.57 h1  h2  = d
– 41 = 3.57(sqrt(Kh1) + sqrt(13.33))
– h1 = 46.2m

Antena dan Propagasi 28


Gangguan pada Transmisi LOS

Antena dan Propagasi 29


Gangguan pada Transmisi LOS
• Attenuation and attenuation distortion
• Free space loss
• Noise
• Atmospheric absorption
• Multipath
• Refraction
• Thermal noise
• Fading

Antena dan Propagasi 30


Attenuation / Pelemahan
Kekuatan sinyal cenderung menurun seiring
bertambahnya jarak antara transmitter dan
receiver
Faktor pelemahan pada unguided media:
– Sinyal yang diterima harus mempunyai kekuatan yang cukup
agar dapat diinterpretasi oleh receiver
– Kekuatan sinyal harus lebih tinggi dari noise untuk
meningkatkan rasio SNR
– Efek pelemahan lebih besar seiring dengan besarnya frekuensi
yang dipakai
Salah satu jenis attenuation adalah Free Space
Loss

Antena dan Propagasi 31


Free Space Loss pada Antena Isotropic

• Pelemahan sinyal seiring dengan jarak pada transmisi LOS


• Free space loss, ideal isotropic antenna

Pt 4d  4fd 
2 2
 
Pr 2
c 2

• Pt = signal power at transmitting antenna


• Pr = signal power at receiving antenna
•  = carrier wavelength
• d = propagation distance between antennas
• c = speed of light (» 3 ´ 10 8 m/s)
where d and  are in the same units (e.g., meters)

Antena dan Propagasi 32


Free Space Loss (Decibel)
• Free space loss equation can be recast:
Pt  4d 
LdB  10 log  20 log 
Pr   

 20 log   20 logd   21.98 dB

 4fd 
 20 log   20 log  f   20 logd   147.56 dB
 c 

Antena dan Propagasi 33


Free Space Loss pada Antena Lain
• Free space loss accounting for gain of other
antennas
Pt 4  d  d  cd 
2 2 2 2
   2
Pr Gr Gt 2
Ar At f Ar At
• Gt = gain of transmitting antenna
• Gr = gain of receiving antenna
• At = effective area of transmitting antenna
• Ar = effective area of receiving antenna

Antena dan Propagasi 34


Free Space Loss pada Antena Lain (Decibel)

• Free space loss accounting for gain of other


antennas can be recast as
LdB  20 log   20 logd   10 log At Ar 

 20 log f   20 logd   10 log At Ar   169.54dB

Antena dan Propagasi 35


Jenis-Jenis Noise
• Noise internal
– Thermal Noise
• Noise Eksternal (Interferensi)
– Intermodulation noise
– Crosstalk
– Impulse Noise

Antena dan Propagasi 36


Thermal Noise
• Jenis noise yang diakibatkan oleh perubahan
suhu perangkat
– Perubahan suhu diakibatkan oleh aktifitas
elektron
• Ada pada semua perangkat elektronik dan
semua jenis transmisi
• Tidak bisa dihilangkan
• Signifikan pada komunikasi satelit

Antena dan Propagasi 37


Thermal Noise
• Amount of thermal noise to be found in a
bandwidth of 1Hz in any device or conductor
is:
N0  kT W/Hz 
• N0 = noise power density in watts per 1 Hz of
bandwidth
• k = Boltzmann's constant = 1.3803 ´ 10-23 J/K
• T = temperature, in kelvins (absolute temperature)

Antena dan Propagasi 38


Thermal Noise
• Thermal noise independen terhadap frekuensi
• Thermal noise pada bandwidth B Hertz (in
watts):
N  kTB

N  10 log k  10 log T  10 log B


 228.6 dBW  10 log T  10 log B
or, in decibel-watts

Antena dan Propagasi 39


Terminologi Noise
• Intermodulation noise – terjadi jika sinyal
dengan frekuensi berbeda dilewatkan medium
yang sama
– Disebut juga sebagai adjacent channel interference
• Crosstalk noise – terjadi jika sinyal dengan
frekuensi yang sama saling ber-interferensi
– Disebut juga co-channel interference
• Impulse noise – irregular pulses
– Durasi pendek
– Diakibatkan gangguan elektromagnetik

Antena dan Propagasi 40


Expression Eb/N0
• Ratio of signal energy per bit to noise power
density per Hertz
Eb S / R S
 
N0 N0 kTR

• The bit error rate for digital data is a function of


Eb/N0
– Given a value for Eb/N0 to achieve a desired error rate,
parameters of this formula can be selected
– As bit rate R increases, transmitted signal power must increase to
maintain required Eb/N0

Antena dan Propagasi 41


Gangguan Lain
• Atmospheric absorption – penguapan air dan
oksigen berperan pada
attenuation/pelemahan
• Multipath – sinyal dipantulkan oleh benda
sehingga beberapa copy dari sinyal dengan
delay berbeda diterima oleh receiver
• Refraction – pembelokan gelombang radio
ketika melewati atmosfer

Antena dan Propagasi 42


Multipath Propagation

Antena dan Propagasi 43


Multipath Propagation
• Reflection/Pemantulan - terjadi ketika sinyal
mengenai penampang yang lebih besar dari
panjang gelombang
• Diffraction/Penguraian - terjadi pada tepi
sebuah benda tak tembus yang lebih besar
dari panjang gelombang
• Scattering/Penghamburan – terjadi ketika
sinyal mengenai benda yang ukurannya
seukuran panjang gelombang

Antena dan Propagasi 44


Efek Multipath Propagation
• Multiple copy dari sebuah sinyal dapat
diterima dengan fase yang berbeda
– Jika fase yang datang destruktif, maka sinyal
cenderung melemah
• Intersymbol interference (ISI)
– Satu atau lebih sinyal tertunda diterima
bersamaan pada saat sinyal saat ini diterima

Antena dan Propagasi 45


Fading
• Fading  fluktuasi dari pelemahan sinyal yang
mempengaruhi kekuatan sinyal saat diterima
pada penerima
• Fading terjadi karena interferensi atau
superposisi gelombang multipath yang memiliki
amplitudo dan fasa yang berbeda-beda
• Jenis fading:
– Fast fading
– Slow fading
– Flat fading
– Selective fading

Antena dan Propagasi 46


Jenis Fading
• Fast Fading  perubahan amplitudo yang cepat ketika mobile
terminal bergerak dalam jarak pendek. Hal ini terjadi karena
refleksi dari objek lokal dan pergerakan user dari objek.
• Slow Fading  terjadi karena refleksi dan difraksi objek yang
besar sepanjang jalur transmisi. Dalam jarak jauh terjadi
perubahan secara perlahan dari panjang gelombang

Antena dan Propagasi 47


Jenis Fading (lanj.)
• Flat Fading  seluruh komponen frekuensi
sinyal yang diterima berfluktuasi dalam
proporsi yang sama secara bersamaan
• Selective Fading  channel gain bisa
bervariasi untuk frekuensi yang berbeda.
Menyebabkan pola cloudy yang tampil di
spektogram

Antena dan Propagasi 48


Distribusi Fading
• Rayleigh Fading
– Terjadi ketika ada beberapa jalur tidak langsung antara
transmitter dan receiver serta jalur dominan yang berbeda,
seperti jalur Line of Sight
– Worst case
– Outdoor setting
• Rician Fading
– Terjadi ketika ada jalan langsung Line of Sight selain
sejumlah multipath signal yang tidak langsung
– Best case
– Indoor setting

Antena dan Propagasi 49


Mekanisme Kompensasi Error

Antena dan Propagasi 50


Mekanisme Kompensasi Error
• Forward error correction
• Adaptive equalization
• Diversity techniques

Antena dan Propagasi 51


Forward Error Correction
• Transmitter menambahkan error-correcting
code pada data block
– Code is a function of the data bits
• Receiver melakukan penghitungan error-
correcting code dari data bits yang diterima
– Jika code yang dihitung sesuai, berrati tidak ada error
– Jika error correcting code tidak sesuai, receiver menetukan
bit yang error dan melakukan recovery

Antena dan Propagasi 52


Adaptive Equalization
• Can be applied to transmissions that carry
analog or digital information
– Analog voice or video
– Digital data, digitized voice or video
• Used to combat intersymbol interference
• Involves gathering dispersed symbol energy
back into its original time interval
• Techniques
– Lumped analog circuits
– Sophisticated digital signal processing algorithms

Antena dan Propagasi 53


Diversity Techniques
• Diversity is based on the fact that individual
channels experience independent fading events
• Space diversity – techniques involving physical
transmission path
• Frequency diversity – techniques where the
signal is spread out over a larger frequency
bandwidth or carried on multiple frequency
carriers
• Time diversity – techniques aimed at spreading
the data out over time
Antena dan Propagasi 54
Terima Kasih

Antena dan Propagasi 55

Anda mungkin juga menyukai