Anda di halaman 1dari 2

UPAYA DESA DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT

Adapun upaya desa dalam meningkatkan kesehatan masyarakat telah diupayakan semaksimal
mungkin oleh Desa Kayukebek. Tidak hanya dari segi dana, melainkan juga dari segi sumber daya
manusia (masyarakat), sumber daya alam, maupun yang lainnya bersama – sama dikerahkan untuk
dapat mewujudkan kesehatan masyarakat di Desa Kayukebek.

1. Dana
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan yang mendorong desa untuk mengalokasikan dan
memanfaatkan dana desa minimal 10% untuk Usaha Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) telah dipenuhi oleh Desa Kayukebek. Dari anggaran total ...........................
dialokasikan untuk kesehatan sebesar Rp 189.081.000,-. Adapun rincian dari anggaran
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pembangunan Polindes : Rp 167.314.000,-
Pembangunan Polindes dilakukan untuk dapat semakin mendekatkan pelayanan
kesehatan di Desa Kayukebek sehingga tidak ada keterlambatan dalam penanganan
suatu masalah. Selain itu untuk masyarakat yang ingin secara rutin memeriksakan
kesehatannya dapat melakukannya di Polindes maupun posyandu yang ada di dusun
masing – masing.
b. Pelatihan Kader Posyandu : Rp 6.647.000.-
Pelatihan kader posyandu ditujukan untuk dapat meningkatkan pengetahuan serta
pemahaman kader terkait masalah kesehatan. Adapun pelatihan yang telah
dilaksanakan adalah mengenai pengolahan sampah dengan pemateri dari Puskesmas
Nongkojajar, yaitu Ibu Ratna Agustini, Amd. KL., selaku pemegang Program Kesehatan
Lingkungan di puskesmas.
c. PMT Posyandu Balita dan Lansia serta insentif posyandu : Rp 15.120.000,-
Selain untuk dapat menarik perhatian para ibu bayi, balita, ibu hamil, dan lansia
pemberian PMT juga ditujukan untuk dapat meningkatkan gizi bagi bayi, balita, ibu
hamil, dan juga lansia.

2. SDM (Sumber Daya Manusia)


Adapun sumber daya manusia yang ada di Desa Kayukebek terutama yang bergerak di
bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Bidan desa : 1 orang
b. Perawat desa : 1 orang
c. Kader posyandu balita : 20 orang
d. Kader posyandu lansia : 4 orang

Selain adanya sumber daya manusia yang bergerak di bidang kesehatan, masyarakat Desa
Kayukebek terkenal dengan guyub dan kerukunannya. Meskipun terdapat berbagai suku,
agama, dan latar belakang, namun itu semua tidak menjadi penghalang untuk tetap menjadi
satu. Setiap permasalahan yang ada di desa dilakukan musyawarah bersama masyarakat
untuk dapat memperoleh solusi yang terbaik dan dilakukan bersama – sama.

3. SDA (pertanian, perkebunan, peternakan) meningkatkan gizi masyarakat


Desa Kayukebek berada di dataran tinggi dengan struktur tanah yang subur dan gembur
sehingga banyak tanaman, buah – buahan, maupun sayuran dapat tumbuh dengan mudah.
Sebagian besar masyarakat di Desa Kayukebek menanam pohon apel dan juga berbagai
sayuran yang seringkali dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan PMT. Tidak hanya sebagai
PMT, namun hasil dari sumber daya alam yang ada di Desa Kayukebek dapat diolah menjadi
berbagai macam makanan yang dapat meningkatkan gizi masyarakat desa tersebut. Selain
itu, peternakan sapi juga tak kalah banyak di Desa Kayukebek. Mulai dari susu hingga
dagingnya dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga
dan dapat juga dijual sebagai sumber perekonomian keluarga.
4. KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari)
Satu – satunya desa di Kecamatan Tutur yang memiliki KRPL adalah Desa Kayukebek.
Berawal dari inisiatif desa untuk mewujudkan lingkungan desa dengan Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL), maka setiap rumah diwajibkan untuk memiliki KRPL. Inisiatif tersebut
dikemas dalam bentuk perlombaan tingkat desa yang diwakili oleh setiap RT (Rumah
Tangga) di semua dusun yang ada di Desa Kayukebek. Oleh karena itu, pada saat ini Desa
Kayukebek sudah memiliki KRPL di desa dan dipilih oleh Kecamatan Tutur untuk mewakili
lomba KRPL di tingkat kabupaten pada bulan April 2019 lalu.
5. PES Zoonosis : mendukung program penanggulangan penyakit PES
Salah satu dusun di Desa Kayukebek pernah terjadi KLB PES, yaitu di Dusun Surorowo
tepatnya pada tahun 1987, 1997, dan 2007. Oleh karena itu, Dusun Surorowo menjadi
daerah pengamatan fokus khusus PES. Selain itu, daerah di sekitar Dusun Surorowo menjadi
daerah terancam di Kecamatan Tutur antara lain daerah fokus “Bangking, Ngepring,
Dukutan, Ngaruh, Ledok, Karangrejo, Taman” dan daerah terancam “Gerdu, Tuban, Sugro,
Yitnan, dan Blarang”. Kecamatan yang berdekatan dan menjadi pengamatan terancam
adalah kecamatan Tosari, Puspo, Pasrepan, dan wilayah kerja Puskesmas Sumberpitu.
Sebagai upaya penanggulangan dan pencegahan terjadinya PES, dilakukan pengamatan serta
trapping terutama di wilayah Surorowo

Anda mungkin juga menyukai