S
Dosen : Sapti Heru Widiarti S.Kep., Ners.,MPH
Laporan Pendahuluan
Ibu Post Partum Fisilogis
A. Pengertian
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium)
yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang
lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
Partus di anggap spontan atau normal jika wanita berada dalam masa aterm, tidak terjadi
komplikasi, terdapat satu janin presentasi puncak kepala dan persalinana selesai dalam 24 jam
(Bobak, 2005).
Partus spontan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan dengan ketentuan ibu atau tanpa anjuran atau obatobatan (prawiroharjo, 2000).
Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum sewaktu persalinan
(Mohtar, 1998).
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak di dalam rongga pelvis
dan ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna, yang terletak di perineum. Struktur
reproduksi interna dan eksterna berkembang menjadi matur akibat rangsang hormon estrogen
1. Stuktur eksterna
1
a. Vulva
Vulva adalah nama yang diberikan untuk struktur genetalia externa. Kata ini
berarti penutup atau pembungkus yang berbentuk lonjong, berukuran panjang, mulai
klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil sampai ke belakang dibatasi perineum.
b. Mons pubis
Mons pubis atau mons veneris adalah jaringan lemak subkutan berbentuk bulat
yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas simfisis pubis. Mons
pubis mengandung banyak kelenjar sebasea dan ditumbuhi rambut berwarna hitam,
kasar, dan ikal pada masa pubertas, mons berperan dalam sensualitas dan melindungi
c. Labia mayora
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi lemak
dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis. Keduanya memanjang dari mons
pubis ke arah
bawah mengililingi labia minora, berakhir di perineum pada garis tengah. Labia mayora
melindungi labia minora, meatus urinarius, dan introitus vagina. Pada wanita yang
2
belum pernah melahirkan anak pervaginam, kedua labia mayora terletak berdekatan di
Setelah melahirkan anak dan mengalami cedera pada vagina atau pada perineum,
arah lateral kulit labia tebal, biasanya memiliki pigmen lebih gelap daripada jaringam
sekitarnya dan ditutupi rambut yang kasar dan semakin menipis ke arah luar perineum.
Permukaan medial labia mayora licin, tebal, dan tidak tumbuhi rambut. Sensitivitas
labia mayora terhadap sentuhan, nyeri, dan suhu tinggi. Hal ini diakibatkan adanya
jaringan saraf yang menyebar luas, yang juga berfungsi selama rangsangan seksual.
d. Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit yang
panjang, sempit, dan tidak berambut yang , memanjang ke arah bawah dari bawah
klitoris dan dan menyatu dengan fourchett. Sementara bagian lateral dan anterior labia
biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama dengan mukosa
vagina. Pembuluh darah yang sangat banyak membuat labia berwarna merah
emosional atau stimulus fisik. Kelenjar-kelenjar di labia minora juga melumasi vulva.
Suplai saraf yang sangat banyak membuat labia minora sensitif, sehingga
e. Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak tepat di bawah
arkus pubis. Dalam keadaan tidak terangsang, bagian yang terlihat adalah sekitar 6x6
mm atau kurang. Ujung badan klitoris dinamai glans dan lebih sensitif dari pada
badannya. Saat wanita secara seksual terangsang, glans dan badan klitoris membesar.
3
Kelenjar sebasea klitoris menyekresi smegma, suatu substansi lemak seperti keju
yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai feromon. Istilah klitoris berasal dari
kata dalam bahasa yunani, yang berarti ‘’kunci’’ karena klitoris dianggap sebagai kunci
seksualitas wanita. Jumlah pembuluh darah dan persarafan yang banyak membuat
f. Vestibulum
Vestibulum ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau lojong, terletak
di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri dari muara uretra,
kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum yang tipis
dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia. Kelenjar vestibulum mayora
adalah gabungan dua kelenjar di dasar labia mayora, masing-masing satu pada setiap
g. Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, dan terletak
pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis tengah di bawah
orifisium vagina. Suatu cekungan dan fosa navikularis terletak di antara fourchette dan
himen
h. Perineum
Perineum adalah daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan
2. Struktur interna
4
a. Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba
falopi. Dua lagamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian mesovarium
ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-
kira setinggi krista iliaka anterosuperior, dan ligamentum ovarii proprium, yang
mengikat ovarium ke uterus. Dua fungsi ovarium adalah menyelenggarakan ovulasi dan
memproduksi hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung banyak ovum
primordial. Di antara interval selama masa usia subur ovarium juga merupakan tempat
utama produksi hormon seks steroid dalam jumlah yang dibutuhkan untuk
b. Tuba fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini memanjang ke arah
lateral, mencapai ujung bebas legamen lebar dan berlekuk-lekuk mengelilingi setiap
ovarium. Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan berdiameter 0,6 cm. Tuba fallopi
merupakan jalan bagi ovum. Ovum didorong di sepanjang tuba, sebagian oleh silia,
tetapi terutama oleh gerakan peristaltis lapisan otot. Esterogen dan prostaglandin
mempengaruhi gerakan peristaltis. Aktevites peristaltis tuba fallopi dan fungsi sekresi
5
c. Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung yang tampak
mirip buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila di
tekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga bagian, fudus yang merupakan
tonjolan bulat di bagian atas dan insersituba fallopi, korpus yang merupakan bagian
utama yang mengelilingi cavum uteri, dan istmus, yakni bagian sedikit konstriksi yang
menghubungkan korpus dengan serviks dan dikenal sebagai sekmen uterus bagian
bawah pada masa hamil. Tiga fungsi uterus adalah siklus menstruasi dengan
membran mukosa yang terdiri dari tiga lapisan : lapisan permukaan padat, lapisan
2) Miometrum yang tebal tersusun atas lapisan – lapisan serabut otot polos yang
3) Peritonium perietalis
permukaan anterior bagian bawah, di mana terdapat kandung kemih dan serviks.
Tes diagnostik dan bedah pada uterus dapat dilakukan tanpa perlu membuka rongga
6
d. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas. Mukosa vagina berespon dengan cepat terhadap stimulai
esterogen dan progesteron. sel-sel mukosa tanggal terutama selama siklus menstruasi
dan selama masa hamil. Sel-sel yang di ambil dari mukosa vagina dapat digunakan
untuk mengukur kadar hormon seks steroid. Cairan vagina berasal dari traktus genetalis
atas atau bawah. Cairan sedikit asam. Interaksi antara laktobasilus vagina dan glikogen
meningkat. Cairan yang terus mengalir dari vagina mempertahankan kebersihan relatif
vagina.
C. Etiologi
Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan atau
dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan.
a. kala I, kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan
lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga
b. Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan interval 2 sampai 3 menit,
dengan durasi 50 sampai 100 detik. Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai
dengan pengeluaran cairan secara mendadak. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati
lengkap diikuti keinginan mengejan. Kedua kekuatan, His dan mengejan lebih
mendorong kepala bayi sehingga kepala membuka pintu. Kepala lahir seluruhnya dan
diikuti oleh putar paksi luar. Setelah putar paksi luar berlangsung kepala dipegang di
7
bawah dagu di tarik ke bawah untuk melahirkan bahu belakang. Setelah kedua bahu lahir
ketiak di ikat untuk melahirkan sisa badan bayi yang diikuti dengan sisa air ketuban.
c. Kala III, setelah kala II kontraksi uterus berhenti 5 sampai 10 menit. Dengan lahirnya
bayi, sudah dimulai pelepasan plasenta. Lepasnya plasenta dapat ditandai dengan uterus
menjadi bundar, uterus terdorong ke atas, tali pusat bertambah panjang dan terjadi
perdarahan.
perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama, observasi yang
uterus, terjadinya perdarahan. Perdarah dianggap masih normal bila jumlahnya tidak
2. Faktor penyebab ruptur perineum diantaranya adalah faktor ibu, faktor janin, dan faktor
persalinan pervaginam.
a. Faktor Ibu
1) Paritas
Menurut panduan Pusdiknakes 2003, paritas adalah jumlah kehamilan yang mampu
menghasilkan janin hidup di luar rahim (lebih dari 28 minggu). Paritas menunjukkan
jumlah kehamilan terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas dan telah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia paritas adalah keadaan kelahiran atau
partus. Pada primipara robekan perineum hampir selalu terjadi dan tidak jarang
2) Meneran
8
Secara fisiologis ibu akan merasakan dorongan untuk meneran bila pembukaan
sudah lengkap dan reflek ferguson telah terjadi. Ibu harus didukung untuk meneran
dengan benar pada saat ia merasakan dorongan dan memang ingin mengejang
(Jhonson, 2004). Ibu mungkin merasa dapat meneran secara lebih efektif pada posisi
b. Faktor Janin
Makrosomia adalah berat janin pada waktu lahir lebih dari 4000 gram (Rayburn,
2001).
seperti distosia bahu, kerusakan fleksus brakialis, patah tulang klavikula, dan
kerusakan jaringan lunak pada ibu seperti laserasi jalan lahir dan robekan pada
2) Presentasi
a) Presentasi Muka
Presentasi muka atau presentasi dahi letak janin memanjang, sikap extensi
glabella dan dagu, sedang pada presentasi dahi bagian terendahnya antara
b) Presentasi Dahi
9
Presentasi dahi adalah sikap ekstensi sebagian (pertengahan), hal ini berlawanan
cm, merupakan diameter antero posterior kepala janin yang terpanjang (Oxorn,
2003).
c) Presentasi Bokong
1) Vakum ekstrasi
Vakum ekstrasi adalah suatu tindakan bantuan persalinan, janin dilahirkan dengan
kepalanya ( Mansjoer,
2002).
2) Ekstrasi Cunam/Forsep
cunam yang dipasang di kepala janin (Mansjoer, 2002). Komplikasi yang dapat
terjadi pada ibu karena tindakan ekstrasi forsep antara lain ruptur uteri, robekan
portio, vagina, ruptur perineum, syok, perdarahan post partum, pecahnya varices
10
3) Embriotomi adalah prosedur penyelesaian persalinan dengan jalan melakukan
pengurangan volume atau merubah struktur organ tertentu pada bayi dengan tujuan
untuk memberi peluang yang lebih besar untuk melahirkan keseluruhan tubuh bayi
4) Persalinan Presipitatus
berlangsung kurang dari 3 jam, dapat disebabkan oleh abnormalitas kontraksi uterus
dan rahim yang terlau kuat, atau pada keadaan yang sangat jarang dijumpai, tidak
adanya rasa nyeri pada saat his sehingga ibu tidak menyadari adanya proses
D. Patofisiologi
1. Adaptasi Fisiologi
a. Infolusi uterus
ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada
akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah
umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Dalam waktu 12
jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm di atas umbilikus. Fundus turun kira-kira
1 smpai 2 cm setiap 24 jam. Pada hari pasca partum keenam fundus normal akan berada
Uterus, pada waktu hamil penuh baratnya 11 kali berat sebelum hamil,
berinvolusi menjadi kira-kira 500 gr 1 minggu setelah melahirkan dan 350 gr 2 minggu
setelah lahir. Satu minggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul. Pada
minggu keenam, beratnya menjadi 50-60 gr. Peningkatan esterogen dan progesteron
bertabggung jawab untuk pertumbuhan masif uterus selama hamil. Pada masa pasca
11
partum penurunan kadar hormon menyebapkan terjadinya autolisis, perusakan secara
langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk selama
masa hamil menetap. Inilah penyebap ukuran uterus sedikit lebih besar setelah hamil.
b. Kontraksi intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir,
diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterin yang sangat besar.
oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,
mengopresi pembuluh darah dan membantu hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca
partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Untuk
diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu yang merencanakan menyusui bayinya,
dianjurkan membiarkan bayinya di payudara segera setelah lahir karena isapan bayi pada
3. Adaptasi psikologis
Menurut Hamilton, 1995 adaptasi psikologis ibu post partum dibagi menjadi 3 fase yaitu
Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua setelah melahirkan dimana ibu
b. Fase taking hold / ketergantungan tidak ketergantungan Fase ini dimulai pada hari ketiga
setelah melahirkan dan berakhir pada minggu keempat sampai kelima. Sampai hari
ketiga ibu siap untuk menerima peran barunya dan belajar tentang semua hal-hal baru.
Selama fase ini sistem pendukung menjadi sangat bernilai bagi ibu muda yang
12
membutuhkan sumber informasi dan penyembuhan fisik sehingga ia dapat istirahat
dengan baik
Dimulai sekitar minggu kelima sampai keenam setelah kelahiran. Sistem keluarga telah
menyesuaiakan diri dengan anggotanya yang baru. Tubuh pasian telah sembuh, perasan
rutinnya telah kembali dan kegiatan hubungan seksualnya telah dilakukan kembali.
E. Manifestasi klinik
Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang-kadang disebut
1. Sistem reproduksi
a. Proses involusi
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, proses ini
dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Uterus,
pada waktu hamil penuh baratnya 11 kali berat sebelum hamil, berinvolusi menjadi
kira-kira 500 gr 1 minggu setelah melahirkan dan 350 gr dua minggu setelah lahir.
Seminggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul. Pada minggu keenam,
beratnya menjadi 5060gr. Pada masa pasca partum penurunan kadar hormon
berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah
b. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir,
hormon oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur
kontraksi uterus, mengopresi pembuluh darah dan membantu hemostasis. Salama 1-2
13
jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak
c. Tempat plasenta
Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, kontraksi vaskular dan trombus
menurunkan tempat plasenta ke suatu area yang meninggi dan bernodul tidak teratur.
d. Lochea
Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir, mula-mula berwarna merah, kemudian
menjadi merah tua atau merah coklat. Lochea rubra terutama mengandung darah dan
debris desidua dan debris trofoblastik. Aliran menyembur menjadi merah setelah 2-4
hari. Lochea serosa terdiri dari darah lama, serum, leukosit dan denrus jaringan. Sekitar
10 hari setelah bayi lahir, cairan berwarna kuning atau putih. Lochea alba mengandung
leukosit, desidua, sel epitel, mukus, serum dan bakteri. Lochea alba bisa bertahan 2-6
e. Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam pasca partum, serviks
memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula.
Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa, tipis, dan rapuh selama
14
Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum
hami, 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat pada sekitar minggu
2. Sistem endokrin
a. Hormon plasenta
Penurunan hormon human plasental lactogen, esterogen dan kortisol, serta placental
enzyme insulinase membalik efek diabetagenik kehamilan. Sehingga kadar gula darah
menurun secara yang bermakna pada masa puerperium. Kadar esterogen dan
esterogen berkaitan dengan pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstra seluler
b. Hormon hipofisis
Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan tidak menyusui
berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui tampaknya berperan
dalam menekan
menyusui dan tidak menyusui di simpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi
3. Abdomen
Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan, abdomenya akan menonjol
dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil. Diperlukan sekitar 6 minggu
4. Sistem urinarius
15
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan.
Diperlukan kira-kira dua smpai 8 minggu supaya hipotonia pada kehamilan dan dilatasi
ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil (Cunningham, dkk ; 1993).
5. Sistem cerna
a. Nafsu makan
Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia, anestesia, dan keletihan, ibu merasa
sangat lapar.
b. Mortilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selam waktu
c. Defekasi
Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu
melahirkan.
6. Payu dara
Konsentrasi hormon yang menstimulasai perkembangan payu dara selama wanita hamil
Kadar prolaktin akan menurun dengan cepat pada wanita yang tidak menyusui. Pada
jaringan payudara beberapa wanita, saat palpasi dailakukan pada hari kedua dan ketiga.
Pada hari ketiga atau keempat pasca partum bisa terjadi pembengkakan. Payudara
16
Sebelum laktasi dimulai, payudara teraba lunak dan suatu cairan kekuningan, yakni
kolostrum. Setelah laktasi dimula, payudara teraba hangat dan keras ketika disentuh.
Rasa nyeri akan menetap selama sekitar 48 jam. Susu putih kebiruan dapat dikeluarkan
7. Sistem kardiovaskuler
a. Volume darah
Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor misalnya kehilangan darah
darah merupakan akibat penurunan volume darah total yang cepat tetapi terbatas. Setelah
itu terjadi perpindahan normal cairan tubuh yang menyebapkan volume darah menurun
dengan lambat. Pada minggu ketiga dan keempat setelah bayi lahir, volume darah
b. Curah jantung
Denyut jantung volume sekuncup dan curah jantung meningkat sepanjang masa hamil.
Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini akan meningkat bahkan lebih tinggi
selama 30 sampai 60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkuit utero plasenta
c. Tanda-tanda vital
Beberapa perubahan tanda-tanda vital bisa terlihat, jika wanita dalam keadaan normal.
Peningkatan kecil sementara, baik peningkatan tekanan darah sistol maupun diastol
dapat timbul dan berlangsung selama sekitar empat hari setelah wanita melahirkan
(Bowes, 1991).
8. Sistem neurologi
17
Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi neurologis yang
terjadi saat wanita hamil dan disebapkan trauma yang dialami wanita saat bersalin dan
melahirkan.
9. Sistem muskuluskeletal
Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil berlangsung secara
terbalik pada masa pascapartum. Adaptasi ini mencakup hal-hal yang membantu relaksasi
dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pemsaran rahim.
Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat kehamilan berakhir. Pada
beberapa wanita, pigmentasi pada daerah tersebut akan menutap. Kulit kulit yang meregang
pada payudara, abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar, tapi tidak hilang
seluruhnya.
Menurut buku Acuan Asuhan Persalinan Normal (2008), derajat ruptur perineum dapat dibagi
a. Ruptur perineum derajat satu, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah:
1) Vagina
a) Komisura posterior
b) Kulit perineum
18
b Ruptur perineum derajat dua, denga jaringa yan mengala
. n n g mi
robekan adalah :
1) Mukosa Vagina
a) Komisura posterior
b) Kulit perineum
c) Otot perineum
d. Ruptur perineum derajat empat, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah :
G. Komplikasi
1. Perdarahan
Perdarahan adalah penyebap kematian terbanyak pada wanita selama periode post partum.
Perdarahan post partum adalah : kehilangan darah lebih dari 500 cc setelah kelahiran kriteria
Perdarahan post partum dapat diklasifikasi menurut kapan terjadinya perdarahan dini terjadi
24 jam setelah melahirkan. Perdarahan lanjut lebih dari 24 jam setelah melahirkan, syok
19
hemoragik dapat berkembang cepat dan menadi kasus lainnya, tiga penyebap utama
a. Atonia uteri : pada atonia uteri uterus tidak mengadakan kontraksi dengan baik dan ini
merupakan sebap utama dari perdarahan post partum. Uterus yang sangat teregang
(hidramnion, kehamilan ganda, dengan kehamilan dengan janin besar), partus lama dan
b. laserasi jalan lahir : perlukan serviks, vagina dan perineum dapat menimbulkan
c. Retensio plasenta, hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta disebapkan oleh
d. Lain-lain
1) Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi kontraksi uterus sehingga masih
2) Ruptur uteri, robeknya otot uterus yang utuh atau bekas jaringan parut pada uterus
setelah jalan lahir hidup.
2. Infeksi puerperalis
Didefinisikan sebagai; inveksi saluran reproduksi selama masa post partum. Insiden infeksi
puerperalis ini 1 % - 8 %, ditandai adanya kenaikan suhu > 38 0 dalam 2 hari selama 10 hari
pertama post partum. Penyebap klasik adalah : streptococus dan staphylococus aureus dan
organisasi lainnya.
3. Endometritis
20
Adalah infeksi dalam uterus paling banyak disebapkan oleh infeksi puerperalis. Bakteri
4. Mastitis
Yaitu infeksi pada payudara. Bakteri masuk melalui fisura atau pecahnya puting susu akibat
meningkatkan resiko infeksi saluran kemih. Organisme terbanyak adalah Entamoba coli dan
Semasa hamil dan masa awal post partum, faktor koagulasi dan meningkatnya status vena
trombus di pembuluh darah dihasilkan dari dinding pembuluh darah) dan trombosis
7. Emboli
Yaitu : partikel berbahaya karena masuk ke pembuluh darah kecil menyebapkan kematian
Kasus ini kejadinya berangsur-angsur, berkembang lambat sampai beberapa minggu, terjadi
pada tahun pertama. Ibu bingung dan merasa takut pada dirinya. Tandanya antara lain,
kurang konsentrasi, kesepian tidak aman, perasaan obsepsi cemas, kehilangan kontrol, dan
21
lainnya. Wanita juga mengeluh bingung, nyeri kepala, ganguan makan, dysmenor, kesulitan
Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi rahim baik,
dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir (Depkes RI,
2004).
3. Ada perdarahan keluar dari lubang vulva, merupakan indikasi robekan pada mukosa vagina.
penjahitan luka lapis demi lapis, dan memperhatikan jangan sampai terjadi ruang kosong
terbuka kearah vagina yang biasanya dapat dimasuki bekuan-bekuan darah yang akan
menyebabkan tidak baiknya penyembuhan luka. Selain itu dapat dilakukan dengan cara
1. Bila seorang ibu bersalin mengalami perdarahan setelah anak lahir, segera memeriksa
perdarahan tersebut berasal dari retensio plasenta atau plasenta lahir tidak lengkap.
2. Bila plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi uterus baik, dapat dipastikan bahwa
perdarahan tersebut berasal dari perlukaan pada jalan lahir, selanjutnya dilakukan
22
a. Reparasi mula-mula dari titik pangkal robekan sebelah
dalam/proksimal ke arah luar/distal. Jahitan dilakukan lapis demi lapis, dari lapis dalam
b. Robekan perineum tingkat I : tidak perlu dijahit jika tidak ada perdarahan dan aposisi
luka baik, namun jika terjadi perdarahan segera dijahit dengan menggunakan benang
c. Robekan perineum tingkat II : untuk laserasi derajat I atau II jika ditemukan robekan
tidak rata atau bergerigi harus diratakan terlebih dahulu sebelum dilakukan penjahitan.
Pertama otot dijahit dengan catgut kemudian selaput lendir. Vagina dijahit dengan catgut
secara terputus-putus atau jelujur. Penjahitan mukosa vagina dimulai dari puncak
d. Robekan perineum tingkat III : penjahitan yang pertama pada dinding depan rektum
yang robek, kemudian fasia perirektal dan fasia septum rektovaginal dijahit dengan
e. Robekan perineum tingkat IV : ujung-ujung otot sfingter ani yang terpisah karena
robekan diklem dengan klem pean lurus, kemudian dijahit antara 2-3 jahitan catgut
Selanjutnya robekan dijahit lapis demi lapis seperti menjahit robekan perineum tingkat I.
Menurut Mochtar (1998) persalinan yang salah merupakan salah satu sebab terjadinya
ruptur perineum. Menurut Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal (2008) kerjasama
dengan ibu dan penggunaan perasat manual yang tepat dapat mengatur ekspulsi kepala,
bahu, dan seluruh tubuh bayi untuk mencegah laserasi atau meminimalkan robekan pada
perineum.
23
Dalam menangani asuhan keperawatan pada ibu post partum
1. Monitor TTV
Tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mungkin menandakan preeklamsi suhu tubuh
Untuk mencegah dehidrasi dan meningkatkan kemampuan perdarahan darah dan menjaga
agar jangan jatuh dalam keadaan syok, maka cairan pengganti merupakan tindakan yang
3. Pemberian oksitosin
Segera setelah plasenta dilahirkan oksitosin (10 unit) ditambahkan dengan cairan infuse atau
4. Obat nyeri
Obat-obatan yang mengontrol rasa sakit termasuk sedative, alaraktik, narkotik dan antagonis
narkotik. Anastesi hilangnya sensori, obat ini diberikan secara regional/ umum (Hamilton,
1995).
Laporan Kasus
Ibu Post Partum Fisilogis
A. Pengkajian Fokus
Pengkajian pada ibu post partum menurut Doenges, 2001 adalah sebagai
24
berikut :
4. Pola eliminasi
5. Neuro sensori
saat ini ?
25
7. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
1) Pemeriksaan TTV
4) Pemeriksaan reflek
b. Payudara
8. Pemeriksaan penunjang
26
a. Pemeriksaan darah
b. Pemeriksaan urin
Pegambilan sampel urin dilakukan dengan menggunakan cateter atau dengan tehnik
urinalisis rutin atau kultur dan sensitivitas terutama jika cateter indwelling di pakai
selama pasca inpartum. Selain itu catatan prenatal ibu harus di kaji untuk menentukan
status rubelle dan rhesus dan kebutuhan therapy yang mungkin (Bobak, 2004).
27
B. Diagnosa Keperawatan
(Doenges, 2001)
2004)
Kriteria Hasil :
41
b. Klien terlihat rileks, ekspresi wajah tidak tegang, klien bisa tidur
nyaman
Intervensi :
frekuensi )
tenang
41
e. Kolaborasi pemberian analgetikRasional : untuk menekan atau
mengurangi nyeri
perawatan Vulva
pengetahuan bertambah
Kriteria hasil :
Intervensi :
perineum
41
Rasional : pasien mengetahui cara perawatan vulva bagi dirinya
e. Anjurkan pasien mencuci tangan sebelum memegang daerah
vulvanya
menyusui
Kriteria hasil :
b. Asi keluar
c. Payudara bersih
Intervensi :
41
b. Ajarkan cara merawat payudara dan lakukan cara brest care
menyusui
konstipasi
Kriteria hasil :
Intervensi :
41
Rasional : makanan tinggi serat melancarkan BAB
Intervensi :
41
b. Mengobservasi kemungkinan adanya tanda-tanda syok Rasional :
syok
Kriteria hasil :
Intervensi :
41
Rasional : persalinan/ kelahiran yang lama dan sulit khususnya bila
rangsang
kembali ke rumah
bayi lebih awal serta tidur lebih siang membantu untuk memenuhi
Kriteria hasil :
individu
Intervensi :
41
a. Pastikan persepsi klien tentang persalian dan kelahiran, lama
b. Kaji kesiapan klien dan motifasi untuk belajar, bantu klien dan
progresif
41
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNAI
41
3. Mengetahui
akibat jika tidak
dilakukan
perawatan
payudara
4. Mengetahui
waktu
pelaksanaan
perawatan
payudara
5. Mengetahui
hal-hal yang
perlu
diperhatikan
dalam
melakukan
perawatan
payudara
6. Mengetahui
langkah-langkah
perawatan
payudara
7. Mengetahui
teknik
perawatan
41
payudara
8. Mengetahui
perawatan
payudara
dengan masalah
A. Pengertian
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara yang dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas untuk melancarkan
sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran payudara sehingga memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan payudara
dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari. (Saleha, 2009)
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur untuk memeliharan kesehatan payudara waktu hamil
dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu post partum (Saryono, 2009).
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan pada payudara ibu setelah melahirkan dan menyusui yang merupakan suatu cara
yang dilakukan saat merawat payudara agar ASI keluar dengan lancar (Suririnah,2007).
Jadi perawatan payudara masa nifas adalah kegiatan yang dilakukan oleh ibu pasca melahirkan sebagai upaya untuk memelihara kesehatan
payudara dan membantu memperlancar produksi ASI.
41
kesehatan bayi. Dipihak ibu, akibat perawatan yang kurang pada saat persalinan ibu belum siap menyusui sehingga jika bayi disusukan ibu akan
merasakan geli atau perih pada payudaranya.
Tujuan perawatan payudara adalah :
1. Memelihara kebersihan payudara
2. Melenturkan dan menguatkan puting susu
3. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk kebutuhan bayi
4. Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik.
5. Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan lecet sewaktu dihisap oleh bayi.
6. Melancarkan aliran ASI
7. Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat dikeluarkan sehingga siap untuk disusukan kepada bayinya
41
2. Dilakukan minimal 2x dalam sehari
E. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Perawatan Payudara
1. Potong kuku tangan sependek mungkin,serta kikir agar halus dan tidak melukai payudara.
2. Cuci bersih tangan dan terutama jari tangan.
3. Lakukan pada suasana santai,misalnya pada waktu mandi sore atau sebelum berangkat tidur.
41
a. Pengurutan dimulai kearah atas, kesamping, lalu kearah bawah.Dalam pengurutan posisi tangan kiri kearah sisi kiri, telapak tangan
kanan kearah sisi kanan.
b. Pengurutan diteruskan kebawah,kesamping selanjutnya melintang, lalu telapak tangan mengurut kedepan kemudian kedua tangan
dilepaskan dari payudara,ulangi gerakan 20-30 kali
c. Gerakan-gerakan pada perawatan payudara
1) Gerakan Pertama
Kedua tangan disimpan di bagian tengah atau antara payudara, gerakan tangan ke arah atas pusat ke samping, ke bawah kemudian
payudara diangkat sedikit dan dilepaskan, lakukan 20-30 kali.
2) Gerakan Kedua
Satu tangan menahan payudara dari bawah, tangan yang lain mengurut payudara dengan pinggir tangan dari arah pangkal ke puting
susu, dilakukan 20-30 kali dilakukan pada kedua payudara secara bergantian.
3) Gerakan Ketiga
Satu tangan menahan payudara di bagian bawah, tangan yang lain mengurut dengan bahu, jari tangan mengepal, lakukan pengurutan
dari arah pangkal ke puting susu, 20-30 kali dilakukan pada kedua payudara secara bergantian.
d. Selesai pengurutan, payudara disiram dengan air hangat dan dingin bergantian selama ±5 menit, keringkan payudara dengan handuk
bersih kemudian gunakan BH yang bersih dan menopang.
e. Bersihkan payudara terutama bekas minyak
f. Pakailah BH yang terbuka bagian depannya (untuk Ibu menyusui) dan yang menyangga buah dada atau langsung susui bayi. (Saryono,
2009)
41
2. Jika Asi Belum Keluar
Walaupun asi belum keluar ibu harus tetap menyusui. Mulailah segera menyusui sejak bayi baru lahir, yakni dengan inisiasi menyusui dini,
Dengan teratur menyusui bayi maka hisapan bayi pada saat menyusu ke ibu akan merangsang produksi hormon oksitosin dan prolaktin yang
akan membantu kelancaran ASI. Jadi biarkan bayi terus menghisap maka akan keluar ASI. Jangan berpikir sebaliknya yakni menunggu ASI
keluar baru menyusui.
3. Penanganan puting susu lecet
Bagi ibu yang mengalami lecet pada puting susu, ibu bisa mengistirahatkan 24 jam pada payudara yang lecet dan memerah ASI secara
manual dan di tampung pada botol steril lalu di suapkan menggunakan sendok kecil .Olesi dengan krim untuk payudara yang lecet. Bila ada
madu, cukup di olesi madu pada puting yang lecet.
4. Penanganan pada payudara yang terasa keras sekali dan nyeri, asi menetes pelan dan badan terasa demam.
Pada hari ke empat masa nifas kadang payudara terasa penuh dan keras, juga sedikit nyeri.Justru ini pertanda baik. Berarti kelenjar air susu
ibu mulai berproduksi. Tak jarang diikuti pembesaran kelenjar di ketiak, jangan cemas ini bukan penyakit dan masih dalam batas
wajar.Dengan adanya reaksi alamiah tubuh seorang ibu dalam masa menyusui untuk meningkatkan produksi ASI, maka tubuh memerlukan
cairan lebih banyak.Inilah pentingnya minum air putih 8 sampai dengan 10 gelas sehari. (Mellyna, 2009)
41
41