Oleh:
Mengetahui,
Kepala Ruangan
Segala puji bagi Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami mampu
menyelesaikan pembuatan Laporan Seminar Akhir Keperawatan Jiwa di ruang Parkit RSJ Dr.
Radjiman Wediodiningrat Lawang dengan Judul Laporan Pendahuluan dan Asuhan
Keperawatan pada Tn. B dengan diagnose keperawatan gangguan persepsi sensori: halusinasi
pendengaran ini dengan tepat waktu.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan juga atas bimbingan dari para pembimbing akademik maupun
pembimbing klinik dalam menyelesaikan penyusunan laporan seminar akhir keperawatan jiwa
ini.
1. Selaku pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan kesempatan
kepada kami untuk menyelesaikan laporan akhir departemen keperawatan jiwa ini.
2. Ibu Siti Rokhayati, SST selaku pembimbing ruangan RSJ DR. Radjiman
Wediodiningrat yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, koreksi, saran-saran dan
semangat dalam menyelesaikan laporan akhir departemen keperawatan jiwa ini.
3. Hasim Ashari, S.Kep., Ns. selaku kepala ruangan yang telah memberikan bimbingan,
petunjuk, koreksi, saran-saran dan semangat dalam menyelesaikan laporan akhir
departemen keperawatan jiwa ini.
Kami menyadari bahwa laporan akhir ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkkan
kritik serta saran dari pembaca untuk kesempurnaan dari laporan seminar akhir ini. Demikian,
semoga laporan seminar akhir ini dapat bermanfaat bagi tenaga kesehatan RSJ. Dr. Radjiman
Wediodiningrat- Lawang dan mahasiswa Stikes dr. Soebandi. Terima kasih
Kelompok 4
Resume Jurnal
1. Nama peneliti:
Mimi Aisyah, Jumaini, Safri
2. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui efektivitas terapi murottal al-qur’an terhadap skor halusinasipasien
halusinasi
3. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan desainpenelitian quasi eksperimental beruparancangan
penelitian pre-post test dengan design control group dengan teknikpengambilan sampel
purposive sampling.
4. Tempat dan waktu penelitian
Tempat : Penelitian ini dilakukan diRumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau
diRuang Siak, Kuantan, Kampar, Indragiri,Sebayang, dan Rokan
Waktu : Februari- Juni 2018
5. Populasi dan sampel
Sampel pada penelitian ini yaitu 33 responden 17 responden kelompok experimental
dan 16 responden kelompok kontrol
6. Intervensi
Pada jurnal ini intervensi yang dilakukan yaitu pada kelompok eksperimen sebanyak
17 responden diberikan terapi mendengarkan murotal Al-Qur’an selama 15 menit
7. Hasil penelitian
Intervensi terapi murottal Al-Qur’andengan uji Dependent sample T test
kelompokeksperimen menunjukkan hasil yang signifikanterhadap penurunan skor
halusinasi karenadidapatkan p value (0,000) < (α=0,05) danpada kelompok kontrol
menunjukan hasilyang tidak signifikan terhadap skor halusinasikarena didapatkan p
value (0,130) > (0,05).Hasil Uji Independent sample T testdidapatkan p value (0,000)
< (α=0,05), makadapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yangsignifikan efektivitas
terapi murottal AlQur’an terhadap skor halusinasi pada pasienhalusinasi.Terapi
murottal AlQur’an dapat memberikan pengaruh yang baik pada pasien halusinasi
sehingga terapi murottal Al-Qur’an ini dapat digunakan
sebagai terapi tambahan kepada pasienhalusinasi, hanya saja efek yang
ditimbulkanmungkin akan berbeda karena bergantungkepada faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
8. Saran penelitian
Bagi bidang ilmu keperawatan khususnya perawat jiwa diharapkan dapat menjadi ini
sebagai salah satu terapi pilihan bagi pasien yang mengalami halusinasi dan juga
masalah keperawatan jiwa lainnya.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan secara paripurna dan untuk
mengetahui Efektifitas Murotal Terapi Terhadap Kemandirian Mengontrol
Halusinasi Pendengaran dan
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian
b. Mahasiswa mampu menganalisa data
c. Mahasiswa mampu menentukan diagnose keperawatan
d. Mampu membuat intervensi keperawatan
e. Mampu melakukan implementasi keperawatan
f. Mampu melakukan evaluasi
g. Mampu melakukan dokumentasi
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi penulis
Menambah dan memahami dalam memberikan asuhan keperawtan jiwa pada
halusinasi
1.3.2 Manfaat bagi pendidikan
Manfaat penulisan ini dimaksudkan memberikan kontribusi laporan kasus bagi
pengembangan praktik keperawatan jiwa dan pemecahan masalah dalam
bidang atau profesi keperatawan jiwa
1.3.3 Manfaaat bagi rumah sakit
Sebagai bahan pertimbangan oleh pihak rumah sakit untuk membuat kebijakan
dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan jiwa pada
pasien dengan halusinasi.
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Halusinasi adalah pengalaman sensorik tanpa rangsangan eksternal terjadi pada keadaan
kesadaran penuh yang menggambarkan hilangnya kemampuan menilai realitas (Keliat, 2009).
Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau pengalaman persepsi yang tidak sesuai
dengan kenyataan (Aziz, 2013).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang
sebenarnya tidak terjadi, suatu pencerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar
(Maramis, 2010). Jadi, dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah gangguan persepsi tanpa
ada rangsangan dari luar ekternal.
B. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart (2007), faktor predisposisi terjadinya halusinasi adalah:
a. Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh penelitian-
penelitian yang berikut:
1) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebih luas
dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik
berhubungan dengan perilaku psikotik.
2) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang berlebihan dan
masalah-masalah pada system reseptor dopamin dikaitkan dengan terjadinya
skizofrenia.
3) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan terjadinya atropi
yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia
kronis, ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi
otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi
(post-mortem).
b. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi
psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan
orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.
c. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan,
konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi
disertai stress.
C. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya
hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak
berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah koping dapat mengindikasikan
kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006). Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya
gangguan halusinasi adalah:
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses informasi
serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak
untuk diinterpretasikan.
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan untuk
menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.
D. Pohon Masalah
Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
ASUHAN KEPERAWATAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. B (L/P)
Umur : 34 tahun
Alamat : Surabaya
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : OB (Office Boy)
JenisKel : Laki-laki
No CM : 133xxx
2. Faktor Penyebab/Pendukung :
a. Riwayat Trauma
Usia PelakuKorbanSaksi
Jika Ya jelaskan :
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami sakit fisik.
Jelaskan:
- Pasien mengatakan sejak kecil diasuh oleh kedua orang tuanya sifat orang
tuanya baik, sabar,orang tuanya meninggal sejak 3 tahun yang lalu sejak orang
tuanya meninggal kemudian diasuh oleh nenek sama bibinyasifat neneknya
sabar
- Pola komunikasi baik dalam keluarganya selalu berinteraksi satu sama lain
- Pengambilan keputusan dalam keluarga tidak terkaji
d. Ideal diri :
Pasien mengatakan ingin cepat pulang dan ingin bekerja kembeali.
e. Hargadiri :
Pasien mengatakan malu dengan warna kulitnya yang hitam sehingga jarang bicara
dengan teman dan perawat. Saat pasien mengatakan malu pasien menunduk
Diagnosa Keperawatan:Harga diri rendah situasional
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/terdekat
Pasien mengatakan orang terdekatnya adalah ibunya tetapi jika ada masalah tidak
mau bercerita dengan siapa-siapa.
Pasien mengatakan tidak suka berkomunikasi dengan orang lain dan lebih suka
bergaul dengan perempuan karena pasien merasa jika bergaul dengan laki-laki
tidak bisa memulai pembicaraan dan tidak ada topik yang mau dibicarakan.
Diagnosa Keperawatan :isolasi sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
Menurut Pasien gangguan jiwa menurut agamanya adalah orang yang kurang
mendekatkan diri kepada Tuhannya menurut norma dan budayanya tidak tahu.
b. Kegiatan ibadah
Composmentis
2. Kesadaran (Kuantitas)
GCS : E4V5M6
3. Tanda vital:
TD : 100/80 mm/Hg
N : 87x/menit
S : 36,5ºC
P : 18 x/menit
4. Ukur:
BB : 52 Kg
TB : 155 Cm
5. Keluhan fisik:
Jelaskan :
Pasien mengatakan tidak memiliki keluhan fisik.
Pasien banyak diam, suka menyendiri dikamar, tidak mau melakukan aktivitas bila
tidak diajak.
Peningkatan :
Grimace
Hiperkinesia,hiperaktifitas
Stereotipi Otomatisma
Gaduh Gelisah Katatonik Negativisme
Mannarism Reaksikonversi
Katapleksi
Tremor
Tik Verbigerasi
Ekhopraxia Berjalankaku/rigid
Command automatism Kompulsif :sebutkan …………
Jelaskan:
Tidak ada
b. Afek
Sesuai Tidak sesuai
Tumpul/dangkal/datar Labil
Jelaskan:
Afek pasien tidak sesuai, pada saat mengatakan kesepian pasien terlihat tersenyum
Jelaskan :
Pada saat wawancara pasien sangat kooperatif tetapi kontak mata kurang tidak
menatap lawan bicara pasien selalu menunduk.
6. Persepsi Sensorik
a. Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penciuman
b. Ilusi
Ada
Tidakada
Jelaskan:
Pasien mengatakan sering mendengar suara laki-laki yang sedang mengejek dengan
kata ‘kamu bodoh”. Suara itu muncul setiap pagi dan malam hari. Pasien mengatakan
jika suara itu muncul pasien merasa jengkel dan ingin memukul orang lain.
7. Proses Pikir
a. ArusPikir:
Koheren Inkoheren
Sirkumtansial Asosiai longgar
tangensial Flight of Idea
Blocking Perseverasi
Logorhoe Neologisme
Clang Association Main kata kata
Afasia Lain lain…
Jelaskan:
Pada saat wawancara dengan pasien, pasien menjawab pertanyaan dengan tepat.
Saat pengkajian perawat menanyakan alur kegiatan apa saja yang di lakukan pasien
menjawab (mandi pagi, shalat subuh, makan dan senam bersama).
b. Isi Pikir
Obsesif Fobia,sebutkan…………..
Ekstasi Waham:
Fantasi O Agama
Alienasi O Somatik/hipokondria
Pikiran bunuh diri O Kebesaran
Preokupasi O Kejar / curiga
Pikiran isolasisosial O Nihilistik
Ide yang terkait O Dosa
PikiranRendahdiri O Sisip pikir
Pesimisme O Siar piker
Pikiran magis O Kontrol pikir
Pikiran curiga
Lain lain :
Jelaskan :
Pasien mengatakan suka menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain
karena merasa tidak tau cara untuk berkomunikasi duluan.
c. Bentuk pikir :
Realistik
Non realistik
Dereistik
Otistik
Jelaskan:
Pasien mengatakan mendengar suara-suara bisikan orang yang sedang mengejek
mengatakan “kamu bodoh”.
8. Kesadaran
Orientasi (waktu, tempat,
orang)
Jelaskan:
Ketika pengkajian pada saat di tanya waktu, jam pasien menjawab dengan benar
(jam 4 sore), ketika di tanya di sini tempat apa pasien menjawab kurang tepat
(pasien mengatakan di rumah sakit tempat industri), ketika di tanya nama orang
pasien menjawab benar (menyebut nama mas rizky).
Meninggi
Menurun:
Kesadaran berubah
Hipnosa
Confusion
Sedasi
Stupor
Jelaskan:
Daya ingat pasien baik karena pasien mampu menyebutkan nama perawat lagi dalam
kurun waktu 15 menit setelah berbincang-bincang (daya ingat jangka pendek).
Daya ingat pasien baik karena pasien mampu menyebutkan kembali nama perawat
keesokan harinya (daya ingat jangka menengah).
Daya ingat pasien baik karena mampu mengingat nama kelima saudaranya yang
sudah lama tidak bertemu (daya ingat jangka panjang).
Pada saat diwawancarai konsentrasi mudah teralih, jika melihat obyek lain pasien
langsung melihat ke obyek tersebut
b. Berhitung
Jelaskan:
Pada saat mengkaji kemampuan berhitung pasien mampu menjawab pertanyaan
dengan tepat (10+5 = 15), (15-3 = 12), (5x5 = 25), (2 : 2 = 1).
Jelaskan :
Pasien dapat mengambil keputusan setelah di beri penjelasan
Ds : saya dapat menghardik suara-suara tidak berwujud yang saya dengar
Pasien mengatakan kondisinya baik-baik saja dan tidak merasa sedang sakit.
b. Nutrisi
- Berapa frekwensi makan dan frekwensi kudapan dalam sehari :
c. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama : 14.00 s/d 15.00
Jelaskan :
Pasien mengatakan tidur siang selama 1 jam yaitu dari jam 14.00 s/d 15.00,
tidur malam jam 21.00 s/d 05.00. pasien tidak memiliki aktivitas sebelum
tidur tetapi sat bangun tidur pasien biasanya bersih-bersih dan mandi. Pasien
mengatakan tidak memiliki gangguan tidur.
2) Gangguan tidur
Insomnia
Hipersomnia
Parasomnia
Lain lain
Jelaskan :
DIAGNOSA
NO DATA
KEPERAWATAN
DO:
- Pasien sering melamun
- Kontak mata kurang
DO:
- Berbicara dengan frekuensi jarang
- Volume pembicaraan pasien pelan
- Pembicaraan pasien sedikit
- Karakter berbicara pasien lancar (tidak
gaga)
DO:
- Saat pasien mengatakan malu pasien
menunduk
Kontak mata kurang
-
DO:
- Tidak melakukan aktivitas apabila tidak
diajak
5. DS: Defisien pengetahuan
Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak sakit
apa-apa
DO:
Pasien tidak tau tentang penyakitnya
DO:
Afek pasien tidak sesuai pada saat mengatakan
kesepian pasien terlihat tersenyum
7. DS: Intoleransi aktifitas
pasien mengatakan malas untuk beraktifitas
DO:
- Pasien banyak diam
- Aktivitas motorik mengalami perlambatan/
hipoaktif
- Tidak mau melakukan aktivitas bila tidak
diajak
DS:
8. pasien mengatakan jika memiliki masalah Koping tidak efektif
pasien tidak mau bicara/ bercerita pada orang
lain
DO:
- Pasien dibawa ke RSJ
halusinasi
2. ………………………………………………
3. ………………………………………………
4. .………………………………………………
Lawang, ……………………….
Perawat yang mengkaji
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
Tuk 2 : Setelah 1x interaksi klien dapat 2. Diskusikan dengan klien. Untuk menentukan jenis
Klien dapat menyebutkan - Halusinasi apa yang klien rasakan, halusinasi yang dialami
mengendalikan 1. Isi pendengaran, penglihatan, perabaan, pasien.
halusinasinya. 2. Frekuensi pengecapan, atau penciuman
3. Waktu - Kapan waktu munculnya halusinasi
4. Situasi/keadaan yang - Seberapa sering halusinasi yang
menimbulkan datang kepadanya
halusinasinya - Dalam situasi seperti apa
5. Perasaan saat halusinasi halusinasinya datang
mengganggu. - Bagaimana perasaan
Setelah 1x interaksi klien
Tuk 3 : mampu menyebutkan cara 3. Jelaskan pada pasien cara-cara Dengan mengontrol
Klien dapat mengontrol halusinasinya : mengontrol halusinasinya halusinasi diharapkan
menyebutkan cara 1. Menghardik - Menghardik, melawan bahwa klien mampu untuk cepat
mengontrol 2. Obat-obatan halusinasinya tidak nyata sehat kembali.
halusinasinya. 3. Bercakap-cakap - Bercakap-cakap dengan orang lain
4. Aktivitas kegiatan - Mengalihkan halusinasinya dengan
sehari-hari. beraktivitas kegiatan sehari-hari
P : lanjut SP 3
- Mengontrol halusinasinya dengan
bercakap-cakap.
A:
1. Klien mampu mengendalikan
halusinasinya dengan melakukan
kegiatan.
2. Klien mampu memasukkan
jadwal kegiatan
3. SP 1,2,3 tercapai
P : lanjut SP 4
- Evaluasi klien cara mengontrol
halusinasi dengan melakukan
aktivitas.
SP 4 : S : klien mengatakan sudah minum obat yang
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian diberikan perawat secara teratur dan
klien. mengerti fungsi obat yang di berikan.
2. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang penggunaan obat teratur O : klien tenang
3. Mengajarkan klien memasukkan dala - Klien terlihat meminum obat sebelum
jadwal harian. makan
A : SP 1,2,3 tercapai
P : mengulang SP 1-4
- Ajarkan klien untuk memperagakan
cara mengontrol halusinasinya
dengan minum obat.
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Pasien mengatakan sering mendengar suara-suara seperti yang mengolok-
olokkan dirinya “kamu bodoh”
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus ( TUK )
1) Membina hubungan saling percaya
2) Pasien mampu mengontrol halusinasinya
4. Tindakan Keperawatan
1) Melatih pasien mengenali halusinasinya
b FASE KERJA
Pak, hari ini kita belajar cara menghardik suara-suara yang sering bapak alami,
apakah bapak mau dan sudah siap pak ? baiklah kalau sudah siap akan saya
contohkan terlebih dahulu ya, nanti bapak ikuti dan peragakan seperti cara
yang sudah saya ajarkan ya pak ! “(perawat tutup telinga) pergi- pergi saya
tidak mau dengar,jangan ganggu aku, stop, pergi saya tidak mau diganggu
lagi !” bagaimana pak, apakah bapak bisa menggunakan cara yang seperti saya
ajarkan barusan ? kalau begitu coba sekarang bapak peragakan cara yang
barusan kita pelajari pak, “nah bagus” coba sekali lagi pak, “nah bagus, nanti
kalau bapak mulai mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya bapak
gunakan cara ini ya !”
c FASE TERMINASI
4. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif ( klien )
Bagaimana perasaan bapak setelah kita mempelajari cara mengontrol dan
mengusir suara-suara yang sering mengganggu bapak dengan cara
menghardik dari tadi ?
Evaluasi Obyektif ( Perawat )
“Setelah kita dari awal mengobrol tadi, bapak sudah bisa ya pak
mengontrol dan mengusir suara-suara yang mengganggu bapak dengan
cara menghardik”
5. Rencana Tindakan Lanjut
“Nah, bagaimana kalau besok kita mengobrol lagi tentang cara minum
obat yang baik dan benar ya pak, dan manfaat minum obat serta kerugian
tidak minum obat”
6. Kontrak Yang Akan Datang
Topik : Pak, besok kita bertemu lagi dan mengobrol mengenai cara
minum obat yang baik dan benar dan manfaat minum obat serta
kerugian tidak minum obat
Waktu : Waktunya menyesuaikan ya pak besok akan saya panggil
bapak lagi
Tempat : Untuk tempatnya bisa disini lagi atau bisa kita tentukan besok
ya pak
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
O:
- kontak mata pasien keperawat
kurang
- pasien bisa memperagakan cara
menghardik halusinasinya
A:
- pasien mampu mengontrol
halusinasinya dengan cara
menghardik
P:
- Lanjutkan intervensi (Sp 2)
O:
- Kontak mata mudah teralihkan
- Pasien terlihat lemas tidak
bersemangat
A:
- pasien mampu menyebutkan
obat yang diminum
- pasien mengetahui jadwal
minum obat
P:
Lanjutkan SP 4 (mengontrol
halusinasi dengan beraktivitas)
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Hari : Kamis, 13 Desember 2019
Pertemuan ke 4
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Pasien mengatakan sering mendengar suara-suara seperti yang mengolok-
olokkan dirinya “kamu bodoh”
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus ( TUK )
1) Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
4. Tindakan Keperawatan
1) Membantu pasien mengontrol halusinasinya dengan bercakap-cakap.
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Pasien mengatakan sering mendengar suara-suara seperti yang mengolok-
olokkan dirinya “kamu bodoh”
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus ( TUK )
1) Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan beraktivitas.
4. Tindakan Keperawatan
1) Membantu pasien mengontrol halusinasinya dengan beraktivitas
b FASE KERJA
Baiklah kita senam, tujuannya semakin banyak kegiatan yang bapak lakukan
maka kesempatan muncul suara-suara ejekan itu akan berkurang, dan badan
menjadi sehat dan aliran darah menjadi lancar serta pikiran menjadi jernih. Nah
sekarang ikuti instruktur mbak perawat yang ada didepan ya. Lakukan senam
dengan senyuman dan semangat. Begini pak kita pemanasan dulu lalu gerakan
inti jika music sudah menyala, kanan kirikakinya digerakkan dan tangannya
diangkat ya pak, oke pak bagus sekali
c FASE TERMINASI
4. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif ( klien )
Bagaimana perasaan bapak setelah kita mempelajari cara untuk
mengontrol suara-suara yang sering bapak dengar dengan kegiatan senam?
Apakah selama kegiatan senam berlangsung masih ada suara-suara
tersebut? Oh bagus jadi selama senam suara tersebut tidak ada ya pak. Jadi
bapak bisa melakukan kegiatan itu untuk menghilangkan suara-suara
ejekan tersebut ya pak.
Evaluasi Obyektif ( Perawat )
“bapak sudah mampu mrlakukan aktifitas dengan benar dan sesuai” !
5. Rencana Tindakan Lanjut
“Nah, bagaimana kalau besok kita mendengarkan murotal alquran agar
pikiran bapak rileks dan tenang sehingga suara-suara ejekan tadi bisa
benar-benar hilang”?
6. Kontrak Yang Akan Datang
Topik : Pak, besok kita bertemu lagi dan mendengarkan murotal
alquran agar pikiran bapak rileks dan tenang sehingga suara-
suara ejekan tadi bisa benar-benar hilang?
Waktu : Waktunya menyesuaikan ya pak besok akan saya panggil
bapak lagi
Tempat : Untuk tempatnya bisa disini lagi atau bisa kita tentukan besok
ya pak
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
B. Implementasi
N Implementasi
o
1. Membina hubungan saling percaya
2. Mengkaji halusinasi pasien meliputi : isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus,
perasaan, dan respon pasien terhadap halusinasi
C. Metode Pelaksanaan
1. Mengidentifikasi halusinasi : isi, frekuensi, waktu terjadi,
situasi pencetus, perasaan, dan respon pasien sebelum pemberian intervensi.
2. Hari ke-1 : Terapi Stimulasi Persepsi mendengarkan
Murottal Al-Quran surat Ar-Rahman dilakukan 2 kali yaitu pagi dan siang hari.
3. Hari ke-2 : Terapi stimulasi persepsi mendengarkan
Murottal Al-Quran surat Ar-Rahman dilakukan 2 kali yaitu pagi dan siang hari.
4. Hari ke-3 : Terapi stimulasi persepsi mendengarkan
Murottal Al-Quran surat Ar-Rahman dilakukan 2 kali yaitu pagi dan siang hari.
5. Mengidentifikasi halusinasi : isi, frekuensi, waktu terjadi,
situasi pencetus, perasaan, dan respon pasien sebelum pemberian intervensi.
BAB 4
PEMBAHASAN
Terapi mendengarkan murottal Al-qur’an dilakukan selama 3 hari pada setiap harinya
dilakukan terapi sebanyak 2 kali yaitu pagi dan siang hari, dengan pemberian terapi stimulasi
persepsi mendengarkan murottal Al-qur’an surah Ar-rahman dan selama 20-30 menit diruang
parkit RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat.
Pada evaluasi pre terapi (Rabu, 18 Desember 2019) :
No. ASPEK YANG DINILAI KETERANGAN
1. Frekuensi halusinasi sebelum Tidak muncul Jarang muncul Sering muncul
√
mendengar murottal Al-qur’an
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan pada Tn.B dengan gangguan persepsi sensori
: Halusinasi pendengaran maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penerapan jurnal
Mimi Aisyah, dkk 2019 dengan judul efektifitas terapi Murottal Al-Quran terhadap
skor halusinasi pada pasien halusinasi, terbagi menjadi 3 sesi yang sudah diterapkan
selama 3 hari terbukti efektif menurunkan frekuensi halusinasi pada Tn.B. Skor
halusinasi pasien menurun/berkurang dari hari-hari sebelumnya.
5.2 Saran
Diharapkan terapi mendengarkan Murottal Al-Quran dapat diterapkan pada
pasien halusinasi sebagai salah satu cara non farmakologis dalam mengontrol
halusinasi, sehingga diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan tingkat kesembuhan
pasien serta kualitas dan mutu pelayanan ruang parkit RSJ Dr. Radjiman
Wediodingrat-Lawang.
DAFTAR PUSTAKA
Riskesdas. 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018 Provinsi Jawa Timur. Kementrian
Kesehatan RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Puslitbang
Humaniora dan Manajemen Kesehatan.
Riset Kesehatan Dasar. 2013. Kementerian Kesehatan RI. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Puslitbang Humaniora dan Manajemen
Kesehatan.
Keliat, Budi Anna. 2009. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : ECG
Keliat, Budi Ana, Wiyono, Akemat Pawiro dan Susanti, Herni. (2011). Manajemen
Kasus Gangguan Jiwa CMHN (Intermediate Course). Jakarta: EGC.
WHO. 2013. The World Health Report: 2013 mental
health.www.who.int/mental_health. Diakses tanggal 19 Desember 2019.
Dermawan, R., &Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa : Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Yosep, H. I., dan Sutini, T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental
Health Nursing. Bandung: Refika Aditama