Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“VIRUS DENGUE”

Disusun Oleh :

Edy Kasuma Wardana (1903014)


Firda Damayanti (1903020)
Muhammad Dimas Yusuf (1903031)
Risma Wardani (1903041)
Robiyatul Nikmah (1903042)

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS WIYATA HUSADA


SAMARINDA 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga penulisan “Makalah Virus Dengue” dapat di selesaikan
dengan tepat wakti. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah
pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Samarinda, 30 Maret 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. 1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Virus Dengue...........................................................................6
2.2 Hospes Virus Dengue................................................................................7
2.3 Etiologi Virus Dengue.................................................................................7
2.4 Biology Virus Dengue.................................................................................8
2.5 Infeksi Virus Dengue..................................................................................8
2.6 Patofisiologi Virus Dengue ........................................................................9
2.7 Isolasi Virus Dengue................................................................................10
2.8 Kontrol dan Pecegahaan Virus Dengue..................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit endemis
di Indonesia dan sampai saat ini masih merupakan masalah utama
kesehatan masyarakat. Penyakit Demam Berdarah disebabkan oleh infeksi
virus Dengue yang akut dan ditandai dengan panas mendadak selama 2 – 7
hari tanpa sebab yang jelas disertai dengan manifestasi perdarahan, seperti
petekie, epistaxis kadang disertai muntah darah, berak darah, kesadaran
menurun, dan syock (Soegijanto, 2006).
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorragik Fever (DHF) ialah
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini
terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat
ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Merebaknya
kasus DBD ini menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Sebagian
menganggap hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan
lingkungan dan sebagian lagi menganggap karena pemerintah lambat
dalam mengantisipasi dan merespon kasus ini.
Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor
pembawanya, yaitu nyamuk dari genus Aedes seperti Aedes aegypti betina
dan Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak
ditemukan menyebabkan penyakit ini Nyamuk dapat membawa virus
dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus
tersebut.Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari,
nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke
manusia sehat yang digigitnya.Nyamuk betina juga dapat menyebarkan
virus dengue yang dibawanya ke keturunannya melalui telur (transovarial).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa monyet juga dapat terjangkit oleh

4
virus dengue, serta dapat pula berperan sebagai sumber infeksi bagi
monyet lainnya bila digigit oleh vektor nyamuk.
Tingkat risiko terjangkit penyakit demam berdarah meningkat pada
seseorang yang memiliki antibodi terhadap virus dengue akibat infeksi
pertama. Selain itu, risiko demam berdarah juga lebih tinggi pada wanita,
seseorang yang berusia kurang dari 12 tahun, atau seseorang yang berasal
dari ras Kaukasia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian virus dengue ?
2. Apa saja hospes virus dengue ?
3. Apa etiologi dari Virus dengue ?
4. Apa biology virus dengue ?
5. Apa saja infeksi virus dengue ?
6. Apa patofisilogi virus dengue ?
7. Apa pengertian isolasi virus dengue ?
8. Bagaimana control dan pencegahan virus dengue ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian virus dengue
2. Untuk mengetahui apa saja hospes virus dengue
3. Unutk mengetahui etilogi virus dengue
4. Untuk mengetahui biology virus dengue
5. Untuk mengetahui apa saja infeksi virus dengue
6. Untuk mengetahui pengertian isolasi virus dengue
7. Untuk mengetahui patofisiologi virus dengue
8. Untuk mengetahui bagaimana control dan pencegahan virus dengue

5
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. Pengertian Virus Dengue


Virus dengue merupakan virus ribonucleic acid(RNA) arbovirus
yang menyebabkan infeksi dengan berbagai manifestasi klinis, mulai
dari demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD), sampai
dengan sindrom syok dengue (SSD). Virus dengue termasuk dalam
famili Flaviviridae dan genus Flavivirus yang terdiri atas empat
serotipe, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4.
Indonesia merupakan negara paling besar di Asia Tenggara dan
hampir seluruh wilayahnya merupakan daerah endemis untuk infeksi
virus dengue. Empat serotipe virus dengue ditemukan bersirkulasi di
seluruh Indonesia. Penelitian yang dilakukan pada beberapa daerah di
Indonesia pada tahun 1973–2010 hampir selalu menunjukkan
dominasi serotipe DENV-3.
Setiap infeksi karena serotipe virus dengue dapat menyebabkan
manifestasi klinis dan profil epidemiologi yang bervariasi, sehingga
sangat sulit untuk menilai karakteristik klinis dan hasil laboratorium
yang khas untuk setiap serotipe. Beberapa laporan menyatakan
bahwa DENV-2 dan DENV-3 menyebabkan manifestasi klinis yang
lebih berat dibandingkan dengan serotipe lainnya. Manifestasi klinis
yang lebih ringan disebabkan karena DENV-4.
Serotipe virus dengue di suatu daerah selalu mengalami
perubahan, dengan demikian sangat diperlukan surveilans kontinu
terhadap serotipe virus dengue untuk memahami epidemiologi dan
juga memprediksi manifestasi klinis infeksi karena virus dengue
termasuk hasil pemeriksaan hematologi rutin untuk melihat
kecenderungan infeksi berat akibat infeksi serotipe virus dengue
tertentu.

6
Penentuan serotipe virus dengue penting untuk epidemiologi dan
juga menentukan potensi patogenitas penyakit tersebut terhadap
populasi. Penelitian terbaru untuk menentukan serotipe virus dengue
yang bersirkulasi di setiap daerah perlu dilakukan untuk melihat
potensi patogenitas virus dengue di daerah dan waktu tersebut.
1.2. Hospes Virus Dengue
Virus dengue mampu berkembang biak didalam tubuh manusia.
monyet, simpanse. kelinci. mencit. marmut. tikus, hamster serta
serangga khususnya nyamuk. Walaupun primata merupakan hospes
alami virus, viremia yang timbul biasanya lebih rendah dan lebih
pendek masanya. Pada manusia. viremia berkisar 2-12 hari.
sementara pada primata 1-2 hari.
Virus berkembang biak dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus. Secara invitro. virus dengue dapat
dikembangbiakkan pada berbagai biakkan sel, baik biakkan sel
mamalia maupun insekta . Efek sitopatogenik yang timbul sangat
bervariasi, mulai dari tanpa efek sitopatogenik sampai timbulnya efek
sitopatogenik yang nyata. Dengan berbagai bentuk antara lain:
perubahan indeks refraksi sel. perubahan morfologi sel menjadi bulat
dan padat serta fungsi sel sehingga terbentuk sinsitia.
1.3. Etilogi virus dengue
Penyebab demam bedarah adalah virus dengue yang ditularkan
kepada manusia melalui nyamuk Aedes aegypti. Saat virus dengue
menginfeksi nyamuk dan nyamuk menggigit manusia, maka bisa
mengantarkan virus tersebut ke dalam tubuh.
Aedes aegypti umumnya berukuran lebih kecil, badannya
berwarna hitam pekat dengan dua garis vertikal putih di punggung dan
garis-garis putih horizontal pada kaki. Nyamuk ini biasanya ‘bekerja’
dari pagi hingga sore hari, meskipun terkadang juga menggigit pada
malam hari. Ia menyukai tempat gelap dan sejuk, sehingga lebih

7
banyak ditemukan di dalam rumah dibandingkan di luar rumah yang
panas.
1.4. Biology Virus Dengue
Biologi Virus Dengue Virus merupakan parasit yang hanya dapat
hidup dalam sel hidup. Virus dengue termasuk dalam golongan 8
Arthropod borne virus (arboVirus) yang sekarang dikenal sebagai
genus Flavivirus. famili Flaviviridae. Virion dengue merupakan partikel
sferis dengan diameter nukleokapsid 30µm dan ketebalan selubung 10
nm, sehingga diameter virion kira kira 50 nm. Genom virus dengue
terdiri dari asam ribonuklead berserat tunggal, panjangnya kira kira 11
kilobasa. Virus dengue stabil pada pH 7-9 dan suhu rendah. sedang
pada suhu yang relatif tinggi infektivitasnya cepat menurun. Sifat virus
dengue yang lain adalah sangat peka terhadap beberapa zat kimia
seperti sodium deoxycholate. eter, kloroform dan garam empedu
karena adanya amploplipid
1.5. Infeksi Virus Dengue
Virus dengue mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2.
DEN-3 dan DEN-4. Masing masing tipe mempunyai subtipe (strain)
yang jumlahnya ratusan, sesuai daerah atau tempat asal virus itu.
Sorotipe DEN-2 dan DEN 3 adalah penyebab wabah demam berdarah
di Asia Tenggara, yang dianggap sebagai virus berpotensi terbesar
sebagai penycbab demam berdarah. Virus ini menyebabkan infeksi
tahunan dengan angka kematian sekitar 5 %. Di Indonesia, infeksi
dengue telah dikenal sejak abad 18 dan baru pada tahun 1960-an
dikenal demam berdarah dengue (Dengue Homorharrgic Fever).
Karakter sorotipe virus itu bisa berbcda dari satu tempat ke
tempat lain. Meskipun virus DEN-2 yang menyerang pcnduduk benua
Amerika berasal dari Asia Tenggara, penelitian terakhir menunjukkan
terdapat perbedaan genetika antara dua virus berbeda benua itu. Yaitu
adanya perubahan nukleotida pada strain Amerika. Menurut penelitian

8
MJ.Pryor, dkk. (2001 ). virus dengue Amerika tidak memperbanyak diri
secepat dengue Asia Tenggara.
lnfeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur
hidup terhadap serotipe yang bersangkutan tetapi tidak ada
perlindungan terhadap serotipe yang lain. Pembentukkan antibodi
pada infeksi pertama oleh salah satu dari keempat jenis virus dengue
di atas akan menghasilkan kekebalan silang (cross protection) yang
berlaku untuk keempat jenis virus dengue, sehingga infeksi kedua oleh
virus dengue dengan tipe yang sama bahkan dapat menimbulkan
kekebalan seluler (sel mediated immunity) yang dapat bertahan
seumur hidup. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue
dapat terinfeksi dengan 3 atau bahkan 4 serotipe selama hidupnya. Di
Indonesia, pengamatan virus dengue yang dilakukan sejak tahun 1975
di beberapa rumah sakit menunjukkan bahwa keempat serotipe
diketemukan dan bersirkulasi sepanjang tahun. Serotipe DEN-3
merupakan serotipe yang dominan dan banyak berhubungan dengan
kasus berat.
1.6. Patofisiologi virus dengue
Patofisiologi demam dengue (dengue fever/ DF) dimulai dari
gigitan nyamuk Aedes sp. Manusia adalah inang (host) utama
terhadap virus dengue. Nyamuk Aedes sp akan terinfeksi virus dengue
apabila menggigit seseorang yang sedang mengalami viremia virus
tersebut, kemudian dalam kelenjar liur nyamuk virus dengue akan
bereplikasi yang berlangsung selama 8─12 hari. Namun, proses
replikasi ini tidak memengaruhi keberlangsungan hidup nyamuk.
Kemudian, serangga ini akan mentransmisikan virus dengue jika
dengan segera menggigit manusia lainnya. Orang yang digigit oleh
nyamuk Aedes sp yang membawa virus dengue, akan berstatus
infeksius selama 6─7 hari. Virus dengue akan masuk ke dalam
peredaran darah orang yang digigitnya bersama saliva nyamuk, lalu
virus akan menginvasi leukosit dan bereplikasi. Leukosit akan

9
merespon adanya viremia dengan mengeluarkan protein cytokines
dan interferon, yang bertanggung jawab terhadap timbulnya gejala-
gejala seperti demam, flu-like symptoms, dan nyeri otot.
Masa inkubasi biasanya 4─7 hari, dengan kisaran 3─14 hari. Bila
replikasi virus bertambah banyak, virus dapat masuk ke dalam organ
hati dan sum-sum tulang. Sel-sel stroma pada sum-sum tulang yang
terkena infeksi virus akan rusak sehingga mengakibatkan menurunnya
jumlah trombosit yang diproduksi. Kekurangan trombosit ini akan
mengganggu proses pembekuan darah dan meningkatkan risiko
perdarahan, sehingga DF berlanjut menjadi DHF. Gejala perdarahan
mulai tampak pada hari ke-3 atau ke-5 berupa petekie, purpura,
ekimosis, hematemesis dan melena.
Replikasi virus yang terjadi pada hati, akan menyebabkan
pembesaran hati dan nyeri tekan, namun jarang dijumpai adanya
ikterus. Bila penyakit ini berlanjut, terjadi pelepasan zat anafilatoksin,
histamin, dan serotonin, serta aktivasi sistem kalikrein yang
meningkatkan permeabilitas dinding kapiler. Kemudian akan diikuti
terjadinya ektravasasi cairan intravaskular ke kedalam jaringan
ekstravaskular. Akibatnya, volume darah akan turun, disertai
penurunan tekanan darah, dan penurunan suplai oksigen ke organ
dan jaringan. Pada keadaan inilah akral tubuh akan terasa dingin
disebabkan peredaran darah dan oksigen yang berkurang, karena
peredaran darah ke organ-organ vital tubuh lebih diutamakan.
1.7. Isolasi Virus Dengue
lsolasi virus adalah cara yang paling baik untuk diagnosis
laboratorium. agar dapat mengetahui jenis virus penyebabnya. Untuk
isolasi dipergunakan spesimen yang mengandung virus dalam jumlah
yang besar tergantung pada penyakitnya. Virus dengue terdapat
dalam jumlah banyak pada darah saat stadium viremia. Stadium
tersebut berlangsung singkat sekali, hanya beberapa hari (optimal3

10
hari). Di luar waktu tersebut jumlah virus sudah berkurang atau tidak
ada sama sekali.
Identifikasi virus atau bagian dari virus dapat dilakukan secara
biologi molekuler . di sini baik virus mati maupun virus bagian dari
virus dapat di deteksi.cara ini dilakukan dengan cepat tetapi mahal
,karena memerlukan alat dan reagen yang mahal termasuk personil
yang terlatih dan berpengalaman. Misalnya dengan menggunakan alat
PCR atau teknik hibridiasasi.
Diagnosis lain dapat di lakukan dengan uji serologi , uji ini
berdasarkan atas anti body/zat kebal yg timbul sebagai akibat dari
infesi firus dengue Terdapat pula uji yang tidak spesifik seperti : hitung
trombosit, hematokrit, serum albumin, natrium plasma ,
transamminase, ureum darah, radiologi dan sebagainya
1.8. Kontrol dan Pencegahaan Virus Dengue
Sebelum ada vaksin dengue yang efektif, control dan eliminasi
nyamuk vector, dilakukan dengan larvasida dan penyemprotan
nyamuk dewasa dwngan insektisida. Control endemicyang terpenting
adalah dengan membunuh nyamuk vector betina dewasa dengan
insektisida seperti kelompok organophospat
Pada saat ini WHO tengah berusaha mengembangkan vaksin
yang aman dan efektif tetapi masih belum memberikan hasil yang
memuaskan
Ada bebrapa jenis vaksin yang telah dibuat diantaranya :
1. Vaksin rekombinan sub unit
2. Produksi partikel rekombinan non-infeksius
3. Virus yang dilemahkan
4. Vaksin vector hidup (dengan mengekspresikan gen virus dengue
ke dalam vector misalnya ; Salmonella, virus rubella dan
adenovirus )

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Virus dengue mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2. DEN-3
dan DEN-4. Masing masing tipe mempunyai subtipe (strain) yang jumlahnya
ratusan, sesuai daerah atau tempat asal virus itu. Sorotipe DEN-2 dan DEN
3 adalah penyebab wabah demam berdarah di Asia Tenggara, yang
dianggap sebagai virus berpotensi terbesar sebagai penyebab demam
berdarah. Virus ini menyebabkan infeksi tahunan dengan angka kematian
sekitar 5 %. Di Indonesia, infeksi dengue telah dikenal sejak abad 18 dan
baru pada tahun 1960-an dikenal demam berdarah dengue (Dengue
Homorharrgic Fever).
Identifikasi virus atau bagian dari virus dapat dilakukan secara biologi
molekuler . di sini baik virus mati maupun virus bagian dari virus dapat di
deteksi.cara ini dilakukan dengan cepat tetapi mahal, karena memerlukan
alat dan reagen yang mahal termasuk personil yang terlatih dan
berpengalaman. Misalnya dengan menggunakan alat PCR atau teknik
hibridiasasi.
Diagnosis lain dapat di lakukan dengan uji serologi , uji ini berdasarkan
atas anti body/zat kebal yg timbul sebagai akibat dari infesi firus dengue
Terdapat pula uji yang tidak spesifik seperti : hitung trombosit , hematokrit ,
serum albumin ,natrium plasma, transminase, ureum darah, radiologi dan
sebagainya

12
DAFTAR PUSTAKA

Hastuti, Oktri. 2008. Demam Berdarah Dengue. Yogyakarta : Kanisius.

Jaweria, Anum, dkk., 2016. Dengue Fever: Causes, Prevention and Recent
Advances. Journal of Mosquito Research, 6(29), pp. 1-9.

WHO. 1999. Demam Berdarah Dengue Edisi 2: Diagnosis, Pengobatan,


Pencegahan, dan Pengendalian. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &


Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga.

13

Anda mungkin juga menyukai