DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt, karena atas limpahan rahmat-Nya, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan judul “Sistem pelayanan kesehatan dan kebijakan era
otonomi daerah” . Tujuan penulis sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk
memperdalam pemahaman mengenai materi ini.
Makalah “Sistem pelayanan kesehatan dan kebijakan era otonomi daerah” merupakan
bahasan yang kami uraikan selanjutnya yang menjadi pembelajaran bagi kami agar
bertambahnya wawasan kami mengenai kesehatan, terutama pada pelayanan kesehatan dan
kebijakan era otonomi daerah.
Semoga apa yang kami persembahkan dapat menjadi motivasi dalam meningkatkan
prestasi belajar para mahasiswa khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Kami mohon maaf
bila ada kesalahan, oleh karena iti saran yang baik sangat kami harapkan bagi para mahasiswa
guna meningkatkan kualitas makalah selanjutnya.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Otonomi Daerah
2.1.2 Pelayanan Di Era Otonomi Daerah
2.1.2 Pelayanan Dasar Kesehatan Di Era Otonomi Daerah
2.1.3 Kebijakan Kesehatan Di Era Otonomi Daerah
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan dasar yang dijalankan diera otonomi daerah
2. Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada pelayanan kesehatan dasar di era
otonomi daerah
3. Untuk mengetahui kebijakan kesehatan yang dijalankan pemerintah di era otonomi
daerah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
1. Pelayanan kesehatan di era otonomi daerah, khususnya bagi daerah terpencil, banyak
pendapat yang menyatakan belum siapnya negara ini dengan pelaksanaan konsep
desentrlisasi.
2. Puskesmas sebagi ujung tombak poelayanan kesehatn di daerah dan kabupaten/kota
memainkan peranan penting untuk terciptanya masyarakat sehat. Untuk mengatasi
masalah biaya operasional puskesmas di era desentrlisasi yang semakin kecil,
sebenarnya kabupaten/kota dapat meningkatkan PAD melalui retribusi rumah sakit
dan puskesmas. Namun kenaikan tarif pelayanan kesehatan tersebut dikhawatirkan
tidak sebanding dengan peningkatan mutu pelayanannya, apalagi memenuhi tujuan
puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan yang paling dekat dan terjangkau oleh
masyarakat.
3. Kebijakan kesehatan yang di lakukan pemerintah pada era otonomi daerah adalah
program obat murah dan BKKBN.
DAFTAR PUSTAKA
Lelea, M.A., G.M. Roba, A. Christinck, B. Kaufmann. (2014). Methodologies For Stakeholder Analysis –For
Application In Transdisciplinary Research Projects Focusing On Actors In Food Supply Chains. German
Institute For Tropical And Subtropical Agriculture (DITSL).
Witzenhausen, Germany Setyaningsih, E. (2017). Disertasi Ph.D. Attracting and Retaining Village
Midwives In Indonesia Remote Postings: ‚Success Cases‛ From West Nusa Tenggara.
Victoria University of Wellington. Soehino. (2008). Ilmu Negara. Cetakan Kedelapan. Liberty.
Yogyakarta.
Thabrany, H. (2001). Strategi Pengembangan Asuransi Kesehatan di Era. Pusat Kajian Ekonomi
Kesehatan. Universitas Indonesia.
Thabrany, H. (2014). Bab I Sejarah Asuransi Kesehatan, 1–26. Retrieved from http://staff.ui.ac.id/
system/files/users/hasbulah/material/ babisejarahasuransikesehatanedited.pd