Konsep Evidence Based Practice Agus Putr
Konsep Evidence Based Practice Agus Putr
Oleh :
Ns. Agus Putradana, S Kep
NIM : 22020115410015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah evidence dimulai pada tahun 1970 ketika Archie Cochrane
menegaskan perlunya mengevaluasi pelayanan kesehatan berdasarkan
bukti-bukti ilmiah (scientific evidence). Sejak itu berbagai istilah
digunakan terkait dengan evidence base, diantaranya evidence base
medicine (EBM), evidence base nursing (EBN), dan evidence base
practice (EBP). Evidence Based Practice (EBP) merupakan upaya untuk
mengambil keputusan klinis berdasarkan sumber yang paling relevan
dan valid. Oleh karena itu EBP merupakan jalan untuk
mentransformasikan hasil penelitian ke dalam praktek sehingga perawat
dapat meningkatkan “quality of care” terhadap pasien. Selain itu
implementasi EBP juga akan menurunkan biaya perawatan yang
memberi dampak positif tidak hanya bagi pasien, perawat, tapi juga bagi
institusi pelayanan kesehatan. Sayangnya penggunaan bukti-bukti riset
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan klinis seperti seorang bayi
yang masih berada dalam tahap pertumbuhan.
1
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN 201
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
5
Merubah sikap adalah sesuatu yang sangat sulit, bahkan mungkin hal
yang sia-sia. Orang tidak akan bisa merubah adat orang lain, kecuali
orang-orang di dalamnya yang merubah diri mereka sendiri. Tetapi
meningkatkan kesadaran, dan masalah kesehatan di masyarakat, akan
meningkatkan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan. Tentu
pelayanan yang paling efektif & efisien menjadi tuntutan sekaligus
tantangan besar yang harus di cari problem solving-nya.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk menjelaskan dan menelaah
situasi tentang Evidence Based Practice di tatanan klinis keperawatan.
2
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN 201
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
EBP merupakan salah satu perkembangan yang penting pada dekade ini untuk
membantu sebuah profesi, termasuk kedokteran, keperawatan, sosial, psikologi,
public health, konseling dan profesi kesehatan dan sosial lainnya (Briggs &
Rzepnicki, 2004; Brownson et al., 2002; Sackett et al., 2000).
3
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN 201
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
5
4
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN 201
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
5
5
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN 201
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
5
6
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN 201
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
5
7
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN 201
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
5
8
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN 201
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
5
9
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN 201
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
5
10
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN 201
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
5
11
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN 201
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
5
12
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN 201
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
5
13
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN 201
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
5
14
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN 201
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
5
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan konsep Evidence Based Practice di atas,
dapat disimpulkan bahwa ada 3 faktor yang seacara garis besar
menenentukan tercapainya pelaksanaan praktek keperawatan yang
lebih baik yaitu, penelitian yang dilakukan berdasarkan fenomena
yang terjadi di kaitkan dengan teori yang telah ada, pengalaman klinis
terhadap sustu kasus, dan pengalaman pribadi yang bersumber dari
pasien. Dengan memperhatikan factor-faktor tersebut, maka di
harapkan pelaksanaan pemeberian pelayanan kesehatan khususnya
pemberian asuhan keperawatan dapat di tingkatkan terutama dalam
hal peningkatan pelayanan kesehatan atau keperawatan,
pengurangan biaya (cost effective) dan peningkatan kepuasan pasien
atas pelayanan yang diberikan. Namun dalam pelaksanaan
penerapan Evidence Based Practice ini sendiri tidaklah mudah,
hambatan utama dalam pelaksanaannya yaitu kurangnya pemahaman
dan kurangnya referensi yang dapat digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan penerapan EBP itu sendiri.
B. SARAN
Dalam pemberian pelayanan kesehatan khususnya asuhan
keperawatan yang baik, serta mengambil keputusan yang bersifat
klinis hendaknya mengacu pada SPO yang dibuat berdasarkan teori-
teori dan penelitian terkini. Evidence Based Practice dapat menjadi
panduan dalam menentukan atau membuat SPO yang memiliki
landasan berdasarkan teori, penelitian, serta pengalaman klinis baik
oleh petugas kesehatan maupun pasien.
15
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN 201
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
5
REFERENSI
Lavin MA, Krieger MM, Meyer GA, et al. Development and evaluation of evidence-based
nursing (EBN) filters and related databases. J Med Libr Assoc 93(1) January 2005.
MacGuire JM. Putting nursing research findings into practice: research utilization as an
aspect of the management of change. Journal of Advanced Nursing 1990:15, 614-620.
Cullum N. Users’ guides to the nursing literature: an introduction. Evid Based Nurs 2000
3:71-72.
Ellen Fineout-Overholt RN, PhD and Linda Johnston RN, PhD. 2011. Teaching
EBP: Implementation of Evidence: Moving from Evidence to Action
16