Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komunikasi tidak bisa terlepas dari desain komunikasi visual dan


memilki andil yang sangat besar selain tentang unsur unsur seni rupa
(visual). Dan dalam hal ini kita terlebih dahulu harus mengenal apa itu
komunikasi, Komunikasi merupakan unsur yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, yang bertujuan untuk menyampaikan informasi, ide,
dan gagasan dari satu pihak ke pihak lainnya. dilakukan dengan cara
verbal ataupun non verbal. Sehingga kedua belah pihak saling mengerti.
Selain dengan cara verbal, komunikasi juga dapat dilakukan dengan
Bahasa tubuh atau gesture untuk tujuan tertentu.

Menurut James A. F. Stoner, pengertian komunikasi adalah suatu


proses pada seseorang yang berusaha untuk memberikan pengertian dan
informasi dengan cara menyampaikan pesan kepada orang lain.

Dari kutipan James A. F. Stoner sudah terlihat jelas bahwa


komunikasi tidak bisa lepas dari pesan, pesan yang dimaksud yaitu suatu
unsur yang sangat penting dalam proses komunikasi itu sendiri dan ide/
gagasan disampaikan dengan simbol simbol yang memilki makna sesuai
isi pesan, pesan harus disampaikan dengan tepat, Bahasa yang mudah
dimengerti, kata-kata yang sederhana dan sesuai dengan maksud yang
ingin dituju. Tanpa pesan komunikasi tidak akan pernah terjadi.

Lalu apa itu prinsip-prinsip komunikasi? Komunikasi adalah hal


yang setiap hari kita lakukan, yang mungkin kita tidak sadar
melakukannya karena saking sering dan naturalnya proses komunikasi.
Karena sering melakukan komunikasi, mungkin kita mengira bahwa kita
mengetahui dengan jelas apa saja tentang komunikasi. Namun ternyata
masih banyak hal yang perlu dipelajari dalam ilmu komunikasi. Salah
satunya adalah prinsip-prinsip komunikasi.

1
1.2. Rumusan Masalah

a. Apa yang di maksud dengan komunikasi?

b. Apa itu prinsip-prinsip komunikasi?

c. Apa saja prinsip-prinsip komunikasi yang ada?

1.3. Metode Penulisan

a. Sumber dan Jenis Data

Data-data yang dipergunakan dalam penyusunan makalah ini


berasal dari buku dan artikel ilmiah yang bersumber dari Internet.
Jenis data yang diperoleh variatif, bersifat kualitatif maupun
kuantitatif.

b. Pengumpulan Data

Informasi didapat dari berbagai literatur dan disusun berdasarkan


hasil studi dari informasi yang diperoleh. Penulisan diupayakan
saling terkait antar satu sama lain dan sesuai dengan topik yang
dibahas

c. Analisis Data

Data yang terkumpul diseleksi dan diurutkan sesuai dengan topik


kajian. Kemudian dilakukan penyusunan berdasarkan data yang
telah dipersiapkan secara logis dan sistematis. Teknik analisis data
bersifat argumentatif deskriptif.

d. Penarikan Kesimpulan

Simpulan didapat setelah diragukan kembali pada rumusan


Masalah, tujuan sebaliknya, dan juga pembahasan. Simpulan yang
ditarik mempresentasikan pokok bahasan makalah, dan juga
didukung dengan saran praktis sebagai rekomendasi selanjutnya.

2
1.4. Tujuan Penulisan

a. Memahami apa yang dimaksud dengan komunikasi.

b. Mengetahui apa itu prinsip-prinsip komunikasi.

c. Menguraikan apa saja prinsip-prinsip komunikasi yang ada.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi berarti menyampaikan suatu pesan dari komunikator


(penyampai pesan) kepada komunikan (penerima pesan) melalui suatu
media dengan tujuan tertentu. Komunikasi sendiri berasal dari kata
“communication” (inggris) yang diambil dari bahasa latin (communis)
yang berarti “sama”. Komunikasi kemudian dianggap sebagai proses
menciptakan suatu kesamaan atau suatu kesatuan pemikiran antara
pengirim dan penerima.

Pengertian komunikasi itu sendiri bisa berbeda-beda karena banyak


pendapat yang mengatakan tentang pengertian komunikasi, diantaranya
sebagai berikut :

 Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, baik itu pesan,


ide, dan gagasan, dari satu pihak ke pihak lainnya. Biasanya aktivitas
komunikasi ini dilakukan secara verbal atau lisan sehingga
memudahkan kedua belah pihak untuk saling mengerti.
 Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber
kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku mereka. (menurut Everett M. Rogers )

 Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih


membentuk data, melakukan pertukaran informasi dengan satu sama
lainnya yang pada akhirnya akan sampai pada saling pengertian yang
mendalam. (menurut D. Lawrence Kincaid yang dikembangkan
bersama Everett Rogers )

 Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling


mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja.
(menurut Shannon dan Weaver )

4
2.2. Prinsip-Prinsip Komunikasi

Prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya definisi komunikasi yang


mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan konsep yang
dikembangkan oleh masing-masing pakar. Istilah prinsip oleh William B.
Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi. Larry A.Samovar dan
Richard E.Porter menyebutnya karakteristik komunikasi. Deddy  Mulyana,
Ph.D membuat istilah baru yaitu prinsip-prinsip komunikasi. Terdapat 12
prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari
definisi dan hakekat komunikasi yaitu :

2.2.1. Komunikasi Adalah Proses Simbolik

Manusia merupakan makhluk yang memilki keistimewaan dari


mahkluk lainnya, yang memilki akal pikiran untuk menggunakan lambang
atau simbol untuk berkomunikasi dalam kehidupannya. Hal ini juga
dipertegas oleh pernyataan dari Susanna K.Langer, ahli teori filsafat
sekaligus penulis dari buku Philosophy In A New Key ini menjelaskan
bahwa “Manusia merupakan satu-satunya mahkluk yang menggunakan
lambang dan itulah yang membedakan antara manusia dengan makhluk
lainnya”.
Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk
menunjuk atau mengkomunikasikan sesuatu hal, seperti gagasan/konsep,
pengetahuan, pola atau bentuk bentuk tertentu yang sudah disepakati oleh
sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata atau tulisan (pesan
verbal), perilaku maupun tindakan (Non verbal), dan objek yang
maknanya disepakati bersama. Lambang atau simbol tidak bisa terlepas
dari kehidupan kita sehari sehari, misalnya ketika memasang bendera di
halaman rumah rumah atau depan rumah untuk memperingati hari
kemerdekaan untuk menyatakan kecintaan dan kehormatan terhadap

5
negara, hal ini menunjukkan kemampuan manusia menggunakan lambang
verbal sekaligus mengembangkan bahasa dan menangani hubungan antara
manusia dan objek baik nyata , (maupun abstrak) tanpa kehadiran manusia
dan objek tersebut. Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan
antara tanda dan objek dapat dipresentasikan oleh ikon dan indeks, namun
bedanya ikon dan indeks tidak memerlukan kesepakatan.
Ikon merupakan tanda yang dibuat sesuai dengan kemiripan rupa
sebagaimana yang dikenali oleh pemakainya, dapat dilihat secara visual
(baik 2D atau 3D) yang menyerupai apa yang dipresentasikannya,
misalnya ikon pom bensin di jalanan adalah ikon dari pom bensin itu
sendiri dan foto pada KTP anda adalah ikon anda. indeks adalah suatu
tanda yang secara alamiah merepresentasikan objek lainnya. Istilah lain
yangs sering digunakan untuk indeks adalah sinyal (Signal), yang dalam
bahasa sehari-hari disebut juga gejala (symptom). Indeks muncul
berdasarkan hubungan antara sebab akibat yang punya kedekatan
eksistensi. Misalnya awan kelabu merupakan tanda akan turunnya hujan,
sedangkan asap adalah indeks api.

2.2.2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi

Sebagai manusia kita tidak dapat hidup tanpa berkomunikasi. Pun


jika kita tidak bermaksud untuk mengkomunikasikan sesuatu, tetapi
dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses
berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal)
seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.

Terdapat Istilah “We Cannot Not Communicate” atau kita tidak


dapat tidak berkomunikasi, hal ini benar tetapi tidak berarti semua perilaku
adalah komunikasi. Komunikasi terjadi bila seseorang memberikan makna
pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri. Contohnya anda minta
seseorang untuk tidak berkomunikasi. Amat sulit baginya untuk berbuat
demikian, karena setiap perilakunya punya potensi untuk ditafsirkan.
Kalau ia tersenyum dia bisa di tafsirkan bahagia, kalau ia cemberut ia di

6
tafsirkan ngambek. Prinsip ini menyadarkan kita bahwa setiap perilaku
kita bisa menafsirkan sesuatu, karenanya kita kemudian sebaiknya was-
was dalam setiap tindakan agar tidak menimbulkan pemaknaan yang tidak
sesuai dengan keinginan kita.

2.2.3. Komunikasi memiliki dimensi isi dan dimensi hubungan

Dalam prinsipnya, komunikasi memiliki dua bagian dimensi, yaitu


dimensi isi dan dimensi hubungan, Dimensi isi disampaikan secara verbal,
sementara dimensi hubungan disampaikan secara nonverbal. Dimensi isi
menunjukan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan.
Sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana cara
mengatakannya yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para
peserta komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan.
Pesan bisa ditafsirkan berbeda bila disampaikan dengan cara
berbeda. Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan
sedangkan dimensi hubungan merujuk kepada unsur-unsur lain termasuk
juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut.
Pengaruh suatu pesan juga akan berbeda bila disajikan dengan media yang
berbeda. Contohnya Cerita yang penuh dengan kekerasan dan sensualitas
yang disajikan televisi boleh jadi menimbulkan pengaruh lebih hebat,
misalnya dalam bentuk peniruan oleh anak anak atau remaja, bila di
bandingkan dengan penyajian cerita yang sama lewat majalah atau radio,
karena televisi memiliki sifat audio visual, sedangkan majalah mempunyai
sifat visual saja, dan radio mempunyai sifat audio saja.

2.2.4. Komunikasi Berlangsung dalam Berbagai Tingkat


Kesengajaan

Komunikasi dilakukan dalam berbagai kesengajaan, terlepas


apakah anda melakukan hal tersebut dengan tidak sengaja atau sengaja,
(misalnya ketika anda dilihat oleh teman disamping anda saat sedang
melamun) hingga komunikasi yang sudah direncanakan ( misalnya ketika

7
anda menyampikan materi presentasi didepan kelas). Kesengajaan
memang bukan syarat untuk terjadinya komunikasi, akan tetapi ketika kita
tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku tersebut
bisa saja berpotensi ditafsirkan ataupun tidak ditafsirkan sama sekali.
Komunikasi bisa dilakukan tidak sengaja maupun sengaja dan
sadar, kesadaran akan lebih tinggi ketika berkomunikasi dalam situasi
tertentu atau khusus, misalnya ketika kita berbicara kepada orang yang
baru dikenal tentu akan jelas berbeda dibandingkan dengan teman dekat
atau teman yang sudah biasa bergaul sehari-hari. Dan kesadaran akan lebih
tinggi ketika salah satu teman sedang membicarakan hal yang menarik
bagi kita.
Perilaku tak dapat dipisahkan dari kegiatan berkomunikasi,
perilaku perilaku inilah yang menimbulkan asumsi terhadap orang lain
yang bisa benar atau belum tentu benar secara mutlak. Sebagi contoh
ketika mahasiswa ditanya oleh dosen mengenai materi yang tadi
disampaikan, dan mahasiswa tersebut terdiam dan tidak dapat menjawab,
maka kita bisa berasumsi bahwa mahasiswa tersebut tidak mengerti materi
dan kurang memperhatikan penjelasan dari dosen. Dalam komunikasi
sehari-hari terkadang kita mengucapkan pesan verbal yang tidak kita
sengaja. Namun lebih banyak pesan nonverbal yang kita tunjukan tanpa
kita sengaja. Komunikasi telah terjadi bila penafsiran telah berlangsung.
Terlepas dari apakah anda menyengaja perilaku tersebut atau tidak.
Kadang kadang komunikasi yang disengaja dibuat tampak tidak sengaka.
Jadi, niat kesengajaan bukanlah syarat mutlak bagi seseorang untuk
berkomunikasi.

2.2.5. Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu


Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik
secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana
proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan
kapan komunikasi itu berlangsung. Makna pesan juga bergantung pada
konteks fisik dan ruang (termasuk iklim, suhu, intensitas cahaya, dan

8
sebagainya), waktu, sosial, dan psikologis. Jadi, maksudnya komunikasi
dilakukan harus sesuai pada tempatnya, dan juga harus sesuai dengan
waktunya. Misalnya, ketika ada suatu topik yang wajar dibahas di rumah,
tempat kerja, atau tempat hiburan, seperti lelucon, candaan, bila
dikemukakan di masjid atau acara formal seperti terasa kurang sopan. Jadi,
komunikasi harus sesuai dengan tempat dan waktu.

2.2.6. Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi

Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan


komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum
maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas
dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan
membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang
menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi. Ketika orang-orang
berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka.
Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tata krama.
Artinya, komunikator memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana
komunikan akan merespon. Prediksi ini tidak selalu disadari dan sering
berlangsung cepat. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain
berdasarkan peran sosialnya.

2.2.7. Komunikasi Bersifat Sistemik

Ada dua sistem dasar dalam transaksi komunikasi, yaitu sistem


internal dan sistem eksternal. Sistem internal yaitu seluruh sistem nilai
yang dibawa oleh individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi
dalam berbagai lingkungan sosialnya (keluarga, masyarakat sekitar, tempat
kerja, dan sebagainya). Berbeda dengan sistem internal, sistem eksternal
terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu, termasuk kata-
kata yang ia pilih untuk berbicara, isyarat fisik peserta komunikasi,
kegaduhan di sekitarnya, penataan ruangan, cahaya, dan temperatur

9
ruangan. Elemen-elemen ini adalah stimuli publik yang terbuka bagi setiap
peserta komunikasi dalam setiap transaksi komunikasi. Jadi dapat
dikatakan bahwa komunikasi adalah hasil dari perpaduan antara sistem
internal dan sistem eksternal. Lingkungan dan objek mempengaruhi
komunikasi kita, namun persepsi kita atas lingkungan kita juga
mempengaruhi cara kita berperilaku.

2.2.8. Semakin Mirip Latar Belakang Sosial-Budaya Semakin


Efektiflah Komunikasi

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai


dengan harapan para peserta komunikasi. Karena tidak pernah ada dua
manusia yang persis sama, namun kesamaan dalam hal-hal tertentu,
misalnya agama, ras (suku), bahasa, tingkat pendidikan, atau tingkat
ekonomi akan mendorong orang untuk saling tertarik karena kesamaan
tersebut komunikasi mereka menjadi lebih efektif. Kesamaan bahasa
khususnya akan membuat orang yang berkomunikasi lebih mudah saling
memahami dibandingkan dengan orang yang tidak bisa mengerti bahasa
yang sama. Namun, bukan berarti kita tidak bisa berkomunikasi secara
efektif dengan adanya perbedaan tersebut, tetapi kita harus berupaya lebih
keras untuk bisa menyesuaikan diri antara satu sama lain supaya
komunikasi bisa berjalan dengan efektif.

2.2.9. Komunikasi Bersifat Non Sekuensial


Lebih dikenal sebagai komunikasi bersifat dua arah. Karena pada
saat kita berbicara atau berkomunikasi, pendengar akan selalu memberikan
responnya, baik berupa balasan berbicara atau pesan secara nonverbal,
seperti ekspresi muka berupa senyuman, gerakan tangan, anggukan, dan
lain-lain. Sehingga, pesan nonverbal tersebut bisa diartikan sebagai
“pembicara” atau pemberi pesan.

10
Berberapa pakar komunikasi seperti Frank Dance, Kincaid, dan
Schramm memiliki sifat sirkuler dan memusat, sementara Tubss
menggunakan komunikator 1 dan komunikator 2 untuk kedua pihak yang
berkomunikasi. Komunikasi sirkuler ditandai hal seperti berikut :

1. Orang-orang yang berkomunikasi dianggap memiliki status yang


setara, misalnya komunikator A dan komunikator B, mereka menerima
dan mengirim pesan pada saat yang sama. Jadi, setiap orang dapat
menjadi pemberi, penerima, sumber, dan sasaran.
2. Proses komunikasi berjalan dua arah dan menimbulkan timbal balik
dan tidak ditandai dengan satu garis linier (satu-arah)
3. Tidak membedakan pesan dengan umpan balik, karena di setiap umpan
balik memiliki pesan sehingga tidak bisa dibedakan.
4. Komunikasi sebenarnya terjadi melalui proses rumit, bukan hanya
sekedar isi, namun mulai dari komunikasi intrapribadi, proses kimiawi
dalam otak, hingga gerakan bibir yang mengeluarkan bunyi.

Meskipun bersifat sirkuler, namun sebenarnya proses komunikasi


tidak berpola secara kaku, namun dapat juga berjalan secara linier,
sirkuler, helikal, atau tatanan lainnya. Bisa saja beroperasi seperti yang
dijelaskan, baik semua maupun sebagian, atau acak. Namun dalam sirkuler
dianggap lebih tepat untuk menandai proses komunikasi.

2.2.10. Komunikasi bersifat Prosesual, Dinamis, dan Transaksional


Seperti juga waktu dan eksistensi, komunikasi tidak mempunyai
awal dan tidak mempunyai akhir, melainkan merupakan proses yang
sinambung (continuous). Bahkan sebuah kejadian yang sangat sederhana
dapat menjadi rumit.

Dalam proses komunikasi, para peserta komunikasi harus saling


mempengaruhi, seberapa kecil pun, baik verbal maupun nonverbal,
sehingga memberikan dampak yang mempengaruhi pada komunikasi

11
tersebut. Proses tersebut berjalan secara berkesinambungan dan dinamis
sehingga dapat disebut transaksi. Transaksi menunjukkan bahwa para
peserta komunikasi saling berhubungan.

Implikasi dari komunikasi sebagai proses yang dinamis dan


transaksional adalah bahwa peserta komunikasi berubah, mulai dari
bertambahnya pengetahuan, hingga berubahnya pandangan. Ada yang
mengalami perubahan secara perlahan-lahan ada juga yang secara
langsung dan cepat berubah, salah satunya dengan cuci otak.

2.2.11. Komunikasi Bersifat Irreversible


Bersifat irreversible artinya “tidak dapat diubah.” Pesan yang telah
disampaikan lewat komunikasi tidak akan dapat di tarik kembali. Prinsip
ini sejatinya menyadarkan kita bahwa kita harus berhati-hati untuk
menyampaikan pesan kepada orang lain, sebab, efeknya tidak bisa
ditiadakan sama sekali, meskipun kita berupaya meralatnya. Sama seperti
menyampaikan pesan, saat pesan itu disampaikan ke khalayak, maka Anda
tidak bisa menghilangkan efek dari pesan tersebut apalagi mengendalikan
pengaruh pesan tersebut bagi khalayak. Orang Inggris memiliki suatu
ungkapan yang terkenal yaitu “To forgive but not to forget.” Yang berarti
kita bisa memaafkan kesalahan, namun tidak bisa melupakannya.

2.2.12. Komunikasi Bukan Panasea untuk Menyelesaikan Berbagai


Masalah
Banyak persoalan dan konflik antar manusia disebabkan oleh
masalah komunikasi. Namun komunikasi bukanlah panasea (obat mujarab)
untuk menyelesaikan persoalan atau konflik itu, karena persoalan atau
konflik tersebut mungkin berkaitan dengan masalah struktural. Agar
komunikasi efektif, kendala struktur ini harus juga diatasi. Misalnya,
komunikasi antar berbagai etnik, baik antara warga Tionghoa dengan

12
warga pribumi, antara suku Madura dengan suku Dayak di Sambas
(kalimantan), atau antara warga pendatang (bugis dan Makassar) dan
warga pribumi di Ambon, juga tidak akan efektif bila terdapat kesenjangan
ekonomi yang lebar di anta pihak-pihak tersebut, juga bila pihak-pihak
tertentu tidak memperoleh akses atau mengalami diskriminasi dalam
lapangan pekerjaan yang seharusnya juga terbuka bagi mereka. Hubungan
antara warga Tionghoa dan warga pribumi akan semakin efektif bila warga
Tionghoa pun diperbolehkan menjadi pegawai negeri dan anggota TNI,
tidak hanya sebagai pedagang atau pegawai bank Swasta Seperti yang
terjadi selama ini

13
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, baik itu


pesan, ide, dan gagasan, dari satu pihak ke pihak lainnya. Biasanya
aktivitas komunikasi ini dilakukan secara verbal atau lisan sehingga
memudahkan kedua belah pihak untuk saling mengerti. Deddy  Mulyana,
Ph.D membuat istilah baru yaitu prinsip-prinsip komunikasi. Terdapat 12
prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari
definisi dan hakekat komunikasi yaitu :
1. Komunikasi Adalah Proses Simbolik
2. Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi
3. Komunikasi Punya Dimensi Sisi dan Dimensi Hubungan
4. Komunikasi Berlangsung Dalam Berbagai Tingkat Kesengajaan
5. Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu
6. Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi
7. Komunikasi Bersifat Sistemik
8. Semakin Mirip Latar Belakang Sosial-Budaya Semakin Efektiflah
Komunikasi
9. Komunikasi Bersifat Nonsekuensial
10. Komunikasi bersifat Prosesual, Dinamis, dan Transaksional
11. Bersifat Irreversible (tidak dapat diubah)
12. Komunikasi Bukan Panasea untuk Menyelesaikan Berbagai
Masalah

14

Anda mungkin juga menyukai