Anda di halaman 1dari 4

Skenario 4. Kok Tambah Gemuk?

Seorang anak laki-laki, 6 tahun dibawa Orang tuanya ke poli anak RSUD karena bengkak
seluruh tubuh. Keluhan ini sudah muncul sejak 3 hari yang lalu. Menurut ibu, sebenarnya
keluhan tersebut berawal dari sebulan yang lalu, kelopak mata anak tersebut mulai
mengalami pembengkakan dan lambat laun wajah juga tampak bengkak terutama saat
bangun tidur. Anak kadang mengeluhkan sesak bernapas bila tidur telentang sehingga
lebih memilih tidur miring. Sebelumnya, pasien tidak mengeluh sesak saat beraktivitas, namun
sesak napas semakin memberat satu hari sebelum masuk RS, sesak terus-menerus sepanjang hari,
sesak sedikit berkurang dengan beristrirahat. Buang air kecil menjadi jarang dan sedikit, serta
urin yang keluar tampak berbusa, namun warna tidak seperti teh ataupun bewarna merah.
Berat badan anak menjadi naik dan terlihat gemuk dengan perut tampak buncit. Riwayat
batuk pilek, dan nyeri tenggorokan sebelumnya disangkal. Dokter melakukan pemeriksaan fisik,
dan didapatkan Keadaan umum : Tampak sakit sedang, kesadaran komposmentis, Berat Badan :
32 kg Tinggi badan : 134 cm, Tanda vital : Tekanan darah : 110/80 mmHg, Frekuensi nadi : 86
x/menit, Frekuensi respirasi : 30 x/menit, Suhu badan : 360C, sklera ikterik (-). Pemeriksaan
Jantung : BJ I-II, Normal reguler, tidak ada murmur maupun gallop. Pemeriksaan paru : suara
dasar paru vesikuler, terdapat ronkhi basah halus basal bilateral, tidak ada wheezing.
Abdomen : buncit, tegang, hepar, lien, ginjal sulit dinilai, ballottement sulit dinilai, bising
usus normal, shifting dullness positif. Ekstremitas : akral hangat, edema pitting bilateral.
Dokter kemudian meminta pemeriksaan urin, profil lipid, dan albumin serta rontgen
thorax. Namun sebelumnya dokter menanyakan apakah orangtua memiliki asuransi kesehatan
atau tidak.

STEP 1

STEP 2

1. Mengapa bisa terjadi pembengkakan?


2. Mengapa bisa mengalami sesak nafas?
3. Mengapa buang air kecil sedikit dan berbusa?
4. Mengapa berat badan naik?
5. Interpretasi pemeriksaan fisik?
6. Mengapa dokter meminta dilakukan pemeriksaan urin, profil lipid dan albumin serta
rontgen thorax?
7. Mengapa dokter menanyakan keluarga memiliki asuransi kesehatan atau tidak?
8. Apa yang terjadi pada pasien?

STEP 3

1. Mengapa bisa terjadi pembengkakan?


Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang timbulnya edema pada sindrom
nefrotik. Underfilled theory merupakan teori klasik tentang pembentukan edema. Teori ini berisi
bahwa adanya edema disebabkan oleh menurunnya tekanan onkotik intravaskuler dan
menyebabkan cairan merembes ke ruang interstisial. Adanya peningkatan permeabilitas kapiler
glomerulus menyebabkan albumin keluar sehingga terjadi albuminuria dan hipoalbuminemia.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu fungsi vital dari albumin adalah sebagai penentu
tekanan onkotik. Maka kondisi hipoalbuminemia ini menyebabkan tekanan onkotik koloid
plasma intravaskular menurun. Sebagai akibatnya, cairan transudat melewati dinding kapiler
dari ruang intravaskular ke ruang interstisial kemudian timbul edema.

Menurut teori lain yaitu teori overfilled, retensi natrium renal dan air tidak bergantung pada
stimulasi sistemik perifer tetapi pada 16 mekanisme intrarenal primer. Retensi natrium renal
primer mengakibatkan ekspansi volume plasma dan cairan ekstraseluler. Overfilling cairan ke
dalam ruang interstisial menyebabkan terbentuknya edema.
Pasien datang dengan keluhan bengkak. Ada beberapa penyakit yang dapat
menyebabkan bengkak diantaranya adalah kelainan ginjal, penyakit jantung, hati, alergi
dan malnutrisi . Pada penyakit jantung bengkak diawali dari kedua tungkai karena venous
return yang berkurang dikarenakan gangguan aliran balik ke jantung, pengaruh gaya
gravitasi dan tahanan perifer pada tungkai yang tinggi teruma fossa poplitea dan inguinal.
Selanjutnya adalah organ hepar. Bengkak ini diawali dari perut dikarenakan fibrosis pada
hepar yang mengakibatkan bendungan sehingga venous return berkurang dan terjadi
hipertensi porta, penurunan sintesis protein sehingga terjadi hipoalbuminemia yang
menurunkan tekanan osmotik intravaskular yang menyebabkan terjadinya ekstravasasi
cairan. Lalu alergi juga dapat menyebabkan bengkak tetapi hanya pada tempat tertentu
yang sifatnya non pitting edema dan tidak berlangsung lama. Selanjutnya malnutrisi,
bengkak terjadi diseluruh tubuh tanpa penyebab yang jelas biasanya pada kwashiorkor
atau marasmus kwashiorkor. Pada kelainan ginjal bengkak dimulai dari kelopak mata.
Hal ini dikarenakan pengaruh gaya gravitasi. Kelopak mata merupakan jaringan yang
banyak mengandung jaringan ikat longgar.
Edem Pada pasien ini bengkak dimulai dari kelopak mata yang berlanjut hingga terjadi edema
pada seluruh tubuh. Hal ini menunjukan bahwa bengkak pada pasien ini mengarah pada
kelainan ginjal. Untuk membantu menegakkan diagnosa maka dibutuhkan pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan laboratorium darah lengkap, kimia darah dan urin lengkap.
2. Mengapa berat badan membesar, kencing sedikit dan berbuih, dan sesak nafas?
Pada umumnya sindrom nefrotik mengenai pasien berumur kurang dari 6 tahun pada
waktu onset pertama kalinya. Gejala yang timbul influenza-like syndrome,
pembengkakan periorbita dan oligouria atau anuria. Selama beberapa hari, udem akan
bertambah jelas pada seluruh tubuh (anasarka). Adanya distensi abdomen dapat
disebabkan oleh asites. Ketidaknyamanan pada perut, nyeri pada perut yang menetap
perlu dipikirkan adanya peritonitis bakteri sebagai komplikasi yang mengancam nyawa.
Adanya riwayat batuk dan sesak napas dapat diindikasikan adanya efusi pleura (Trihono
dkk, 2012). Ketika sudah terdapat efusi pleura dapat timbul gejala sesak napas. Asites
dan sesak napas sering menyebabkan anak menjadi rewel, tidak mau makan, tampak
lemah, nyeri perut, dan gejala lain. Protein yang terdapat dalam urin menyebabkan urin
menjadi berbuih. Gejala lain yang dapat timbul namun jarang terjadi misalnya hipertensi,
hematuria, diare, dan lain-lain. Pada sindrom nefrotik sekunder akan disertai gejala
penyakit dasarnya.
3. Interpretasi pemeriksaan fisik?
4. Mengapa dokter meminta dilakukan pemeriksaan urin, profil lipid dan albumin serta
rontgen thorax?
5. Mengapa dokter menanyakan keluarga memiliki asuransi kesehatan atau tidak?
6. Apa yang terjadi pada pasien?

STEP 4

STEP 5

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai

  • Pakar Blok 5.1
    Pakar Blok 5.1
    Dokumen28 halaman
    Pakar Blok 5.1
    syihab
    Belum ada peringkat
  • Visi Misi Puskesmas
    Visi Misi Puskesmas
    Dokumen2 halaman
    Visi Misi Puskesmas
    syihab
    Belum ada peringkat
  • BAB II Kamis
    BAB II Kamis
    Dokumen66 halaman
    BAB II Kamis
    syihab
    Belum ada peringkat
  • Rada
    Rada
    Dokumen1 halaman
    Rada
    syihab
    Belum ada peringkat
  • Paruuuuuuuuuuuuuu
    Paruuuuuuuuuuuuuu
    Dokumen2 halaman
    Paruuuuuuuuuuuuuu
    syihab
    Belum ada peringkat
  • Bugy
    Bugy
    Dokumen1 halaman
    Bugy
    syihab
    Belum ada peringkat
  • Step 11
    Step 11
    Dokumen1 halaman
    Step 11
    syihab
    Belum ada peringkat
  • Step 77777
    Step 77777
    Dokumen1 halaman
    Step 77777
    syihab
    Belum ada peringkat
  • Tutor 2.2
    Tutor 2.2
    Dokumen1 halaman
    Tutor 2.2
    syihab
    Belum ada peringkat
  • Sopi
    Sopi
    Dokumen2 halaman
    Sopi
    syihab
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen1 halaman
    2
    syihab
    Belum ada peringkat
  • Blok 13
    Blok 13
    Dokumen18 halaman
    Blok 13
    syihab
    Belum ada peringkat
  • BLOK 13 2.1 Dhin Syihabudin
    BLOK 13 2.1 Dhin Syihabudin
    Dokumen12 halaman
    BLOK 13 2.1 Dhin Syihabudin
    syihab
    Belum ada peringkat
  • Dhin Kirim Cophie
    Dhin Kirim Cophie
    Dokumen3 halaman
    Dhin Kirim Cophie
    syihab
    Belum ada peringkat
  • Rekap Tahsin Kelompok L2
    Rekap Tahsin Kelompok L2
    Dokumen4 halaman
    Rekap Tahsin Kelompok L2
    syihab
    Belum ada peringkat