Gangguan depresi berat masih berada di urutan prevalensi seumur hidup tertinggi
dari gangguan psikiatri (Kaplan & Sadock’s, 2015). Usaha bunuh diri terjadi hingga 50%
pasien dengan gangguan bipolar, dan 10 hingga 19% individu dengan gangguan bipolar I
bunuh diri (Wells et al., 2015). Tingkat prevalensi seumur hidup untuk depresi berat
adalah 5 sampai 17 persen.
Faktor Resiko
Faktor genetik
Penyebab gangguan bipolar sampai saat ini belum dapat diketahui dengan pasti (Jiwo,
2012). Data keluarga menunjukkan bahwa apabila dari salah satu orang tua memiliki
gangguan mood, seorang anak akan memiliki risiko antara 10 dan 25 persen mewarisi
gangguan mood. Jika kedua orang tua terkena bipolar, risiko ini berpengaruh besar
terhadap anaknya.
Faktor Biokimia
Faktor Psikososial
Faktor Kognitif
Dalam teori kognitif, pikiran dan kepercayaan negatif dipandang sebagai
penyebab utama depresi. Pikiran pesimis dan self-critical bisa menyiksa
orang dengan depresi. Teori Aaron Beck dan teori keputusasaan keduanya
menekankan jenis pemikiran negatif ini. Teori ruminasi menekankan
kecenderungan untuk memikirkan suasana hati dan pikiran negatif (Kring
et al., 2012).
Faktor Hopelessness
Menurut teori ini pemicu depresi yang sangat buruk adalah keputusasaan
yang dapat diartikan dengan gejala penurunan kesedihan, motivasi, bunuh
diri, penurunan energi, retardasi psikomotor, gangguan tidur, konsentrasi
yang buruk, dan kognisi negatif (Kring et al., 2012). Teori ini menekankan
bahwa perbaikan depresi bergantung pada pembelajaran pasien yang dapat
menguasai kontrol dan lingkungan.
Episode mania periode yang tidak normal dan terus-menerus meningkat, expansive, dan
mudah tersinggung. Berlangsung setidaknya 1 minggu, selama seharian, dan terjadi hampir
setiap hari (atau beberapa durasi memerlukan perawatan di rumah sakit). Selama periode
gangguan mood, tiga (atau lebih) gejala berikut berada pada tingkat sigifikan dan mewakili
perubahan yang nyata dari perilaku biasa:
Epidode hipomania periode yang tidak normal dan terus menerus meningkat, expansive,
atau mudah tersinggung, berlangsung setidaknya selama 4 hari berturut-turut dan selama
seharian, serta terjadi hampir setiap hari. Selama periode gangguan mood, serta peningkatan
energi dan aktivitas, tiga (atau lebih) gejala berikut telah ada, menggambarkan perubahan nyata
dari perilaku biasanya, dan telah hadir untuk tingkat yang signifikan:
b. Menurunnya kebutuhan untuk tidur (misalnya merasa cukup istirahat setelah 3 jam
tidur).
c. Lebih banyak bicara dari biasanya, atau ada tekanan untuk terus berbicara.
Episode depresi mayor lima (atau lebih) dari gejala berikut telah ada setiap hari selama
periode 2 minggu yang sama dan menggambarkan perubahan dari fungsi sebelumnya; setidaknya
salah satu gejala adalah perasaan depresi atau kehilangan minat atau kesenangan:
a. Perasaan depresi yang terjadi sepanjang hari, diindikasikan dari laporan subjektif (misalnya
perasaan sedih, kosong, atau putus asa) atau pengamatan dari orang lain (misalnya keluar air
mata).
b. Berkurang secara nyata ketertarikan akan semua hal, atau hampir semua aktivitas sepanjang
hari.
c. Penurunan berat badan yang signifikan ketika tidak diet (misalnya perubahan lebih dari 5%
berat badan dalam sebulan), atau penurunan atau peningkatan selera makan hampir setiap hari. d.
Insomnia atau hypersomnia hampir setiap hari.
e. Agitasi psikomotorik atau keterbelakangan mental hampir setiap hari (diamati oleh orang lain,
tidak hanya perasaan subjektif akan kegelisahan).
Episode hipomenia periode yang tidak normal dan terus menerus meningkat, expansive, atau
mudah tersinggung, berlangsung setidaknya selama 4 hari berturut-turut dan selama seharian,
serta terjadi hampir setiap hari. Selama periode gangguan mood, serta peningkatan energi dan
aktivitas, tiga (atau lebih) gejala berikut telah ada, menggambarkan perubahan nyata dari
perilaku biasanya, dan telah hadir untuk tingkat yang signifikan:
b. Menurunnya kebutuhan untuk tidur (misalnya merasa cukup istirahat setelah 3 jam tidur).
c. Lebih banyak bicara dari biasanya, atau ada tekanan untuk terus berbicara.
Episode Depresi Mayor Lima (atau lebih) dari gejala berikut telah ada setiap hari selama periode.
Minggu yang sama dan menggambarkan perubahan dari fungsi sebelumnya; setidaknya salah
satu gejala adalah perasaan depresi atau kehilangan minat atau kesenangan:
a. Perasaan depresi yang terjadi sepanjang hari, diindikasikan dari laporan subjektif (misalnya
perasaan sedih, kosong, atau putus asa) atau pengamatan dari orang lain (misalnya keluar air
mata).
b. Berkurang secara nyata ketertarikan akan semua hal, atau hampir semua aktivitas sepanjang
hari.
c. Penurunan berat badan yang signifikan ketika tidak diet (misalnya perubahan lebih dari 5%
berat badan dalam sebulan), atau penurunan atau peningkatan selera makan hampir setiap hari.
e. Agitasi psikomotorik atau keterbelakangan mental hampir setiap hari (diamati oleh orang lain,
tidak hanya perasaan subjektif akan kegelisahan).
1. Paling sedikit selama 2 tahun (setidaknya 1 tahun pada anak-anak dan remaja), terdapat
beberapa periode dengan gejala-gejala hipomania yang tidak memenuhi kriteria episode
hipomania, dan beberapa periode dengan gejalagejala hipomania yang tidak memenuhi kriteria
episode depresi mayor.
2. Terjadi selama periode 2 tahun (setidaknya 1 tahun pada anak-anak dan remaja), periode
hipomania dan depresi terjadi paling tidak setengah waktu dan individu tidak pernah bebas dari
gejala-gejala selama lebih dari 2 bulan pada satu waktu.
3. Tidak pernah sesuai dengan kriteria untuk episode depresi mayor, mania, atau hipomania.
5. Gejala-gejala tidak melibatkan efek psikologi yang disebabkan oleh substansi/zat (misalnya
penyalahgunaan obat, pengobatan) atau kondisi medis lain (misalnya hipertiroidism).
6. Gejala-gejala menyebabkan tekanan klinis secara signifikan atau kerusakan dalam fungsi
sosial, pekerjaan, atau fungsi dari aspek penting lainnya.
Pasien dengan gangguan bipolar memiliki risiko tinggi melakukan bunuh diri. Di
Amerika Serikat pada tahun 1990-an, sekitar 25% - 50% orang dengan gangguan bipolar
melakukan percobaan bunuh diri, dan 11% diantaranya benarbenar bunuh diri (Stephen et
al 2012).
Pasien gangguan Bipolar I memiliki prognosis yang lebih buruk dari pasien
gangguan depresi. Dalam dua tahun setelah episode awal, sebanyak 40% - 50% dari
pasien mengalami serangan mania. Hanya 50% - 60% dari pasien gangguan Bipolar I
yang mendapat litium untuk mengatasi gejala. Sekitar 7% dari pasien tersebut mengalami
gejala tak terulang, 45% dari pasien mengalami lebih dari satu episode, dan 40% nya
memiliki gangguan persisten (Kaplan, dkk.1996).
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan, H.I., Sadock, B.J. Gangguan Mood dalam Sinopsis Psikiatri. Tangerang :
Binarupa Aksara; 2010
2. Kaplan & Sadock. Synopsis Of Psychiatry: Behavioral Scienes/Cinical/Psychiatri-
Elevent Edition; 2015
3. Ahuja, Niraj. A Short Text Book Psychiatry Seventh Edition. India: Jaypee
Brothers Medical Publishers; 2011
4. Stephen M. Stahl. Stahl’s Essential Psychopharmacology. Prescriber’s Guide, 6th
adition. California. Cambridge University Press; 2017
5. APA (American Psychiatric Association) Practice Guideline For The Treatment
of Patients with Bipolar Disorder Second Edition. American Psychiatric
Publishing; 2010
6. Katzung, et al. Basic & Clinical Pharmacology Twelfth Edition. United States:
The McGraw-Hill Companies, Inc; 2012
7. NIMH (National Institute of Mental Health). Bipolar Disorder in Adults. United
States: Department of Health and Human Service National Institute of Health;
2012
8. Maletic, V dan Raison C. Integrated Neurobiology Of Bipolar Disorder. USA:
Frontiers in psychiatry; 2014
9. Kring, A.M., Johnson, S.L., Davisonm, G.C., and Neale, J..M. Abnormal
Psychology Twelfth Edition. United States: John Wiley & Sons, Inc; 2012